BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
komitmen untuk berbuat yanng terbaik, disiplin, bekerja keras dengan cara-cara
yang sportif dan benar mencapai tujuan dan sebagainya. Disini karakter dilihat
sebagai sikap yang sudah ada pada anak didik dan yang harus dikembangkan
kedepan.
karakter sama dengan watak. Karakter atau watak adalah paduan daripada
segala tabiat manusia yang bersifat tetap, sehingga menjadi tanda yang khusus
untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain nya. 1 Karakter itu terjadi
perkembangan dasar yang telah kena pengaruh pengajaran. Jadi, ada unsur bakat
yang dipunyai anak dan unsur pendidikan lanjutnya. Secara batin, karakter dapat
dikatakan sebagai imbangan yang tetap antara hidup batin, seseorang dengan
bakat awal nya dan pengaruh pendidikan yang dialami selanjutnya, sehingga
menadi watak yang tetap pada diri orang itu. Dalam pendidikan karakter sangat
sebagai nilai-nilai dan sikap hidup yang positif, yang dimiliki seseorang sehingga
1
Paul Suparno, SJ, Pendidikan Karakter Di Sekolah, (Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013) hal. 407-409
2
Paul Suparno, SJ, Pendidikan Karakter Di Sekolah, (Daerah Istimewa Yogyakarta, 2015) hal.
28
2
memengaruhi tingkah laku, cara berpikir dan bertindak orang itu, dan akhirnya
dalam seluruh hidupnya, terutama dalam menghadapi persoalan hidup, baik hidup
pribadi, hidup bersama orang lain, dan juga dalam pekerjaan nya. Dengan kata
lain, sikap hidup baik itu sudah menadi kebiasaan hidupnya. Maka kalau orang
Orang dikatakan berkarakter menghargai orang lain bila dalam pikirann nya,
dalam bersikap, dan ia memang menghargai pribadi orang lain. Sikap itu sudah
selanjutnya, atau bakat awal anak dan pendidikan yang memengaruhi selanjutnya.
Ini berarti bahwa dalam pendidikan karakter kita perlu melihat sifat-sifat dan
sikap baik yang sudah di punyai anak dan juga yang tidak baik. Hal ini penting
agar proses pendidikan selanjutnya lebih terarah dan kena dengan kebutuhan anak.
Pengertian tentang sikap bawaan ini proses membantu anak tidak berjalan baik
karena sikap bawaan yang kurang baik. Kemampuan anak dalam hal karakter
perlu dilihat agar pendidik tidak mudah putus asa ketika prosesnya tidak lancar.
Dengan mengenal keadaan awal siswa, pendidikan karakter yang dilakukan akan
lebih tepat dengan situasi siswa. Ada anak yang dengan cepat belajar dan
mengembangkan karakter, ada pula yang tidak terlalu cepat, bahkan sulit.
Penegertian dasar ini diperlakukan agar pilihan bentuk dan metode pendidikan
3
Paul Suparno, SJ, Pendidikan Karakter Di Sekolah. (Daerah istimewa Yogyakarta, 2015) hal. 29-30
3
dengan siswanya, agar para siswa mengerti apa yang disampaikan dan membuat
mungkin bisa membantu anda untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara
pengajar dan anak didik, antara lain sebagai berikut : mulailah pada hari pertama
humor.4
Jadi nilai-nilai yang dikenal oleh peserta didik masih melekat pada orang
yang disegani atau dikaguminya. Oleh karena itu penulis berkeinginan agar anak
didik yang masuk di SMP Al – Lathifi menerima terhadap sikap dan karakter guru
yang memiliki yaitu sifat sopan santun dan tingkah laku yang baik yang memiliki
sikap keteladanan terhadap anak didik dalam keseharian nya, sebab kebanyakan
siswa Al – Lathifi yang masuk di SMP mempunyai latar belakang karakter yang
karakter.
cara memberi contoh-contoh (teladan) yang baik berupa perilaku nyata, khususnya
ibadah dan akhlak.5 Dengan adanya teladan yang baik, maka akan menumbuhkan
4
Fita Nur Arifah, S.Pd. Menjadi Guru Teladan, Kreatif, Inspiratif, Motivatif, & Profesional.(Jl. Mogiri
Barat-Yogyakarta, 2016) hal. 152-155
5
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (PT Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 2001) hal. 95
4
hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya, dengan adanya contoh
ucapan, perbuatan dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun, maka hal
dihadapan manusia yang menjadikan beliau sebagai figur yang sentral dan
لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا
yang artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu Suri Tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (Rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Q.S Al – Ahzab :
21).7
Dari ayat di atas kita dapat memahami bahwa Allah SWT mengutus Nabi
Muhammad SAW sebagai figur teladan yang paling baik bagi umatnya. Peran
Nabi sebagai eladan merupakan peran utama. Umat meneladani Nabi, dan Nabi
meneladani Al-Qur’an. Segala perkataan, perbuatan dan akhlak Rasul Allah itu
secara nyata. Seperti mulai dari cara beribadah Rasul, dan cara-cara berkehidupan
Islami.
6
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012) hal.150
7
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : PT Karya Toha Putra, 2004), hal. 334
5
perbuatan pendidikan Islam. Allah telah mengajarkan bahwa Rasul yang diutus
untuk menyampaikan risalah samawi kepada umat manusia adalah orang yang
salah satu faktor terpenting yang membawa beliau kepada keberhasilan adalah
keteladanan (uswah).
sahabatnya.
Fenomena kondisi krisis dan dekadensi moral saat ini masih belum bisa
media.
dalam nilai rapor saja. Inilah kemudian yang menjadi “dilema” dimana sekolah
kita tidak laggi mampu menjadi benteng akhlak dan seolah telah kehilangan
karakter. Sekolah kita seolah tak memiliki daya magis untuk membentuk kaakter
kejujura pada setiap anak didik melalui kurikulum yang diajarkan. Pesimis dengan
sistem persekolahan kita, bisa jadi, namun kita tak boleh terlena dsn harus
bangkit.
kurikulum, beasiswa guru dan sampai pada “sekolah berstanda” dengan berbagai
bentuknya. Hasil pendidikan kita terlihat dewasa ini asih kental pada tataran
tangguh dan kompetitif. Hal tersebut menjadi suatu masalah yang harus
saat melaksanakan pembelajaran seperti kurang disiplin, kurang rapi, kurang teliti,
menerapkan hukuman kepada siswa dan lain sebagainya yang dapat menghambat
yang baik antara guru dan pesrta didik. Dari tugas dan kewajiban tersebut dapat
pendidikan, ideal nya jika guru memiliki perangai yang baik maka peserta didik
maka peserta didik juga memiliki akhlak yang baik, begitu pula sebaliknya.
Seorang guru harus bisa menjadi teladan bagi para muridnya, tidak saja
memberikan materi pelajaran tetapi juga mampu menunjukkan perilkau yang baik
sekolah. Upaya guru dalam mendidik peserta didik yang berkarakter tidak terlepas
dari kepribadian yang dimiliki oleh guru. Untuk itu guru tidak hanya sebagai
dan ketakwaan para siswa melalui keteladanan dan contoh yang baik yang
moral untuk membentuk karakter siswa, sehingga para siswa di SMP Al- Lathifi
Sukosari Gondanglegi Malang memiliki sifat yang hormat kepada guru dan
memiliki sikap kepedulian sosial, mematuhi tata tertib sekolah, berpakaian sesuai
rasa empati dan simpati kepada teman, bertutu kata yang baik, walaupun masih
ada sebagian kecil siswa belum menunjukkan karakter yang baik saat berada
dilingkungan sekolah. Adapun kepribadian guru secara umum di SMP Al- Lathifi
dijadikan suri tauladan bagi peserta didik. Peneliti melihat keteladanan guru yang
dapat menjadi role model kepada peserta didik, memiliki pengetahuan yang luas,
yang cukup baik. Namun pada penelitian ini, peneliti menfokuskan mengenai
Dari latar belakang diatas penulis sangat tertarik sekali untuk mengungkap
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberi nilai guna pada berbagai
pihak yaitu:
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
Gondanglegi
b. SKepada pendidik, sebagai bahan masukan dan pemikiran bagi guru dalam
kepribadian guru.
E. Penelitian Terdahulu
dipaparkan beberapa karya ilmiah yang relevan dengan judul penelitian ini.
Siswa Di SD pengaruh
Meningkatkan keteladanan
Kepribadian guru
Siswa Di Mis
Madinatussalam
Kecamatan Percut
Sei Tuan
Kabupaten Deli
Serdang
Madinatussalam Gondanglegi
Serdang pembentukan
karakter siswa
11
Merupakan suatu hal yang umum apabila judul penelitian dalam skripsi
ini, terdapat beberapa penelitian lain yang dijadikan sebagai bahan perbandingan
dan acuan untuk kajian pustaka. Penelitian yang relevan dengan judul
hasil studi trdahulu yang dapat diasumsikan memiliki relevansi dengan penelitian
ini, yaitu:
Sei tuan Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian ini menunjukkan bahwa, sikap
keteladanan berarti memberikan contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, tata
bicara dan sebagainya. Keteladanan guru dalam aktivitas nya menjadi cermin
bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, sosok guru yang bisa diteladani peserta
didik memiliki posisi yang sangat penting. Guru yang terbiasa disiplin, ramah,
dan berakhlak, akan menjadi teladan yang baik bagi peserta didik nya,
Skripsi ini ada kesamaan dengan skripsi yang telah diteliti oleh Halimatus
karakter siswa.
b. Penelitian Eva Dewi Satria, 2015. Judul “ Pengaruh Keteladanan guru Dalam
Skripsi ini ada kesamaan dengan skripsi yang telah diteliti oleh Eva Dewi
Satria yaitu membahas tentang sejauh mana pengaruh keteladanan guru dalam
pembentukan akhlak mulia, sedangkan perbedaan nya yaitu skripsi Eva Dewi
F. Sistematika Pembahasan
BAB II : Kajian pustaka yang berisi tentang Keteladanan Guru, Pengertian Guru,
BAB III : Metode penelitian yang terdiri dari : jenis penelitian dan pendekatan,
penelitian.
BAB IV : Paparan hasil penelitian, terdiri dari : paparan data, temuan penelitian,
dan pembahasan.