Anda di halaman 1dari 18

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324978395

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PENDIDIKAN

Article · December 2013

CITATIONS READS

0 4,068

1 author:

Muslim Afandi
State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau
22 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

guidance and counseling View project

All content following this page was uploaded by Muslim Afandi on 06 May 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
MELALUI PENDIDIKAN

Oleh:
Drs. Muslim Afandio M.Pd.
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Bimbingan Konseling Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan Mahasiswa Program Doktor Psikologi Pendidikan
Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(+6281 27s4 4sr6)

Abstrak
Kita menyadari bahwa pembangunan karakter bangsa dihadapkan
pada berbagai masalah yang komplelcs.Oleh karena itu semakin banyak orang
menyadari bahwa betapa pentingnya pendidikan kharakter Pendidikan karakter
berarti sebagai usaha sengaja untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas
kemanusiaan yang baik secara obyektrt bukan hanya baik untuk individu
perseorqngan tapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan
karakter ini horus dipahami sebagai upaya penanoman kecerdasan dalam pikiran,
penghayatan dalam bentuk sikap dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang
sesuai dengan nilai luhur yqng menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi
terhadap Tuhannya, diri sendiri, antar sesqme, dan lingkungannyq.
Pendidikan karakter dari sisi substansi dan tujuannnya sama dengan
pendidikan budi pekerti, sebagai sarono untuk mengadakon perubahan secora
mendasar atas individu. Untukmencapaitujuandaripendidikankarakter terdapat
tiga tahapan pendidikan yang ltarus dilalui yaitu: Pertama, Moral Knowing,
Kedua, Moral Loving, dan Ketiga, Moral Doing/Acting. Ketiga tahapan ini perlu
disuguhkan kepada peserta didik melalui cara-cara yong logis, rasional dan
demolcratis, sehingga periloku yang muncul benar-benar sebuah karakter Ada
beberapa dimensi manusia yang secara psikologis dan sosiologis perlu dibahas
dalam kaitannya dengan terbentulcnyo karakter pada diri manusia. Unsur-unsur
tersebut adalah sikap, emosi, kemauan, kepercayaan dan kebiqsaan.
Keyword: Karakter, B angsa, Pendidikan.

362
A. PENDAHULUAN
Kitamenyadari bahwa pemba- bahwa betapa pentingnya pendidikan
ngunan karakter bangsa dihadapkan kharakter. Bahkan Menteri Pendidikan
pada berbagai masalah y ang kompleks. Nasional, Muhammad Nuh menje-
Perkembangan masyarakat yang laskan hal tersebut di berbagai
dinamis sebagai akibat dari globalisasi kesempatan. Sementara itu pada sudut
dara pesatnya kemajuan teknologi yang lain, selama ini telah diakui bahwa
komunikasi dan informasi tentu bangsa Indonesia sebagai bangsa timur,
merupakan masalah tersendiri dalam adalah bangsa yang religious, bangsa
kehidupan masyarakat. Globalisasi yang sanfun, selalu menghorm ati antar
dan hubungan antarbangsa sangat sesama, mengedepankan kejujuran dan
berpengaruh pada aspek ekonomi sifat-sifat mulia lainnya. Oleh karena
seperti perdagangan global yang itu, penyimpangan dari kharakter itu
mengakibatkan berkurang atau dianggap sebagai sesuatu yang tidak
bertambahnya jumlah kemiskinan dan biasa, atau telah keluar dari watak
pengangguran. Pada aspek sosial dan asli yang dimiliki oleh bangsa ini.
budaya, globalisasi mempengaruhi Selanjutnya, semangat itu melahirkan
nilai-nilai solidaritas sosial seperti berbagai kegiatan, seperti diskusi,
sikap individualistik, materialistik, seminar nasional, penulisan buku, dan
hedonistik yang seperti virus akan lain-lain, hingga akhirnya menjadi
berimplikasi terhadap tatanan budaya suatu hal yang urgen bahwa pendidikan
masyarakat Indonesia sebagai warisan karakter memang sangat penting untuk
budaya bangsa seperti memudarnya mendapatkan perhatian bersama.
rasa kebersamaan, gotong royong,
melemahnya toleransi antarumat
beragama, menipisnya solidaritas B. PEMBAHASAI\ ''il .

terhadap sesama, prilaku yang


menyimpang di berbagai kalangan, 1. Sekitar Karakter
korupsi di jajaran pejabat dan
pimpinan, krisis kepercayaan, tawuran Kata character menurut John
antar pelajar, pornografi, M.Echols dan Hassan Shadily
masalah
(1993:107) mempunyai beberapa
persengketaan dan masih " segudang "
masalah yang muncul di negara ini.
arti yaitu (1) watak, karakter,
sifat. Misalanya "watak baik";
Berkaitan dengan masalah di atas,
(2) Peran. Makna ini digunakan
maka dalam perspektif pendidikan,
dalam bermain sandiwara, film dan
kini semakin banyak orang menyadari
sejenisnya;(3) Huruf. Misalnya,

363
sebuah artikel memiliki sekitar positif. Karena itu, ia berkaitan
4.000 karakter. Mencermati tiga sangat erat dengan kalbu. Bisa saja
arti kata cltaracter itu, maka dalam seseorang memiliki pengetahuan
tulisan ini penulis menggunakan yang dalam, tetapi tidak memiliki
makna yang pertama yaitu watak, karakter terpuji. Sebaliknya,
karakter dan sifat. Menurut (Ditjen bisa juga seseorang yang amat
Mandikdasmen - Kementerian terbatas pengetahuannyU namun
Pendidikan Nasional), karakter karakternya amat terpuji. Memang
adalah cara berpikir dan ber- ilmu tidak mampu menciptakan
perilaku yang menjadi ciri khas akhlak atau iman , iahanya mampu
tiap individu untuk hidup dan mengukuhkannya, dan karena
bekerjasama, baik dalam lingkup itu pula mengasuh kalbu sambil
keluarga, masyarakat, bangsa mengasah nalar, memperkukuh
dan negara. Individu yang karakter seseorang. Dalam konteks
berkarakter baik adalah individu membangun moral bangsa, maka
yang bisa membuat keputusan dan diperlukan nilai-nilai yang harus
siap mempertanggungjawabkan disepakati dan dihayati bersama
tiap akibat dari keputusan yang ia Disepakati karcna kalau se-
buat. tiap orang diberi kebebasan un-
Menurut Quraish Shihab tuk menentukan nilai itu, maka
dalam (detik news 14 Agustus seorang perampok misalnya,
2012) karakter terbentuk melalui akan menilai bahwa mengambil
perjalanan hidup seseorang. Ia hak orang lain adalah tujuan dan
dibangun oleh pengetahuan, penga- bahwa kekuatan adalah tolok
laman, serta penilaian terhadap ukur hubungan antar masyarakat.
pengalaman itu. Kepribadian dan Ini tentu saja akan merugikan
karakter yang baik merupakan masyarakat bahwa pada akhirnya
interaksi seluruh totalitas manu- merugikan diri yang bersangkutan
sia. Dalam bahasa Islam, ia sendiri. Tetapi di sisi lain, jika kita
dinamai rusyd. Ia bukan saja tidak memberi kesempatan kepada
nalar, tetapi gabungan dari nalar, manusia untuk memilih, maka
kesadaran moral, dan kesucian ketika itu kita telah menjadikannya
jiwa. bagaikan mesin bukan lagi ma-
Karakter terpuji merupakan nusia yang memiliki kehendak,
hasil internalisasi nilai-nilai agama tanggung jawab, dan cita-
dan moral pada diri seseorang yang cita. Manusia harus memiliki
ditandai oleh sikap dan perilaku pilihan, tetapi pilihan tersebut

364
bukan pilihan orang perorang menyentuh dan mengobati bagian-
secara individu, tetapi pilihan bagian dirinya yang sakit, bahkan
mereka secara kolektif. Dari sini lebih memperkuat lagi yang telah
setiap masyarakat secara kolektif kuat.
bebas memilih pandangan hidup, Selanjutnya, karena nilai-
nilai-nlai, dan tolok ukur moralnya nilai yang dihayati membentuk
dan hasil pilihan itulah yang karakter, maka nilai-nilai yang
dinarnai Jati diri bangsa. Dengan dihayati seseorang atau satu bangsa
demikian, jati diri bangsa terkait dapat diukur melalui karakternya.
erat dengan kesadaran kolektif Perubahan yang terjadi pada
yang terbentuk melalui proses yang karakter, bisa j adi karena perubahan
panjang. Memang rumusannya nilai yang dianut atas dasar
clicetuskan oleh kearifan kesadaran mereka, dan bisa juga
the founding fathers bangsa, karena terperdaya atau lupa oleh
tetapi itu mereka gali dari satu dan lain sebab. Dari sini
masyarakat dan karena itu pula diperlukan nation and character
maka masyarakat menyepakatinya. building. Membangun kembali
Jati diri bangsa Indonesia yang kita karakter bangsa mengandung arti
sepakati adalah Pancasila. upaya untuk memperuat ingatan
Nilai-nilai yang telah disepakati kita tentang nilai-nilai luhur yang
itu harus dihayuti, karena harrya telah kita sepakati bersama dan y ang
dengan penghayatan nilai dapat meknjadi landasan pembentukan
berfungsi dalam kehidupan bangsa, dalam hal ini adalah
ini. Hanya dengan penghayatan Pancasila, disamping membuka
karakter dapatterbentuk. Tidak ada diri untuk menerima nilai-nilai
gunanya berteriak sekuat tenaga baru yang tidak bertentangan
atau menulis panjang lebar tentang dengan prinsip-prinsip dasar
nilai-nilai dan keindahannya, jika pandangan bangsa. Inilah yang
hanya terbatas sampai di sana. Ini dapat menjamin keuntuhan Negara
bagaikan seseorang yang memuji- Kesatuan Republik Indonesia,
muji kehebatan obat, tetapi obat serta kelestarian Pancasila sebagai
itu tidak ditelannya sehingga falsafah dan pandangan hidup
tidak mengalir ke seluruh tubuhnya bangsa.
dan tidak menjadi bagian dari Lain halnya dengan pendapat
dirinya. Ia harus menelannya, lalu Abdul Majid (2011:11) karakter
membiarkan darah mengalirkan cenderung disamakan dengan
obat itu ke setruruh tubuhnya, serta personalitas atau kepribadian.

365
Orangyang memiliki karakterberarti lakunya sesuai dengan kaidah
memiliki kepribadian. Keduanya moral. Karakter merupakan sifat
diartikan sebagai totalitas nilai batin yang mempengaruhi segenap
yang dimiliki seseorang yang pikiran dan perbuatannya. Apa
mengarahkan manusia dalam yang seorang pikirkan dan perbuat
menjalani kehidupannya. Totalitas sebenarnya merupakan dorongan
nilai meliputi tabiat, akhlak, budi dari karakter yang ada padanya.
pekerti dan sifat-sifat kejiawaan Dengan adanya karakter (watak,
lainya. Hal senada disampaikan sifat, tabiat, ataupun perangai)
oleh Shimon Philips dalam seseorang dapat memperkirakan
Doni Koesuma A,(2010:80), reaksi-reaksi dirinya terhadap
bahwa karakter diartikan sebagai fenomena yang muncul dalam diri
kumpulan tata ntlai yang menuju ataupun hubungan dengan orang
pada suatu sistem, yang melandasi lain, dalam berbagai keadaan serta
pemikiran, sikap, dan prilaku yang bagaimana mengendalikannya.
ditampilkan. Perilaku tertentu Masih berkaitan dengan
seseorang, sikap atau pikirannya karakter, maka muncul istilah
yang dilandasi oleh nilai tertentu n ati on and ch ar akt er bui I din g y ang
akan menunjukkan karakter menurut Fatchul Mu'in (2011 : 323)
yang dimilikinya. Pengertian adalah istilah klasik dan menjadi
karakter di atas menunjukkan dua kosa kata hampir sepanjang sejarah
makna" Pertama, ia menunjukkan modern Indonesia terutama sejak
bagaimana seseorang bertingkah peristiwa Sumpah Pemuda 1928.
laku, dimana prilaku tersebut Istilah ini mencuat kembali sejak
merupakan manifestasi dari tahun 2010 ketika pendidikan
karakter. Orang yang berprilaku karakter dijadikan sebagai gerakan
tidakjuj ua rakus dan kej am, tentulah nasional pada puncak acara Hari
ia memanifestasikan perilaku/ Pendidikan Nasional 20 Mei 2010
karakter buruk. S ebalikny a, apabila yang dicanangkan oleh presiden
orang berperilaku jrj.n, suka RI. Munculnya pendidikan karakter
menolong tentu orang tersebut ini dilatarbelakangi oleh semakin
memanifestasikan karakter mulia. terkikisnya karakter sebagai bangsa
Kedua, istilah karakter berkaitan Indonesia, dan sekaligus sebagai
dengan dengan personality. upaya pembangunan manusia
Seseorang baru bisa disebut Indonesia yang berakhlak dan
orang yang berkarakter (a person berbudi pekerti yang mulia.
of character) apabila tingkah

366
2. Konsep Dasar Pendidikan Ka- akan intelektual, dan berfikir
rakter logis. Oleh karena itu, penanaman
pendidikan karakter tidak bisa
Menurut Zubaedi, (201 i :1 5)
hanya mentransfer pengetahuan
bahwa pendidikan karakter berarti
atau melatih suatu keterampilan
sebagai usaha sengaja untuk tertentu. penenaman karakter perlu
memljudkan kebajikan, yaitu proses, contoh keteladanan, dan
kuatritas kernanusiaan yang baik pembiasaan atau pembudayaan
secar& obyektif bukan hanya dalam lingkungan peserta didik,
baik untuk individu perseorangan
baik lingkungan sekolah, keluarga
tapi juga baik untuk masyarakat maupun masyarakat termasuk
seea:ra keseluruhan. Raharjo lingkungan exposure media massa.
i2{)10) rnemaknai pendidikan Pendidikan karakter dari sisi
karakter sebagai suatu proses
pendidikan sncara holistik yang substansi dan tujuannnya sama
menghubungkan dimensi moral dengan pendidikan budi pekerti,
sebagai sarana untuk mengadakan
enengan ranah sosiat dalam
perubahan secara mendasar atas
i<ehidtrpan peserta didik sebagai
fondasi bagi terbentuknya generasi
individu. Pengertian budi pekerti
yang berkualitas yang mampu mengacu pada pengertian dalam
hieiup mandiri dan memiliki bahasa inggris diterjemahkan
prinsip suatu kebenaran yang dapat sebagai moralitas. Moralitas
mengandung beberapa pengertian
dipertang gun gj awabkan.
antara lain: adat istiadat, sopan
Pendidikan karakter ini santun dan perilaku. Secara
harus dipahami sebagai upaya
hakiki, budi pekerti berisi nilai-
penanaman kecerdasan dalam
nilai perilaku manusia yang akan
pikiran, penghayatan dalam diukur menurut kebaikan dan
bentuk sikap dan pengamalan keburukannya melalui norrna
dalam bentuk perilaku yang sesuai
agama, norrna hokum, tatakeruma,
dengan nilai luhur yang menjadi
sopan santun dan norma budaya
jati dirinya, diwujudkan dalam dan adat istiadat masyarakat. Budi
interaksi terhadap Tuhannya, pekerti ini akan mengidentifikasi
diri sendiri, antar sesama, dan perilaku positif yang diharapkan
lingkungannya. Nilai-nilai luhur
dapat terwujud dalam perbuatan,
tersebut antara lain kejujuran, perkataan, pikiran, sikap, perasan,
kemandirian, sopan santun, dan kepribadian manusia. Istilah
kemuliaan sosial, kecerdasan karakter juga memiliki kedekatan
berfikir tennasuk kepenasaran

367
dengan etika. Karena umumnya serta didik menjadi manusia
orang dianggap memiliki karakter yang mandiri, kratif,dan
yang baik jika mampu bertindak berwawasan kebangsaan. Kelima,
berdasarkan etika yang berlaku mengembangkan lingkungan
di tengah-tengah masyarakat. kehidupan sekolah sebagai
Franz Magnis Suseno,(l987:4) lingkungan belajar yang aman,
menyebutkan etika adalah sebuah juj,r, penuh kreativitas dan
ilmu bukan ajaran. Penyebutan persahabatn, dan dengan rasa
etika dalam bahasa Yunani kebangsaan yang tinggi dan penuh
dikenal dengan ethos atau ethikos kekuatan.
(etika) yang mengandung arti Menurut Abdul Majid
usaha manusia untuk memakai (2011:113) untuk mencapai tujuan
akal budi dan daya pikirannya dari pendidikan karakter, terdapat
untuk memecahkan masalah tiga tahapan pendidikan yang
bagaimana ia harus hidup kalau dilalui yaitu: Pertama,
harus
menjadi baik. Etika dalam afii Moral Knowing, tahap ini
etimologi diidentikan dengan adalah langkah pertama dalam
moral yang berarti adat atau cara pendidikan karakter. Dalam tahap
hidup. Meskipun etika dan moral ini diorientasikan pada penguasaan
ini sinonim, namun focus kajian pengetahuan tentang nilai-nilai
keduanya dibedakan. Menurut moral, kesadaran moral, penentuan
Said Hamid Hasan, dkk. (2010:7) sudut pandang, logika moral,
Pendidikan karakter secara pengenalan diri dan keberanian
terperinci memiliki lima tujuan. menentukan sikap. Penguasaan
a, mengembangkan potensi
P ert am terhadap enam unsur ini menj adikan
kalbu/nurani/afektif peserta didik peserta didik mampu membedakan
sebagai manusia dan warga Negara nilai-nilai akhlak mulia dan akhlak
yang memiliki karakter bangsa. tercela serta nilai universal, dan
Ke du a, mengembangkan kebiasaan memahami akhlak mulia secara
dan prilaku peserta didik yang logis dan rasional bukan secara
terpuji dan sejalan dengan nilai- doktrin.
nilai universal dan tradisi budaya Kedua, Moral Loving, meru-
bangsa yang religious. Ketiga, pakan penguat aspek emosi
menanamkan jiwa kepemimpinan
manusia untuk menjadi manusia
dan tanggungjawab peserta didik berkarakter. Penguatan ini ber-
sebagai penerus bangsa. Keempat,
kaitan dengan bentuk sikap yang
mengembangkan kemampuan pe-
harus dirasakan oleh siswa.

368
yaitu percaya diri, empati, cinta memberikan kontribusi optimal
kebenaran, pengendalian diri dalam mewujudkan masyarakat
dan kerendahan hati" Tahapan ini yang berketuhanan yang Maha
di maksudkan untuk menumbuhkan Esa, berkemanusiaan yang adil
rasa cinta dan rasa butuh terhadap dan beradab, berjiwa persatuan
nilai-nilai akhXak mulia. Jadi, Indonesia, berj iwa kerakyatan yang
yfrng menjadi sasaran guru adalah dipimpin olehhikmatkebij aksanaan
dinnensi emosi, hati, dan jiwa dalam permusyaw ar alanl perwaki-
bukan kognitif', logika atau akal. lan, berkeadilan sosial bagi seluruh
Ketiga, Moral Doing/Acting, rakyat Indonesia.
rnenlpaka outcome dan puncak Pendidikan merupakan tu-
ketrerhasilan peserta didik dalam lang punggung strategi pembentu-
penCidikan karakter. Wujud kan karakter bangsa. Strategi
dari tahapan ketiga ini adalah pembangunan karakter bangsa
mempraktiklean nilai-nilai akhlak melalui pendidikan dapat dila-
dalam perilaku sehari-hari" kukan dengan pendidikan, pem-
Kotiga tahapan di
atas perlu belajaran, dan fasilitasi. Dalam
disuguhkan kepada peserta didik konteks makro, penyelenggaraan
rnelatrui c&ra-cara yang logis, pendidikan karakter mencakup
rasional dan demokratis, sehingga keseluruhan ke giatan perencanaan,
perilaku yang muncul benar-benar pengorganisasian, pelaksanaan,
sebuah karakter. dan pengendalian mutu yang
melibatkan seluruh unit utama di
3. Strategi Membangun Karakter lingkungan pemangku kepentingan
Bangsa Melalui Pendidikan pendidikan nasional.
Peran pendidikan sangat stra-
Didalam Kebijakan Pemba-
tegis karena merupakan pemba-
nguan Karakter bangsa Pemerintah
ngun integrasi nasional yang kuat.
RI tahun 2010-2015 dijelaskan
Selain dipengaruhi faktor politik
bahwa Pendidikan karakter
adalah usaha sadar dan terencana
dan ekonomi, pendidikan juga
dipengaruhi faktor sosial budaya,
untuk mewujudkan suasana serta
khususnya dalam aspek integrasi
proses pemberdayaan potensi
dan ketahanan sosial.
dan pembudayaan peserta didik
guna membangun karakter Secara makro pengembangan
pribadi danlatau kelompok yang karakter dibagi dalam tiga tahap,
unik-baik sebagai warga negara. yakni perencanaan, pelaksanaan,
Hal itu diharapkan mampu dan evaluasi hasil. Pada tahap

369
perencanaan dikembangkan pe- yang sengaja dirancang untuk
rangkat karakter yang digali, mencapai tujuan pembentulkan
dikristalisasikan, dan dirumuskan karakter dengan menerapkan
dengan menggunakan berbagai kegiatan yang terstruktur. Agar
sumber, antara lain pertimbangan proses pembelajaran tersebut
(1) filosofis: Pancasila, IJUD berhasil guna, peran guru sebagai
1945, dan UU N0.20 Tahun 2003 sosok panutan sangat penting
beserta ketentuan perundang- dan menentukan. Sementara itu
undangan turunannya; (2) teoretis: dalam habituasi diciptakan situasi
teori tentang otak, psikologis, dan kondisidan penguatanyang
pendidikan, nilai dan moral, serta memungkinkan peserta didik
sosial-kultural; (3) empiris: berupa pada satuan pendidikannya,
pengalaman dan praktik terbaik, di rumahnya, di lingkungan
antara lain tokoh-tokoh, satuan masyarakatnya membiasakan diri
pendidikan unggulan, pesantren, berperilaku sesuai nilai dan menj adi
kelompok kultural, dll. karakter yang telah diinternalisasi
Pada tahap implementasi dan dipersonalisasi dari dan
dikembangkan pengalaman belaj ar melalui proses intervensi. Proses
dan proses pembelajaran yang pembudayaan dan pemberdayaan
bermuara pada pembentukan yang mencakup pemberian contoh,
karakter dalam diri
peserta pembelajaran, pembiasaan, dan
didik. Proses inidilaksanakan penguatan harus dikembangkan
melalui proses pemberdayaan secara sistemik, holistik, dan
dan pembudayaan sebagaimana dinamis.
digariskan sebagai salah satu Pelaksanaan pendidikan ka-
prinsip penyelenggaraan rakter dalam konteks makro
pendidikan nasional. Proses ini kehidupan berbangsa dan bernegara
berlangsung dalam tiga pilar Indonesia, merupakan komitmen
pendidikan yakni dalam satuan seluruh sektor kehidupan, bukan
pendidikan, keluarga, dan hanya sektor pendidikan nasional.
masyarakat. Dalam masing-masing Keterlibatan aktif dari sektor-sektor
pilar pendidikan akan ada dua jenis pemerintahan lainnya, khususnya
pengalaman belajar yang dibangun sektor keagarnaan, kesej ahteraan,
melalui dua pendekatan yakni pemerintahan, komunikasi dan
intervensi dan habituasi. Dalam informasi, kesehatan, hukum
intervensi dikembangkan suasana dan hak asasi manusia, serta
interaksi belaj ar dan pemb elajaran pemuda dan olahraga juga sangat

370
dimungkinkan. pada tahapevaluasi Pendidikan karakter dalam
hasil, dilakukan asesmen program kegiatan belajar-m engajar di kelas,
untuk perbaikan berkelanjutan dilaksanakan dengan menggunakan
yang dirancang dan dilaksanakan pendekatan terintegrasi dalam
untuk mendeteksi aktualisasi semua mata pelajarun. Khusus,
karakter dalam diri peserta didik untuk materi pendidikan Agama
sebagai indikator bahwa proses dan Pendidikan Kewargan egaraan
pembudayaan dan pemberdayaan
karakter itu berhasil dengan baik,
- karena memang misinya adalah
mengembangkan nilai dan sikap_
menghasilkan sikap yang kuat, dan pengembangan karakter harus
pikiran yang argumentatif. menjadi fokus utama yang dapat
Pendidikan karakter dalam menggunakan berbagai strategi/
konteks rnilcro, berpusat pada metode pendidikan karakter.
satuan pendidikan secara holistik, Unfuk kedua mata pelajaran
Satuan pendidikan merupakan tersebut, karakter dikembangkan
sektor utama yang secara optimal sebagai dampak pembelajaran dan
mernanfaatkan dan memberdaya_ juga dampak pengiring. Sementaru
kan semua lingkungan belajar itu mata pelajaran lainnya, yang
yang ada untuk menginisiasi, secara formal memiliki misi utama
mernperbaiki, menguatkan, dan selain pengembangan karakter,
menyempurnakan secara terus_ wajib mengembangkan rancangan
menerus proses pendidikan karak- pembelajaran pendidikan karakter
ter di satuan pendidikan. pendi- yang diintegrasikan kedalam
dikanlah yang akan melakukan substansi/kegiatan mata pelajann
upaya sungguh-sungguh dan sehingga memiliki dampak
senantiasa menjadi garda depan pengiring bagi berkembangnya
dalam upaya pembentukan karakter dalam diri peserta didik.
karakter manusia Indonesia yang Lingkungan satuan pendidikan
sesungguhnya. pengembangan perlu dikondisik an agff lingkungan
karakter dibagi dalam empat pilar, fisik dan sosial-kultural satuan
yakni kegiatan belajar-mengajar di pendidikan memungkinkan pa"r-
kelas, kegiatan keseharian dalam peserta didik bersama dengan
bentuk pengembangan budaya warga satuan pendidikan lainnya
satuan pendidikan,. kegiatan ko_ terbiasa membangun kegiatan
kurikuler dan/ atau ekstra kurikuleE keseharian di satuan pendidikan
serta kegiatan kesehaiandi rumah yang mencerrninkan perwujudan
dan masyankat.
karakter yang dituju. pola ini

371
ditempuh dengan melakukan dan akhlak mulia serta keterampi-
pembiasaan dengan pembudayaan lan hidup prima.
aspek-aspek karakter dalam Di lingkungan keluarga dan
kehidupan keseharian di sekolah masyarakat diupayakan agar terj adi
dengan pendidik sebagai teladan. proses penguatan dari orang tual
Dalam kegiatan ko-kurikuler wali serta tokoh-tokoh masyarakat
(kegiatan belajar di luar kelas terhadap perilaku berkarakter mulia
yang terkait langsung pada materi yang dikembangkan di satuan
suatu matapelaj aran) atau kegiatan pendidikan sehingga menjadi
ekstra kurikuler (kegiatan satuan kegiatan keseharian di rumah dan
pendidikan yang bersifat umum dan di lingkungan masyarukat masing-
tidak terkait langsung pada suatu masing. Hal ini dapat dilakukan
mata pelajaran, seperti kegiatan lewat komite sekolah, pertemuan
Kepramukaan, Dokter Kecil, wali murid, kunjungan/kegiatan
Palang Merah Remaja, Pecinta wali murid yang berhubungan
Alam, Liga Pendidikan Indonesia, dengan kumpulan kegiatan sekolah
d11.) perlu dikembangkan proses dan keluarga yang bertujuan
pembiasaan dan penguatan dalam menyamakan langkah dalam
rangka pengembangan karakter. membangun karakter di sekolah, di
Kegiatan ekstrakurikuler da- rumah, dan di masyarakat.
pat diselenggarakan melalui kegia- Dengan prinsip yang sama,
tan olahraga dan seni dalam pendidikan karakter dapat
bentuk pembelajaran, pelatihan, dilakukan pada jalur pendidikan
kompetisi atau festival. Berba- nonformal yang diselenggarakan
gai kegiatan olahraga dan oleh masyarakat, misalnya
seni tersebut diorientasikan kursus keterampilan, kursus
terutama untuk penanaman dan kepemudaan, bimbingan belajar,
pembentukan sikap, perilaku, pelatihan-pelatihan singkat,
dan kepribadian para pelaku baik yang diselenggarakan oleh
olahraga atau seni agar menjadi pemerintah maupun organisasi
manusia Indonesia berkarakter. massa. Demikian pula pendidikan
Kegiatan ekstrakurikuler yang karakter dapat dilakukan pada
diselenggarakan oleh gerakan kegiatan kemasyar akatan lainnya,
pramuka dimaksudkan untuk seperti kegiatan karang taruna,
mempersiapkan generasi muda keagamaan, olahraga, kesenian,
sebagai calon pemimpin bangsa sosial, atau kegiatan pelatihan
yang memiliki watak, kepribadian, penanggulangan bencana alam.

372
Pendidikan nonformal yang memerlukan dukungan penuh
dilaksanakan pada lingkup dunia dari pemerintah yang dalam hal
usaha berbentuk pendidikan ini berada di jajaran Kementerian
dan pelatihan calon pegawai, Pendidikan Nasional. Oleh karena
peiatihan kewirausahaan,pelatihan itu, fasilitas yang perlu didukung
kepemimpinan, dan pelatihan berupa hal-hal sebagai berikut.
keterampilan profesi. pada lingkup
masyarakatpolitik dilakukan b entuk a. Pengembangan kerangka dasar
pelatihan dan kaderasisasi partai, dan perangkat kurikulum; ino_
pelatihan kepemimpinan, pelatihan vasi pembelajaran dan pembu_
etika politik dan pembudayaan dayaan karakter; standardisasi
politik. Sedangkan pada lingkup perangkat dan proses penilaian;
media masa, pendidikan nonformal kerangka dan standardisasi
berupa pelatihan dasar komunikasi, media pembelajaran yang
pelatihan kode etik jurnalistik, dan dilakukan secara sinergis oleh
pemaharnan profesi jurnalis dan pusat-pusat di lingkungan B adan
pelatihan transaksi elektronik. Penelitian dan pengembangan
Pendidikan Nasional.
Pendidikan karakter pada
kegiatan pendidikan dan latihan b. Pengembangan satuan pendidi_
nonformal serta kegiatan kema- kan yang memiliki budaya
syarakatan tersebut dapat diarahkan kondusif bagi pembangunan
untuk menanamkan kepedulian karakter dalam berbagai
sosial, jiwa patriotik,
kejujuran, modus dan konteks pendidikan
dan kerukunan berkehidupan usia dini, pendidikan dasar
dalam masyarakat serta untuk dan menengah, serta pendidi_
mempersiapkan generasi muda kan tinggi dilakukan secara
sebagai calon pemimpin bangsa sistemik oleh semua direktorat
yang memiliki watak, kepribadian, terkait di lingkungan Kemen_
dan akhlak mulia. pendidikan terian Pendidikan Nasional.
karakter pada pendidikan non_ c. Pengembangan kelembagaan
formal dilaksanakan dengan dan program pendidikan non-
pendekatan holistik dan terintegrasi
formal dan informal dalam
pada setiap aspek pekerjaan atau
rangka pendidikan karakter
kegiatan dalam kehidupan sehari_
melalui berbagai modus dan
hari.
konteks dilakukan secara
Strategi pembangunan karakter sistemik oleh semua direktorat
bangsa melalui program pendidikan terkait di lingkungan Direktorat

373
Jenderal Pendidikan Anak Usia kaitannya dengan terbentuknYa
Dini, Nonformal dan Informal. karakterpada diri manusia. Adapun
unsur-unsur tersebut adalah sikap,
d. Pengembangan dan PenYegaran
emosi, kemauan, kepercaYaan dan
kompetensi Pendidik dan tenaga
kebiasaan. Sikap seseorang akan
kependidikan, baik di jenjang
dilihat orang lain dan sikaP itu
pendidikan usia dini, dasar,
akan membuat orang lain menilai
menengah maupun Pendidikan
bagaimanakah karakter orang
tinggi yang relevan dengan tersebut, demikian jngu halnYa
pendidikan karakter dalam emosi, kemauan, kePercaYaan dan
berbagai modus dan konteks
kebiasaan, dan juga konseP diri
dilakukan secara sistemik oleh (self conception).
semua direktorat terkait.
a. Sikap, Sikap seseorang bia-
e. PengembangankarakterPeserta
sanya adalah merupakan ba-
didik di Perguruan tinggi gian karakternya, bahkan
melalui penguatan standar isi
dianggap sebagai cerminan
dan proses, serta komPetensi karakter seseorang tersebut.
pendidiknya unfuk kelomPok
Tentu saja tidak sePenuhnYa
Mata kuliah Pengembangan
benar, tetapi dalam hal tertentu
Kepribadian (MPK) dan Mata-
sikap seseorang terhadaP
kuliah BerkehiduPan Berma-
sesuatu yang ada dihadaqanrrya
syarakat (MBB); Penelitian
menunj ukkan bagaimana karak-
dan pengembangan Pendidikan
ternya.
karakter; pembinaan lembaga
pendidikan tenaga kePendidi- b. Emosi, Emosi adalah gejala
kan; pengembangan dan Pe- dinamis dalam situasi yang
nguatan jaringan informasi dirasakan manusia, Yang
profesional pembangunan ka- disertai dengan efeknya Pada
rakter dilakukan secara sistemik kesadaran, perilaku, dan juga
oleh semua direktorat terkait. merupakan proses fi siologis.

c. Kepercayaan, Kepercayaan me-


4. Unsur, Nilai dan Profil Manusia
rupakan komponen kognitif
Berkarakter
manusia dari faktor sosio-
Menurut Fatchul Mu'in (2011: psikologis. Kepercayaan bah-
168) terdapat beberaPa dimensi wa sesuafu itu "benar" atau
manusia yang secara Psikologis "salah" atas dasar bukti, sugesti
dan sosiologis perlu dibahas dalam otoritas, pengalaman, dan

374
intuisi sangatlah penting untuk kita mengenal diri kita dengan
membangun watak dan karakter mengenal orang lain terlebih
manusia" jadi, kepercayaan itu dahulu. Ciha diri dari orang
memperkukuh eksistensi diri lain terhadap kita juga akan
dan memperkukuh hubungan memotivasi kita untuk bangkit
denga orang lain. membangun karakter Yang
lebih bagus sesuai dengan citra.
d. Kebiasaan dan Kemauan,
Karena pada dasarnya citra
Kebiasaan adalah komponen
positif terhadap diri kita, baik
konatif dari faktor sosiopsi-
dari kita maupun dari orang
kologis. Kebiasaan adalah
lain itu sangatlah berguna.
aspek perilaku manusia
yang menetap, berlangsung
secara otomatis, dan tidak Selanjutnya, berdasarkan kaj i-
direncanakan. Sementara itu, an nilai-nilai agama, norna-noffna
kemauan merupakan kondisi sosial, peraturanlhukum, etika
yang sangat mencenninkan akademik, dan prinsip-prinsip
karakter seseorang. Ada orang HAM, telah teridentifikasi butir-
yang kemauannya keras, yang butir nilai yang dikelompokkan
kadang ingin mengalahkan menjadi lima nilai utama, yaitu
kebiasaan, tetapi juga ada nilai-nilai perilaku manusia dalam
orang yang kemauannya hubungannya dengan Tuhan Yang
lemah. Kemauan erat berkaitan Maha Esa, diri sendiri, sesama
dengan tindakan, bahakan ada manusia, dan lingkungan serta
yag mendefinisikan kemauan kebangsaan. Berikut adalah daftar
sebagai tindakan yang nilai-nilai utama yang dimaksud
merupakan usaha seseorang dan deskripsi ringkasnya:
untuk mencapai tujuan.
1. Nilai karakter dalam hubu-
Konsep Diri (self conception), ngannya dengan Tuhan: reli-
Hal penting lainnya yang gius; pikiran, perkataan dan
berkaitan dengan (pembangu- tindakan seseorang yang diu-
nan) karakter adalah konsep payakan selalu berdasarkan
diri. Proses konsepsi diri pada nilai-nilai ketuhanan danl
merupakan proses totalitas, atau alaran agamanya.
baik sadar maupun tidak sadar,
tentang bagaimana karakter
2. Nilai karakter dalam hubu-
ngannyq dengan diri sendiri
dan diri kita dibentuk. Dalam
(personal) a.Jujur b. Bertang-
proses konsepsi diri, biasanya

375
gung jawab c. Bergaya hidup kualitas adalah manusia yang
sehat d. Disiplin e. Kerja keras mampu mengaktualisasikan diri,
f. Percaya diri g. Berjiwa yaitu manusia yang memiliki
wirausaha h. Berpikir logis, karakteristik sebagai berikut:
kritis, dan inovatif i. Mandiri a. Dapat menerima dirinya, orang
j. Ingin tahu k. Cinta ilmu.
lain dan lingkungan sekitar
3. Nitai karqkter dalam hubu- b. Berpandangan realistic
ngannyl dengan sesqme
: a.Sadar akan hak dan c. Tudak bersikap pasrajh (pasif)
kewajiban diri dan orang lain, d. Berorientasi pada problem-
b. Patuh pada aturan-aturan problen eksternal
sosial c. Menghargai karya dan e. Mengapresiasi kebebasan dan
prestasi orang lain d. Santun e. kebutuhan akan spesialisasi
Demokratis.
f. Berkepribadian independen dan
4. Nilai karakter dalam hubu- bebas dari pengaruh orang lain
ngqnnya dengan lingkungan g. Mengaprera segala sesuatu
: a. Penduli social dan lingku- secara progresif, tidak terjebak
ngan, b. Nilai kebangsaan padapola-pola baku
c. Nasionalis d. Menghargai
keberagaman kriteri
h. Integratif dan akomodatif ter-
hadap semua kalangan

i. Hubungan dengan orang lain


Selanjutnya, NgainunNa'im, sangat kuat dan mendalam,
(2012: 60-61) mengatakan bahwa bukan sekedar formalitas
rumusan manusia berkarakter juga j. Arah dan norma demokratisnya
sangat beragam, tetapi secara diliputi oleh sikap toleran dan
substansi sebanarnya berada sensitivitasnya
dalam muara yang sama yaitu
nilai-nilai kebijakan. Begitu k. Tidak mencampuradukkan an-
tara sarana dan tujuan
pula Abraham Maslow dalam
Ngainun Na'im (2012:60-61) 1. Gemar mencipta, berkreasi
memang tidak secara eksplisit dan menemukan penemuan-
penemuan dalam skala besar
mengguakan istilah karakteE tetapi
formulanya tentang manusia m. Menentang ketaatan dan ke-
yang berkualitas selaras dengan patuhan buta terhadap budaya
criteria manusia berkarakater. n. Berjiwa riang secara filsufis,
Menurutnya manusia yang ber- tidak bermusuhan

376
C. KESIMPIILAN
Karakter dapat dimaknai cara mengabaikan peran dan kebijakan
berpikir dan berperilaku yang manjadi pendidikan di suatu negara tersebut.
kebiasaan individu dalam kehidupannya Untuk itu tidak salah ketika dikatakan
dan menetap menjadi ciri khas dari bahwa pendidikan karakter merupakan
pribadi tersebut. Hal yang tidak bisa sebuah pendekatan pendidikan yang
dipungkiri bahwa pembentukan menekankan pada aspek penerapan
karakter ini antara lain dipengaruhi nilai-nilai kedalam implementasi setiap
dan sejalan dengan pola pendidikan aspek pendidikan. Pendidikan karakter
yang diterima oleh individu. Untuk itu semestinya terarah dan terinternalisasi
masalah pernbentukan karakter pada pada pengembangan kultur edukatif
tataran suatu negara yang menyangkut yang mengarahkan anak didik untuk
falsafah dan pandangan hidup, menjadi pribadi yang integral, mandiri,
tidak akan terlepas dan tidak akan berkualitas dan bermatabat. Semoga,
amin.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Madjid, (2011) Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung :

Rosdakarya

Doni Koesuma A, (2010) Pendidikan Karakter: Strategi mendidika anak di


Zamsn Global, Jakarta: Grasindo
Fatchul Mu'in, (2011), Pedidikan Karakter Kontruksi Teoritik dan Praktek.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Franz Magnis Suseno, (1987), Etika Dasari Jakarta: Pusat Filosof

Muslich Masnur,(2011), Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis


Mul ti dim ens io nal, J akarta: Bumi Aksara
Ngainun Naim, (2012), Cltaracter Building, Optimalisasi Peran Pendidikan
d al am P engemb qng an I lmu dan P emb entukan Kar akt er b angs a, Jogj akarta :
Ar-Ruzz lVedia

377
Raharjo, (2010), Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak
Mulia" dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Balitbang
Kementrian Pendidikan Nasional, Vol.16 No.3
Said Hamid Hasan, dkk. (2010), Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa" Bahan Pelatihan Penguatan Metode Pembelajaran Berdasarkan
Nil ai-nil ai B ongs a, Jakarta: Puskur Balitbang Kemendiknas,

Ztbaedi. (2011), Design pendidikan karakter Jakarta: Prenada Media Group


http ://suaidinmath.wordpress. com/20 12 I l0 I 04 I strategi-pembangunan-karakter-
bangsa-melalui-pendidikan/
hup ://pustaka.pandani.web. idl20 13 I 03 I pengertian-karakter.html

http : I lnew s. detik. c om/re adl2012l08l I4l133 4I4l 19909 67 19801


membangunkarakter-bangsa (diakses tgl 10 Aktober 20L3)

378

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai