Anda di halaman 1dari 26

TAFSIR TARBAWI

PENDIDIKAN IBADAH DALAM AL – QUR’AN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi

Dosen Pengampu : H. Khoirul Anwar,.S.Ag,.M.Pd.I

Disusun Oleh :

Kelompok 13 :

1. Ahmad Ulul Azmi 31501502177


2. Saiful Mifham 31501502282
3. Muhammad Ansharullah 31501502319

Kelas : A

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2017
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi.

Penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen selaku pengajar dan


pembimbing. Atas bimbingan beliau penyusun dapat menyusun makalah ini dengan
baik, serta kepada teman teman yang telah berperan serta dalam pembuatan
makalah ini.

Penyusun berharap dengan disusunya makalah ini dapat bermanfaat bagi


kami selaku penyusun dan pembaca serta menambah pengetahuan kita mengenai
“PENDIDIKAN IBADAH DALAM AL – QUR’AN”

Demikian makalah ini kami susun dengan sebaik baiknya. Penyusun sangat
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
ataupun kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Semarang, 13 Desember 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Pendidikan Ibadah Dalam QS. Adz – Dzariyat : 56 ................................................ 3

B. Pendidikan Ibadah Dalam QS. YASIN : 61 ............................................................ 9

C. Pendidikan Ibadah Dalam QS. AL – Baqarah : 21 – 22.......................................... 9

D. Pendidikan Ibadah Dalam QS. AL – Bayyinah : 5................................................ 14

BAB III TAFSIRAN AYAT ........................................................................................... 16

A. Tafsir Ibnu Katsir QS. ADZ – Dzariyat : 56 ......................................................... 16

B. Tafsir Ibnu Katsir QS. Yasin : 61 .......................................................................... 16

C. Tafsir Ibnu Katsir QS. Al – Baqaroh : 21 – 22...................................................... 16

D. Tafsir Ibnu Katsir QS. Al – Bayyinah : 5 .............................................................. 19

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 21

Kesimpulan ................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas utama manusia hidup di dunia ini adalah beribadah kepada
Allah SWT. Ibadah kepada-Nya merupakan bukti pengabdian seorang
hamba kepada Tuhannya. Dari berbagai ayat dan hadis dijelaskan bahwa
pada hakekatnya manusia yang beribadah kepada Allah ialah manusia
yang dalam menjalani hidupnya selalu berpegang teguh kepada wahyu
Allah dan hadis Nabi SAW.
Pengertian ibadah tidak hanya terbatas kepada apa yang disebut
ibadah mahdhah atau rukun Islam saja, tetapi sangat luas seluas aspek
kehidupan yang ada. Yang penting aktivitas yang kita lakukan harus
diniatkan untuk ibadah kepada-Nya dan yang menjadi pedoman dalam
mengontrol aktivitas ini adalah wahyu Allah dan sabda Rasul-Nya.
Ibadah adalah bahasa Arab yang secaca etimologi beraasl dari akar
kata yang berarti taat,tunduk, patuh, merendahkan diri dan hina.
Seseorang yang tunduk, patuh merendahkan dan hina diri dihadapan
yang disembah disebut abid (yang beribadah) Dalam syari’at
islam ibadah mempunyai dua unsur, yaitu ketundukan dan kecintaan
yang paling dalam kepada Allah SWT. Unsur yang tertinggi adalah
ketundukan, sedangkan kecintaan merupakan implementasi dari ibadah
tersebut.menurut ahli fiqh, ibadah adalah :
“segala bentuk kekuatan yang engkau kerjakan untuk mencapai
keridhaan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya diakhirat.”
Disamping itu, ibadah merupakan wujud cinta kepada Allah SWT
dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
Larangan-Nya dengan mempedomani aturan-aturan syari’at yang ada.
Karena disetiap unsur ibadah yang kita lakukan tentunya harus
mempedomani al-qur’an dan as sunnah, dengan mempelajari dan
mengamalkannya dengan kata lain pendidikan ibadah, karena banyak
sekali fenomena beeribadah menurut kalangan masyarakat namun
belum tentu sesuai dengan kadar-kadar aturan syari’at, terkadang

1
masyarakat memberatkan atau meringankan suatu bentuk ibadah,
contoh tidak melakukan sholat karena sakit, padahal seyogyanya sholat
oleh orang yang sakit bisa saja dilakukan dengan berbaring, duduk atau
sebagainya.
Semua tindakan atau ibadah kita selaku muslim, sudah ada didalam
al qur’an maupun as sunnah, didalam keduanya terdapat pendidikan
ibadah baik secara tersirat maupun tersurat, oleh karena fenomena-
fenomena diatas, pemakalah tertarik pada pembahasan tafsir tarbawi ini
dengan mengangkat judul Pendidikan Ibadah dalam Al qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan ibadah dalam Q.S. Adz – Dzariyat : 56
2. Bagaimana pendidikan ibadah dalam Q.S. Yasin : 61
3. Bagaimana pendidikan ibadah dalam Q.S. Al – Baqarah : 21 –
22
4. Bagaimana pendidikan ibadah dalam Q.S. Al – Bayyinah : 5
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pendidikan ibadah dalam Q.S. Adz –
Dzariyat : 56
2. Untuk mengetahui pendidikan ibadah dalam Q.S. Yasin : 61
3. Untuk mengetahui pendidikan ibadah dalam Q.S. Al – Baqarah
: 21 – 22
4. Untuk mengetahui pendidikan ibadah dalam Q.S. Al –
Bayyinah : 5

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pendidikan Ibadah Dalam QS. Adz – Dzariyat : 56

ِ ‫سِِ ِإ َّلِِ ِليَ ْعبُد‬


ِ‫ُون‬ ِ ْ ‫ِِو‬
َ ‫اْل ْن‬ ْ ‫َو َماِ َخلَ ْق‬
َ ‫تُِِال ِج َن‬
Artinya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku, (Qs. Ad-Dzariyat: 56).
1. Asbabun Nuzul
Ketika para malaikat mengetahui bahwa Allah SWT akan
menciptakan khalifah di muka bumi. Allah SWT menyampaikan
perintah-Nya kepada mereka secara terperinci. Dia memberitahukan
bahwa Dia akan menciptakan manusia dari tanah. Maka ketika Dia
menyempurnakannya dan meniupkan roh di dalamnya, para malaikat
harus bersujud kepadanya. Yang harus dipahami bahwa sujud tersebut
adalah sujud penghormatan, bukan sujud ibadah, karena sujud ibadah
hanya diperuntukkan kepada Allah SWT.
2. Isi Kandungan QS. Adz – Dzariyat : 56
Didahulukannya penyebutan kata (‫ )الجن‬Jin dari kata (‫ )اْلنس‬manusia
karena jin memang lebih dahulu diciptakan Allah dari pada manusia.
Huruf (‫ )ل‬pada kata (‫ )ليعبدون‬bukan berarti agar supaya mereka beribadah
atau agar Allah disembah, sedangankan Menrut Prof. Dr. Muhammad
Quraish Shihab dalam tasirnya, Al-Misbah, penafsiar an ayat di atas
adalah sebagai berikut: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
untuk satu manfaat yang kembali pada diri-Ku. Aku tidak menciptakan
mereka melainkan agar tujuan atau kesudahan aktivitas meraka adalah
beribadah kepada-Ku.
Ayat di atas menggunakan bentuk persona pertama (Aku), karena
memang penekannya adalah beribadah kepada-Nya semata-mata, maka
redaksi yang digunakan berbentuk tunggal dan tertuju kepada-Nya

3
semata-mata tanpa memberi kesan adanya keterlibatan selain Allah swt,
huruf lam disini sama dengan huruf lam dalam firman Allah SWT:
“ Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya Dia
menja- di musuh dan Kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun
dan Ha- man beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.”
Bila huruf lam pada liyakuna dipahami dalam arti agar supaya,
maka di atas seperti: maka dipungutlah dia oleh keluarga fir’aun agar
supaya dia Musa yang dipungut itu menjadi musuh dengan kesedihan
bagi mereka.
Thabathaba’I memahami huruf lam pada ayat yang ditafsirkan
dalam arti agar supaya, yakni tujuan penciptaan manusia dan jin adalah
untuk beribadah. Ulama ini menulis bahwa tujuan apapun bentuknya
adalah sesuatu yang digunakan oleh yang bertujuan untuk
menyempurnakan apa yang belum sempurna baginya atau
menanggulangi kebutuhan/ kekurangannya. Tentu saja hal ini mustahil
bagi Allah SWT, karena dia tidak memiliki kebutuhan. Dengan
demikian tidak ada lagi baginya yang perlu disempurnakan. Namun
disisi lain, suatu perbuatan yang tidak memiliki tujuan adalah perbuatan
sia-sia yang perlu dihindari.
Mengapa, hai Muhammad, kamu diperintahkan untuk
memperingatkan umat manusia? Kamu diperintahkan untuk
memperingatkan bahwa jin dan manusia tidak diciptakan kecuali untuk
beribadat kepada-Ku.
Jin dan manusia dijadikan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya.
Tegasnya, Allah menjadikan kedua makhluk itu sebagai makhluk-
makhluk yang mau beribadah, diberi akal dan panca indera yang
mendorong mereka menyembah Allah, untuk beribadahlah tujuan
mereka diciptakan. Dengan demikian, ibadah yang dimaksud disini
lebih luas jangkauannya daripada ibadah dalam bentuk ritual. Tugas
kekahlifahan termasuk dalam makna ibadah dan dengan demikian
hakekat ibadah mencakup dua hal pokok.

4
Pertama : kemantapan makna penghambaan diri kepada Allah dalam
hati setiap insan.
Kedua : mengarah kepada Allah dengan setiap gerak pada nurani,
pada setiap anggota badan dan setiap gerak dalam hidup.1
Beberapa ulama berpendapat bahwa ayat ini hanya khusus mengenai
orang yang telah diketahui oleh Ilmu Allah bahwa ia pasti akan
menyembah-Nya, oleh karena ayat ini menggunakan lafadz yang umum
dengan makna yang khusus. Perkiraan yang dimaksud adalah tidak Aku
ciptakan penduduk surga dari jin dan manusia kecuali untuk
menyembahnya.
Al Qusyairi ayat ini pastilah memasuki oleh takhshish
(pengkhususan dan pembatasan), karena tidak mungkin orang gila dan
anak-anak kecil diperintahkan untuk beribahadah.
Sementara orang-orang yang memang diciptakan juga untuk
beribadah oleh karena itu ayat diatas kemungkinan besar dimaksudkan
kepada orang-orang yang beriman saja.
Dimana tidak semua orang Arab badui mengatakan mereka telah
beriman, hanya sebagian mereka yang mengatakan hal itu. pendapat ini
disampaikan oleh Adh-Dhahhak, Al Kindi, Al Faraa’, dan Al Qutabi.
Pendapat ini diperkuat oleh qira’ah yang dibaca oleh Abdullah,
yaituwamaa khalaqtu al jinna wal insa minal mu’minin illa
liya’budun (dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia dari golongan
orang-orang yang beriman, kecuali untukmenyembah-Ku)2
Demikian kata mujtahid. Dan begitu diriwayatkan dari Mujahid,
bahwa ayat ini adalah: kecuali supaya Aku memerintahkan mereka dan
melarang mereka.3
Ali bin abi Thalib menafsirkan makna ayat ini diatas adalah tidak
Aku ciptakan jin manusia kecuali aku perintahkan mereka untuk
beribadah pendapat inilah yang dijadikan sandaran oleh Az Zajjaj.

1
M. Quraish Shihab, tafsir al – misbah volume 14 ( Jakarta : Lentera Hati, 2002 ) hlm : 355 - 360
2
Syaikh Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, (Jakarta:Pustaka Azzam, 2009), hlm. 293-294
3
Ahmad Musthafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Tahaputra, 1989), hlm. 20-21

5
Apabila dikatakan: bagaimana mungkin ada manusia yang berbuat
kafir kepada Allah padahal mereka diciptakan untuk bersaksi atas ke
Tuhanan-Nya dan tunduk kepada perintah dan kehendak-Nya.
Dijawab: Mereka memang harus tunduk kepada takdir yang
ditetapkan atas mereka, karena takdir mereka pasti akan terjadi dan
mereka tidak akan mungkin mampu untuk menghindar darinya. Mereka
hanya berbuat kepada takdir-Nya itu tidak dapat dihindari.4
Sementara itu segolongan mufassir berpendapat bahwa arti ayat
diatas adalah:kecuali supaya mereka tunduk kepada-Ku dan
merendahkan diri yakni, bahwa setiap makhluk dari jin atau manusia
tunduk kepada keputusan Allah, patuh kepada kehendak-Nya dan
menuruti apa yang telah Dia takdirkan atasnya. Allah menciptakan
mereka menurut apa yang Dia Kehendaki, dan Allah memberi rezeki
kepada mereka menurut keputusan-Nya, tidak seorang pun di antara
mereka yang dapat memberi manfaat maupun mudharat kepada dirinya
sendiri.
Kalimat ini merupakan suruhan agar memberi peringatan, dan juga
memuat alasan dari diperintahkannya memberi peringatan. Karena,
diciptakanya mereka dengan alasan tersebut menyebabkan mereka harus
diberi peringatan yang menyebabkan mereka harus diberi peringatan
yang menyebabkan mereka wajib ingat dan meuruti nasihat.5
Dalam tafsir Al Qurthubi sebuah riwayat dari Ibnu Abbas yang
disampaikan oleh Ali bin Abi Thalhah menyebutkan.
Arti kata diatas adalah melainkan agar mereka mau beribadah
dengan sukarela ataupun terpaksa itu adalah orang-orang yang
diperbuatnya dilihat oleh orang lain, tidak mutlak hanya karena Allah
SWT.
Mujahid menafsirkan bahwa makna firman tersebut adalah “
Melainkan untuk mengenal-Ku”. Pendapat ini mengundang komentar
dari Ats Tsa ‘labi, ia mengatakan: pendapat mujtahid sangat baik,

4 Syaikh imam Al Qurthubi .Tafsir Al Qurthubi...,hlm.195


5 Musthafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi...,hlm. 21

6
alasanya karena memang apabila Allah tidak menciptakan mereka maka
tentu mereka tidak akan mengetahui keberadan-Nya dan Keseaan-Nya.
Dalil yang dapat memperkuat penafsiran ini adalah firman Allah SWT.
َ‫َّللاُ فَأ َ َّنى يُؤْ فَكُون‬
َّ َّ‫سأ َ ْلت َ ُه ْم َم ْن َخ َلقَ ُه ْم لَ َيقُولُن‬
َ ‫َولَئِ ْن‬
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka:
"Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka
menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat
dipalingkan (dari menyembah Allah)”.
Dalam Firman Allah yang lainya
‫يز ا ْلعَ ِلي ُم‬
ُ ‫ض لَيَقُولُنَّ َخ َلقَ ُهنَّ ا ْل َع ِز‬
َ ‫األر‬
ْ ‫ت َو‬
ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬ َ َ‫سأ َ ْلت َ ُه ْم َم ْن َخل‬
َّ ‫ق ال‬ َ ‫َولَئِ ْن‬
“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka:
"Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya
mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui".
Niscaya mereka akan menjawab: Semuanya diciptakan oleh Maha
perkasa lagi Maha Menegatahui”. Sebuah riwayat lain dari mujtahid yang
menafsirkan ayat ini menyebutkan bahwa, bahwa makna dari kalimat
tersebut adalah melainkan Aku dapat memerintahkan dan melarang
mereka.
Zaid bin Aslam menafsirkan, maksud dari firman tersebut adalah
mengenai kesengsaraan dan kebahagiaan yang diciptakan untuk jin dan
manusia sebelumnya, yakni mereka akan merasakan kebahagiaan
diakhirat nanti adalah memang diciptakan untuk beribadah, sedangkan
mereka yang akan merasakan kesengsaraan di akhirat nanti adalah jin
dan manusia yang diciptakan senang berbuat maksiat.
Sebuah riwayat lain dari Al Kindi yang menafsirkan ayat ini
menyebutkan, bahwa maknanya adalah: melainkan agar mereka dapat
mengesakan Aku, dimana orang-orang yang beriman akan mengesakan
aku pada saat senang ataupun sengsara, sedangkan orang-orang yang
kafir hanya mengesakan Aku pada saat mereka kesulitan saja, tidak pada
saat mereka mendapatkan kesenangan. Hal ini ditunjukan pada firman
Allah SWT.

7
‫َّللاَ ُم ْخ ِل ِصينَ لَهُ ال ِِّدينَ فَلَ َّما نََّجَّا ُُه ْم إِلَى ا ْلَبَ ِِّر فَ ِم ْن ُه ْم‬
َّ ‫ج كَال ُّظلَ ِل َدع َُوا‬ ٌ ‫شيَ ُه ْم َم ْو‬ َ ‫َوإِذَا‬
ِ ‫غ‬
‫ُم ْقت َ ِص ٌِّد َو َما يََّجْ حَ ُِّد بِآ َياتِ َنا إِال ُك ُّل َختَّار َكفُور‬
“Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti
gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai
di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang
lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain
orang-orang yang tidak setia lagi ingkar”.
Ikrimah menafsirkan maknanya adalah: melainkan hanya untuk
menyembah-Ku dan taat kepada-Ku, agar Aku dapat memberikan pahala
bagi siapa saja yang rajin beribadah dan Aku akan menghukum bagi
siapa saja yang ingkar.
Ada juga yang menafsirkan maknanya adalah melainkan Aku
meminta mereka untuk menyembah-Ku. Sementara makna-makna yang
disebutkan ini tidak jauh berbeda, dimana kata ‘abada adalah
menyembah, dan makna awal dari kata ‘Ubudiyah (mempersembah)
adalah tunduk dan patuh terhadap yang disembah. Sedangkan makna
kata ta’bid, i’tibaad dan Istib’aad adalah menundukan atau mengambil
seseorang untuk dijadikan hamba. Kata ibadah maknaya adalah taat,
adapun ta’abbud artinya ibadah melaksanakan peribadatan.
Oleh karena itu, makna utama untuk kata ِ‫ليعبدون‬
pada firman diatas adalah agar mereka tunduk, patuh, dan
melakukan peribadatan.6
Pada ayat di atas menegaskan bahwa Allah menciptakan jin dan
mausia adalah menyuruh mereka mengerjakan amar dan menegah
mereka dari mengerjakan mungkar.7

6 Syaikh Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi...,hlm. 295-296

7
Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir Al Qur’anul Madjied An Nur, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), hlm. 15

8
B. Pendidikan Ibadah Dalam QS. YASIN : 61
ٌ ‫ص َرا‬
‫ط ُّم ْست َ ِقي ٌم‬ ِ ‫َوأَ ْن ا ْعبُدُونِي َهذَا‬
Artinya :
Dan hendaklah Kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus ( QS. Yasin
: 61 )
Inilah jalur langsung, garis lurus, jarak terdekat antara dua titik,
antara apa yang terlihat yaitu "kita" dengan Allah. Inilah jalan Islam, jalan
penyerahan diri yang sejati. Diambil dari bahasa Arab, kata
kerja 'abada, yang diterjemahkan dalam ayat ini sebagai "menyembah", jika
diterapkan untuk jalan, berubah menjadi mu'abbad, yang berarti mulus dan
laik pakai. Ketika seseorang beribadah ('ibadah, dari akar kata yang sama),
dalam pemujaan yang sesungguhnya, maka tak akan ada lagi aral rintangan
dan jalan menuju Allah menjadi mulus dan mudah. Jadi jalan ini tidak
terlihat layaknya sebuah garis meskipun kedua titiknya berhubungan. Kita
baru bisa melihat garis ini jika kita menapaki jalan sampingannya, tetapi
jika jalan itu sejajar dengan penglihatan mata kita, maka garis itu tidak lagi
terlihat lurus. Hanya satu titik yang terlihat, titik itu adalah
huruf 'ba' pada bismillah (dengan Nama Allah) karena kita telah percaya
kepada Nama Allah, dan Nama itu merupakan tanda panah ke arah tujuan
tunggal.8
C. Pendidikan Ibadah Dalam QS. AL – Baqarah : 21 – 22

﴾٢١﴿ َ‫اس ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم َوا َّلذِينَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ ُ َّ‫يأ ي َها الن‬
ِ ‫اِء َما ًِء َفَأ َ ْخ َر ََج بِ ِِه ِمنَ الَّثَّ َم َرا‬
‫ِت ِر ْزقًا‬ َّ ‫س َما َِء بِنَا ًِء َوأَ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬ ً ‫ض َفِ َرا‬
َّ ‫شا َوال‬ َ ‫الَّذِي َجعَ َل لَ ُك ُم ْاْل َ ْر‬
َ‫لِل أ َ ْن َدادًا َوأ َ ْنت ُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
ِ َّ ِ ‫لَ ُك ْم ۖ َفَ ََل تَجْ عَلُوا‬

Artinya :
Hai manusia, sembahlah Rabbmu Yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang
menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan
Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan

8
Tafsir as-Sa'di

9
itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allâh padahal kamu mengetahui. ( QS. AL
– BAQARAH : 21 – 22 )

TAFSIRAN AYAT

Ini adalah kalimat perintah pertama dalam al-Qur`ân. Melalui ayat


ini, Allâh Azza wa Jalla memanggil semuanya dengan ‘hai manusia’
agar menjadi seruan umum bagi seluruh umat manusia di setiap tempat
dan di setiap masa. Allâh Azza wa Jalla memerintahkan mereka untuk
merealisasikan tujuan penciptaan mereka yaitu beribadah kepada-Nya
yang mencakup unsure menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-
Nya dan membenarkan berita-Nya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
ِ ‫س إِ ََّّل ِليَ ْعبُد‬
‫ُون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقِتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬
Artinya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku. ( adz-Dzâriyât:56 )
Dalam menegaskan perintah ini, Allâh Azza wa Jalla
menyertakannya dengan memperkenalkan Dzat-Nya kepada mereka
agar mereka mengenal sifat-sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya.
Tujuannya, agar mereka menyadari dan lebih mudah menyambut
perintah ini dan akhirnya menjalankan ibadah kepada-Nya yang akan
menyelamatkan mereka dari siksa-Nya dan mendatangkan ridha dan
jannah bagi mereka.9
Pertama-tama, Allâh Azza wa Jalla memulai penjelasan tentang
kewajiban beribadah semata-mata kepada-Nya dengan menyebutkan
bahwa Dialah Rabb mereka yang telah mentarbiyah mereka dengan
berbagai kenikmatan. Dia Azza wa Jalla mengadakan mereka dari
ketidakadaan menuju alam wujud, mengucurkan pada mereka beragam
nikmat, yang zhahir maupun batin. Dia Azza wa Jalla menjadikan bumi
sebagai firâsya yaitu hamparan (tempat berpijak kaki) layaknya tikar

9 Aisarut Tafâsir 1/29

10
yang dihamparkan, hamparan yang stabil (tak bergoncang), menjadi
tempat berpijak dan berjalan. Mereka pun dapat merasakan ketenangan
hidup dalam rumah-rumah yang dibangun di atasnya. Orang-orang pun
dapat mengambil manfaat dari bumi ini dengan hasil pertanian dan
perkebunannya, dan manfaat-manfaat lainnya.
Selanjutnya, Allâh Azza wa Jalla menjadikan langit sebagai atap dan
menempatkan padanya hal-hal yang sangat dibutuhkan manusia, seperti
keberadaan matahari, bulan dan bintang-bintang.
Nikmat lain yang disebutkan selanjutnya, Allâh Azza wa Jalla
menurunkan hujan dari langit yang dapat membantu mereka
menumbuhkan tanaman-tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang
kemudian menghasilkan berbagai macam tanaman dan buah-buahan
yang dapat disaksikan bersama, sebagai rezki, nutrisi dan makanan
(bekal hidup) baik bagi mereka sendiri maupun hewan piaraan mereka.
Ini juga telah Allâh tetapkan dalam beberapa ayat lain dalam al-Qur`ân.
Allâh Azza wa Jalla menyebutkan langit dan bumi di antara nikmat-
nikmat yang Dia sebutkan bagi mereka, karena melalui keduanya,
mereka mendapatkan makanan pokok, rezki dan penghidupan serta
penopang dunia mereka. Kemudian Allâh Azza wa Jalla menyebutkan
bahwa Dzat yang menciptakan keduanya dan seluruh yang ada di dalam
keduanya serta seluruh kenikmatan di dalamnya Dialah yang berhak
ditaati oleh mereka dan berhak disyukuri dan diibadahi oleh mereka. 10
Di antara ayat yang paling mirip kandungannya dengan ayat ini yaitu
firman Allâh Azza wa Jalla :
ِ ‫ِو َرزَ قَ ُك ْم‬
َِِ‫ِمن‬ َ ‫ص َو َر ُك ْم‬ َ ْ‫ص َو َر ُك ْمِفَأَح‬
ُ ِ َ‫سن‬ َ ‫ِو‬َِ ‫س َما َءِبِنَا ًء‬
َ ‫اِوال‬
َ ‫ار‬ ً ‫ضِقَ َر‬ َ ‫ِاْل َ ْر‬ ْ ‫َّللاُِالَذِيِ َجعَلَِلَ ُك ُم‬ َ
ْ ُّ‫ِرب‬
َِِ‫ِالعَالَ ِمين‬ َ َ‫ارك‬
َ ُ‫َِّللا‬ َ َ‫ِربُّ ُك ْمِِۖفَتَب‬ َ ‫تِِۚ َٰذَ ِل ُك ُم‬
َ ُ‫َِّللا‬ َ
ِ ‫الطيِبَا‬
Allahlah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan
langit sebagai atap dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu
serta memberi kamu rezki dengan sebagian yang baik-baik. Yang
demikian itu adalah Allâh Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan
semesta alam [Ghâfir/40: 64].

10 Lihat Tafsir Ibni Jarir 1/213

11
Intisari kandungan ayat ini ialah, Dialah Yang Maha Pencipta, Yang
Maha Pemberi rezeki, Pemilik alam dan para penghuninya, Pemberi
rezki bagi mereka. Sehingga Dia berhak menjadi satu-satunya Dzat
yang diibadahi, tidak boleh ada sesuatu yang dipersekutukan dengan-
Nya dalam jenis peribadahan apapun.11
Oleh karena itu, di akhir ayat, Allâh Azza wa Jalla menutup seruan-
Nya dengan peringatan agar mereka tidak menjadikan tandingan bagi
Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla berfirman:
َِ‫ًاِوأ َ ْنت ُ ْمِتَ ْعلَ ُمون‬
َ ‫واِّلِلِِأ َ ْندَاد‬
َ ِ ُ‫فَ ََلِتَجْ عَل‬
Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allâh
padahal kamu mengetahui.
Maksudnya, janganlah kamu menyekutukan sesuatu dengan Allâh
Azza wa Jalla , berupa tandingan-tandingan (dari makhluk-Nya) yang
pasti tidak mampu mendatangkan kebaikan maupun madharat. Padahal,
sejatinya kalian yakin sesungguhnya tidak ada rabb bagi kalian yang
memberi rezki kepada kalian selain-Nya. Dan kalian pun telah tahu,
bahwa perkara yang diserukan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam kepada kalian yang berupa penetapan tauhid adalah perkara yang
haq, tidak perlu diragukan lagi akan kebenarannya.
Syaikh as-Sa’di rahimahullah menyatakan, “(Janganlah kamu
menyekutukan sesuatu dengan Allah) padahal kamu mengetahui Allâh
Azza wa Jalla tiada memiliki sekutu dan tandingan, baik dalam
penciptaan, pemberian rezki dan pengaturan (alam semesta), juga
dalam hak uluhiyah-Nya dan kesempurnaan-Nya. Apakah pantas kalian
beribadah kepada sesembahan lain bersama Allâh Azza wa Jalla ,
sedangkan kalian telah mengetahui hakekat tadi?. (Bila ini terjadi)
maka itu adalah perbuatan yang paling aneh (tidak masuk di akal) dan
kebodohan paling parah”.12
Sahabat Ibnu 'Abbâs menyampaikan penafsiran yang menjelaskan
beberapa detail syirik kepada Allâh Azza wa Jalla berkait firman Allâh

11 Tafsir Ibni Katsir 1/307


12 Tafsir as-Sa'di hlm. 27

12
: {janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allâh}. Beliau
menyatakan, "Syirik itu lebih samar daripada langkah semut di atas
bebatuan yang hitam dalam kegelapan malam yang pekat, seperti
ucapan seseorang, "Demi Allâh dan demi hidupmu wahai Fulan, dan
demi hidupku”. Atau ucapan, “Jikalau tidak ada anjing-anjingmu ini,
pastilah para pencuri akan mendatangi (rumah) kami”, atau ungkapan,
“Seandainya tidak ada angsa dalam rumah, pastilah pencuri akan datang
ke rumah”. Atau ucapan seseorang kepada kawannya, “Tergantung
kehendak Allâh dan terserah engkau, Kalau tidak karena Allâh dan Si
Fulan’, engkau tidak akan melakukan , ini semua bentuk syirik kepada
Allah Azza wa Jalla.
Perintah beribadah dan bertauhid kepada Allâh Azza wa Jalla yang
selanjutnya disertai dengan larangan dari perbuatan yang menentang
tauhid (syirik) merupakan ketetapan yang berlaku dalam al-Qur`an,
seperti tercantum dalam ayat-ayat lainnya. Di antaranya firman Allâh
Azza wa Jalla :

َ ‫ِواجْ ت َ ِنبُواِال‬
ُ ‫طا‬
َِِ‫غوت‬ َ ‫وّلِأ َ ِنِا ْعبُد‬
َ َ‫ُواَِّللا‬ ً ‫س‬ َ ‫َولَقَدِْ َب َعثْنَاِ ِفيِ ُك ِلِأ ُ َمة‬
ُ ‫ٍِر‬
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): "Beribadahlah kepada Allâh (saja), dan jauhilah
thaghut (sesembahan selain-Nya) itu", [an-Nahl/16:36]
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
‫ش ْيئًا‬
َ ِ‫ِِو َّلِت ُ ْش ِر ُكواِ ِب ِه‬ َ ‫َوا ْعبُد‬
َ َ‫ُواَِّللا‬
Beribadahlah kepada Allâh dan janganlah kamu mempersekutukan-
Nya dengan sesuatu pun. [an-Nisâ/4:36]
Ayat ini menjadi bukti yang pasti akan kewajiban beribadah kepada
Allâh dan kebatilan peribadahan kepada selain-Nya melalui penyebutan
tauhid rububiyah yang mengandung keesaan Allâh dalam hak
penciptaan, pemberian rezki, pengaturan (alam semesta). Bila setiap
orang mengakui tiada sekutu bagi Allâh dalam urusan-urusan tersebut,

13
maka hendaknya ia pun meyakini bahwa Allâh tidak memiliki sekutu
dalam peribadahan.13
D. Pendidikan Ibadah Dalam QS. AL – Bayyinah : 5
‫وماِأِمرواإّلِلﯾعبدوااﷲِمﺨلﺼﯾنِلهِاِلدِﯾنِﺤنفاﺀِوﯾقﯾموااِلﺼلوﺓِوﯾﺅتواالزكوﺓِۚوذاِلكِدِﯾن‬
‫ِاِلقﯾمة‬
Artinya :
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;
dan yang demikian Itulah agama yang lurus.(Qs. Al-Bayyinah: 5)

Karena adanya perpecahan di kalangan mereka maka pada ayat ini


dengan nada mencerca Allah menegaskan bahwa mereka tidak
diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah. Perintah yang ditujukan
kepada mereka adalah untuk kebaikan dunia dan agama mereka, untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, yang berupa ikhlas lahir dan batin
dalam berbakti kepada Allah dan membersihkan amal perbuatan dari syirik
serta mematuhi agama Nabi Ibrahim yang menjauhkan dirinya dari
kekafiran kaumnya kepada agama tauhid dengan mengikhlaskan ibadat
kepada Allah SWT. Dalam ayat lain yang bersamaan maksudnya Allah
berfirman:
‫ثمِأوحيناِإليكِانِاتبعِملةِإبراهيمِحنيفا‬

Artinya:
Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama
Ibrahim seorang yang hanif" (Q.S. An Nahl: 123)
dan firman-Nya

‫ماِكانِإبراهيمِﯾهودﯾاِوّلِنﺼرانياِولكنِكانِحنيفاِمسلما‬
Artinya:
"Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan

13 Tafsir as-Sa'di hlm. 27

14
tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah)" (Q.S.
Ali Imran: 67)
Yang dimaksud mendirikan satat adalah mengerjakan terus-menerus
setiap waktu dengan memusatkan jiwa kepada kebesaran Allah ketika salat,
untuk membiasakan diri tunduk kepada-Nya. Dan yang dimaksud dengan
mengeluarkan zakat yaitu membagi-bagikannya kepada yang berhak
menerimanya sebagaimana yang telah ditentukan oleh Alquran Karim.
Keterangan ayat tersebut di atas tentang keikhlasan beribadat serta
menjauhkan diri dari syirik, mendirikan salat dan mengeluarkan zakat itulah
yang dimaksud dengan agama yang lurus yang tersebut dalam kitab-kitab
suci lainnya.
Maksud ungkapan-ungkapan yang telah lalu bahwa orang-orang ahli
Kitab berselisih dalam memahami dasar-dasar agama mereka dan furuk-
furuknya, padahal mereka diperintahkan untuk memperhambakan diri
kepada Allah dengan tulus ikhlas dalam akidah. 14

14 Departemen agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahan Al-Jumanatul 'Ali, Bandung: CV penerbit ART, 2005 hal.769 - 771

15
‫‪BAB III‬‬
‫‪TAFSIRAN AYAT‬‬

‫‪A. Tafsir Ibnu Katsir QS. ADZ – Dzariyat : 56‬‬


‫سِِ ِإ َّلِِ ِليَ ْعبُد ِ‬
‫ُونِ‬ ‫ِِو ْ ِ‬
‫اْل ْن َ‬ ‫َو َماِ َخلَ ْق ْ‬
‫تُِِال ِج َن َ‬

‫أيِإنماِخلقتهمِﻵمرهم ِبعبادتي ِّلِّلحتياجي ِإليهمِوقالِعلي ِبنِأبي ِﻃلﺤةِعنِابنِعباس" ِإّلِ‬


‫ليعبدونِ"أيِإّلِليقرواِبعبادتيِﻃوعاِأوِكرهاِوهذاِاختيارِابنِجرﯾرِ‪.‬وقالِابنِجرﯾﺞِإّلِليعرفونِ‬
‫وقالِالربيعِبنِأنس"ِإّلِليعبدونِ"أيِإّلِللعبادﺓِوقالِالسديِمنِالعبادﺓِماِﯾنفعِومنهاِماِّلِﯾنفع"ِ‬
‫ولئنِسألتهمِمنِخلﻖِالسمواتِواْلرضِليقولنِاﷲِ"هذاِمنهمِعبادﺓِوليسِﯾنفعهمِمعِالشركِ‪.‬وقال‬
‫الﻀﺤاكِ‪:‬المرادِبذلكِالمﺆمنون‬

‫‪B. Tafsir Ibnu Katsir QS. Yasin : 61‬‬

‫ص َرا ٌ‬
‫ط ُّم ْست َ ِقي ٌم‬ ‫َوأَ ْن ا ْعبُدُونِي َهذَا ِ‬
‫ولهذاِقالِتعالﻰ"ِ‪:‬وأنِاعبدونيِهذاِصراطِمستقيمِ"أيِقدِأمرتكمِفيِدارِالدنياِبعﺼيانِ‬
‫الشيطانِوأمرتكمِبعبادتيِوهذاِهوِالﺼراطِالمستقيمِفسلكتمِغيرِذلكِواتبعتمِالشيطانِفيماِ‬
‫أمركمِبه‬
‫‪C. Tafsir Ibnu Katsir QS. Al – Baqaroh : 21 – 22‬‬

‫اس ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم َوالَّذِينَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُونَ ﴿‪﴾٢١‬‬ ‫يأ ي َها النَّ ُ‬
‫اِء َما ًِء ََفأ َ ْخ َر ََج ِب ِِه ِمنَ الَّث َّ َم َرا ِ‬
‫ِت‬ ‫س َما َِء ِبنَا ًِء َوأ َ ْنزَ َل ِمنَ ال َّ‬
‫س َم ِ‬ ‫شا َوال َّ‬ ‫ض َفِ َرا ً‬ ‫الَّذِي َج َع َل لَ ُك ُم ْاْل َ ْر َ‬
‫لِل أَ ْن َدادًا َوأ َ ْنت ُ ْم تَ ْع َل ُمونَ‬
‫ِر ْز ًقا َل ُك ْم ۖ َفَ ََل تَجْ َعلُوا ِ َّ ِ‬

‫شرعِتباركِوتعالﻰِفيِبيانِوحدانيةِألوهيتهِبأنهِتعالﻰِهوِالمنعمِعلﻰِعبيدهِبﺈخراجهمِمنِ‬
‫العدمِإلﻰِالوجودِوإسباغهِعليهمِالنعمِالﻈاهرﺓِوالباﻃنة‬
‫وإسباغه ِعليهم ِالنعم ِالﻈاهرﺓ ِوالباﻃنة ِبأن ِجعل ِلهم ِاْلرض ِفراشا ِأي ِمهدا ِكالفراش ِمقررﺓِ‬
‫موﻃأﺓِمثبتةِبالرواسيِالشامﺨاتِوالسماءِبناءِوهوِالسقﻒِكماِقالِفيِاﻵﯾةِاْلخرى"ِوجعلناِ‬
‫السماءِسقﻒِمﺤفوﻇاِوهمِعنِآﯾاتهاِمعرﺿون"ِ"وأنﺰلِمنِالسماءِماءِ"والمرادِبهِالسﺤابِ‬
‫هاهناِفيِوقتهِعندِاحتياجهمِإليهِفأخرجِلهمِبهِمنِأنواعِالﺰروعِوالثمارِماِهوِمشاهدِرزقاِ‬
‫لهم ِوْلنعامهم ِكما ِقرر ِهذا ِفي ِغير ِموﺿع ِمن ِالقرآن ِومن ِأشبه ِآﯾة ِبهذه ِاﻵﯾة ِقوله ِتعالﻰ"ِ‬
‫الذيِجعلِلكمِاْلرضِقراراِوالسماءِبناءِوصوركمِفأحسنِصوركمِورزقكمِمنِالطيباتِذلكمِ‬

‫‪16‬‬
‫اﷲِربكمِفتباركِاﷲِربِالعالمينِ"ومﻀمونهِأنهِالﺨالﻖِالرازقِمالكِالدارِوساكنيهاِورازقهمِ‬
‫فبهذا ِﯾستﺤﻖ ِأن ِﯾعبد ِوحده ِوّل ِﯾشرك ِبه ِغيره ِولهذاِقال"ِفَل ِتجعلوا ِﷲ ِأندادا ِوأنتم ِتعلمونِ‬
‫"وفي ِالﺼﺤيﺤين ِعن ِابن ِمسعود ِقال ِ‪:‬قلت ِﯾا ِرسول ِاﷲ ِأي ِالذنﺐ ِأعﻈم ِعند ِاﷲ؟ ِقال"ِأنِ‬
‫تجعلِﷲِنداِوهوِخلقكِ"الﺤدﯾﺚِوكذاِحدﯾﺚِمعاذ"ِأتدريِماِحﻖِاﷲِعلﻰِعباده؟ِأنِﯾعبدوهِ‬
‫وّلِﯾشركواِبهِشيئاِ"الﺤدﯾﺚِوفيِالﺤدﯾﺚِاﻵخر"ِّلِﯾقولِأحدكمِماِشاءِاﷲِوشاءِفَلنِولكنِ‬
‫ليقل ِما ِشاء ِاﷲ ِثم ِشاء ِفَلن ِ"وقال ِحماد ِبن ِسلمة ِحدثنا ِعبدالملك ِبن ِعمير ِعن ِربعي ِبنِ‬
‫خراشِعن ِالطفيل ِبنِسﺨبرﺓِأخي ِعاﺋشة ِأم ِالمﺆمنين ِْلمها ِقال ِ‪:‬رأﯾت ِفيما ِﯾرى ِالناﺋم ِكأنيِ‬
‫أتيت ِعلﻰ ِنفر ِمن ِاليهود ِفقلت ِمن ِأنتم؟ ِقالوا ِ‪:‬نﺤن ِاليهود ِ‪.‬قلت ِ‪:‬إنكم ِْلنتم ِالقوم ِلوّل ِأنكمِ‬
‫تقولونِعﺰﯾرِابنِاﷲِ‪.‬قالواِ‪:‬وإنكمِْلنتمِالقومِلوّلِأنكمِتقولونِماِشاءِاﷲِوشاءِمﺤمدِقالِ‪:‬ثمِ‬
‫مررتِبنفرِمنِالنﺼارىِفقلتِ‪:‬منِأنتمِقالواِ‪:‬نﺤنِالنﺼارىِ‪.‬قلتِ‪:‬إنكمِْلنتمِالقومِلوّلِأنكمِ‬
‫تقولون ِالمسيﺢ ِابنِاﷲ ِقالواِ‪:‬وإنكم ِْلنتمِالقوم ِلوّل ِأنكم ِتقولون ِماِشاءِاﷲِوشاء ِمﺤمدِ‪.‬فلماِ‬
‫أصبﺤتِأخبرتِبهاِمنِأخبرتِثمِأتيتِالنبيِصلﻰِاﷲِعليهِوسلمِفأخبرتهِفقال"ِهلِأخبرتِ‬
‫بهاِأحدا؟ِ"ِقلت‪ِ:‬نعمِ‪.‬فقامِفﺤمدِاﷲِوأثنﻰِعليهِثمِقال"ِأماِبعدِفﺈنِﻃفيَلِرأىِرﺅﯾاِأخبرِبهاِ‬
‫منِأخبرِمنكمِوإنكمِقلتمِكلمةِكانِﯾمنعنيِكذاِوكذاِأنِأنهاكمِعنهاِفَلِتقولواِماِشاءِاﷲِوشاءِ‬
‫مﺤمدِولكنِقولواِماِشاءِاﷲِوحدهِ"هكذاِرواهِابنِمردوﯾهِفيِتفسيرِهذهِاﻵﯾةِمنِحدﯾﺚِحمادِ‬
‫بنِسلمةِبهِوأخرجهِابنِماجهِمنِوجهِآخرِعنِعبدالملكِبنِعميرِبهِبنﺤوهِوقالِسفيانِبنِ‬
‫سعيدِالثوريِعنِاْلجلﺢِبنِعبداﷲِالكنديِعنِﯾﺰﯾدِبنِاْلصمِعنِابنِعباسِقالِ‪:‬قالِرجلِ‬
‫للنبي ِصلﻰ ِاﷲ ِعليه ِوآله ِوسلم ِما ِشاء ِاﷲ ِوما ِشئت ِفقال"ِأجعلتني ِﷲ ِندا؟ ِقل ِما ِشاء ِاﷲِ‬
‫وحدهِ‪".‬رواهِابنِمردوﯾهِوأخرجهِالنساﺋيِوابنِماجهِمنِحدﯾﺚِعيسﻰِبنِﯾونسِعنِاْلجلﺢِ‬
‫بهِوهذاِكلهِصيانةِوحماﯾةِلجنابِالتوحيدِواﷲِأعلمِ‪.‬وقالِمﺤمدِبنِإسﺤاقِحدثنيِمﺤمدِبنِ‬
‫أبيِمﺤمدِعنِعكرمةِأوِسعيدِبنِجبيرِعنِابنِعباسِقالِ‪:‬قالِاﷲِتعالﻰِﯾاِأﯾهاِالناسِاعبدواِ‬
‫ربكمِللفرﯾقينِجميعاِمنِالكفارِوالمنافقينِأيِوحدواِربكمِالذيِخلقكمِوالذﯾنِمنِقبلكمِوبهِعنِ‬
‫ابنِعباسِفَلِتجعلواِﷲِأنداداِوأنتمِتعلمونِأيِّلِتشركواِباﷲِغيرهِمنِاْلندادِالتيِّلِتنفعِ‬
‫وّل ِتﻀر ِوأنتم ِتعلمون ِأنه ِّلِرب ِلكمِﯾرزقكم ِغيرهِوقد ِعلمتمِإنِالذيِﯾدعوكم ِإليهِالرسولِ‬
‫صلﻰِاﷲِعليهِوسلمِمنِالتوحيدِهوِالﺤﻖِالذيِّلِشكِفيهِ‪.‬وهكذاِقالِقتادﺓِوقالِابنِأبيِحاتمِ‬
‫‪:‬حدثناِأحمدِبنِعمروِبنِأبيِعاصمِحدثناِأبيِعمروِحدثناِأبيِالﻀﺤاكِبنِمﺨلدِأبوِعاصمِ‬
‫حدثنا ِشبيﺐ ِبن ِبشر ِحدثنا ِعكرمة ِعن ِابن ِعباس ِفي ِقول ِاﷲ ِعﺰ ِوجل ِفَل ِتجعلوا ِﷲ ِأنداداِ‬
‫وقالِاْلندادِهوِالشركِأخفﻰِمنِدبيﺐِالنملِعلﻰِصفاﺓِسواءِفيِﻇلمةِالليلِوهوانِﯾقولِواﷲِ‬
‫وحياتكِﯾاِفَلنِوحياتيِوﯾقولِلوّلِكلبةِهذاِْلتاناِاللﺼوصِالبارحةِولوّلِالبﻂِفيِالدارِْلتﻰِ‬
‫اللﺼوصِ‪.‬وقولِالرجلِلﺼاحبهِماِشاءِاﷲِوشئتِوقولِالرجلِلوّلِاﷲِوفَلنِّلِتجعلِفيهِ‬
‫فَلنِهذاِكلهِبهِشركِ‪.‬وفيِالﺤدﯾﺚِأنِرجَلِقالِلرسولِاﷲِصلﻰِاﷲِعليهِوسلمِماِشاءِاﷲِ‬
‫وشئت ِقال"ِأجعلتني ِﷲ ِندا ِ"وفي ِالﺤدﯾﺚ ِاﻵخر"ِنعم ِالقوم ِأنتم ِلوّل ِأنكم ِتنددون ِتقولون ِماِ‬

‫‪17‬‬
‫شاءِاﷲِوشاءِفَلنِ‪".‬قالِأبوِالعاليةِ‪:‬فَلِتجعلواِﷲِأنداداِأيِعدّلءِشركاءِ‪.‬وهكذاِقالِالربيعِ‬
‫بن ِأنس ِوقتادﺓ ِوالسدي ِوأبو ِمالك ِوإسماعيل ِبن ِأبي ِخالد ِوقال ِمجاهد ِفَل ِتجعلوا ِﷲ ِأنداداِ‬
‫وأنتمِتعلمونِقالِ‪:‬تعلمونِأنهِإلهِواحدِفيِالتوراﺓِواْلنجيل"ِ‪.‬ذكرِحدﯾﺚِفيِمعنﻰِهذهِاﻵﯾةِ‬
‫الكرﯾمة ِ"قال ِاْلمام ِأحمد ِحدثنا ِعفان ِحدثنا ِأبو ِخلﻒ ِموسﻰ ِبن ِخلﻒ ِوكان ِﯾعد ِمن ِالبدّلءِ‬
‫حدثناِﯾﺤيﻰِبنِأبيِكثيرِعنِزﯾدِبنِسَلمِعنِجدهِممطورِعنِالﺤارثِاْلشعريِأنِنبيِاﷲِ‬
‫صلﻰِاﷲِعليهِوسلمِقال"ِإنِاﷲِعﺰِوجلِأمرِﯾﺤيﻰِبنِزكرﯾاِعليهِالسَلمِبﺨمسِكلماتِأنِ‬
‫ﯾعمل ِبهن ِوأن ِﯾأمر ِبني ِإسراﺋيل ِأن ِﯾعملوا ِبهن ِوأنه ِكاد ِأن ِﯾبطﺊ ِبها ِفقال ِله ِعيسﻰ ِعليهِ‬
‫السَلم ِ‪:‬إنك ِقد ِأمرت ِبﺨمس ِكلمات ِأن ِتعمل ِبهن ِوتأمر ِبنﻰ ِإسراﺋيل ِأن ِﯾعملوا ِبهن ِفﺈما ِأنِ‬
‫تبلﻐهنِوإماِأنِأبلﻐهن‬
‫فقال ِ‪:‬ﯾا ِأخي ِإني ِأخشﻰ ِإن ِسبقتني ِأن ِأعذب ِأو ِﯾﺨسﻒ ِبي ِ‪.‬قال ِ‪:‬فجمع ِﯾﺤيﻰ ِبن ِزكرﯾا ِبنيِ‬
‫إسراﺋيلِفيِبيتِالمقدسِحتﻰِامتﻸِالمسجدِفقعدِعلﻰِالشرفِفﺤمدِاﷲِوأثنﻰِعليهِثمِقالِإنِ‬
‫اﷲِأمرنﻰِبﺨمسِكلماتِأنِأعملِبهنِوآمركمِأنِتعملواِبهنِأوِلهنِأنِتعبدواِاﷲِوّلِتشركواِ‬
‫بهِشيئاِفﺈنِمثلِذلكِكمثلِرجلِاشترىِعبداِمنِخالﺺِمالهِبورقِأوِذهﺐِفجعلِﯾعملِوﯾﺆديِ‬
‫غلتهِإلﻰِغيرِسيدهِفأﯾكمِﯾسرهِأنِﯾكونِعبدهِكذلكِوأنِاﷲِخلقكمِورزقكمِفاعبدوهِوّلِتشركواِ‬
‫به ِشيئا ِوأمركم ِبالﺼَلﺓ ِفﺈن ِاﷲ ِﯾنﺼﺐ ِوجهه ِلوجه ِعبده ِما ِلم ِﯾلتفت ِفﺈذا ِصليتم ِفَل ِتلتفواِ‬
‫وأمركمِبالﺼيامِفﺈنِمثلِذلكِكمثلِرجلِمعهِصرﺓِمنِمسكِفيِعﺼابةِكلهمِﯾجدِرﯾﺢِالمسكِ‬
‫وإنِخلوفِفمِالﺼاﺋمِأﻃيﺐِعندِاﷲِمنِرﯾﺢِالمسكِوأمركمِبالﺼدقةِفﺈنِمثلِذلكِكمثلِرجلِ‬
‫أسرهِالعدوِفشدواِﯾدﯾهِإلﻰِعنقهِوقدموهِليﻀربواِعنقهِ‪.‬وقالِلهمِ‪:‬هلِلكمِأنِأفتديِنفسيِمنكمِ‬
‫فجعل ِﯾفتدي ِنفسه ِمنهم ِبالقليل ِوالكثير ِحتﻰ ِفك ِنفسه ِوأمركم ِبذكر ِاﷲ ِكثيرا ِوإن ِمثل ِذلكِ‬
‫كمثل ِرجل ِﻃلبه ِالعدو ِسراعا ِفي ِأثره ِفأتﻰ ِحﺼنا ِحﺼينا ِفتﺤﺼن ِفيه ِوإن ِالعبد ِأحﺼن ِماِ‬
‫ﯾكونِمنِالشيطانِإذاِكانِفيِذكرِاﷲِ"قالِ‪:‬وقالِرسولِاﷲِصلﻰِاﷲِعليهِوسلم"ِوأناِآمركمِ‬
‫بﺨمسِاﷲِأمرنيِبهنِ‪:‬الجماعةِوالسمعِوالطاعةِوالهجرﺓِوالجهادِفيِسبيلِاﷲِفﺈنهِمنِخرجِ‬
‫منِالجماعةِقيدِشبرِفقدِخلعِربقةِاْلسَلمِمنِعنقهِإّلِأنِﯾراجعِومنِدعاِبدعوىِجاهليةِفهوِ‬
‫منِجثيِجهنمِ"قالواِ‪:‬ﯾاِرسولِاﷲِوإنِصامِوصلﻰِ‪.‬فقال"ِوإنِصلﻰِوصامِوزعمِأنهِمسلمِ‬
‫فادعواِالمسلمينِبأسماﺋهمِعلﻰِماِسماهمِاﷲِعﺰِوجلِالمسلمينِالمﺆمنينِعبادِاﷲِ"هذاِحدﯾﺚِ‬
‫حسن ِوالشاهد ِمنه ِفي ِهذه ِاﻵﯾة ِقوله"ِوإن ِاﷲ ِخلقكم ِورزقكم ِفاعبدوه ِوّل ِتشركوا ِبه ِشيئاِ‬
‫"وهذهِاﻵﯾةِدالةِعلﻰِتوحيدهِتعالﻰِبالعبادﺓِوحدهِّلِشرﯾكِلهِوقدِاستدلِبهِكثيرِمنِالمفسرﯾنِ‬
‫كالرازيِوغيرهِعلﻰِوجودِالﺼانعِتعالﻰِوهيِدالةِعلﻰِذلكِبطرﯾﻖِاْلولﻰِفﺈنِمنِتأملِهذهِ‬
‫الموجوداتِالسفليةِوالعلوﯾةِواختَلفِأشكالهاِوألوانهاِوﻃباعهاِومنافعهاِووﺿعهاِفيِمواﺿعِ‬
‫النفعِبهاِمﺤكمةِعلمِقدرﺓِخالقهاِوحكمتهِوعلمهِوإتقانهِوعﻈيمِسلطانهِكماِقالِبعﺾِاْلعرابِ‬
‫وقدِسئلِماِالدليلِعلﻰِوجودِالربِتعالﻰ؟ِفقالِ‪:‬ﯾاِسبﺤانِاﷲِإنِالبعرِليدلِعلﻰِالبعيرِوإنِ‬
‫أثرِاْلقدامِلتدلِعلﻰِالمسيرِفسماءِذاتِأبراجِوأرضِذاتِفجاجِ‪.‬وبﺤارِذاتِأمواج؟ِأّلِﯾدلِ‬

‫‪18‬‬
‫ذلك ِعلﻰ ِوجود ِاللطيﻒ ِالﺨبير؟ ِ‪.‬وحكﻰ ِالرازي ِعن ِاْلمام ِمالك ِأن ِالرشيد ِسأله ِعن ِذلكِ‬
‫فاستدلِلهِباختَلفِاللﻐاتِواْلصواتِوالنﻐماتِوعنِأبيِحنيفةِأنِبعﺾِالﺰنادقةِسألوهِعنِ‬
‫وجودِالباريِتعالﻰِفقالِلهمِ‪:‬دعونيِفﺈنيِمفكرِفيِأمرِقدِأخبرتِعنهِذكرواِليِأنِسفينةِفيِ‬
‫البﺤر ِموقرﺓ ِفيها ِأنواع ِمن ِالمتاجر ِوليس ِبها ِأحد ِﯾﺤرسها ِوّل ِﯾسوقها ِوهي ِمع ِذلك ِتذهﺐِ‬
‫وتجيء ِوتسير ِبنفسها ِوتﺨترق ِاْلمواج ِالعﻈام ِحتﻰ ِتتﺨلﺺ ِمنها ِوتسير ِحيﺚ ِشاءت ِبنفسهاِ‬
‫منِغيرِأنِﯾسوقهاِأحدِ‪.‬فقالواِهذاِشيءِّلِﯾقولهِعاقلِ‪.‬فقالِ‪:‬وﯾﺤكمِهذهِالموجوداتِبماِفيهاِ‬
‫من ِالعالم ِالعلوي ِوالسفلي ِوما ِاشتملت ِعليه ِمن ِاْلشياء ِالمﺤكمة ِليس ِلها ِصانع ِ‪.‬فبهت ِالقومِ‬
‫ورجعواِإلﻰِالﺤﻖِوأسلمواِعلﻰِﯾدﯾهِوعنِالشافعيِأنهِسئلِعنِوجودِالﺼانعِفقالِ‪:‬هذاِورقِ‬
‫التوتِﻃعمهِواحدِتأكلهِالدودِفيﺨرجِمنهِاْلبرﯾسمِوتأكلهِالنﺤلِفيﺨرجِمنهِالعسلِوتأكلهِالشاﺓِ‬
‫والبقرِواْلنعامِفتلقيهِبعراِوروثاِوتأكلهِالﻈباءِفيﺨرجِمنهاِالمسكِوهوِشيءِواحدِوعنِاْلمامِ‬
‫أحمدِبنِحنبلِأنهِسئلِعنِذلكِفقالِ‪:‬هاهناِحﺼنِحﺼينِأملسِليسِلهِبابِوّلِمنفذِﻇاهرهِ‬
‫كالفﻀة ِالبيﻀاء ِوباﻃنه ِكالذهﺐ ِاْلبرﯾﺰ ِفبينا ِهو ِكذلك ِإذ ِانﺼدع ِجداره ِفﺨرج ِمنه ِحيوانِ‬
‫سميعِبﺼيرِذوِشكلِحسنِوصوتِمليﺢِﯾعنيِبذلكِالبيﻀةِإذاِخرجِمنهاِالدجاجةِوسئلِأبوِ‬
‫نواسِعنِذلكِفأنشدِ‪:‬تأملِفيِنباتِاْلرضِوانﻈرِإلﻰِآثارِماِصنعِالمليكِعيـونِمنِلجينِ‬
‫شاخﺼـــاتِبأحداقِهيِالذهﺐِالسبيكِعلﻰِقﻀﺐِالﺰبرجدِشاهداتِبأنِاﷲِليـسِلهِشـرﯾكِ‬
‫وقال ِابن ِالمعتﺰ ِ‪:‬فياِعجبا ِكيﻒ ِﯾعﺼﻰِاْللهِأمِكيﻒ ِﯾجﺤده ِالجاحـد ِوفيِكل ِشـــــيءِله ِآﯾةِ‬
‫تــدلِعلﻰِأنهِواحــدِوقالِآخرونِمنِتأملِهذهِالسماواتِفيِارتفاعهاِواتساعهاِوماِفيهاِمنِ‬
‫الكواكﺐِالكبارِوالﺼﻐارِالنيرﺓِمنِالسيارﺓِومنِالثوابتِوشاهدهاِكيﻒِتدورِمعِالفلكِالعﻈيمِ‬
‫فيِكلِﯾومِوليلةِدوﯾرﺓِولهاِفيِأنفسهاِسيرِﯾﺨﺼهاِونﻈرِإلﻰِالبﺤارِالمكتنفةِلﻸرضِمنِكلِ‬
‫جانﺐِوالجبالِالموﺿوعةِفيِاْلرضِلتقرِوﯾسكنِساكنوهاِمعِاختَلفِأشكالهاِوألوانهاِكماِ‬
‫قال ِتعالﻰ"ِومن ِالجبال ِجدد ِبيﺾ ِوحمر ِمﺨتلﻒ ِألوانها ِوغرابيﺐ ِسود ِومن ِالناس ِوالدوابِ‬
‫واْلنعامِمﺨتلﻒِألوانهِكذلكِإنماِﯾﺨشﻰِاﷲِمنِعبادهِالعلماءِ"وكذلكِهذهِاْلنهارِالسارحةِمنِ‬
‫قطر ِإلﻰ ِقطر ِللمنافع ِوما ِذرأ ِفي ِاْلرض ِمن ِالﺤيوانات ِالمتنوعة ِوالنبات ِالمﺨتلﻒ ِالطعومِ‬
‫واْلراﯾيﺞِواْلشكالِواْللوانِمعِاتﺤادِﻃبيعةِالتربةِوالماءِاستدلِعلﻰِوجودِالﺼانعِوقدرتهِ‬
‫العﻈيمةِوحكمتهِورحمتهِبﺨلقهِولطفهِبهمِوإحسانهِإليهمِوبرهِبهمِّلِإلهِغيرهِوّلِربِسواهِ‬
‫عليهِتوكلتِوإليهِأنيﺐِواﻵﯾاتِفيِالقرآنِالدالةِعلﻰِهذاِالمقامِكثيرﺓِجدا‬
‫‪D. Tafsir Ibnu Katsir QS. Al – Bayyinah : 5‬‬
‫وماِأِمرواإّلِلﯾعبدوااﷲِمﺨلﺼﯾنِلهِاِلدِﯾنِﺤنفاﺀِوﯾقﯾموااِلﺼلوﺓِوﯾﺅتواالزكوﺓِۚوذاِلكِدِﯾن‬
‫ِاِلقﯾمة‬

‫وقولهِتعالﻰِ"ِوماِأمرواِإّلِليعبدواِاﷲِمﺨلﺼينِلهِالدﯾنِ"ِكقولهِ"ِوماِأرسلناِمنِقبلكِمنِ‬
‫رسولِإّلِنوحيِإليهِأنهِّلِإلهِإّلِأناِفاعبدونِ"ِولهذاِقالِ"ِحنفاءِ"ِأيِمتﺤنفينِعنِالشركِ‬

‫‪19‬‬
‫إلﻰِالتوحيدِكقولهِ"ِولقدِبعثناِفيِكلِأمةِرسوّلِأنِأعبدواِاﷲِواجتنبواِالطاغوتِ"ِوقدِتقدمِ‬
‫تقرﯾر ِالﺤنيﻒ ِفي ِسورﺓ ِاْلنعام ِبما ِأغنﻰ ِعن ِإعادته ِههنا ِ"ِوﯾقيموا ِالﺼَلﺓ ِ"ِوهي ِأشرفِ‬
‫عباداتِالبدن"ِِوﯾﺆتواِالﺰكاﺓِ"ِوهيِاْلحسانِإلﻰِالفقراءِوالمﺤاوﯾﺞِ"ِوذلكِدﯾنِالقيمةِ"ِأيِ‬
‫الملةِالقاﺋمةِالعادلةِأوِاْلمةِالمستقيمةِالمعتدلةِ‪.‬وقدِاستدلِكثيرِمنِاْلﺋمةِكالﺰهريِوالشافعيِ‬
‫بهذه ِاﻵﯾة ِالكرﯾمة ِعلﻰ ِأن ِاْلعمال ِداخلة ِفي ِاّلﯾمان ِولهذا ِقال ِ"ِوما ِأمروا ِإّل ِليعبدوا ِاﷲِ‬
‫مﺨلﺼينِلهِالدﯾنِحنفاءِوﯾقيمواِالﺼَلﺓِوﯾﺆتواِالﺰكاﺓِوذلكِدﯾنِالقيمة‬

‫‪20‬‬
BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan
1. Ketika Allah memerintahkan kepada manusia untuk saling
memberi peringatan kepada sesamanya, karena memberi
peringatan membuahkan manfa’at bagi dirinya sendiri lebih-lebih
terhadap orang-orang beriman, disamping itu pula pada ayat
sesudahnya juga Allah memberikan peringatan mengenai tujuan
diciptakan manusia yakni untuk menyembah kepada Allah SWT
 Jin dan manusia dijadikan Allah swt untuk tunduk dan
merendahkan diri kepada-Nya.
 Menguatkan perintah kepada manusia untuk selalu berzikir
dan beribadah kepada Allah swt.
2. Barangsiapa yang mau mengikuti petunjuk Allah melalui Al Qur'an
yang dibawa oleh RasulNya sebagai pedoman dan petunjuk hidup di
dalam menghadapi kehidupan di dunia ini, berarti telah mengikuti
petunjuk yang lurus. Maka Allah akan menyelatkannya baik
sewaktu berada di dunia dan akan memberikan kebahagiaan ketika
kembali ke akhirat. Dan barangsiapa yang mengikuti langkah-
langkah syaitan, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.
Karena Syaitan itu selalu mengajak manusia ke jalan yang sesat,
selalu membisikkan kepada manusia agar selalu bersenang-senang,
memperturutkan hawa nafsu, dan memuaskan syahwat, mengajak
manusia agar berbuat zalim terhadap sesamanya dan membuat
kerusakan di muka bumi ini, sehingga perbuatan-perbuatan syaitan
ini bertentangan dengan firman-firman Allah artinya mengingkari
ayat ayat Allah.
3. Nilai yang terkandung dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 adalah
sebagaiberikut :
a. Kita sebagai mnausia ciptaan Allah, maka seharusnya
kita beriman kepada Allah dan patuh atas segala
perintah-Nya.

21
b. Kita hendaknya taat dan tunduk terhadap perintah Allah.
c. Jika kita murka kepada Allah, maka Allah akan memberi
azab yang pedih kepada kita dan tidak ada seorangpun
yang mampu menolak azab tersebut, dan juga tidak ada
seorangpun yang dapat menolong kita untuk
menghindari azab tersebut.

4. Kesimpulan yang terkandung dalam surah Al-Bayyinah ayat 5


a. Manusia diciptakan hanya untuk menyembah kepada Allah
SWT
b. Manusia diwajibkan mengingat Allah SWT diwaktu berdiri,
duduk, maupun berbaring.
c. Menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dengan menjauhkan diri dari sifat-sifat kemusyrikan. Artinya
menjalankan agama haruslah dengan lurus, yaitu jauh dari syirik
dari kesesatan-kesesatan.

22
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qurthubi, Syaikh Imam. 2009. Tafsir Al Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam.

Al Maraghi, Ahmad Musthafa. 1989. Tafsir Al Maraghi. Semarang: Tahaputra

Ash-Shiddieqy. 1973. Tafsir Al Qur’anul Madjied An Nur. Jakarta: Bulan Bintang

Jalaluddin Al – Mahali dan Jalalddin Al – Suyuthi. 2002. Tafsir Jalalain. Asbabun


Nuzul Ayat. Bandung : Sinar Baru Al – Qesindo

Syamury. 2006. Pendidikan Untuk Kelas X. Jakarta : Erlangga Matsna. 1997

Departemen agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahan Al-Jumanatul 'Ali, Bandung:


CV penerbit ART, 2005

Shihab, M. Quraisy, Tafsir Al-Misbah Pesan "Kesan dan keserasian Al-Qur'an".


Jakarta: Lentera Hati, 2002

23

Anda mungkin juga menyukai