Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH

CHARACTER BUILDING OF NURSING

KONSEP DASAR KARAKTER DAN KEPRIBADIAN

Oleh :

GUSNALIA
UMIATUN
INDRA SUSILAWATI
MIFTAHUNNAJIB
NIKKO AMBAR CRISNAWAN
ROWITA NOVITA SARI
SUHAYRI SEPRIWANDI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH


PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN
PEKANBARU
2021 / 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bung Karno sebagai salah satu bapak pendiri bangsa (founding fathers) dalam berbagai
kesempatan mengingatkan bangsa Indonesia akan pentingnya Nation andcharacter
building.

Pembangunan watak bangsa sangat diperlukan mengingat bangsa Indonesia sangat


heterogen dan memiliki kemajemukan, tidak hanya bersifat horizontal tetapi juga bercorak
vertikal. Dengan karakter yang tangguh, bangsa Indonesia akandapat berdiri sejajar dengan
bangsa lain, bahkan bukan tidak mungkin dapat melampauikemajuan bangsa lain. Cita - cita
mulia sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri bangsa, yaitu mewujudkan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, bukanlahimpian kosong.
Cita - cita mulia ini memberi dorongan kepada bangsa Indonesia untuk mewujudkan tujuan
nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta dalam mewujudkan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Berdasarkan Fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa
pendidikan disetiap jenjang, termasuk disekolah harus diselenggarakan secara sistematis
guna mencapai tujuan tersebut.

Hal tersebut berkaitan dengan pembentukkan peserta didik sehingga bisa bersaing, ber
etika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian
di Harvard University USA ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata –
mataoleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard Skill) saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengolah diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengumgkapkan,
kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 60 persen oleh
soft skill. Bahkan orang – orang tersukses didunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak di
dukungkemampuan soft skil dari pada hard skill.

Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikankarakter peserta didik sangat penting untuk
ditingkatkan

1.2 Rumusan Masalah

Setelah kami mengangkat judul makalah ini, muncul permasalahan – permaslahan yang
dapat kami jabarkan lebih jelas lagi di bab selanjutnya. Permasalahan – permasalahan
tersebut antara lain :

1. Apa itu karakter?

2. Apa itu kepribadian?

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan makalah Karakter dan Kepribadian ini, antara lain :

1. Menjelaskan pengertian tentang karakter

2. Menjelaskan pengertian tentang kepribadian

3. Menjelaskan hubungan karakter dan kepribadian


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karakter

Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu
sistem yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan, Doni
Koesoema A. (2007) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian
dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang
bersumber dari bentuk – bentuk yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada
masakecil, juga bawaan dari lahir.

Sementara, Winnie memahahi bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian


tentangkarakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila
seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut
memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur dan suka
menolong tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah
karakter erat kaitannya dengan personality. Seseorang baru bisa disebut orang yang
berkarakter (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.

Peterson dan Sligman (Gedhhe Raka, 2007:5) mengaitkan secara langsung character
strength dengan kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur – unsur
psikologisyang membangun kebajikan (virtues). Salah satu kriteria utama character
strength adalah bahwa karakter tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan
sepenuhnya potensi dan cita – cita seseorang dalam membangun kehidupan yang baik,
yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan bangsanya.

2.1.1 Ciri – Ciri Karakter

Karakter memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

- Karakter adalah “siapakah dan apakah kamu pada saat orang melihat kamu”
(character is what you are when nobody is looking).

- Karakter merupakan hasil nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan (characteris the


result of values and beliefs)

- Karakter adalah sebuah kebiasaan yang menjadi sifat alamiah kedua (character is a
habit that becomes second natur).

- Karakter bukanlah reputasi atau apa yang di pikirkan orang lainterhadapmu


(character is not reputation or what others think about you).

- Karakter bukanlah seberapa baik kamu dari pada orang lain (character isnot how
much better you are then others).

Karakter di ambil dari bahasa Inggris, character, yang juga berasal dari kata yunani
Character. Awalnya kata ini digunakan untuk menandai hal yang mengesankan dari koin
(keping uang). Belakangan secara umum istilah character digunakan untuk mengartikan hal
yang berbeda antara satu hal dengan yang lainnya, dan akhirnya juga digunakan untuk
menyembut kesamaan kualitas pada tiap orang yang membedakan dengan kualitas lainnya.

2.1.2 Unsur – Unsur Karakter

Ada beberapa unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologis terbentuknya
karakter pada manusia. Unsur-unsur ini kadag juga menunjukan bagaimana karakter
seseorag. Unsur-unsur tersebut antara lain sikap, emosi, kemauan, kepercayaan, dan
kebiasaan.

1. Sikap.

Sikap seseorang biasanya adalah merupakan bagia karakternya. Bahkan dianggap


sebagai cerminan karakter seseorang tersebut. Tentu saja tidaksemuanya benar,
tetapi dalam hal tertentu sikap seseorang terhadap sesuatuyang ada
dihadapannya biasanya menunjukan bagaimana karakternya. Bahkan para
psikolog banyak mengembangka perubahan diri menuju sukses melalui
perubahan sikap. Keith Harrel mengatakan, “Attitude is Everything!” (sikap
adalah segalanya!) yang juga ditulis dalam judul bukunya tersebut. Dalam buku
tersebut Harrel mendefinisikan “sikap” dengan mengutip American Heritage
Dictionary yang mengatakan bahwa sikap adalah cara berfikir atau merasakan
dalam kaitannya dengan sejumlah persoalannya. Lebih jauh ia mengatakan
bahwa sikap itu mencerminkan hidup.

2. Emosi.

Kata emosi di adopsi dari bahasa latin emovere (e berarti luar dan movere artinya
bergerak). Sedangkan, dalam bahasa prancis adalah emouvoir yang artinya
kegembiraan. Emosi adalah bumbu kehidupan. Sebab, tanpa emosi kehidupan
manusia akan terasa hambar. Manusia selalu hidup dengan berpikirdan merasa.
Emosi identik dengan perasaan yang kuat. Emosi adalah gejala dinamis dalam
situasi yang dirasakan manusia, yang disertai dengan efeknya pada kesadaran,
prilaku, dan juga merupakan proses fisiologis. Misalnya, saatkita merspon
sesuatu yang melibatkan emosi, kita juga akan mengetahui makna apa yang kita
hadapi (kesadaran). Saat kita marah dan tegang, jantungkita akan berdebar-
debar dan akan berdetak cepat (fisiologis). Kita akan segera melakuka reaksi
terhadap apa yang menimpa kita (prilaku).

3. Kepercayaan.

Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari factor Sosiopsikologis.

Kepercayaan bahwa sesuatu itu “benar” atau “salah” atas dasar bukti, sugesti
otoritas, pengalaman, dan intuisi sangatlah penting untuk membangun watak
dan karakter manusia. Jadi, kepercayaan itu memperkukuh eksistensi diri dan
memperkukuh hubungan dengan orang lain. Kepercayaan memberikan
perspektif pada manusia dalam memandang kenyataan dan ia memberikan dasar
bagi manusia untuk mengambil pilihan dan menentukan keputusan. Jadi,
kepercayaan dibentuk salah satunya oleh pengetahuan. Apayang kita ketahui
membuat kita menentukan pilihan karena kita percaya apayang kita ambil
berdasarkan apa yang kita ketahui. Namun, kadang kepercayaan juga dibentuk
oleh kebutuhan dan kepentingan. Orang kaya percaya bahwa stabilitas adalah hal
baik karena ia punya kepentingan untuk mempertahankan kondisi hidupnya.

4. Kebiasaan dan kemauan.

Kebiasaan adalah komponen konatif dari faktor sosiopsikologis. Kebiasaan adalah


aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis, tidak
direncanakan. Ia merupakan hasil pelaziman yang berlangsung padawaktu yang
lama atau sebagai reaksi khas yang diulangi berkali-kali. Setiap orang memiliki
kebiasaan yang berbeda dalam menanggapi stimulus tertentu. Kebiasaan
memberikan pola perilaku yang dapat diramalkan. Sementara itu, kemauan
merupakan kondisi yang sangat mencerminkan karakter seseorang. Ada orang
yang kemauannya keras, yang kadang ingin mengalahkankebiasaan, tetapi ada
juga orang yang kemauannya lemah. Banyak yang sangat percaya kekuatan
kemauan ini karena biasanya orang yang kemauannya kerasdan kuat akan
mencapai hasil yang besar. Namun, kemauan yang kuat jugamembuat orang
justru gagal ketika tujuannya tidak realistik dengan tindakanyang dilakukan dan
syarat-syarat yang ada. Bahkan, kadang-kadang kemauan yang keras juga
membuat orang “melanggar” nilai-nilai yang ada. Kemauanerat berkaitan dengan
tindakan, bahkan ada yang mendefinisikan kemauansebagai tindakan yang
merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan.

5. Konsepsi Diri

Hal penting lainnya yang berkaitan dengan (pembangunan) karakter adalah


konsepsi diri. Konsepsi diri penting karena biasanya tidak semua orang cuek pada
dirinya. Orang yang sukses biasanya adalah orang yang sadar bagaimanadia
membentuk wataknya. Dalam hal kecil saja, kesuksesan sering didapat dariorang-
orang yang tahu bagaimana bersikap di tempat-tempat yang penting bagi
kesuksesannya. Bukan berarti kita harus berpura-pura bersikap baik saat-saat
waktu tertentu saja. Misalnya, Anda sadar bahwa Anda harusmengendalikan
sikap saat bertemu orang-orang penting yang menentukankarier Anda atau
keberhasilan Anda dalam mencapai tujuan. Proses konsepsi diri merupakan
proses totalitas, baik sadar maupun tidaksadar, tentang bagaimana karakter dan
diri kita dibentuk. Konsepsi diri adalah bagaimana “saya” harus membangun diri,
apa yang “saya” inginkan dari, dan bagaimana “saya” menempatkan diri dalam
kehidupan.

Konsepsi diri merupakan proses menangkal kecenderungan mengalir dalam


hidup. Ketika manusia lahir dan tumbuh, dia tentu mendapatkan ruang
kehidupantempat ia menjumpai berbagai macam contoh orang-orang di
sekitarnya atauorang-orang yang tak dilihatnya, tetapi diketahui dari kisahnya.
Konsepmerupakan cetak biru yang didapat dari luar diri dan didialogkan
dengankondisi dirinya. Dalam ilmu psikologi sosial, konsep diri berkaitan dengan
fakta bahwa manusia tidak hanya menanggapi orang lain. Tetapi jugamemersepsi
diri kita. Kita bukan lagi hanya sebagai penanggap, melainkan pesona stimuli
sekaligus.

2.2 Pengertian Kepribadian

Kepribadian adalah terjemahan dari bahasa inggris “personality” yang pada mulanya
berasal dari bahasa latin “per” dan “sonare”, yang kemudian berkembang menjadi kata
“persona” yang berarti topeng. Pada zaman Romawi kuno, seorang aktor drama
menggunakan topeng untuk menyembunyikan identitas dirinya agar memungkinkannya
bisamemerankan karakter tertentu sesuai dengan tuntutan skenario permainan dalam
sebuahdrama (A.Q Sartain, 1967:34).

Menurut G.W. Allport (1973:48), kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu
sebagai sistem psikofisik, yang menentukan caranya yang khas (unik) dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Pernyataan “organisasi dinamis” menunjukkan adanya
kenyataan bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan berubah, walaupun pada saat
yang sama, ada organisasi sistem yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen
atau sifat dari kepribadian itu. Sebagai sistem psikofisik, artinya bahwa kepribadian
bukanlah semata – mata faktor mental (kejiwaan), dan juga bukan semata – mata faktor
fisik. Organisasi kepribadian meliputi kerja jiwa dan juga kerja fisikyang tidak terpisah,
dalamkesatuan yang utuh juga mengandung kecenderungan – kecenderungan determinasi
yangmemainkan peranan aktif dalam tingkah laku individu.

Menurut Sumadi Suryabrata (1986:240), kepribadian adalah sesuatu yang mendorong dan
mendinamisasi dilakukannya sesuatu. Segala tindakan manusia, baik positif maupun
negative, tidak lepas dari dorongan atau pengaruh kepribadiannya. Tindakan – tindakan
manusia, pastinya merupakan refleksi dan manifestasi sifat – sifat kepribadiannya itu.
Memang, karakter dan kepribadian sering digunakan secara rancu. Ada yang menyamakan
antara keduanya. Menurut M. Newcomb, kepribadian merupakan organisasi dari sikap –
sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagi latar belakang terhadap
perikelakuan. Kepribadian menunjukkan pada organisasi dari sikap – sikap seseorang
untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khususnya apabila dia
berhubungandengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. karena kepribadian
tersebut merupakan abstraksi dari individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan
masyarakat dankebudayaan, ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling
mempengaruhi (Soekanto, 1985:180).

Sementara itu, menurut Roucek and Warren, kepribadian adalah organisasi dari factor –
faktor biologis, psikologis dan sosiologi yang mendasari perilaku individu – individu.
kepribadian mencakup kebiasaan – kebiasaan, sikap dan lain – lain. Sifat yang khas
dimilikiseseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain
(Soekanto,1985:181).

2.2.1 Ciri – Ciri kepribadian

Karel Rogers, Pendiri sekolah psikis yang berorientasi pada pasien, berusaha
menjelaskan ciri – ciri umum kepribadian seimbang yang disimpulkan dari Problem
dan perjalanannya dalam proses produksi, yaitu sebagai berikut.

1. Bersikap terbuka, menerima berbagai pengalaman, dan berusahamemahami


perasaan – perasaan internalnya.

2. Hidup secara eksistensialistik, yakni memiliki kepuasan batin bahwa tiap saat ia
menginginkan pengalaman baru. Ini berarti memiliki perasaaninternal bahwa ia
bergerak dan tumbuh.

3. Dalam struktur keanggotaannya, ia menemukan hal yang dipercaya untuk


mencapai tingkah laku yang paling banyak memberikan kepuasan dalam tiap
kondisi nyata. ia melakukan apa yang dirasakannya benardalamkonteks kekinian.
Ia berpegang pada pembentukkan totalitas dan komprehensif pada dirinya untuk
mengarahkan tingkah laku sesuai pengalamannya.
2.2.2 Klasifikasi Kepribadian Manusia

Erich Fromm, seorang filsuf berkebangsaan Jerman membatasi lima klasifikasi


kepribadiaan manusia sebagai berikut.

1. Kepribadian yang selalu bersikap pasrah dan pasif. Ia yakin bahwa apapun yang
diinginkannya harus tercapai tanpa usaha atau kegiatan untukmemperolehnya,
dan harus diperolehnya dengan cara pasif dan pasrah. iamerasa kurang mampu
dan condong kepada siapa saja yang memberinyakasih sayang. Secara umum ia
selalu bersikap pasif dan patah semangatapabila dibiarkan sendiri. Sifat
persaudaraan dan optimisme yang ada padadirinya akan berubah menjadi
kegelisahan apabila ia merasa tidak ada penolong atau pada saat menghadapi
ancaman.

2. Kepribadian vested interest. Berusaha memperoleh segala sesuatu dari orang


lain, baik dengan cara tipuan maupun kekerasan dan menganggapsemua orang
sebagai sasaran baginya. Ia merasa lebih tertarik danmenyenangi sesuatu yang
dapat dikuasainya daripada sesuatu yangdiperoleh dari jerih payahnya sendiri.
Usahanya hanyalah menipu danmelanggar hak milik orang lain. Perbedaannya
dengan orang yang bersikap pasrah dan pasif adalah orang yang vested interest
selalu ragu, cemas, iri, cemburu, dan selalu meremehkan atau merendahkan
orang lain.

3. Kepribadiaan yang suka menyimpan yang bersifat lemah iman terhadapsetiap


perolehan sesuatu dari luar. Ketenangan batin dan ketentramanhatinya
tergantung pada simpanan dan tabungannya. Senantiasamelestarikan miliknya
dan merasa bahwa membelanjakan sesuatu akanmengancam kehidupannya.
kikir harta, pikiran dan perasaan. Baginya, cinta adalah memiliki. Tidak mampu
berpikir kreatif, tidak percaya padamasa depan, secara emosionalsangat
dipengaruhi masa lalu, dan banyak prasangka. Umumnya teratur dan rapi,
menjadwal waktu dengan ketat, dantidak senang melihat sesuatu tidak pada
tempatnya. Memiliki kemampuandalam kekuatan dan potensi intelektual.
Memandang kesulitan berhubungan antara dirinya dan orang lain sebagai
ancaman, tetapi padasaat yang sama juga berpendapat bahwa menjauhi mereka
akanmemberinya keamanan dan ketenangan.

4. Kepribadian berorientasi pasar. menyerupai kepribadian penjual. Merasa bahwa


kepribadiannya dapat diperjualbelikan, dan terpengaruh olehtuntutan eksternal
yang berubah – ubah. Menurutnya, orang yang suksesadalah yang bernilai jual.
Karenanya, pikiran mereka senantiasa berubahsesuai kondisi dan tidak memiliki
kepribadian yang harmonis. Padaumumnya, perasaan mereka kosong dan kacau.
Pola – pola kepribadian diatas mempresentasikan ragam kepribadian yang tidak
serasi atau tidak produktif.

5. Kepribadiaan produktif. Fromm berpendapat bahwa manusia bukan saja makhluk


berakal dan makhluk sosial, tetapi juga makhluk produktif. Untuk hidup, ia harus
berproduksi. Dengan bereksplorasi akal dan daya imajinasi, manusia dapat
mengubah bahan mentah menjadi bahan produksi.Pemahaman Fromm tidak
terbatas pada produksi material saja, melainkanlebih luas lagi, yaitu kemampuan
manusia untuk mendayagunakan potensirasio, perasaan, indra dan fasilitas -
fasilitas lain pada dirinya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam istilah modern, di tekankan pada perbedaan dan individualitas yang cenderung
menyamakan istilah karakter dengan personalitas. Personalitas atau kepribadian dapat di
pahami sebagai organisasi dinamis pada individu tempat sistem psikofisikal menentukan
penyesuaian unik terhadap lingkungannya. Kepribadian juga merupakan tingkah laku yang
bisa kita lihat sebagai hasil kondisi individu dan struktur situasi psikologis. Intinya,
polatingkah laku dan perbuatan pada cara seseorang dalam merespon situasi yang
menunjukan konsistensi tertentu, biasanya kita pahami sebagai karakter dan
kepribadiannya. Misalnya, ketika kita melihat seseorang yang selalu menangis ketika
mendapat masalah, kita akanmengatakan bahwa karakter orang tersebut adalah cengeng.
Jika kita sering melihat seseorangselalu marah saat ada masalah dan sesuatu menimpanya,
kita akan melihat pola – Pola responsnya secara kokoh dan kita katakan bahwa
kepribadiannya adalah pemarah.

Istilah karakter untuk menilai kepribadian manusia memiliki sejarah yang panjang. Masing-
masing masyarakat dalam perjalanan sejarah dulu mengaitkan karakter dengan nilai-nilai
filsafat. Di zaman modern, karakter manusia menjadi kajian antropologis dan psikologis
yang mendalam. Dalam hal ini karakter manusia memilik keunikan yang membedakannya
dengan binatang karena manusia telah mampu mengembangkan dirinya melampaui
determinisme natural (alam). Perkembangan kebudayaan sering berkaitan dengan karakter
dan kepribadian individu. Istilah karakter juga menunjukan bahwa tiap-tiap sesuatu
memiliki perbedaan. Dalam istilah modernnya, tekanan pada istilah perbedaan
(distinctiveness) atau individualitas cenderung membuat kita menyamakan antara istilah
karakter dan personalitas. Orang yangmemiliki karakter berarti pemilik kepribadian.

Istilah kepribadian juga berkaitan dengan istilah karakter, yang diartikan sebagai totalitas
nilai yang mengarahkan manusia untuk menjalani hidupnya. Jadi, ia berkaita dengan sistem
nilai yang dimiliki oleh seseorang. Orang yang matang atau dewasa biasanya memiliki
konsistensinya dalam karakter. Ini merupakan akibat keterlibatannya secara aktif dalam
proses pembangunan karakternya. Jadi, karakter dibentuk oleh pengalaman hidup. Pada
akhirnya tatanan dan situasi kehidupanlah yang menentukan terbentuknya karakter
masyarakat kita. Untuk menilai oang lain, orang akan melihat kepribadiaannya. Umumnya,
kepribadian baik itu menyenangkan dan menarik. Sedangkan, kepribadian buruk itu
menjengkelkan dan menimbulkan rasa tidak suka. Jika kebudayaan merupakan pola-pola
yang mengatur tiap anggotanya yang merupakan sosok yang memiliki kepribadian masng-
masing, ada dua hal yang mungkin terjadi. Pertama, kepribadian manusia akan di tentukan
oleh budayanya karena ia harus menyesuaikan diri dengan pola-pola pikir dan tingkah laku
yang ada. Kedua, masyarakat dan kebudayaannya merupakan abstaksi prilaku manusia.
“kepribadian masing-masing manusia mencerminkan kepribadian bangsa”, begitulah kita
sering mendengarnya. Bangsa yag terbelakang, yang tak jelas arahnya, biasanya semakin
bayak di penuhi individu individu, terutama pemimpinnya, yang kepribadiannya buruk,
korupsi, manipulasi, hanya jual citradiri. Pragmantis, dan instan dalam membuat kebijakan.
Percayalah, bangsa ini akan hancurkarena kepribadiannya semakin rusak.

Menurut Ki Supriyoko (2004:419) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah sarana


strategis untuk meningkatkan kualitas manusia. Pendidikan yang bertujuan melahirkan
insancerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr. Martini Luther King, yakni,
inteligence plus character... thet is goal of true education (kecerdasan yang berkarakter....
adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakter itu berkaitan dengan
kekuatan moral, berkonotasi “positif” bukan netral. Jadi orang berkarakter adalah orang
yang mempunyai kualitas moral (tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan adalah
membangun karakter, yang secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola
perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau yang baik,
bukan yang negatif atau yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA

Handoyo, Eko dan Tijan. 2010. Model Pendidikan Karakter. Semarang : Widya Karya Press

Akbar, Ali Ibrahim. 2000. Pendidikan karakter. (USA : Harvard University)

Mu’in,Farchul. 2011. Pendidikan karakter kontruksi teoretic & Praktik. Jogjakarta: Ar – Ruzz
Media

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan karakter menjawab tantangan krisis multidimensial.


Jakarta: Bumi Aksara

Rif’at, Syauqi nawawi. 2010. Kepribadian Qur’ani. Amzah.

Anda mungkin juga menyukai