kata karakter berarti tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
moral, kekuatan moral, nama atau reputasi. Karakter adalah “ciri khas” yang
dimiliki suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah “asli” dan
sesuatu.
(doing the good). Dalam pendidikan karakter, kebaikan itu sering kali
12
13
standar-standar baku.1
seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang tidak berlaku jujur, kejam atau
kaedah moral.
Dalam kamus sosiologi, istilah karakter menurut sunarta adalah ciri khusus
sebagai ciri atau karakteristik sifat khas dari seseorang yang bersumber dari
1
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2017), cet. IV, h, 11.
2
Amirulloh Sarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter (Jakarta: as@-Prima pustaka,
2012), h. 13.
14
dan Prilaku. Maka kepribadian akan dianggap benar jika pengetahuan sama
serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan, yang
dimaknai sebagai cara berfikir dan berprilaku yang khas tiap individu untuk
hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat
keputusannya.3
sifat yang mantap stabil dan khusus yang melekat dalam pribadi seseorang
3
Muchlas Samani dan Hariyanto,Konsep dan ModelPendidikan Karakter, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2017) cet. VI, h. 41
15
yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter
menanamkan kebiasaan tentang hal mana yang baik, sehingga peserta didik
menjadi paham tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan nilai
yang baik dan biasa melakukannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter
harus melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik, akan tetapi juga
Pendidikan karakter dewasa ini bukan saja hal yang penting bagi
peserta didik, karena kebutuhan bangsa ini bukan hanya mengantarkan dan
mencetak peserta didik cerdas dalam nalar, tetapi juga harus cerdas dalam
moral. Mencetak anak yang berprestasi secara nalar memang tidak mudah,
tetapi mencetak anak bermoral jauh lebih sulit dilakukan, apalagi dengan
4
Amirulloh Sarbini,op.cit., h. 17
5
ibid., h. 64
16
Konsep dan persepsi pada diri seorang anak dipengaruhi oleh unsur
dari luar diri mereka. Hal ini terjadi karena sejak usia dini telah melihat,
mereka. Mereka telah melihat dan mengikuti apa-apa yang dikerjakan dan
diajarkan orang dewasa dan orang tua mereka tentang sesuatu. Agar anak
meniru sesuatu yang positif dari orang tua ataupun orang yang ia idolakan,
maka menjadi kemestian mereka itu semua harus menjadikan dirinya sebagai
uswatun hasanah dengan menampilkan diri sebagai sumber norma, budi yang
muhammad SAW gambaran yang sempurna tentang manhaj Islam. Hal ini
Artinya:“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”(QS. Al-Ahzab:
21).6
penting, apalagi sebagai orang tua yang diamanahi Allah SWT berupa anak-
anak, maka kita harus menjadi teladan yang baik buat mereka. Kita harus
6
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam,(Solo: Insan Kamil, 2017), cet.
ke-10, hh. 516-517
17
menjadi figur yang ideal bagi anak-anak, kita harus menjadi panutan yang
keteladanan ini, pendidikan apapun tidak berguna bagi anak dan nasihat
kepada mereka, agar anda semua melihat sendiri anak-anak anda menjadi
matahari perbaikan diri dan bulan yang menunjukkan jalan. Mereka akan
menjadi inspirasi kebaikan bagi yang lain dari akhlak dan etika mereka.
memerlukan perhatian khusus dalam masalah emosi. Hal ini sangat beralasan
karena gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang terjadi pada
siapapun, termasuk pada anak, bisa menimbulkan setres. Pada usia ini
bimbingan orang tua menjadi hal yang mutlak mengingat emosi anak yang
masih labil dan efek lanjutan yang mungkin timbul akibat gangguan tersebut.
orang tua dan pendidik lainnya untuk selalu memperhatikan dan mengawasi
jawab atas pendidikan, agama, dan akhlaknya. Anak-anak yang lebih baik
akan menjadi permata hati bagi mereka di dunia dan akhirat. Sebagaimana
manusia. Oleh sebab itu, sikap kasih sayang sesama manusia, khususnya
dalam hal mendidik, adalah hal esensial. Di samping itu kasih sayang juga
menyebabkan lahirnya rasa aman dan nyaman, baik secara jasmani maupun
rohani, dan menjadi solusi tepat dalam memperbaiki perilaku moral dan
Oleh karenanya, orang tua atau pendidik yang mengabaikan cinta dan
kasih sayang tidak akan mampu membangun hubungan yang baik dengan
pendidikan kepadanya. Seorang guru yang lebih dahulu membuka pintu mata
pengaruh terhadap anak-anak didiknya. Namun guru yang miskin cinta tidak
akan dapat menjadikan anak didiknya sebagai pendengar yang baik. Cinta
Allah SWT menjadi faktor pendidikan dan penyempurnaan bagi para hamba-
Nya, sehingga jiwa-jiwa mereka jauh dari segala kotoran dan kemaksiatan.
7
Amirulloh Sarbini, op.cit., h. 72
19
Artinya: "... aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang
dari-Ku, dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,” (QS.
Thaha:39).8
berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa. Pada masa
tersebut sering ditandai dengan adanya berbagai perubahan, baik secara fisik
ataupun psikis, yang mungkin saja dapat menimbulkan problema tertentu bagi
pengarahan diri secara tepat, bahkan dapat menjurus pada berbagai tindakan
menyembah Allah dan berbakti kepada orang tua serta melakukan sifat-sifat
8
ibid., h. 78
9
ibid., hh. 85-86
20
seperti ini manusia akan mudah menerima kebaikan atau keburukan. Karena
yang baik atau dengan pembiasaan yang buruk. Hal ini menunjukan bahwa
mendidik.
cerita/kisah:
10
Ibid., h. 92
21
pada satu kesimpulan yang menjadi akhir kisah, dan mengikutsertakan unsur
tuanya.
b. Pikiran anak didik akan terfokus dan terpusat pada pertanyaan yang
11
Ibid., h. 102
22
menjadikan doa sebagai salah satu sarana penyembuh penyakit hati atau saat
membicarakan tentang apa yang akan diterima oleh seseorang, baik di dunia
12
Depag Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al-Qurá n, Al-Qurán dan
Terjemahnya(Semarang: CV. Asy-Syifa, 1993).
23
sayang.
didik.
kepercayaan.
Reward dan punishment adalah dua jenis metode yang bisa digunakan
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Jika dianalisis, tujuan atau inti dari pendidikan nasional
berakhlak mulia.14
kepercayaan yang memenuhi seluruh isi hati nurani dan dari situ akan
dirasakan lebih dicintai olehnya dari segala sesuatu yang ada. Hal ini
Iman yang disertai amal sholeh adalah takwa. Oleh karena itu, dalam
kesopanan. Selain itu juga secara umum padanan kata akhlak sering
kemana negara akan dimudahkan dan untuk apa negara itu dimajukan.
Tentu saja hal ini sesuai kemampuan dan peran masyarakat itu sendiri.
27
Abu Ahmadi melihat bahwa selama anak belum dewasa, orang tua
harus memberi contoh yang baik karena anak sering mengimitasi sifat
anak yang telah dewasa akan dan harus bertanggung jawab terhadap
sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, sebelum melakukan suatu
seseorang menjadi good and smart. dalam sejarah Islam, Rosulullah SAW
dalam ajaran Islam, juga menegaskan bahwa misi utama dalam mendidik
character).16
15
Helmawati, pendidikan keluarga teoretis dan praktis, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), hh. 159-161
16
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2017) h. 30
28
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.17
masyarakatnya.18
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia serta
tersebut. Melalui perawatan dan perlakuan yang baik dari orang tua.
mendatang dan sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, orang tua
19
Dindin Jamaluddin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2013), Cet. I, h. 136
30
meninggalkan anak dalam keadaan lemah. Lemah dalam hal ini adalah lemah
ekonomi terutama lemah iman. Karena anak yang lemah iman akan menjadi
dianggap tepat.
a. Fungsi biologis
b. Fungsi ekonomis
anak.
nyamanan fisik/psikologinya.
21
Ibid., h. 39
32
tua dan kehangatan dalam keluarga. Sukses seorang anak tidak lepas dari
Karakter seorang anak terbentuk terutama pada saat anak berusia 3-10
tahun. Adalah tugas kita sebagai orang tua untuk menentukan input seperti
tuhan yang dibebankan kepada kedua orang tua. Tanggung jawab yang paling
kepribadianya.
22
Muchlas Samani dan Hariyanto, op.cit., h. 52.
33