Anda di halaman 1dari 16

Volume : 3

Nomor : 2
Tahun : 2018

Nilai-nilai Karakter dalam Novel Hafalan Sholat Delisa

Dwi Masdi Widada


Dosen Universitas Islam Negeri Malang
Surel : widoke_11@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan


pendekatan nilai-nilai pendidikan budaya karakter bangsa. Teknik
pengumpulan data menggunaka metode dokumentasi dan metode telaah teks.
Metode dokumentasi dilaksanakan untuk mengumpulkan, memilah, mengolah,
dan menyampaikan informasi untuk dapat mengkaji data selanjutnya.Analisis
data dilakukan secara analisis isi. validitas data yang digunakan menggunakan
trianggulasi data untuk mengumpulkan data yang sama. Artinya data yang sama
atau sejenis akan lebih mantap kebenaranya bila digali dari beberapa sumber
data yang berbeda. Novel HSD ditinjau dari strukturnya menceritakan
kehidupan seseorang dari awal sampai meninggal, tema dalam novel ini banyak
mengangkat tentang tema motivasi pendidikan dn hidup, rasa kemanuasiaan
yang terekam sikap rasa simpati dan empati terhadap sesama. Peristiwa dalam
novel ini terjadi di LhokNga dengan alur yang digunakan dalam novel maju.
Amanat dalam novel ini adalah pentingnya hafalan bacaan shalat, sikap sabar
dalam menghadapi cobaan apa pun, selalu bersyukur kepada Tuhan dalam
keadaan suka dan duka. Kebutuhan aktualisasi diri dalam novel ditunjukkan
adanya keinginan dalam diri tokoh untuk selalu mengaktualisasikan setiap cita-
cita dan keinginannya untuk menghafalkan bacaan shalat dengan sempurna.
Novel HSD sarat akan nilai pendidikan untuk pembacanya, terdiri dari nilai
pendidikan agama yang menjelaskan hubungan manusia dengan Tuhannya,
nilai moral yang mengatur baik buruknya perilaku manusia dalam
hubungannya dengan sesama, nilai pendidikan sosial yang menunjukkan rasa
peduli antar manusia satu dengan yang lain sesuai peranannya sebagai makhluk
sosial; dan nilai pendidikan budaya bangsa yang menunjukkan kebiasaan dan
cara pandang masyarakat dalam menjalani kehidupan.

Kata kunci : nilai karakter, pendidikan berbudaya, dan toleransi


22| | Vol 3 No 1 Tahun 2018

Abstract

This research is a descriptive qualitative research with approach of cultural


character education. Technique of collecting data using method of documentation
and method of study of text. Documentation method is carried out to collect, sort,
process, and convey information to be able to review the next data. Data analysis
is done by content analysis. the validity of data used using triangulation of data to
collect the same data. This means that the same or similar data will be more
steady kebenaranya when extracted from several different data sources. HSD
novel in terms of its structure tells the life of a person from the beginning to death,
the theme in this novel is much raised about the theme of educational motivation
and life, a sense of kemanuasiaan recorded the attitude of sympathy and empathy
towards each other. The events in this novel occur in LhokNga with the grooves
used in the advanced novel. The mandate of this novel is the importance of rote
recitation, patience in the face of any trials, always thanking God in circumstances
of joy and sorrow. The need for self-actualization in the novel shows the desire in
the character to always actualize every aspiration and desire to memorize the
prayer read perfectly. The novel HSD is full of educational value for its readers,
consisting of religious education value that explains the human relationship with
God, the moral values that regulate the good of human behavior in relation to
others, the value of social education that shows the caring of human beings with
each other according to its role as social beings; and the value of the nation's
cultural education that demonstrates the habits and perspectives of people in
living their lives.

Keywords: character values, cultured education, and tolerance

A. PENDHULUAN karena bukan hanya menimpa kalangan


Gejala kemerosotan moral dewasa orang dewasa dalam berbagai jabatan,
ini sudah benar-benar mengkhawatirkan. kedudukan dan profesinya, melainkan
Kejujuran, keadilan, sikap tolong- juga telah menimpa kepada pelajar tunas-
menolong dan kasih sayang sudah tunas muda yang diharapkan dapat
tertutup oleh penyelewengan, penipuan, melanjutkan perjuangan membela
penindasan, saling menjegal dan saling kebenaran, keadilan dan perdamaian masa
merugikan. Kemerosotan nilai-nilai depan.
semacam ini merupakan kemerosotan Pendidikan budaya dan karakter
mental yang sudah mengagar jauh-jauh bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang
hari. Banyak terjadi adu domba dan fitnah, mengembangkan nilai-nilai budaya dan
menjilat, menipu, mengambil hak orang karakter bangsa pada diri dan peserta
lain sesuka hati dan perbuatan-perbuatan didik sehingga mereka memiliki nilai dan
maksiat lainnya. Kemerosotan moral yang karekter dirinya, menerapkan nilai-nilai
demikian itu lebih mengkhawatirkan lagi tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai
Nilai-nilai Karakter. . . | 23

anggota masyarakat dan warganegara baik dan buruknya manusia sangat


yang religius, nasionalis, produktif dan ditentukan oleh akhlaknya.2 Oleh karena
kreatif1. Berdasarkan pengertian di atas itu, dalam kehidupan sehari-hari manusia
bahwa karakter adalah kualitas kekuatan tidak dapat melepaskan diri dari
mental atau moral, akhlak atau budi ketentuan-ketentuan yang mengatur atau
pekerti individu yang mempunyai menilai baik dan buruknya atau benar dan
kepribadian khusus sehingga berbeda salahnya perbuatan yang mereka
dengan individu-individu lain. Pendidikan kerjakan. Ketentuan tentang baik dan
karakter lebih mengutamakan buruknya atau benar dan salahnya suatu
pertumbuhan moral individu yang ada perbuatan diperlukan agar kehidupan
dalam lembaga pendidikan dengan manusia sehari-hari berjalan dengan baik,
memperlihatkan jati diri yang bermoral. karena ada aturan-aturan yang
Belakangan ini kita banyak mengikatnya. Dengan demikian akhlak
mendengar keluhan orang tua, ahli dan manusia merupakan suatu yang
pendidik dan orang-orang yang menyatu dan tidak dapat dipisahkan
berkecimpung dalam bidang agama dan selama manusia masih hidup.
sosial, berkenaan dengan ulah perilaku Akhlak yang dimiliki oleh manusia
remaja yang sukar dikendalikan, nakal, bukan merupakan suatu yang dibawa
keras kepala, berbuat keonaran, maksiat, sejak lahir dan bukan pula merupakan
tawuran, mabuk-mabukan, pesta obat- suatu yang bersifat tetap, tetapi suatu
obat terlarang. Nilai-nilai budaya maasih yang dapat berubah, berkembang dan
belum tertanam. Bahkan melakukan harus dibentuk melalui proses dan waktu
pembajakan, pemerkosaan pembunuhan yang cukup lama. Apabila akhlak yang baik
dan penyimpangan tingkah laku lainnya. sudah terbentuk pada diri seseorang,
Tingkah laku penyimpangan yang maka akhlak tersebut harus dijaga dalam
ditunjukan oleh sebagian generasi muda kehidupan sehari-hari. Sebab apabila
harapan masa depan bangsa itu dibiarkan, maka akhlak tersebut akan
sungguhpun jumlahnya mungkin hanya dapat hilang dari diri seseorang. Oleh
sepersekian persen dari jumlah pelajar karena itu, perlu adanya sebuah upaya
secara keseluruhan. Sungguh amat untuk tetap menanamkan akhlak yang
disayangkan kredibilitas dunia pendidikan baik bagi manusia.
mulai tercoreng. Semua penyimpangan- Novel ini membahas tentang sikap
penyimpangan yang dilakukan generasi dan perilaku dalam mengatasi persoalan
muda tersebut menunjukkan bahwa kemanusiaan. Kemuliaan akhlak dan budi
kurangnya pendidikan akhlak, karakter pekerti sudah terlihat jelas. Dari latar
berbangsa mulia pada saat ini. Akhlak belakang di atas, maka permasalahan yang
mempunyai kedudukan yang sangat dapat dikaji adalah apa saja nilai-nilai
penting dalam kehidupan manusia. Sebab,
2M. Furqon Hidayatullah and Muhammad
1Kementerian Pendidikan Nasional, Rohmadi, Pendidikan Karakter: Membangun
Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Peradaban Bangsa (Surakarta: Yuma Pustaka,
Bangsa (Jakarta: Depdiknas, 2010). 2010), 35.
24| | Vol 3 No 1 Tahun 2018

karakter yang terkandung dalam novel kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya
Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. dan karakter bangsa. Kebajikan yang
menjadi atribut suatu karakter pada
B. LANDASAN TEORI dasarnya adalah nilai.4 Oleh karena itu
Karya sastra merupakan hasil pendidikan budaya dan karakter bangsa
renungan, baik pengalaman maupun pada dasarnya adalah pengembangan
imajinasi pengarang. Seorang pengarang nilai-nilai yang berasal dari pandangan
selalu memperhatikan peristiwa hidup hidup atau ideologi bangsa Indonesia,
dan mencari ide-ide yang sesuai dengan agama, budaya, dan nilai-nilai yang
situasi dan kondisi di jamannya. terumuskan dalam tujuan pendidikan
Pengalaman, ide dan gagasan adalah nasional.
bentuk penerapan pengarang dalam Seseorang yang berkarakter
menyesuaikan antara realitas dan karya berarti memiliki kualitas mental menyerap
sastra. nilai-nilai dan keyakinan dengan nilai-nilai
yang dikehendaaki masyarakat agar
Pada dasarnya karya sastra selalu dapaat diimplementasikaan. Pendidikan
memberikan kesenangan pada pembaca karakter sangat penting untuk
sebagaimana yang diungkapkan oleh dilaksanakan baik dalam keluarga,
Horance bahwa seni sastra adalah dulce et masyarakat, sekolah, dan instansi terkait
utile, artinya menyenangkan dan karena bangsa Indonesia telah mengalami
bermanfaat.3 Selain menyenangkan, karya kemrosotan mental.
sastra juga bermanfaat bagi pembacanya.
Sebagai karya sastra yang monumental, C. METODE PENELITIAN
novel dapat menggugah semangat dan Penelitian ini menggunakan
rasa simpati, empati saat membaca dan metode analisis kepustakaan dengan
merenungkan. Ada nilai-nilai estetika pendekatan kualitatif. Analisis ini
tersendiri yang kadang tidak disadari. menitikberatkan pada aspek nilai-nilai
Pendidikan nasional berfungsi karakter yang muncul. Sumber penelitian
mengembangkan kemampuan, memben- ini adalah kajian teks yang ada pada novel
tuk nilai-nilai karakter, dan membentuk Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye.5
peradaban bangsa yang bermatabat dalam Data penelitian diambil dari novel
rangka mencerdaskan bangsa. Hal ini Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Data
sejalan denga tujuan pendidikan nasional tersebut dianalisis baik secara intrinsik
yaitu agar potensi peserta didik dapat maupun ekstrinsik dengan pendekataan
berkembang menjadi manusia yang kualitatif. Kemunculan nilai-nilai karakter
beriman dan bertakwa. Pendidikan pada novel terebut merupakan bagian dari
budaya dan karakter bangsa dilakukan kajian ini.
melalui pendidikan nilai-nilai atau
4 Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya Dan
3Rene Wellek and Austin Warren, Teori Karakter Bangsa.
Kesusastraan, trans. Melani Budianta (Jakarta: 5 Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa (Penerbit

Gramedia Pustaka Utama, 2000), 25. Republika, 2005).


Nilai-nilai Karakter. . . | 25

Metode pengumpulan data kemanusiaan, tentang moral dan


penelitian ini menggunakan metode keagamaan yang pada dasarnya dapat
pustaka atau dokumen. Metode pustaka digunakan sebagai sarana untuk membina
diambil teks yang berasal dari novel. akhlak yang baik.
Analisis ini dikaji berdasarkan kaitan Salah satu karya sastra yang
dengan aspek atau nilai-nilai karakter cukup menarik dari karangan Tere Liye
yang muncul. adalah novel yang berjudul Hafalan Shalat
Teknik analisis data penelitian ini Delisa. Novel yang berlatar belakang
menggunakan teknik analisis deskriptif tsunami berkisah tentang keikhlasan dan
dan teknik analisi isi. Teknik analisis ketulusan seorang gadis kecil bernama
deskriptif adalah suatu teknik analisis Delisa berumur 6 tahun ketika ia
untuk mendeskripsikan makna data kehilangan harta yang dimilikinya. Ia
sehingga menimbulkan kejelasan dan berusaha mendengarkan hatinya,
mudah dipahami oleh pembaca.6 Teknik menyuarakan apa yang dikatakan hatinya.
analisis isi digunakan untuk menganalisis Itulah yang dapat ia lakukan bahkan
isi komunikasi secara sistematik dan mengatakan bahwa Tuhan tidak adil
objektif terhadap semua pesan berupa karena telah mengambil semua yang ia
teks, simbol, gambar yang merupakan miliki (ibu, saudara yang dicintainya). Ia
produk sosial budaya masyarakat sadar hatinya mengatakan tidaklah
setempat. demikian, sehingga ia mengerti tiada
Dalam penelitian ini metode yang tempat baginya untuk berlindung,
dipakai adalah menggunakan kajian meminta bantuan, kecuali pada sebuah
analisis terhadap literatur yang relevan kekuatan di luar dirinya yang menguasai
dengan pokok bahasan . Kajian difokuskan segalanya, yakni Allah SWT.
pada kepad objek penelitian berupa novel Membaca novel ini seolah-olah
dan bahan-bahan dengan menelusuri nilai- pembaca akan terbawa arus. Pembaca
nilai karakter yang tekandung pada novel berada di suatu tempat kejadian tsunami.
Hafalan Shalat Delisa Pembaca dihadapkan pada sebuah
bencana. Terkadang hati merasa iba,
D. PEMBAHASAN menangis, dan sedih terhadap korban-
1. Sekilas tentang Novel Hafalan Shalat korban yang tidak berdosa. Pengarang
Delisa lebih meneteskan air mata saat
Tere liye merupakan salah satu menuliskan kisah fiksi. Ada rasa empati
penulis yang saat ini masih aktif menulis terhadap korban tsunami di Aceh. Novel
karya sastra berupa novel. Karya- ini terinspirasi dan mengisahkan kejadian-
karyanya mengandung sebuah makna kejadian bencana alam di Aceh. Walaupun
yang dapat bermanfaat bagi kehidupan Novel ini fiksi, tetapi ada ketertarikan
manusia. Melalui novelnya Tere Liye bencana tsunami dengan cerita-cerita di
menawarkan berbagai macam nuansa dalamnya. Pada novel Hafalan Shalat
Delisa karya Tere Liye ini banyak
6M. Atar Semi, Metode Penelitian Sastra (Angkasa, mengandung pendidikan akhlak, seperti
1993), 9.
26| | Vol 3 No 1 Tahun 2018

pendidikan akhlak manusia dengan


Tuhannya, pendidikan akhlak manusia 2. Sekilas Tokoh dalam Novel Hafalan
terhadap diri sendiri, pendidikan akhlak Shalat Delisa
terhadap keluarga dan pendidikan akhlak a) Umi Salamah
terhadap sesama manusia. Anak harus Umi Salamah merupakan sosok
mengatakan perkataan yang mulia dan ibu dari empat anak yang sangat patuh
berbuat baik kepada orang tua. dan beribadah. Kesehariannya ia menjahit
pesanan baju tetangga. Hal ini dilakukan
“Dan Tuhanmu Telah untuk mencukupi kebutuhan hidup selama
memerintahkan supaya kamu ditinggal suaminya, Abi Usman. Ia sangat
jangan menyembah selain dia menyanyangi anak-anaknya. Ia harus
dan hendaklah kamu berbuat memperlakukan semua anak-anaknya
baik pada ibu bapakmu dengan dengan adil. Kurangnya kasih sayang
sebaik-baiknya. jika salah terhadap Abinya, ia tutupi dengan selalu
seorang di antara keduanya atau bersama-sama. Ia selalu meluangkan
kedua-duanya sampai berumur waktu pada anak-anaknya sehingga
lanjut dalam pemeliharaanmu, kedekatan antara ibu dan anak menjadi
Maka sekali-kali janganlah kamu bagian dari hidup.
mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah b) Fatimah
kamu membentak mereka dan Fatimah merupakan anak sulung
ucapkanlah kepada mereka dari empat bersaudara. Usianya 16 tahun.
perkataan yang mulia.” (QS. Al- Fatimah menjadi sosok pengembang tugas
Isra’: 23) di rumah. Ia menggantikan Ummi menjaga
adik-adiknya. Fatimah harus menjadi anak
Demikian perintah berakhlak yang dewasa dan menjadi teladan untuk
mulia kepada orang tua sudah sangat jelas. adik-adiknya.
Oleh karena itu, sebagai anak wajib
mengatakan perkataan yang mulia dan c) Aisyah
berbuat baik kepada orang tua. Perbuatan Aisyah merupakan saudara
ini dilakukan setelah bertakwa kepada kembar Zahra. Walaupun kembar, mereka
Allah SWT. Ajaran tentang pendidikan seperti bumi dan langit. Aisyah sangat jahil
akhlak yang terdapat dalam novel Hafalan terhadap saudaranya, terlebih pada Delisa.
Shalat Delisa ini sangat beraneka ragam. Segala tindakan dan perkatannya selalu
Novel ini mengajarkan kita tentang membuat jengkel. Walaupun Aisyah
kemuliaan hidup dan kebaikan berkarakter seperti itu, Ia anak yang baik
antarsesama nmanusia. Media yang dan penurut.
digunakan adalah peristiwa bencana
tsunami. Melalui bencana ini kita dapat d) Zahra
mengahargai, tolong-menoong terhadap Zahra merupakan saudara kembar
sesaman manusia. Aisyah. Lain halnya dengan saudaranya.
Nilai-nilai Karakter. . . | 27

Zahra sangat pendiam sampai tidak diteladani. Kekhusu’an ibadah praktik


beruara jika tidak diminta. Karakter shalat Delisa memberikan pelajaran
seperti itu membuat saura-saudaranya berharga. Bencana tsunami tidak akan
heran. Walaupun Zahra pendiam, Ia tetap menggagalkan kekhusu’an ibadah praktik
anak yang baik dan penurut. shalat Delisa. Nilai-nilai karakter yang
dimunculkan memberikan dampak positif
e) Delisa terhadap antusias pembaca.
Delisa adalah anak bungsu.
Usianya baru 5 tahun. Berbeda dengan a) religius
kakak-kakaknya. Ia mempunyai hobi Religius merupakan sikap dan
bermain bola seperti anak laki-laki. perilaku yang patuh dalam menjalankan
Wajahnya sangat menggemaskan. Ia ajaran agama yang dianut. Kekuatan untuk
sangaat cerdas dan selalu banyak selalu berbuat kebaikan dengan shalat
bertanya. Ia mempunyai pola pikir yang berjamaah dan mengaji. Hal ini dapat
berbeda dengan anak seumurnya. ditunjukkan pada data berikut.

f) Abi Usman Ummi sedang mengaji; mengajari Cut


Sebagai kepala rumah tangga, Abi Aisyah dan cut Zahra. Sedangkan
Usman sangat bahagia. Ia dikaruniai Fatimah membaca Al Qur’an sendiri.
empat anak gadis yang sangat sholehah. Tidak lagi diajari Ummi. Kak Fatimah
Abi Usman bekerja di perusahaan minyak bahkan setahun terakhir sudah khatam
Internasional. Setiap tiga bulan ia baru dua kali. Ini jadwal rutin mereka setiap
pulang. Hari-hari yang panjang untuk habis Shubuh. Belajar ngaji dengan
keluarga dapat dilakukan Abi Usman saat Ummi, meskipun juga belajar ngaji TPA
bulan Ramadhan tiba. Ia dapat mengambil dengan Ustadz rahman di Meunasah.
cuti panjang Delisa sedang memegang
Jus’amma-nya. Terbatah-batah
3. Nilai-nilai Karakter dalam Novel mengeja alif-patah-a; Ia masih
Hafalan Shalat Delisa banyak menguap. Terskantuk-
Novel Hafalan Shalat Delisa kantuk menunggu giliran
merupakan novel yang mengisahkan menghadap Ummi. Menyetor
tentang latar belakang bencana alam bacaan yang sedng diejanya
tsunami di sekitar Aceh. Tokoh utama pelan-pelan.
Delisa turut menjadi korban saat HSD:5
menyelesaikan ujian hafalan sholatnya. Di
pertengahan hafalan tersebut, tiba-tiba air Data tersebut menunjukkan
meluluhlantahkan semua yang ada bahwa kedekatan dan keharmonisan
disekitarnya. Novel tersebut banyak keluarga Umi Salamah. Umi Salamah
memberikan semangat dan motivasi. berkewajiban untuk membimbing anak-
Setelah membaca novel ini, ada nilai anaknya belajar shalat dan mengaji.
karakter yang dapat diambil dan Mereka selalu menyempatkan untuk
28| | Vol 3 No 1 Tahun 2018

mengaji dengan anak-anaknya selesai gadis 6 tahun, diungkapkan pada diri


shalat Shubuh. Shalat Subuh dilaksanakan Ummi Salamah. Rasa sayangnya
secara berjamaah. Kegiatan tersebut diungkapkan Delisa pada ummi karena
dilakukan secara rutin. Fatimah sebagai Allah SWT. Mengatakan rasa sayang dan
anak sulung dapat membantu adik- cinta dengan perasaan jujur itu tidaklah
adiknya. Ummi Salamah menanamkan mudah. Hal ini dilakukan oleh anak seusia
karakter religius kepada anak-anak Delisa. Memang di hati kecil sudah
dengan cara shalat berjamaah dan terbesik jiwa dan karakter jujur, tetapi
membca Al-Quran. Ini menjadi kegiatan kadangkala semakin kita dewasa,
rutin keluarga mereka. perasaan itu selalu saja terhalangi oleh
niat-niat jahat. Ada nilai kejujuran yang
b) jujur muncul dan tertanam sejak kecil. Ummi
Jujur merupakan perilaku yang Salamah sebagai ibu Delisa merasa
didasarkan pada upaya menjadikan terharu, betapa anak kecil yang tidk tahu
dirinya sebagai orang selalu dapat apa-apa dapat merasakaan sifat-sifat jujur.
dipercaya di dalam perkataan, tindakan, Ia mengatakanya dengan polos di depan
maupun pekerjaan. Jujur menjadi modal ibu, dan saudara-saudaranya.
utama dalam lingkungan keluarga Umi
Salama. Hal ini dapat dilihat pada data c) toleransi
berikut. Toleransi merupakan sikap yang
“U-m-m-i...” menghargai perbedaan agama, suku, etnis
“Ya, ada apa, sayang?” pendapat, sikap, dan tindakan orang lain
“Delisa.... D-e-l-i-sa cinta Ummi.... yang berbeda dari dirinya. Toleransi yang
Delisa c-i-n-t-a Ummi karena terjadi pada novel ini merupakan toleransi
Allah!” Ia pelan sekali antarumat beragama. Ada etnis tertentu
mengatakan itu. Kalah oleh yang berusaha ingin membantu secara
desau angin pagi Lhok Nga yang sosial pada etnis lainnya. Hal ini dapat
menyelisik kisi-kisi kamar dilihat pada data berikut.
tengah. Tetapi suara itu
bertenaga. Amat menggetarkan. “Jangan Koh. Saya jadi tidak
Terdengar jelas di telinga kanan enak…. Dulu waktu Fatimah beli
Ummi. Kalimat yang bisa Koh Acan juga hanya mau bayar
meruntuhkan tembok hati. separuh, waktu Zahra dan
Aisyah beli juga…. Kali ini
HSD: 53 biarlah Delisa bayar penuh…..”
“Nggak… Haiya, saya nggak
Data tersebut menunjukkan sikap mungkn pasang harga mahal
polos pada diri seorang anak berrnama kalau buat hadiah hafalan shalat!
Delisa. Sikap ini dilakukan secara sadar Nggak mungkinlah….” Koh Acan
dan tulus. Perkataannya muncul pada hati memperbaiki dupa di atas meja
yang tulus. Kejujuran hati tokoh Delisa, panjangnya, tersenyum
Nilai-nilai Karakter. . . | 29

menyakinkan. Koh Acan 100% Salamah selalu mengerjakan shalat


Konghucu. berjamaah tepat waktu. Hal ini dapat
“Kata Abi Usman dulu, shalat itu ditemukan pada data berikut.
kan untuk amm-mar mak-rup
na-khimhung-khar” Koh Acan “Delisa mau sekarang yang
kesulitan mengeja ujung berdiri dekat Delisa, Kak Zahra
kalimatnya. saja! Atau Kak Fatimah!” Delisa
HSD:20 membujuk Umminya, meminta
perubahan.
Data tersebut menunjukkan sikap HSD:9
toleransi yang terlihat pada hati seorang
Konghucu bernama Koh Acan. Seorang Dari data tersebut menunjukkan
pengikut agamaa nonmuslim merasakan bentuk-bentuk kedisiplinan keluarga
keharmonisan di kota Lhok Nga. Ada sikap dalam mengerjakan sesuatu. Data tersebut
dan rasa saling menghormati terhadap memberikan contoh nilai karakter disiplin
pemeluk agama Islam. Koh Acan adalah dalam mengerjakan shalat. Keluarga Ummi
penjual kalung.. Sikap toleransi antarumat Salamah selalu membiasakan shalat
beragama yang ditanamkan pada Koh berjamaan tepat waktu. Jika ada salah satu
Acan adalah bentuk rasa saling anggota keluarga yang tidak dapat
menghormati. Hal ini dibuktikan dengan menghafal doa-doa shalat, maka ada yang
memasang tarif separuh harga kalung membantu dengaan menyuarakan agar
yang dibeli Ummi Salamah sebagai hadiah terdengar. Delisa adalaah anak bungsu
hafalan shalat. Koh Acah sangat senang yang masih belajar doa-doa shalat. Ia
jika banyak pemuda dapat shalat dengan berusaha menghafalnya. Ia butuh
benar. Jika hal itu dilakukan maka daerah diperhatikan oleh kakak-kakaknya.
Lhok Nga menjadi tentram. Keragaman
agama ini menjadikan rasa toleransi dalam e) mandiri
hidup bermasyarakat. Banyak agama di Mandiri merupakan sikap dan
daerah Aceh walaupun mayoitas daerah perilaku yang tidak mudah bergantung
tersebut beragama Islam. Mereka hidup pada orang lain dalam menyelesaikan
berdampingan, menghormati antar tugas-tugasnya. Nilai kemandirian ini
pemeluknya, dan saling membantu dalam muncul setelah terjadi musibah Tsunami.
bermasyarakat dan bernegara. Banyak penduduk yang kehilangan tempat
d) disiplin tinggal. Mereka harus berbenah diri,,
Disiplin merupakan tindakan yang mandiri, dan tidak bergantung pada orang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh lain seterusnya. Hal ini dapat dilihat pada
pada berbagai ketentuan dan peraturan. data berikut.
Nilai kedisipinan tertanam pada
kepatuhan untuk mengerjakan shalat Selama enam minggu kemudian
tepat waktu secara berjamaah. Hampir Abi memutuskan untuk
dapat dipastikan bahwa keluarga Ummi membangun kembali rumah
30| | Vol 3 No 1 Tahun 2018

mereka. Dengan bahan tahu terhadap sesuatu yang baru bagi


bangunan apa adanya.Hanya Delisa adalah hal yang wajib. Hal ini dapat
berdinding batu bata tanpa dilihat pada data berikut.
diplester, beratap seng bekas
reruntuhan, dan berlantai Bagaimana pula adiknya akan
keramik mereka yang lama. Abi tahu teknik menghafal seperti
dibantu Sersan ahmed dan itu? Mati berarti mati; yaya
pasukaannya, serta penduduk berarti hidup. Delisa mana tahu
Lhok Nga setempat mengerjakan artinya. Delisa baca arabnva saja
rumah tersebut seharian . ribet minta ampun-belum bisa;
baru belajar.
HSD:171 Tetapi Delisa diam saja.
Memikirkan olok-olok Kak
Dari data tersebut salah satu Aisyah barusan
tokoh bernama Abi Usman, salah satu ………………………………………………
warga Aceh yang terkena bencana, ………………………….
kehilangan harta benda walaupun ia saat “ In-na sha-la-ti, wa-nu-su-ki,
kejadiaan tidak berada di Aceh. Abi Usman wa-maa… wa-ma mah-ya-ya…
berada di luar kota. Ia kehilangan rumah, wa-ma ma-ti…”
istri dan anak-anaknya. Ia hanya Hore! Lancar. Delisa nyengir
mempunyai putri satu-satuya bernama senang.
Delisa. “Makasih ya, Kak!” Delisa
Abi Usman ingin mandiri dengan berseru kepada kakaknya.
mendirikan rumah seadanva dari sisa-sisa HSD:13-14
bencana. Ia tidak ingin berada terus-
menerus di posko bantuan. Dengan Dari data tersebut sikap optimis
mantuan warga sekitar, Abi Usman dapat terhadap berbagai persoalan. Delisa
mewujudkan impian mendirikan rumah hampir setiap hari rajin menghafal bacaan
lagi walauun tidak seperti sebelum shalatnya. Ia ingin menyelesaiakan dengan
bencana Tsunami. Ada nilai-nilai mudah saat tes hafalan shalat. Sikap rasa
kemandirian tersendiri terhadap keluarga ingin tahu yang dilakukan Delisa adalah
korban Tsunami yang selamat untuk saat tertukarnya hafalan shalat. Antara
bangkit lagi. Ini bagian dari sikap optimis makna mati dahulu atau hidup dahulu. “In-
untuk mandiri setelah bencana. na sha-la-ti, wa-nu-su-ki, wa-maa… wa-ma
mah-ya-ya… wa-ma ma-ti…”. Walaupun
f) rasa ingin tahu Delisa masih bingung bahasa Arabnya, ia
Rasa ingin tahu merupakan sikap tidak putus asa. Ia tetap berusaha sampai
dan tindakan yang berupaya untuk berhasil. Sambil berpikir Ia pun bisa
mengetahui lebih mendalam dan meluas memutuskan mana yang lebih dahulu
dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan diucapkan.
didengar. Sikap ketekunan dan rasa ingin
Nilai-nilai Karakter. . . | 31

g) semangat kebangsaan dilakukan secara ikhlas demi bangsa dan


Semangat kebangsaan merupakan sikap rasa tolong-menolong.
cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa di h) menghargai prestasi
atas kepentingan diri dan kelompok. Menghargai prestasi merupakan
Bangsa Indonesia merasa terpukul ketika sikap dan tindakan yang mendorong
melihat berita tsunami melanda kawasan dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
barat Indonesia. Ada semacam rasa berguna bagi masyarakat, mengakui, dan
simpati bahkan empati. Perasaan itu juga menghormati orang lain. Bentuk
muncul pada diri manusia yang melihat kepedulian ibu dalam membimbing
perkembangan bencana tsunami. Sikap ini anaknya terkait dengan ajaran-ajaran
juga direspon oleh pejabat tinggi bangsa shalat dan cara menghafal doa-doa shalat.
Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada data Sikap ini dilakukan oleh Ummi Salamah
berikut. terhadap anaknya Delisa.. Hal ini dapat
dilihat pada data berikut.
SBY-JK tergesa memasuki ruang “Bukan, Sayang…. Kan kita sudah
rapat istana. janji, kamu ngak akan pegang
Rapat kabinet super-mendadak. kalungnya sebelum kamu hafal
“ini masalah serius! Kita harus seluruh bacaan shalat! Sebelum
melakukan banyak hal…” lulus dri ujian Bu Guru Bur.”
serentak semua Menteri Ummi berkata tegas.
memasang wajah serius. HSD:22
HSD:88
Dari data tersebut keteguhan hati
Dari data tersebut menunjukkan Ummi Salamah terhadap Delisa. Ada suatu
ada kepedulian serius pemerintah dalam bentuk penghargaan yang diberikan
mengatasi persoalan bencana tsunami. seorang ibu terhadap anaknya atas
Semangat kebangsaan terlihat pada data prestasi. Delisa akan memakai kalung
yang menunjukkan kepedulian pejabat pesanan dengan huruf D sebagai hadiah
tinggi setingkat presiden dan menteri. hafalan shalatnya. Bentuk penghargaan
Mereka langsung menggelar rapat prestasi memberikan sikap bagi Delisa
mendadak. Kepentingaan pribadi dan untuk semangat menghafal bacaan shalat.
golongan harus dikesampingkan. Bencana Kadangkala pikiran Delisa selalu tertuju
tsunami adalah bencana kemanusiaan. pada sebuah kalung. Ummi Salamah harus
Negara butuh bantuan secepatnya. Mereka senantiasa menasihati Delisan. Ia
mengambil langkah-langkah strategis seringkali berbicara kepada Delisa bahwa
demi menyelamatkan umat manusia. janganlah engkau melihat nilai hadiahnya,
Kebijaakan pemerintah ini membawa tetapi keikhlasan dalam menghafal bacaan
dampak bagi dunia. Mereka turut andil shalat. Hadiah bukanlah akhir dari suatu
dalam menyelesaikan bencana alam. keberhasilan.
Apapun yang dapat dilakukannya harus
32| | Vol 3 No 1 Tahun 2018

i) cinta damai j) gemar membaca


Cinta damai merupakan sikap, Gemar membaca merupakan
perkataan, dan tindakan yang kebiasaan menyempatkan waktu untuk
menyebabkan orang lain merasa senang membaca berbagai bacaan yang
dan aman atas kehadiran dirinya. Rasa memberikan kebajikan bagi dirinya. Pada
senang harus dirasakan Delisa karena ia novel ini Delisa tidak henti-hentinya
baru saja terkena bencana. Kakinya menghafal doa shalat untuk ujian
lumpuh, selalu mengingat saudara- dikemudian hari. Ia terus menghafal setiap
saudaranya terutama Ummi. Rasa sedih hari. Waktu yang dipergunakan hanya
pun mulai reda dengan kehadira suster membaawa buku-buku bacaan untuk
Shopi. hafalan shalat. Hal ini dapat dilihat pada
data berikut.
Delisa saat itu sedang bermain ………………………………………………
bersama Suster Shopi, duduk ………….
bersandar di ranjangnya. “ Sub-haa-na-rab-bi-yal a’-la wa-
Memegang dua boneka teddy …waa… bihamdih!”
bear, sekarang diberi pita biru. … “Aduh itu kan bacaan buat sujud,
Shopi hanya tersenyum melihat Delisa!” Fatimah yang juga
gadi kecil di hadapannya begitu sedang belajar bersama-sama
riang bercerita dengan menoleh.
bahasanya. Bermain boneka- ………………………..
bonekaan. Delisa mengulang lagi menghafal
HSD:143 dari bacaan surat pendek.
Takbir. Kemudian bacaan ruku’
Dari data tersebut menunjukkan lagi.
betapa senang dan gembira atas “Sub-haa-na-rab-bi-yal-a… a… a’-
kedatangan suster Shopi. Ia berusaha la wa-bi-ham-dhi!” Ups. Ketukar
menghibur Delisa. Suster Shopi lagi, kan?
memberikan boneka teddy bear kepada Delisa nyengir. Fatimah
Delisa. Boneka tersebut sebagai teman menatapnya sambil tersenyum
bermain, bahkan dianggap sebagai tipis. HSD:24
saudara Delisa. Delisa tinggal sebatang
kara. Ia ditinggal saudara-saudaranya Dari data tersebut menunjukkan
terutama Ummi Salamah. Sementara Abi tokoh yang bernama Delisa selalu
Usman masih berusaha mencari Delisa. menyempatkan membaca buku bacaan
Rumah sakit darurat yang dibuat untuk shalatnya. Ia senantiasa membawa dan
korban tsunami menjadi tempat menghafalkannya. Teguran dan ejekan
sementara yang menyenangkan. Delisa dari kakaknya tidak menyurutkan minat
masih ditinggal di rumah sakit sampai Abi untuk membaca doa hafalan shalatnya.
Usman menjemputnya. Ada semangat pada diri Delisa untuk
menyelesaikan hafalan shalat pada saat tes
Nilai-nilai Karakter. . . | 33

berlangsung. Di samping itu, motivasi Umi akrab. Kepedualian sosial masyarakat


Salamah memberikan hadiah berupa sekitar melihat bencana tsunami langsung.
kalung membuat Delisah tidak henti- Mereka tidak mengenal darimana berasal.
hentinya tetap membaca dan belajar Suku, bangsa, dan bahasa tidak menjadi
menghafal doa shalat. Sikap gemar penghalang. Siapa saja datang menolong
membaca inilah yang harus ditiru agar para korban. Kepedulian terhadap
tidak lupa saat ujian berangsung. lingkungan sudah tertanam pada jiwa
manusia yang peka, selalu bersimpati, dan
k) peduli lingkungan berempati terhadap kerusakan
Peduli Lingkungan merupakan lingkungan. Korban berjatuhan tanpa
sikap dan tindakan yang selalu berupaya memperdulikan status, usia bahkan
mencegah kerusakan pada lingkungan jabatan.
alam sekitarnya dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki Dia tahu, semua pemandangan
kerusakan alam yang sudah terjadi. kemarin sungguh menggetarkan.
Setelah Acah dilanda tsunami Semua kota yang luluh lantah itu
berkepanjangan, maka terihat banyak sepuluh kali lebih menekan
sekali korban berjatuhan. Hal ini dapat dibandingkan pertempuran
dilihat pada data berikut. mereka selama ini. Mayat-mayat
yang bergelimpangan, tanpa
Sore itu mereka mengumpulkan lengan, tanpa tangan, dan lain
ratusan tubuh. Sayangnya tak sebagainya seratus kali lebih
ada satupun yang ditemukan menakutkan dibandingkan
masih bernafas. Tidak ada. mayat-mayat korban muntahan
Bagaimana mungkin keajaiban peluru senjata mereka selama
itu ada? Lhok Nga hampir 80% ini.
musnah. Kalaupun ada yang HSD:105
selamat, karena memang sedang
beruntung berada di manalah. Data tersebut menunjukkan
gambaran kota sekitar Aceh yang sudah
HSD:101 diluluhlantahkan bencana tsunami.
Bencana itu tidak mengenal apa dan siapa
Data tersebut menunjukkan saja. Kondisi kota hancur hanya tersisa
kepedulian terhadap lingkungan yang sebuah masjid. Korban berjatuhan. Kota
terkena bencana tsunami. Indonesia Aceh ibarat kota mati. Hampir tidak ada
bagian barat terutama Aceh tanpa disadari kehidupan pascaterjadi bencana. Kejadian
terkena bencana Tsunami. Bencana saat bencana tsunami lebih besar jika
tersebut seperti halnya bencana-bencana dibandigkan dengan beberapa peperangan
lainnya. Rasa kepedulian yang teramat yang selama ini terjadi. Begitu dahsyatnya
dalam ditunjukkan kepada dunia. Rasa bencana tsunami tersebut. Ada upaya
simpati terutama empati menjadi sangat penelamatan terhadap para korban. Rasa
34| | Vol 3 No 1 Tahun 2018

simpati dan empati kita diuji. Kita sebagai belajar diblahan dunia. Merek telah
insan manusia mulai tergerak hati. Ada mendengar seolah-olah dekat padahal
sikap dan karakter yang muncul secara jarak pemisah adalah lauan dan benua.
tidak sadar. Aku ingin menolong, aku ingin Kepedulian terhadap bencana adalah
menolong. Mungin kata-kata itu terbesit bentuk rasa persaudaraan yang dilandari
dalam jiwa insan manusia yang melihat jiwa kemanusiaan.
kejadian di Aceh.
Ibu Guru Ani tersenyum
l) peduli sosial mengeluarkan selembar kertas
Peduli Sosial merupakan sikap dari amplop, lantas mulai
dan tindakan yang selalu ingin memberi membaca. “ …. Sehari setelah
bantuan pada orang lain dan masyarakat melihat berita itu, kami
yang membutuhkan. Ada banyak lembaga mengumpulkan uang saku
sosial yang menampung bantuan-banuan masing-masing. Ibu Guru yang
kemanusiaan untuk korban bencana mengumpulkannya. Lantas
tsunami. Semua manusia mengetahui mengirimkannya. Lewat transfer
dengan jelas bencana tsunami karena bank ke lembaga sosial. Semoga
informasi begitu cepat. Rasa simpati dan itu membantu teman-teman. …
empati, belasungkawa selalu mengalir Salam hangat dari kami. Teman
tanpa henti. Hal ini dapat dilihat pada data Jauh kalian. Michelle-Margareth,
berikut. dan anak-anak kelas 1
Elementary School Ros The
Pagi ini sebelum mereka Elizabeth. Londin Inggris.”
memulai pelajaran kelas satu HSD:204-205
Elementary School, Michelle dan
Maragaretha berdiri di depan Dari data tersebut menunjukkan
kelas. Memimpin doa teman rasa kepedulian siswa-siswa dari daratan
temannya. Berkata lemah…. Eropa. Mereka berkirim surat pada teman-
“Untuk teman-teman kami di teman seusia di wilaah Acah. Guru Ani
Aceh… Untuk teman-teman kami membacakan secarik kertas yang
di Indonesia… semoga Tuhan bertuliskan rasa simpati dan empati.
selalu menyertai kalian….” Mereka di belahan dunia sudah
HSD:86 mengetahui kejadian bencana tsunami.
Sikap dan kepedulian sosial dibuktikan
Dari data tersebut menunjukkan dengan mengumpulkan sebagian uang
kepedulian manusia terhadap manusia saku dan mentransferkan ke Bank tempat
lain yang telah terkena bencana alam. lembaga sosial. Ada perasaan was-was dan
Ruang dan waktu tidaklah menjadi prihatian. Dalam jiwa mereka rasa empati
penghambat. Sebagai contoh tokoh yang tertanam adalah jika hal ini terjadi di
Michelle dn Margaratetha adalah segelintir daerah saya, maka apa yang harus aku
atau wakil dari siswa-siswi yang sedang lakukan. Itulah landasan berpijak mereka
Nilai-nilai Karakter. . . | 35

untuk merasa saling berbagi terhadap dalam diri seorang gadis kecil. Ia ingin
korban tsunami di sekitar wilayah Aceh. menampakkan jati diri bahwa Delisa
m) tanggung jawab mampu menjalankan semua vang akan
Tanggung jawab merupakan sikap menjadi tanggung jawabnya. Ia berusaha
dan perilaku seseorang untuk khusu’ seperti yang diutarakan ustadz
melaksanakan tugas dan kewajiban yang Rahman. Kekhusu’an inilah membuat
seharusnya dilakukan baik terhadap diri Delisa tidak tahu bahwa bencana luapan
sendiri, masyarakat, maupun lingkungan. air menghantam dirinya. Ia tidak tahu ada
Hal ini dapat dilihat pada data berikut. bencana tsunami. Walaupun ada sesuatu
yang menggoda dan bencana yang
Terus bergerak mengerikan, mengancam, Delisa harus fokus. Ia harus
mendekat ke sekolah Delisa. menyelesaikan tugasnya menyelesaikan
Menyebar hawa mati tak terkira. hafalan shaalat. Tsunami yang sudah mulai
“sa-mi’al-laa-hu-li-man-ha-mi- berjalan tidak membuat surut karena rasa
dah….” tanggung jawab sudah tertanam pada diri
Gelombang itu menyentuh Delisa. Delisa harus menyelesaikan hafalan
tembok sekolah shalatnya.
…………………………………………….
“Rab-ba-na-la-kal-ham-du……” E. PENUTUP
Tubuh Delisa terpelanting. Berdasarkan pembahasan pada
Gelombang tsunami sempurna analisis novel Hafalan Shalat Delisa dapat
sudah membungkusnya. Delisa disimpulkaan bahwa pembaca dapat
megap-megap. menemukan beberapa kemunculan nilai
……………………………………………… karakter pada novel tersebut. Nilai
…………… karakter tersebut antara lain adalah sikap
Delisa terus memaksakan diri, nilai religius, jujur, toleransi, disiplin,
membaca takbir setelah mandiri, rasa ingin tahu, semnagat
i’tidal….”Al-la-hu-ak-bar…” kebangsaan, menghargai prestasi, cinta
Delisa harus terus membacanya! damai, gemar membaca, peduli ingkungan,
Delisa tidak peduli tembok yang peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-
siap menghancurkan nilai tersebut harus tercermin dalam pola
kepaalanya. bertingkah lagu dalam masyarakat. Nilai-
HSD:71 nilai tersebut ditampilkan untuk
memberikan pelajaran bagi pembaca
Data tersebut menunjukan nilai dalam menentukan sikap hidup.
karakter rasa tanggung jawab pada diri Kisah pada novel ini adalah kisah
seorang anak. Tanggung jawab Delisa fiktif yang berlatar belakang bencana
adalah menyelesaikan hafalan shalatnya alam. Pembaca dapat melihat dan
walaupun ada kejadian yang menimpa di merasakan kejadian tersebut. Ada
sekelilingnya. Bentuk rasa tanggung jawab kepedulian dan sikap simpati maupun
yang dimiliki Delisa benar-benar muncul empati dari kejadian-kejadian bencana
36| | Vol 3 No 1 Tahun 2018

tsunami Aceh dalam novel ini. Dari


beberapa nilai yang terlihat, pembaca
dapat menerapkan dan mengambil
hikmah dan manfaat dari kejadiaan.

F. DAFTAR PUSTAKA

Hidayatullah, M. Furqon, and Muhammad


Rohmadi. Pendidikan Karakter:
Membangun Peradaban Bangsa.
Surakarta: Yuma Pustaka, 2010.
Liye, Tere. Hafalan Shalat Delisa. Penerbit
Republika, 2005.
Nasional, Kementerian Pendidikan.
Pengembangan Pendidikan Budaya
Dan Karakter Bangsa. Jakarta:
Depdiknas, 2010.
Semi, M. Atar. Metode Penelitian Sastra.
Angkasa, 1993.
Wellek, Rene, and Austin Warren. Teori
Kesusastraan. Translated by Melani
Budianta. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2000.

Anda mungkin juga menyukai