BAB II
Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik secara individual dan sosial ialah
mereka yang memiliki akhlak, moral dan budi pekerti yang baik. Mengingat
lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
untuk mengatasi krisi moral yang sedang terjadi di negara kita. Diakui atau
tidak diakui saat ini terjadi krisis yang nyata dan mengkhawatirkan dalam
masyarakat dengan melibatkan milik kita yang sangat berharga, yaitu anak-
anak.
utama pembangunan nasional. Hal ini mengandung arti bahwa setiap upaya
pengembangan karakter.
sifat.
seseorang dengan yang lain, dan watak. Karakter juga bisa berarti
huruf, angka, ruang, simbul khusus yang dapat dimunculkan pada layar
dengan papan ketik (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 682). Menurut pendapat
istiadat.
How Our School Can Teach Respect and Responsibility. Melalui buku-
kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good)
nilai-nilai karakter mulia seperti hormat dan peduli pada orang lain,
karakter juga harus mampu menjauhkan peserta didik dari sikap dan
berarti budi pekerti, tingkah laku, perangai. Kata akhlak beserta dengan
luhur”
karakter dan akhlak secara prinsipal tidak ada perbedaan karena keduanya
merupakan ciri khas yang melekat pada diri seseorang, sifat batin manusia
dan karakter adalah akhlak lebih agamis dibanding karakter. Karakter yang
terlihat pada setiap individu akan dinilai dan oleh masyarakat baik ataupun
akan memiliki karakter yang untuh jika orang tua (pihak keluarga) atau
dimaksud adalah moral knowing, moral feeling and moral action. Ketiga
moral tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. Secara ideal, karakter
tingkah lakunya.
anak akan selalu berbuat kebaikan. Dengan cara demikian, akan tumbuh
tersebut. Setelah terbiasa maka tindakan tersebut mudah dilakukan dan akan
yang baik maka anak dapat berubah sifatnya menjadi tidak baik karena
َفَأ اُه ِّو َداِنِه َأ ِّج اِنِه َأ َنِّص اِنِه،ُك ُّل ُل ٍد َلُد َعَلى اْلِف ْط ِة
ْو ُيَم َس ْو ُي َر َر َبَو ُيَه َمْو ْو ُيْو
“Setiap anak yang lahir, dilahirkan pada keadaan suci, orang tuanyalah
(H.R.Bukhari)
dilahirkan pada keadaan suci. Anak yang baru lahir adalah gambaran awal
bahwa manusia membawa potensi kebajikan. Jika potensi kebajikan ini tidak
dibina secara baik maka kelak anak akan manjadi manusia bermental amoral.
nilai sehingga menghasilkan disposisi aktif dan stabil. Dinamika ini membuat
agar memiliki nilai karakter yang mulia pada dirinya, dengan cara
dan sebagai warga negara yang baik. Pendidikan karakter juga dapat
menusia yang berpikir dewasa, memiliki mental yang kuat sehingga mampu
baik sesuai dengan norma agama yang diwujudkan pada interaksi dengan
Tujuan artinya sesuatu yang ingin di capai, yaitu sesuatu yang akan
dicapai melalui sesuatu kegiatan atau usaha. Pada dunia pendidikan, faktor
tujuan merupakan sesuatu yang amat penting dan mendasar. Hal ini
dan diusahakan oleh proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu
dan pada kehidupan pribadinya atau pada kehidupan masyarakat dan alam
kebangsaan yang kokoh dan kuat sehingga dapat terhindar dari perbuatan-
budi pekerti dan pendidikan moral, selama ini dianggap belum berhasil.
mempunyai bakat pada potensi akademik. Hal ini terlihat pada bobot mata
tetapi memiliki mental yang lemah dan penakut, serta memiliki perilaku
yang kurang baik. Inilah yang menandakan bahwa pendidikan selama ini
kebaikan (ihsan) dan kebajikan (al-birr), menepati janji (al- wafa), sabar,
jujur, takut pada Allah Swt., bersedekah di jalan Allah, berbuat adil,
dan pemaaf.
dan jaminan masuk surga. Sabda Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh
Islam bukan hanya hasil pemikiran dan tidak berarti lepas dari
akal, ruh, hati, jiwa, realitas, dan tujuan yang digariskan oleh akhlaq
dan hadis.
manusia bukanlah kewajiban yang tanpa makna dan keluar dari dasar
dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
karakter seseorang. Salah satu cara yang sangat baik adalah dengan
mendatang.
adalah penerapan suatu kegiatan atau metode secara terus menerus yang
dilakukan oleh para pendidik terhadap peserta didi sebagai upaya terhadap
nilai karakter terhadap diri peserta didik sehingga memunculkan sikap dan
a. Pengenalan
b. Pemahaman
24
c. Keteladanan
lingkungan sekolah
Setelah peserta didik paham dan menerapkan perbuatan baik yang telah
keteladanan berasal dari kata “teladan” yang artinya hal yang dapat
yang berarti sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh.
segi kalimatnya uswatun hasanah terdiri dari dua kata, yaitu uswatun
cara berbuat dan berbicara akan ditiru oleh siswa. Dengan keteladanan
pendidik untuk betul-betul mendidik peserta didik secara baik. Sebab bila
peserta didik terbiasa dengan kebaikan maka akan menjadi orang baik
diri agar mendapat kebaikan dari sisi Allah swt, yaitu seorang pendidik
peserta didik dengan etika dan akhlak Islam karena demikian itu termasuk
kaidah yang dibuat Islam untuk mendidik siswa agar interaksi siswa
dengan orang lain selalu dibangun diatas akhlak yang mulia. Sebaliknya
sebagai berikut:
27
didik dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilih antara
setidaknya ada tiga unsur agar seseorang dapat diteladani atau menjadi
untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Kondisi seperti ini
yang diembannya.
integritas moral. Jika hal ini telah dilaksanakan dan dibiasakan dengan
baik sejak awal maka akan memiliki arti penting dalam membentuk
2. Macam-macam keteladanan
Seorang guru harus menampilkan perilaku yang bisa diteladani
oleh siswanya. Hal tersebut diuraikan oleh Thamrin (2014: 3) bahwa ada
tindakan baik yang bisa ditunjukkan oleh pendidik yaitu antara lain
masuk kelas tepat waktu, berdoa untuk memulai dan mengakhiri suatu
sebagai berikut :
jiwa peserta didik karena anak akan meniru orang yang lebih dewasa.
Rasulullah mendorong orang tua agar menjadi teladan yang baik bagi
sadar maupun tidak sangatlah tinggi, diluar dugaan kita karena kita
padahal sebenernya anak dari usia dini bisa meniru apa yang dilakukan
oleh orang dewasa baik dari segi ucapan maupun tindakan. Seberapa
sering anak tersebut melihat hal baik atau buruk maka akan tertanam
31
dalam diri anak apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Sebab itu
ada dalam potensi dasar manusia, ada dalam sejarah para Nabi/ Rasul.
ة ِّلَم ن َك اَن َيۡر ُجوْا ٱَهَّلل َو ٱۡل َيۡو َم ٱٓأۡلِخَر َو َذ َك َر ٱَهَّلل َك ِثيٗر اَّٞلَقۡد َك اَن َلُك ۡم ِفي َر ُسوِل ٱِهَّلل ُأۡس َو ٌة َحَس َن
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
Al-Ahzab : 21)
baik bagi umatnya. Peran Nabi sebagai teladan merupakan peran utama.
Islami.
dijadikan sebagai panutan atau contoh yang baik yang akan ditiru dan
katanya adalah biasa. Dalam kamus bahasa Indonesia biasa adalah lazim
atau umum, seperti sedia kala, sudah merupakan yang tidak terpisahkan
bahwa pembiasaan berasal dari kata ‘ada, kebanyakan arti dari kata
sama dan tanpa hubungan akal. Atau, dia adalah sesuatu yang tertanam
di dalam jiwa dari hal-hal yang berulang kali terjadi dan diterima tabiat.
kepribadian seseorang.
mudah dan ringan ketika hal tersebut sudah tertanam menjadi sebuah
kebiasaan.
oleh peserta didik terekam secara positif. Secara garis besar, dalam
2. Macam-macam pembiasaan
dengan berbagai metode dengan tujuan untuk membiasakan diri anak didik
melakukan hal-hal positif yang akan menjadi kebiasaan baik dirumah maupun
cara berikut :
menyela.
berulang-ulang dengan doa yang sama. Akibatnya, beliau hafal benar doa itu,
melalui satu ayat tetapi ada beberapa ayat dalam al-Quran yang menjelaskan
tentunya.
pendidikan karakter tersebut akan tertanam dalam diri peserta didik. Perlu
usaha dan kerja keras semua pihak untuk mewujudkannya baik dari pihak
sekolah, keluarga dan masyarakat. Sebuah sekolah terdiri dari peserta didik
mengubah tata nilai, norma, dan budaya suatu bangsa, menjadi sangat
Salah satu ciri khas yang melekat pada peserta didik diusia remaja adalah
kekhawatiran akan masa depan yang tampak suram, hal ini disebabkan pesimistis
karakter sangat kompleks, terutama masalah yang timbul dari siswa ataupun
1. Masalah Siswa
cenderung santai dan tidak peduli dengan nilai raport bahkan nilai
sikap mereka. Hal ini membentuk karakter peserta didik menjadi masa
bodoh.
bahkan tidak peduli jika hal tersebut tidak berkaitan dengannya. Hal
tua atau guru bisa menjadi penyebab peserta didik untuk tidak
Pentingnya peran orang tua terhadap pendidikan anak bukanlah hal sepele,
karena tugas mendidik tidak hanya sebatas dari sekolah yang dilakukan
teratur, efektif dan efisien. Sarana dan prasarana yang minim juga
membosankan.
maupun peserta didik akan terkesan santai dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya.