Anda di halaman 1dari 6

Membangun Karakter

Oleh : Rizky Ananda, 1606907026

Judul : Bab 1 Kekuatan dan Keutamaan Karakter , halaman 1-13

Pengarang : Dr. Bagus Takwin dan Dra. Wuri Prasetyawati, M.Psi

Data publikasi : Dr. Bagus Takwin dan Dra. Wuri Prasetyawati, M.Psi, Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Terintegrasi A, Buku Ajar I Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat,
Logika, dan Etika . Penerbit Universitas Indonesia , Depok 2013

Di Zaman Modern seperti sekarang pendidikan karakter sangat dibutuhkan , dikarenakan sudah
mulai berubahnya nilai – nilai tertentu dalam kehidupan . Hal ini membuat pendidikan karakter harus lebih
ditingkatkan apalagi di kalangan Mahasiswa . Seorang Mahasiswa membutuhkan landasan dan mengenali
nilai-nilai universal. Pendidikan dan pengembangan karakter mahasiswa harus melingkupi keseluruhan
unsur tingkah laku mahasiswa baik secara afektif, kognitif, maupun perilaku. Dimana harus menggunakan
Pendidikan karakter yang bersifat afektif mengajarkan mahasiswa untuk mengenali emosi dan sikap dalam
mengaplikasikan nilai tertentu.

Menurut Goldberg pada tahun 2003, Pendidikan karakter yang bersifat perilaku mengajarkan
mahasiswa mengidentifikasi tingkah laku yang tepat dalam menjalankan nilai tertentu . Pendidikan
karakter akan sangat bermanfaat bagi diri seseorang . Menurut Takwin pada tahun 2012 Pembangunan
karakter memang menjadi salah satu kunci dari kemajuan dan pembangunan bangsa . Salah satu tokoh
yang sangat berpengaruh di Indonesia Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah
memerdekakan manusia. Oleh karena itu ,pembentukan karakter merupakan isu penting dalam
pendidikan.

Karakter merupakan kumpulan tata nilai yang terwujud dalam suatu sistem daya dorong yang
melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang dapat ditampilkan secara mantap (Arief dalam Saifuddin
& Karim, 2011) . Karakter menjadi nilai yang ada dalam diri seseorang yang dibentuk melalui pendidikan,
pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan menjadi nilai intrinsik yang melandasi
sikap dari tingkah laku kita. Oleh karena itu, karakter harus dibentuk, dibangun, dan ditumbuh
kembangkan

Kemendiknas RI (2011) telah mengidentifikasi 18 nilai karakter yang perlu ditanamkan kepada
peserta didik yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional.

Kedelapan belas nilai tersebut adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

1
bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung
jawab.

I.1 Kriteria Karakter yang Kuat

Ciri ciri karakter yang kuat menurut Peterson dan Seligman tahun 2004 :
1.Karakter yang memiliki ciri keutamaan memberikan sumbangan terhadap pembentukan kehidupan
yang baik untuk diri sendiri dan sekaligus untuk orang lain.

2. Ciri-ciri atau kekuatan yang dikandungnya secara moral bernilai sebagai sesuatu yang baik bagi diri
sendiri dan orang lain meskipun tidak langsung. Penampilan ciri-ciri itu tidak mengganggu, membatasi,
atau menghambat orang-orang di sekitarnya.

3.Kekuatan karakter tampil dalam rentang tingkah laku individu yang mencakup pikiran, perasaan, dan
tindakan, serta dapat dikenali, dievaluasi, dan diperbandingkan derajat kuat-lemahnya.

4.Karakter yang kuat dapat dibedakan dari ciri-ciri yang berlawanan dengannya.

5.Kekuatan karakter diwadahi oleh model atau kerangka pikir ideal.

6.Kekuatan karakter dapat dibedakan dari sifat positif yang lain tetapi yang terkait secara erat.

7.Dalam konteks dan ruang lingkup tertentu, kekuatan karakter menjadi ciri yang mengagumkan
bagi orang-orang yang mempersepsinya.

8.Mungkin, tidak semua ciri karakter yang kuat muncul pada seseorang, tetapi kebanyakan dari ciri-ciri
karakter yang kuat tampil pada orang itu.

9.Kekuatan karakter memiliki akar psiko-sosial potensinya ada dalam diri sendiri; dan aktualitasnya
dipengaruhi oleh lingkungan sosial.

Dalam usaha membentuk karakter, diperlukan pemahaman mengenai apa saja keutamaan dan
kekuatan karakter yang sejauh ini sudah dikembangkan oleh manusia. Salah satu ahli yang melakukan
penelitian mengenai karakter adalah Peterson dan Seligman (2004).

Berikut ini 24 kekuatan karakter yang tercakup dalam 6 kategori keutamaan secara
universal. :

I.1.1 Kebijaksanaan dan Pengetahuan

Kebijaksanaan dan pengetahuan merupakan keutamaan yang berkaitan dengan fungsi kognisi, yaitu
tentang bagaimana mendapatkan dan menggunakan pengetahuan. Ada enam kekuatan yang tercakup
dalam keutamaan ini, yaitu (1) kreativitas, orisinalitas, dan kecerdasan praktis, (2) rasa ingin tahu atau
minat terhadap dunia, (3) cinta akan pembelajaran, (4) pikiran yang kritis dan terbuka, dan (5) perspektif

2
atau kemampuan memahami beragam perspektif yang berbeda dan memadukannya secara sinergi dalam
pencapaian hidup yang baik.

I.1.2 Kemanusiaan dan Cinta

Kemanusiaan dan cinta merupakan keutamaan yang mencakup kemampuan interpersonal dan
bagaimana menjalin pertemanan dengan orang lain. Keutamaan ini terdiri atas kekuatan (1) baik dan
murah hati, (2) selalu memiliki waktu dan tenaga untuk membantu orang lain, mencintai, dan
membolehkan diri sendiri untuk dicintai, serta (3) kecerdasan sosial dan kecerdasan emosional.
I.1.3 Kesatriaan

Keutamaan kesatriaan (courage) merupakan kekuatan emosional yang melibatkan kemauan kuat
untuk mencapai suatu tujuan meskipun mendapat halangan atau tentangan, baik eksternal maupun
internal. Keutamaan ini mencakup empat kekuatan, yaitu (1) untuk menyatakan kebenaran dan mengakui
kesalahan, (2) ketabahan atau kegigihan, tegus dan keras hati, (3) integritas, kejujuran, dan penampilan
diri dengan wajar, serta (4) vitalitas, bersemangat, dan antusias.

I.1.4 Keadilan
Keutamaan keadilan (justice) mendasari kehidupan yang sehat dalam suatu masyarakat. Ada tiga
kekuatan yang tercakup di sini, yakni (1) kewarganegaraan atau kemampuan mengemban tugas, dedikasi,
dan kesetiaan demi keberhasilan bersama, (2) kesetaraan (equity dan fairness) perlakuan terhadap orang
lain atau tidak membeda-bedakan perlakuan yang diberikan kepada satu orang dengan yang diberikan
kepada orang lain, dan (3) kepemimpinan.

I.1.5 Pengelolaan Diri

Pengelolaan diri (temperance) adalah keutamaan untuk melindungi diri dari segala akibat buruk
yang mungkin terjadi di kemudian hari karena perbuatan sendiri. Di dalamnya tercakup kekuatan (1)
pemaaf dan pengampun, (2) pengendalian diri, (3) kerendahan hati dan (4) kehati – hatian

I.1.6 Transendensi

Transendensi merupakan keutamaan yang menghubungkan kehidupan manusia dengan seluruh


alam semesta dan memberi makna kepada kehidupan. Di dalam keutamaan ini tercakup kekuatan (1)
penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan; (2) rasa bersyukur (gratitude) atas segala hal yang
baik; (3) penuh harapan, optimis, dan berorientasi ke masa depan, semangat dan gairah besar untuk
menyongsong hari demi hari; (4) spiritualitas: memiliki tujuan yang menuntun kepada kebersatuan
dengan alam semesta; serta menikmati hidup dan selera humor yang memadai.

3
Nilai dan Karakter di Universitas Indonesia

Berdasarkan Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia No.004/Peraturan/MWA- UI/2015


tentang Anggaran Rumah Tangga Universitas Indonesia pasal 2 tentang Nilai-nilai Univesitas Indonesia
mencakup:

1. Kejujuran, (Honesty)
2. Keadilan, (Just and Fair)
3. Keterpercayaan, (Trust)
4. Kemartabatan (Dignity) atau Penghormatan, (Respect)
5. Tanggung jawab dan Akuntabilitas, (Accountability)
6. Kebersamaan, (Togetherness)
7. Keterbukaan, (Transparency)
8. Kebebasan Akademik dan Otonomi Keilmuan, (Academic Freedom and Scientific Autonomy)
9. Kepatuhan pada Aturan, Prosedur dan Panduan UI serta Panduan lainnya. (Compliance to
Laws)
Nilai-nilai ini mengacu pada Keputusan Dewan Guru Besar Universitas Indonesia No.
001/SK/DGB-UI/2014 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Sivitas Akademika Universitas Indonesia

Pendidikan karakter merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang dibutuhkan untuk menjawab
kecenderungan perilaku negatif yang marak terjadi saat ini. Dengan adanya pendidikan karakter, usaha
untuk memperkuat karakter menjadi lebih memungkinkan perlu diwujudkan.

Khusus di Universitas Indonesia telah ditetapkan adanya 9 nilai yang dijunjung yang harus
dilibatkan dalam seluruh kehidupan civitas akademika UI, termasuk mahasiswa, pada kegiatan kurikuler
maupun ekstrakurikuler .

Analisis Tokoh Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie

BJ Habibie ialah seorang tokoh yang sangat berpengaruh di Indonesia , di Masa Kecil ia telah
menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika.
Selama enam bulan, ia kuliah di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke
Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman pada 1955. Dari sini terlihat BJ Habibie memiliki
kekuatan kognisi salah satunya ialah kecerdasan praktis , rasa ingin tahu terhadap dunia dikarenakan ia
melanjutkan pendidikan ke luar negeri dan juga pikiran yg kritis dan terbuka

Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, BJ Habibie sudah mulai bekerja untuk menghidupi
keluarganya dan biaya studinya. Setelah lulus, BJ Habibie bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau
MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur
Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat
terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973). Atas kinerja dan kebriliannya, 4 tahun kemudian, ia

4
dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi
Penasihast Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 ). Dialah menjadi satu-satunya
orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini. Dari
sini terlihat kekuatan interpersonal yaitu baik hati dan juga ramah . Selain itu , juga Nampak kekuatan
emosional yaitu tabah dan juga gigih dalam bekerja

Habibie mulai benar-benar fokus setelah ia melepaskan jabatan tingginya di Perusahaan Pesawat
Jerman MBB pada 1978. Dan sejak itu, dari tahun 1978 hingga 1997, ia diangkat menjadi Menteri
Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus merangkap sebagai Ketua Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT). Disamping itu Habibie juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset Nasional
dan berbagai jabatan lainnya. Ketika menjadi Menristek, Habibie mengimplementasikan visinya yakni
membawa Indonesia menjadi negara industri berteknologi tinggi. Ia mendorong adanya lompatan dalam
strategi pembangunan yakni melompat dari agraris langsung menuju negara industri maju . Dari sini
Nampak kekuatan keawarganegaraan yaitu cinta terhadap Tanah Air . Selain itu , terlihat juga Kekuatan
menghadapi dan mengatasi hal-hal yang tidak menyenangkan . Juga terlihat kekuatan spiritual yaitu rasa
syukur atas apa yang telah dikerjakan .

5
6

Anda mungkin juga menyukai