Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENTINGNYA PENDIDIKAN

KARAKTER SEJAK USIA DINI

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KARAKTER

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD FIRASH AL-HUDA

NIM : 2211122040

KELAS : 1A RPM

PROGRAM STUDI : D4 REKAYASA PERANCANGAN MEKANIK

DOSEN PENGAMPU : DR. MAIMUZAR ST MT.

JURUSAN TEKNIK MESIN

PADANG

POLITEKNIK NEGERI PADANG

TAHUN AKADEMIK 2022/202


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menciptakan manusia
dengan sebaik-baiknya bentuk, sehingga dengan kreativitas dan imajinasi yang Allah tanamkan
pada otak kiri manusia penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

            Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan mengenai


pentingnya pendidikan karakter bagi remaja sejak dini.

Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini .bukan karena kemampuan penulis semata.
Melainkan tak luput dari bimbingan dan dukungan dosen dan teman-teman lain yang memberi
saran.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dalam materi maupun sistematikanya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat,


khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Padang,3 Oktober 2022

(M.FIRASH AL HUDA),

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………………iii
BAB I………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..4
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………………………………4
1.1 Latar belakang Masalah…………….………………………………………………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………………..4
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………………………………………..…4
BAB II……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….5
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………………………………..5
2.1 Karakter Menurut Para Ahli……………………………………………………………………………………………………….5
2.2 Pengertian Karakter…………………………………………………………………………………………………………………6
2.3 Perbedaan Karakter dengan Kepribadian…………………………………………………………………………………..7
2.4 Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Remaja…………………………………………………………………………...7
2.5 Manfaat Pendidikan Karakter Sejak Dini……………………………………………………………………………………8
2.6 Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini…………………………………………………………………………………9
2.7 Empat metode pendidikan………………………………………………………………………………………………………11
BAB III……………………………………………………………………………………………………………………………………………………13
PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………………………………13
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………………13
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………………14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masyarakat adalah factor penting yang mendukung keberhasilan perkembangan suatu Negara. Yang
dimaksud adalah masyarakat yang memunyai karakter untuk mendukung kemajuan negaranya. Hal ini
berarti masyarakat yang dimiliki harus terdiri dari orang-orang atau manusia yang berkarakter. Generasi
muda dalam suatu masyarakat dapat menjadi indicator penting apakah kualitas masyarakatnya berkarakter
atau tidak. Misalnya apakah tingkat kebersamaan dan solidaritasnya tinggi, saling memercayai dan
memunyai tingkat konflik yang rendah. Nilai-nilai karakter tersebut berasal dari individu yang
menjunjung nilai kejujuran, kebersamaan, siap kerja keras dan sadar akan kewajibannya.

Berbagai fakta yang terjadi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter bagi pelajar Indonesia
sangat penting. Pelajar termasuk dalam masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa
awal dewasa. Usia remaja berada pada kisaran usia 10 tahun sampai usia 21 tahun. Pada masa itu remaja
sedang mencari identitas dirinya. Oleh karena itu, remaja harus mendapat pendidikan karakter agar dapat
mengarahkan minatnya pada kegiatan-kegiatan positif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan karakter?


2. Apa perbedaan karakter dan kepribadian?
3. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
4. Mengapa pendiddikan karakter penting bagi remaja?
5. Bagaimana pengaruh pedidikan karakter terhadap remaja?

1.3 Tujuan Penulisan

1.    Mengetahui mengenai pengertian karakter itu sendiri

2.    Mengetahui perbedaan antara karakter dengan kepribadian

3.     Mengetahui dan memahami mengenai pendidikan karakter

4.      Mengetahui apa saja pengaruh yang diperoleh dari pendidikan karakter bagi remaja itu sendiri

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Karakter Menurut Para Ahli

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi
pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah
berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY,
2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi
(motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau
menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang
berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan
berkarakter mulia.

Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan
nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup
sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya,
jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras,
tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja,
bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri,
produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga
memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga mampu bertindak sesuai
potensi dan kesadarannya tersebut. Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu
(intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).

Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-
hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia
internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai
dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut. 

5
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to
foster optimal character development”.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen
(pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan
sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan,
dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai
suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan  harus berkarakter.

Menurut David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai
berikut: 

“character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon
core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that
we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they
believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru,
yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal
ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi,
bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.

2.2  Pengertian Karakter

Karakter berasal dari bahasa Yunani yang arti dalam bahasa Inggrisnya adalah “to mark” yaitu
menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang
berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan
berkarakter mulia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) dalam http:///C:/Users/Public/ Documents/


Pendidikan Karakter untuk Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba di
Kalanga Remaja_annisasyam.htm/, karekter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dari yang lain.

6
2.3  Perbedaan Karakter dengan Kepribadian

Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian
merupakan hal yang bisa dikatakan permanen dan merupakan anugerah dari lahir yang sulit untuk dirubah
karena merupakan tanda unik dari masing-masing orang sedangkan karakter dapat dibangun dan menurut
para ahli psikolog, ada beberapa nilai karakter dasar manusia yaitu cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya
(alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama,
percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah
hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan.

Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari dapat dipercaya, rasa hormat
dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin,
visioner, adil, dan punya integritas. Walaupun manusia memiliki karakter dasar yang baik, tetapi manusia
tidak bisa begitu saja memiliki karakter-karakter tersebut. Seperti yag telah dikatakan sebelumnya bahwa
karakter itu perlu dibangu tidak seperti kepribadian yang merupakan anugerah sejak lahir seperti
quotation word Helen Keller bahwa “Karakter tidak dapat dibentuk dengan cara mudah dan murah.
Dengan mengalami ujian dan penderitaan jiwa karakter dikuatkan, visi dijernihkan, dan sukses diraih.”

2.4  Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Remaja

Remaja mengalami gejolak emosi karena perubahan berat dan tinggi badan yang berpengaruh
juga terhadap perkembangan psikisnya. Pada masa gejolak itu merupakan masa sulit sehingga remaja
memerlukan pengendalian diri yang kuat ketika berada di sekolah, di rumah, di lingkungan masyarakat.
Dalam keadaan seperti ini, remaja membutuhkan orang dewasa untuk mengarahkan dirinya. Untuk itu,
agar tidak terjurumus pada hal-hal negatif, remaja harus mempunyai pendidikan karakter.

Pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada remaja karena masa remaja adalah masa-
masa dimana seorang anak mudah sekali menerima pengaruh dari luar baik itu pengaruh baik maupun
pengaruh buruk. Jika pengaruh baik itu tidak ada masalah tetapi bagaimana dengan pengaruh buruk?
Untuk itulah dengan adanya pendidikan karakter dapat menekan pengaruh yang tidak baik terhadap
remaja yang datang dari luar lingkungan.

Seorang remaja bisa mendapatkan pendidikan dasar karakter  dari rumah yaitu dengan keluarga.
Jika seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan
berkarakter baik selanjutnya. Namun, banyak orang tua yang lebih mementingkan aspek kecerdasan otak
ketimbang pendidikan karakter. Banyak orang tua gagal dalam mendidik karakter anak-anaknya karena
kesibukan atau justru karena lebih mementingkan aspek kognitif saja. Tidaknya hanya dari keluarga

7
melainkan seorang anak juga akan mendapatkan pendidikan karakter dari sekolah dengan mata pelajaran
Pendidikan Kewanganegaan. Dari sekolah anak juga dibekali ilmu mengenai pendidikan karakter yang
sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Mengapa harus sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila? Karena Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Peraturan-
peraturan yang dibuat, nilai social, nilai keagamaan, nilai keadilan, nilai kejujuran dibuat berdasarkan
Pancasila. Sehingga seorang anak seharusnya bisa menyerap apa yang dipelajari dari Pancasila tersebut
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku.

2.5  Manfaat Pendidikan Karakter Sejak Dini

Pendidikan karakter sendiri saat ini sudah banyak diterapkan. Tidak hanya pada institusi
pendidikan saja menlainkan pada perusahaan perkantoran, dan organisasi. Berikut akan dipaparkan
manfaat pendidikan karakter sejak dini :

                1.      Rasa percaya diri

       Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, sebaiknya seorang remaja di bangun agar mempunyai
rasa percaya diri yang baik dan kuat. Rasa percaya diri ini dapat membuat anak dapat mengembangkan
potensi/bakat yang dimilikinya secara optimal.seperti kita ketahui, setiap orang di dunia ini diberikan
anugrah oleh Tuhan memiliki kelebihan masing-masing. Kelebihan tersebut hendaknya kita kembangkan
agar nantinya kelebihan yang dimiliki oleh remaja dapat bermanfaat bagi orang lain. Disinilah seharusnya
seorang guru jeli untuk membuat peserta didik atau remaja agar memiliki rasa percaya diri agar dapat
memunculkan potensi dan bakat yang ada dalam diri peserta didik tersebut.

                2.      Kemampuan bekerja sama

       Salah satu jalan untuk membangun karakter pada remaja adalah dengan cara memunculkan
kemampuan kerja sama diantara mereka. Dengan mempunyai sikap kerja sama seorang remaja dapat
mencapai keberhasilan dalam belajar, baim di sekolah ataupun nantinya setelah lulus. Menjalin
kemampuan kerja sama antara remaja dan orang lain ini dapat di terapkan oleh guru melalui proses
pembelajaran yang di dalamnya membentuk sebuah kelompok diskusi, kelompok belajar dan lain
sebagainya.

                3.      Kemampuan bergaul

       Seorang remaja harus di bangun karakternya agar mempunyai kemampuan dalam bergaul yang baik
di dalam lingkungannya. Kemampuan bergaul adalah kepandaian seseorang dalam menjalin hubungan

8
sosial dengan siapa saja. Kemampuan bergaul ini berhubungan dengan sikap ramah terhadap orang lain
dan memperlakukan orang lain sebaik mungkin.

              

   4.      Kemampuan berempati

       Kemampuan berempati sangat perlu dimiki oleh seorang pelajar atau remaja agar memiliki
kedekatan terhadap orang lain. Kedekatan tersebut terjalin karena adanya sikap tenggang rasa, ringan
dalam mempberikan bantuan terhadap orang lain dan saling membantu antar sesama. Kemampuan
berepati dapat di bangun atas dasar memahami kesedihan orang lain yang terkena musibah. Misalnya saja
seorang pelajar atau remaja diajak untuk menjenguk orang yang sakit, orang yang terkkena bencana dan
diajak untuk memberikan bantuan yang dapat berupa tenaga, bantuan dan uang.

                5.      Kemampuan berkomunikasi

       Manusia termasuk makhluk sosial, sebagai makhluk sosial kita harus memiliki kemampuan dalam
berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi digunakan untuk menjalin kedekatan dengan orang lain dan
untuk berinteraksi secara baik dengan orang lain. Namun, pada kenyataannya masih banyak orang yang
belum mampu berkomunikasi dengan baik, sehingga banyak terjadi konflik dalam berhubungan dengan
orang lain.

Konflik tersebut berupa terjadinya percekcokkan antar individu, bahkan perkelahian antar warga
masyarakat hanya gara-gara tidak memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang baik. Bahkan dalam
dunia remaja, banyak terjadi tawuran antar pelajar akibat omongan-omongan yang sifatnya menyinggung
perasaan di antara mereka.

2.6 Cara membentuk karakter anak usia dini

1. Bersikap Konsisten

Anak cenderung melihat apa yang anda lakukan. Pembangunan karakter bisa dimulai dari sikap konsisten
yang anda tunjukan dan lakukan. Dimana anak akan melakukan apa yang anda perintahkan. Anak akan
sebel atau marah apabila anda tidak konsisten dalam mendidik atau memberikan nasihat.

9
2. Pendidikan Keagamaan

Dimanapun anda berada, pendidikan agama penting untuk dikenalkan. Agar mereka mengenal Tuhan,
bagaimana beribadah dan memiliki keyakinan harus ditanaman dari kecil.

Semakin dini anda menanaman hal ini pada seorang anak, maka akan semakin kuat iman mereka,
terutama ketika mereka sudah mengalami pubertas nantinya. 

3. Pembiasaan dari Kecil

Anda harus tahu bahwa anak yang sudah dididik sejak kecil dengan kebiasaan yang baik, ketika besar
mereka akan terbiasa dengan pendidikan yang baik tersebut. Jika memang mereka berbuat salah, maka
anak akan menghentikan dan berusaha tidak mengulang.

Misalnya saat makan menggunakan tangan kanan, berdoa, berbicara sopan dan perlahan, serta duduk
dengan teratur. Hal kecil seperti ini akan mempengaruhi tata krama mereka ketika besar.

4. Anak adalah Peniru yang Baik

Anda harus memahami bahwa anak adalah seorang ahli peniru. Ketika anda mendidik anak sejak dini,
secara tidak langsung anak anda akan melihat sikap dan perilaku anda kembali. Karena anak-anak sangat
mudah belajar dan juga meniru. Apa yang mereka lihat maka akan ditiru tanpa tahu baik atau buruk.

5. Tidak Memanjakan

Setiap orang tua ingin memanjakan anaknya.  Bagi mereka anak adalah harta yang berharga dan apapun
yang mereka inginkan dan membuatnya bahagia bisa membuat anda bahagia.

Namum anak yang hanya bisa merengek dan meminta akan menjadi anak yang lemah, cepat putus asa,
dan egois. Cobalah jangan selalu memberikan mainan atau apa yang mereka inginkan. Sedih memang
melihat mereka menangis, namun anda akan tahu bahwa itu baik untuk anak-anak

6. Lakukan Hal Kecil

Tahukah anda bahwa hal kecil bagi anda belum tentu kecil bagi mereka. Oleh karena itu, pembiasaan
melakukan hal kecil sejak dini akan berdampak kepada anak dalam kurun waktu yang lama hingga ia
beranjak remaja. Antara lain salaman, cium tangan, dan berdoa.

7. Berbagi itu Penting

Anak-anak harus dibiasakan untuk berbagi, bukan meminta. Karena anak-anak yang dibiasakan berbagi,
maka dia akan menjadi orang yang dermawan, social dan banyak kawan. Sedangkan anak yang terbiasa
meminta, maka ini akan membuat mereka menjadi pribadi yang pelit dan tidak menghargai orang lain.

10
8. Nyatakan Salah Jika Memang Salah

Apa anda tahu bahwa dengan membela anak yang salah anda telah sengaja membuat anak menjadi
seseorang yang pengecut ? karena sikap ini akan membentuk mereka bukan anak yang “tangguh”, tapi
“losser”. Tentu saja, anda pasti merasa sedih jika mendengar orang lain berkata buruk akan anak anda.

9. Berkelanjutan

Anak anda sudah tambah besar ? atau anda merasa bahwa ia sudah cukup mengerti apa yang anda
ajarkan. Lantas anda berhenti begitu saja mendidik dan menanamkan karakter pada mereka ? jawabannya
tentu saja salah. Dimana mendidik anak-anak haruslah berkelanjutan hingga mereka dewasa. Ketika anda
memutuskan untuk menjadi orang tua, maka jalankan tanggung jawab tersebut dan jangan biarkan anak
anda lepas dari pengawasan.

10. Tanamkan Pada Semua Anak

 Pendidikan karakter harus berlaku untuk semua. Tidak boleh pilih kasih diantara anak. Problem ini biasa
muncul pada orang tua yang memiliki anak lebih dari dua. Hal ini terjadi agar semua anak terbentuk
karakternya secara merata, meskipun tingkat tantangannya berbeda.

2.7 Empat metode pendidikan

Abdullah Nashih Ulwan (dalam Ahmad Atabik dan Ahmad Burhanuddin, 2015: 282-290) mengemukakan
lima metode pendidikan, yaitu:

1. Pendidikan dengan keteladanan Orang tua yang telah memberikan keteladanan yang baik kepada
anak, tidak boleh merasa sudah menunaikan segala tanggung jawab pendidikan anaknya. Artinya
keteladanan diberikan secara terus-menerus sehingga keteladanan tersebut dapat membentuk karakter
anak.

2. Pendidikan dengan kebiasaan (pengulangan) Ahmad Atabik dan Ahmad Burhanuddin (2015: 286)
dalam mendidik anak usia dini, seorang pendidik baik orang tua maupun guru, dapat meminta seorang
anak kecil (anak usia dini) untuk mengulang apa yang telah dia dapatkan dari pendidik berupa praktik
yang telah dilakukan bersama mereka sebelumnya.

3. Pendidikan dan nasihat Pendidikan dapat diberikan melalui kegiatan bercerita. Ahmad Atabik dan
Ahmad Burhanuddin (2015: 288) metode cerita (kisah) ini sangat efektif dalam mendidik anak usia dini,
sebab mereka memiliki tingkat penasaran tinggi, sehingga ketika mereka mendengar sesuatu yang baru,
maka mereka akan memperhatikan dengan seksama apa yang dikisahkan oleh pendidik, dalam hal ini
guru atau orang tua. Di akhir cerita seorang pendidik dapat menunjukkan hikmah di balik kisah yang
baru saja diceritakan. Sehingga sejak dini mereka telah mendapatkan nilai-nilai pendidikan.

11
4. Pendidikan dengan memberikan perhatian dan pengawasan Abdullah Nashih Ulwan (dalam Saifullah
Kamalie dalam Ahmad Atabik dan Ahmad Burhanuddin, 2015: 290) perhatian kepada anak dan
mengontrol yang dilakukan oleh pendidik adalah asas pendidikan yang utama. Jika melihat sesuatu yang
baik, dihormati, maka sang anak terus didorong untuk melakukannya. Jika melihat sesuatu yang jahat,
maka harus dicegah, diberi peringatan dan dijelaskan akibatnya.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seperti kita ketahui bersama, apa yang telah terjadi pada moral remaja bangsa Indonesia.
Disana-sini terjadi berbagai kasus yang menyimpang dari nilai-nilai moral yang ada pada
masyarakat kita. Misalya saja yang terjadi di kalangan remaja yaitu pergaulan bebas, tawuran,
penyalahgunaan narkoba, kekerasan diantara remaja, kebut-kebutan di jalan dan lain sebagainya.
Hal tersebut memperlihatkan betapa  buruknya moral para remaja bangsa Indonesia. Bukankah
remaja adalah salah satu aset yang dimiliki oleh bangsa untuk memajukan bangsa di masa
mendatang? Dari kasus-kasus yang terjadi tersebut menandakan betapa pentingnya perbaikan
terhadap karakter dan kepribadian para remaja. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan
memberikan pendidikan karakter untuk para remaja.

Pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada remaja karena masa remaja adalah
masa-masa dimana seorang anak mudah sekali menerima pengaruh dari luar baik itu pengaruh
baik maupun pengaruh buruk. Jika pengaruh baik itu tidak ada masalah tetapi bagaimana dengan
pengaruh buruk? Untuk itulah dengan adanya pendidikan karakter dapat menekan pengaruh yang
tidak baik terhadap remaja yang datang dari luar lingkungan.

3.2 Saran

Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus dipahami serta
dipraktekkan secara menyeluruh. Pembentukan karakter yang pada umumnya terjadi pada masa
anak-anak, mendorong para orangtua untuk bersikap serius dalam masalah ini. Orangtua harus
memberikan pendidikan yang baik dalam rangka membentuk karakter anak. Sehingga
diharapkan lahir generasi penerus bangsa yang memiliki karakter kuat dalam rangka memajukan
bangsa dan negara.

Hal yang sama juga harus dilakukan para pendidik baik di sekolah (guru), di Perguruan
Tinggi, atau dimanapun berada, yang merupakan orangtua kedua bagi anak. Budaya yang baik di

13
lingkngan tempat belajar harus dibangun dan diaplikasikan oleh semua pihak, agar tercipta
manusia-manusia yang berkarakter di masa mendatang

DAFTAR PUSTAKA

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/8-upaya-penerapan-pendidikan-karakter-bagi-peserta-
didik-di-sekolah/

https://sekolahmuridmerdeka.id/blog/index.php/ini-pentingnya-menerapkan-pendidikan-karakter-
sejak-dini/

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/view/2902

https://www.balipost.com/news/2021/08/25/211731/Penerapan-Pendidikan-Karakter-Sejak-Usia...html

14

Anda mungkin juga menyukai