Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fadlihi Asmi

Nim : 23230003

Mata Kuliah : Analisis Teori dan Pendidikan Karakter

Tanggal Penugasan : 15 Maret 2024

1. Pendidikan Karakter dalam Pandangan Psikologi


Menurut kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis
atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang
relatif tetap. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah
proses pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang baik dan sesuai dengan norma-norma etis atau
moral pada diri peserta didik. Pendidikan karakter juga berusaha untuk menjaga agar
sifat-sifat tersebut tidak mudah terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal yang dapat
merusak atau menurunkan kualitas karakter
Aep Saepudin (2018) menyatakan bahwa pendidikan karakter dapat dibentuk
melalui pengalaman karena manusia belajar dari setiap pengalaman baik itu langsung
maupun tak langsung kemudian diserap dan diamalkan sebagai suatu keterampilan
kognitif untuk diwujudkan dalam keseharian. Ia juga menjelaskan bahwa vicarious
experience jugadidapatkan melalui pengamatan (observasi)
Dalam hal ini dapat terlihat jelas bahwa psikologi memandang pendidikan
karakter akan mudah terbentuk jika individu belajar dari setiap pengalaman yang
didapatkan. Dan untuk mewujudkan karakter positif diperlukan keterampilan kognitif
untuk memilah setiap pengalaman yang dirasakan agar mampu mempraktekan karakter
baik dalam kehidupan. Observasi juga menjadi kebutuhan penting dalam pembentukan
karakter sebab seseorang bisa mempertimbangkan sikap diri dalam mengembangkan
karakternya.
Dalam konteks pendidikan, psikologi sangat dibutuhkan untuk menilai
kesuksesan individual dalam mengembangkan karakternya. Hal ini sesuai dengan pernyat
aan Laurensius Ariman S (2021) bahwa psikologi pendidikan sangat dibutuhkan
oleh pendidik dalam menilai keberhasilan atau kegagalan dari proses pembelajaran.
Sedangkan dalam konteks psikologi

2. Pendidikan Karakter dalam Pandangan Tiga Ahli Behavioristik, Developmental


dan Sosial Kognitif
A. Behavioristik
1. Mengacu pada pandangan Psikolog Inggris, David Isaacs, Lickona (dalam
Nur Haris, dkk. 2023), terdapat 24 keutamaan dalam pendidikan karakter,
yang memiliki kemiripan dengan hasil kajian sejumlah peneliti antara lain
namun telah dikelompokkan menurut tahap perkembangan, sebagai berikut:
(1) Usia hingga 7 tahun karakter yang mendapatkan penekanan khusus adalah
kepatuhan (menghormati otoritas dan aturan yang sah), ketulusan
(mengungkapkan kebenaran dengan amal dan kehati-hatian), serta
ketertiban (teratur dan menggunakan waktu dengan baik).
(2) Usia 8-12 tahun sekurang-kurangnya ditekankan keteguhan (fortitude),
ketekunan (industriousness), keuletan (perseverance), kesabaran, tanggung
jawab, keadilan, dan kemurahan hati;
(3) Usia 13-15 tahun, karakter yang dilatihkan antara lain: kesopanan
(menghormati privasi dan martabat diri sendiri dan orang lain), moderasi
(pengendalian diri), kesederhanaan, kemampuan bersosialisasi (kemampuan
untuk berkomunikasi dan bergaul dengan orang lain), persahabatan, rasa
hormat, patriotisme (mengabdi bagi negara dan menjaga kehormatan dan
kedaulatan negara).
(4) Usia 16-18 tahun hendaknya dididik karakter kehati-hatian, fleksibilitas,
pemahaman, kesetiaan, keberanian (mengambil risiko untuk kebaikan),
kerendahan hati (tahu diri), dan optimisme (percaya diri).
2. Menurut Ahli Winnie
Menjelaskan bahwa karakter dapat dipahami menjadi dua pengertian,
yaitu karakter menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku dan selanjutnya
karakter erat kaitannya dengan perseorangan, ini bermaksud bahwa seseorang
dikatakan berkarkter jika perperilaku sesuai aturan moral yang berlaku (Zunaidi
M Rasid. 2020).
3. Menurut Ahli Imam Gojali
Menjelaskan bahwa karakter dekat maknanya dengan akhlak yaitu
spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah
menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi,
KESIMPULAN :
1. Karakter positif identic dengan berperilaku sesuai aturan moral.
2. Karaktek bisa menunjukan bagaimana orang bertingkahlaku
3. Pengembangkan karakter positif harus disesuaikan dengan perkembangan usia
4. Pendidikan karakter membutuhkan proses
5. Pendidikan karakter akan terkonsep dengan kebiasaan yang berulang
6. Pendidikan karakter adalah ciri khas yang ada pada diri seseorang

B. Developmental
1. Menurut Ahli Pahrudin
Agar SDM Indonesia dapat berada dalam kompetisi global, setiap orang
dituntut memiliki kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang unggul.
Karakter adalah unsur pokok di dalam diri manusia yang mampu membentuk
karakter psikologi dan perilaku. Hal tersebut sangatlah berkaitan erat dalam
mencerminkan seperti apa diri seseorang.
2. Menurut Ahli Muchlas
Berbicara pembentukan kepribadian tidak lepas dengan bagaimana kita
membentuk karakter SDM. Pembentukan karakter SDM menjadi vital dan tidak
ada pilihan lagi untuk mewujudkan Indonesia baru, yaitu Indonesia yang dapat
menghadapi tantangan regional dan global (Sri Suwartini.2017).
3. Menurut Ahli Sri Suwartini
SDM merupakan aset paling penting untuk membangun bangsa yang lebih
baik dan maju. Namun untuk mencapai itu, SDM yang kita miliki harus
berkarakter. SDM yang berkarakter kuat dicirikan oleh kapasitas mental yang
berbeda dengan orang lain seperti keterpercayaan, ketulusan, kejujuran,
keberanian, ketegasan, ketegaran, kekuatan dalam memegang prinsip, dan sifat-
sifat unik lainnya yang melekat dalam dirinya (Sri Suwartini.2017)
KESIMPULAN :
1. Pendidikan karakter dibutuhkan untuk pembangunan karakter positif pada diri
individual
2. Pendidikan karakter akan membangun sumber daya manusia yang berkuliatas
3. Pembentukan karakter tidak akan lepas dari SDM
4. SDM yang berkarakter kuat dicirikan oleh kapasitas mental yang berbeda
dengan orang lain seperti keterpercayaan, ketulusan, kejujuran, keberanian,
ketegasan, ketegaran, kekuatan dalam memegang prinsip, dan sifat-sifat unik
lainnya yang melekat dalam dirinya

C. Sosial Kognitif
1. Menurut Ahli Fromm
Berkembangnya karakter sesuai dengan kebutuhan yang mengganti posisi
insting kebinatangan yang hilang saat manusia berkembang tahap demi tahap.
Dengan karakter maka akan membuat seseorang mampu berfungsi di dunia ini
tanpa harus memikirkan apa yang harus dikerjakan. Karakter manusia
berkembang dan dibentuk oleh pengaruh social (social arrangements)
(Zulkarnain. 2015)
2. Menurut Ahli Alwisol
Masyarakat membentuk karakter melalui pendidik dan orang tua agar anak
bersedia bertingkahlaku seperti yang dikehendaki masyarakat. Karakter tidak
hanya sebatas pada pengetahuan.
3. Menurut Ahli W.Kilpatrick
Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang kebaikan belum tentu
mampu bertindak/berbuat sesuai dengan pengetahuannya itu, kalau ia tidak
terlatih untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter tidak sebatas pengetahuan
namun lebih dalam lagi yakni menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri.
Dengan demikian, diperlukan tiga komponen tentang karakter yang baik yakni a)
pengetahuan tentang moral, b) perasaan tentang moral dan c) perbuatan bermoral.
Hal ini diperlukan agar peserta didik mampu memmahami,merasakan dan
mengerjakan sekaligus tentang nilai-nilai kebaikan tersebut (Zulkarnain. 2015).
KESIMPULAN :
1. Karakter manusia berkembang dan dibentuk oleh pengaruh social (social
arrangements)
2. Karakter tidak hanya sebatas pada pengetahuan.
3. Karakter tidak sebatas pengetahuan namun lebih dalam lagi yakni menjangkau
wilayah emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian, diperlukan tiga komponen
tentang karakter yang baik yakni a) pengetahuan tentang moral, b) perasaan
tentang moral dan c) perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar peserta didik
mampu memmahami,merasakan dan mengerjakan sekaligus tentang nilai-nilai
kebaikan tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Arliman, L. (2021). Pendidikan Karakter Dalam Tinjauan Psikologi. Ensiklopedia of Journal, 3(3), 181-
186.

Dwiranti, S. (2018). Peran Guru SD Dalam Membangun Karakter Bangsa.

Ependi, N. H., Pratiwi, D., Ningsih, A. M., Kamilah, A., Wijayanto, P. W., Dermawan, H., … &
Wibowo, T. P. (2023). Pendidikan Karakter. Sada Kurnia Pustaka.

Harahap, Z. M. R., & Suyadi, S. (2020). Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan
Behaviorisme Berbasis Neurosains di SD Muhammadiyah Purbayan. Psikoislamedia: Jurnal
Psikologi, 5(1), 38-53.

Saepudin, A. (2018). Konsep Pendidikan Karakter dalam Perspektif Psikologi dan Islam. Syntax Literate;
Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(1), 11-20.

Suwartini, S. (2017). Pendidikan karakter dan pembangunan sumber daya manusia keberlanjutan.
Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 4(1).

Anda mungkin juga menyukai