Nim : 23230003
B. Developmental
1. Menurut Ahli Pahrudin
Agar SDM Indonesia dapat berada dalam kompetisi global, setiap orang
dituntut memiliki kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang unggul.
Karakter adalah unsur pokok di dalam diri manusia yang mampu membentuk
karakter psikologi dan perilaku. Hal tersebut sangatlah berkaitan erat dalam
mencerminkan seperti apa diri seseorang.
2. Menurut Ahli Muchlas
Berbicara pembentukan kepribadian tidak lepas dengan bagaimana kita
membentuk karakter SDM. Pembentukan karakter SDM menjadi vital dan tidak
ada pilihan lagi untuk mewujudkan Indonesia baru, yaitu Indonesia yang dapat
menghadapi tantangan regional dan global (Sri Suwartini.2017).
3. Menurut Ahli Sri Suwartini
SDM merupakan aset paling penting untuk membangun bangsa yang lebih
baik dan maju. Namun untuk mencapai itu, SDM yang kita miliki harus
berkarakter. SDM yang berkarakter kuat dicirikan oleh kapasitas mental yang
berbeda dengan orang lain seperti keterpercayaan, ketulusan, kejujuran,
keberanian, ketegasan, ketegaran, kekuatan dalam memegang prinsip, dan sifat-
sifat unik lainnya yang melekat dalam dirinya (Sri Suwartini.2017)
KESIMPULAN :
1. Pendidikan karakter dibutuhkan untuk pembangunan karakter positif pada diri
individual
2. Pendidikan karakter akan membangun sumber daya manusia yang berkuliatas
3. Pembentukan karakter tidak akan lepas dari SDM
4. SDM yang berkarakter kuat dicirikan oleh kapasitas mental yang berbeda
dengan orang lain seperti keterpercayaan, ketulusan, kejujuran, keberanian,
ketegasan, ketegaran, kekuatan dalam memegang prinsip, dan sifat-sifat unik
lainnya yang melekat dalam dirinya
C. Sosial Kognitif
1. Menurut Ahli Fromm
Berkembangnya karakter sesuai dengan kebutuhan yang mengganti posisi
insting kebinatangan yang hilang saat manusia berkembang tahap demi tahap.
Dengan karakter maka akan membuat seseorang mampu berfungsi di dunia ini
tanpa harus memikirkan apa yang harus dikerjakan. Karakter manusia
berkembang dan dibentuk oleh pengaruh social (social arrangements)
(Zulkarnain. 2015)
2. Menurut Ahli Alwisol
Masyarakat membentuk karakter melalui pendidik dan orang tua agar anak
bersedia bertingkahlaku seperti yang dikehendaki masyarakat. Karakter tidak
hanya sebatas pada pengetahuan.
3. Menurut Ahli W.Kilpatrick
Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang kebaikan belum tentu
mampu bertindak/berbuat sesuai dengan pengetahuannya itu, kalau ia tidak
terlatih untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter tidak sebatas pengetahuan
namun lebih dalam lagi yakni menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri.
Dengan demikian, diperlukan tiga komponen tentang karakter yang baik yakni a)
pengetahuan tentang moral, b) perasaan tentang moral dan c) perbuatan bermoral.
Hal ini diperlukan agar peserta didik mampu memmahami,merasakan dan
mengerjakan sekaligus tentang nilai-nilai kebaikan tersebut (Zulkarnain. 2015).
KESIMPULAN :
1. Karakter manusia berkembang dan dibentuk oleh pengaruh social (social
arrangements)
2. Karakter tidak hanya sebatas pada pengetahuan.
3. Karakter tidak sebatas pengetahuan namun lebih dalam lagi yakni menjangkau
wilayah emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian, diperlukan tiga komponen
tentang karakter yang baik yakni a) pengetahuan tentang moral, b) perasaan
tentang moral dan c) perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar peserta didik
mampu memmahami,merasakan dan mengerjakan sekaligus tentang nilai-nilai
kebaikan tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arliman, L. (2021). Pendidikan Karakter Dalam Tinjauan Psikologi. Ensiklopedia of Journal, 3(3), 181-
186.
Ependi, N. H., Pratiwi, D., Ningsih, A. M., Kamilah, A., Wijayanto, P. W., Dermawan, H., … &
Wibowo, T. P. (2023). Pendidikan Karakter. Sada Kurnia Pustaka.
Harahap, Z. M. R., & Suyadi, S. (2020). Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan
Behaviorisme Berbasis Neurosains di SD Muhammadiyah Purbayan. Psikoislamedia: Jurnal
Psikologi, 5(1), 38-53.
Saepudin, A. (2018). Konsep Pendidikan Karakter dalam Perspektif Psikologi dan Islam. Syntax Literate;
Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(1), 11-20.
Suwartini, S. (2017). Pendidikan karakter dan pembangunan sumber daya manusia keberlanjutan.
Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 4(1).