Anda di halaman 1dari 108

SERTIFIKASI AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI

BAB 4- K3 PERALATAN
KONSTRUKSI
Disampaikan oleh :
Mohamad Reza Huzain
(Praktisi K3)
K3 Peralatan
Konstruksi
Peralatan
Konstruksi
Peralatan
Konstruksi
Peralatan
Konstruksi
Peralatan
Konstruksi
Peralatan
Konstruksi
Peralatan
Konstruksi
Peralatan
Konstruksi
Peralatan
Konstruksi
Peralatan
Konstruksi
Kecelakaan Alat
Penyebab
Kecelakaan
Penyebab
Kecelakaan
PERALATAN PERKAKAS
Mohamad Reza Huzain © 2020
Sumber Bahaya Alat Perkakas
• Terlepas dari pegangan saat dipergunakan.
• Penyimpanan alat tidak baik
• Penggunaan alat yang tidak sesuai dengan
fungsinya
• Cacat pada alat perkakas
• Penggunaan tidak sesuai fungsinya
• Cara membawa dan mengatur alat perkakas yang
tidak tepat, dll
Pemeriksaan / Inspeksi Alat
• Lakukan pemeriksaan secara visual meliputi :
✓Kondisi fisik
✓Kondisi kelistrikan (kabel, steker, dll)
✓Kondisi aksesoris (sesuai standard)
• Pemeriksaan dilakukan oleh petugas yang
berkompeten (mekanik/teknisi), petugas K3
mendampingi dan melengkapi administrasi
• Pemeriksaan fungsi alat
• Pemeriksaan peralatan pengaman (safety
device)
Pengendalian Alat Perkakas
• Gunakan peralatan yang memenuhi standard dan
kualifikasi K3
• Gunakan sumber listrik yang sesuai dengan kebutuhan
daya peralatan
• Lakukan pemeriksaan bulanan dan memasang color
coding untuk peralatan yang sudah dianggap layak
pakai
• Eliminasi peralatan yang rusak dan memasang danger
tag
• Pemeriksaan berkala sebelum digunakan untuk
memastikan tidak ada perubahahan pada alat
LADDER, STAIRS & SCAFFOLD
Mohamad Reza Huzain © 2020
Ladder & Stairs
1. Ladder : Tangga kerja yang tidak permanen dan
dapat dipindah-pindahkan dan digunakan oleh tenaga
kerja
2. Stairs : Tangga kerja yang tidak permanen tetapi
terpasang tetap pada suatu bagian konstruksi atau
penunjangnya dan digunakan oleh tenaga kerja

SKB Menaker 174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986


Bahan & Jenis Tangga
• Bahan tangga : • Jenis tangga :
1. Bambu 1. Tangga berkaki yang dapat berdiri
2. Kayu sendiri
3. Logam / metal 2. Tangga kuda (trestle step ladder)
3. Tangga yang dapat diperpanjang
4. Tangga lepas mekanik

SKB Menaker 174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986


Ladder & Stairs
• Konstruksi tangga
1. Tangga yang dibuat dari kayu harus dibuat dengan
• Kaki tangga : kayu yang kuat, tidak ada cacat serta mempunyai
urat kayu yang arahnya memanjang
• Anak tangga : anak tangga ditanam pada kedua kaki tangga dan
kayunya tidak boleh cacat
2. Jarak antar anak tangga harus sama & tidak kurang dari 25 cm
atau lebih dari 35 cm
3. Tangga kerja lepas dari kayu harus diberi besi pengikat silang

SKB Menaker 174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986


Ladder & Stairs
• Konstruksi tangga
4. Tangga kerja portable tidak boleh lebih dari 6 meter
5. Lebar antara kaki ujung atas minimal 40 cm dan lebar
bawah 50 cm untuk tangga tinggi max 3 m. Untuk yang
lebih tinggi ditambah 5 cm untuk setiap m peninggian
6. Diberi alas agar tidak tergelincir

SKB Menaker 174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986


K3 Penggunaan Tangga
• Syarat-syarat aman bekerja menggunakan tangga :
1. Pastikan tangga bebas dr oli, grease atau bahan lain
yang membahayakan
2. Dilarang membebani tangga diluar kapasitasnya
3. Gunakan tangga sesuai desain penggunaan
4. Gunakan tangga pada bidang yang stabil
5. Jangan gunakan tangga diatas bidang yang licin
6. Pastikan area sekitar tangga bebas dari benda yang
membahayakan
K3 Penggunaan Tangga
• Syarat-syarat aman bekerja menggunakan tangga :
7. Jangan pindahkan, extend atau merubah tangga saat
ada orang / material diatasnya
8. Gunakan tangga yang non-conductive jika bekerja
kelistrikan
9. Posisikan menghadap tangga saat naik/turun
10. Dilarang membawa barang saat memanjat tangga
vertikal
Ingat, 3 Point of Contact
Perancah (Scaffolding) 27

• Menurut Permenaker No 1 Tahun 1980 tentang K3 Konstruksi


Bangunan
Perancah (scaffolding) adalah Bangunan pelataran (platform)
yang dibuat sementara dan digunakan sebagai penyangga
tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan
konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan
pembongkaran

Dalam Permenaker No 9 tahun 2016 perancah masuk dalam


kategori lantai kerja sementara

Mohamad Reza Huzain © 2020


SKB Menaker & MenPU 174 dan 104 tahun 1986 28
tentang Pedoman Pelaksanaan K3 Konstruksi

Mohamad Reza Huzain © 2020


SKB Menaker & MenPU 174 dan 104 tahun 1986 29
tentang Pedoman Pelaksanaan K3 Konstruksi

Mohamad Reza Huzain © 2020


SKB Menaker & MenPU 174 dan 104 tahun 198630
tentang Pedoman Pelaksanaan K3 Konstruksi

Mohamad Reza Huzain © 2020


SKB Menaker & MenPU 174 dan 104 tahun 1986
tentang Pedoman Pelaksanaan K3 Konstruksi

Mohamad Reza Huzain © 2020


31
32
STANDARD INTERNATIONAL
1. ANSI A10.8 (1988 or later), Scaffolding – Safety Requirements
2. ANSI A14.2, Ladders – Portable Metal – Safety Requirements
3. ASTM A53 Standard Specification for Pipe, Steel, Black and Hot-Dipped, Zinc
Coated, Welded and Seamless
4. ASTM A370 Standard Test Methods and Definitions for Mechanical Testing if
Steel Products
5. BS 1139 Part 1 : Section 1.1 : 1990, Specification for Steel Tube
6. BS 2482: 1981, Specification for Timber Scaffold Boards
7. OSHA 1910.24, Fixed Industrial Stairs
8. OSHA 1910.28, Safety Requirements for Scaffolding
9. JIS G3444 Seamless Carbon Steel Tube for General Structure
10.Etc…
Mohamad Reza Huzain © 2020
33
JENIS dan TYPE PERANCAH
berdasarkan Standar (AS, JIS, BS, ASTM)

• JENIS SCAFFOLDING: adalah Pembagian


atau Pembeda Perancah menurut Material
yang digunakan dan Karakteristik
Pemasangan Perancah

• TYPE SCAFFOLDING: adalah Pembagian


atau Pembeda Perancah menurut Fungsi,
teknik membangun, dan model perancah

Mohamad Reza Huzain © 2020


Jenis Type
34
Perancah
Metal Woods Bamboo Mechanical Perancah Perancah Perancah Perancah Perancah
J-Scaffold Tiang
Scaffold Scaffold Scaffold Scaffold Tower Bergerak Gantung Kantilever Bulat
Tunggal, dll
Tubular
Kayu bulat
Scaffold

Modular Kayu
Scaffold Persegi

Frame
Scaffold

Mohamad Reza Huzain © 2020


Peralatan Membangun Scaffold 35

• Peralatan yang digunakan


oleh seorang scaffolder :
1. Tagging scaffolding (tag
merah dan hijau)
2. Kunci scaffolding
(ratchet)
3. Meteran
4. Level meter / water
pass
5. Tang / catut
Mohamad Reza Huzain © 2020
36
Scaffolding Tag / Scaftag

• Scaftag harus dibuat dari bahan yang tahan air sehingga informasi yang
disampaikan tersampaikan dengan baik
Mohamad Reza Huzain © 2020
37
KECELAKAAN/ KEGAGALAN PADA PERANCAH
• FAILURE (TUMBANG)
Adalah Kecelakaan/ Kegagalan Struktur
Perancah yang diakibatkan karena
ketidak-stabilan perancah

• COLLAPSE (AMBRUK)
Adalah Kecelakaan/ Robohnya Struktur
Perancah yang diakibatkan kelebihan
Beban dan atau Kesalahan design
Struktur perancah
Mohamad Reza Huzain © 2020
“ C” Z kk 38

Mohamad Reza Huzain © 2020


39

Mohamad Reza Huzain © 2020


40
Potensi Bahaya Perancah

Mohamad Reza Huzain © 2020


41
Faktor Manusia (Human Factor)

Mohamad Reza Huzain © 2020


42

Mohamad Reza Huzain © 2020


43

Mohamad Reza Huzain © 2020


Versi BNSP & Migas : 44
Versi Kemenaker : • Kepmenaker No. 54 tahun 2015 : SKKNI Pemasang
- Teknisi K3 Perancah (refer Kepdirjen PPK No perancah dan cetakan beton
20 th 2004 • Kepmenakertrans No. 211 tahun 2008 : SKKNI
- Supervisor K3 Perancah (refer Kepdirjen PPK PERSONEL Sektor Migas sub bidang scaffolding
No 74 th 2013) 1. Kualifikasi berjenjang : Pembantu operator,
operator, perancang, pengawas
2. Kualifikasi tertentu : Operator maintenance &
repair, teknisi QC
• Permenaker No 1 th 1980
• SKB Menaker & MenPU No REGULASI • Purchasing memenuhi
174 thn 1986 & 104 th SCAFFOLD PEMILIHAN kaidah K3 (selektif)
&
SAFETY MATERIAL
1986 STANDARD • Inspeksi sebelum material
• BS, JIS, ANSI, AS/NZS, dikirim
ASME, ASTM, dll • Periksa sertifikat pengujian
• SNI 19-1955-1990 material
• SNI 03-3631-1994
• Memahami jenis dan type
PROSES
• Memahami bagian dan pemasangannya
INSTALASI
• Mengidentifikasi adanya “ketidaksesuaian”
dalam instalasi
Mohamad Reza Huzain © 2020
45
Kompetensi Tenaga Perancah
• Teknisi K3 Perancah (Kepdirjen PPK No 20 Tahun 2004 )
Personel yang berkompeten dan bersertifikat dalam melakukan instalasi
perancah sesuai dengan rencana (drawing) pemasangan perancah yang
memenuhi standar / peraturan yang berlaku
• Supervisor K3 Perancah (Kepdirjen PPK No 74 Tahun 2013)
1. Merencanakan dan mendesain perancah
2. Memonitor, memeriksa, menguji dan memberikan persyaratan
keselamatan dan kesehatan kerja perancah dengan aman, selamat dan
sehat
3. Mengawasi pemasangan, pembongkaran dan penggunaan perancah
sesuai dengan peraturan keselamatan kerja
4. Menerapkan prinsip K3 dalam melaksanakan tugasnya
Mohamad Reza Huzain © 2020
46
LISENSI & SERTIFIKAT

Mohamad Reza Huzain © 2020


47
PEMILIHAN MATERIAL
(PEMERIKSAAN PIPA)

Yang perlu diperhatikan pada


pemeriksaan pipa :
1. Kelurusan pipa,pipa yang bengkok sangat
mempengaruhi leveling scaffolding
2. Bebas dari keretakan,robek(splits),peyok
(bad dents ) dan karat
3. Potongan ujung pipa halus, rata dan tidak
kasar
Mohamad Reza Huzain © 2020
48

Mohamad Reza Huzain © 2020


SCAFFOLDING PLAN 49

• Scaffolding plan wajib disediakan bagi pemasangan perancah yang


beresiko tinggi yang memuat antara lain :
1. Standard Operating Procedur (SOP / WI)
2. Identifikasi bahaya & penilaian risiko
3. Spesifikasi material
4. Drawing & data perlengkapan material scaffold
5. Perhitungan beban mati (dead load) dan beban hidup (live load)
6. Work permit (ijin kerja)
7. JSA
8. Inspection Checklist
9. Emergency Response Plan (ERP)
Mohamad Reza Huzain © 2020
50
PROSES INSTALASI
Rancang bangun scaffolding mengacu pada :
Kekuatan , stabilitas dan kekokohan rangka penguat.

Penanganan pekerjaan dengan scaffolding untuk keselamatan


kerja pekerja waktu:
1. Pemasangan, perubahan dan pembongkaran scaffolding
2. Menggunakan scaffolding
3. Berada disekitar berdirinya scaffolding

Mohamad Reza Huzain © 2020


BAGIAN-BAGIAN PERANCAH / SCAFFOLDING 51
Q A. Board/Platform
B. Putlog
C. Face Bracing
D. Side Bracing
E. Top Rail
F. Mid Rail
G. Toe Board
H. Standard / Post
P I. Ledger
J. Base Plate / Jack Base
K. Sole Board / Sole Plate
R L. Drop Bar / Portal
M. Fix Clamp
N. Puncheon
O. Swivel Clamp
P. Toe Board Clip
Q. Transom
R. Ladder

Mohamad Reza Huzain © 2020


52
V COUPLER / CLAMP

Q. Joint Pin
Z R. Plank Clamp / Board Clamp
X S. Sleeve Coupler
T. Beam Clamp
U. Putlog Clamp
S W V. Ties
T W.Fix Clamp (Standard BS)
U X. Fix Clamp (Standard JIS)
Y. Waterpass / Leveler
Z. Ratchet
Y

Q
R
Mohamad Reza Huzain © 2020
53
Pipa Scaffold (Scaffold Tube)
JENIS PIPA DIMENSI BS 1139 : 82/85 AS 1576.3 /91 JIS G3444 STK 51

Diameter 48,3 mm (± 0,5 mm) 48,3 mm (± 0,5 mm)


BLACK STEEL Luar
TUBE
Tebal Pipa 4,0 mm (± 0,5 mm) 4,0 mm (± 0,5 mm)

Diameter Luar 48,3 mm (± 0,5 mm) 48,3 mm (± 0,5 mm) 48,6 mm (± 0,5 mm)

Tebal Pipa 4,0 mm (± 10 %) 3,2 mm ± 0,48 mm 2,4 mm


GALVANIS
STEEL TUBE Dimensi Berat 4.37 – 4,50 Kg/m 4.37 – 4,50 Kg/m 2,84 Kg/m

Kelas/ Grade Grade 4 Material Kelas 3

Mohamad Reza Huzain © 2020


54
MENENTUKAN BEBAN HIDUP (LIVE LOAD)
SESUAI JARAK (SPAN) LEDGER & TRANSOM

SPECIFICATION LIGTH DUTY MEDIUM DUTY HEAVY DUTY

LIVE LOAD 225 Kg/ Bay 450 Kg/Bay 675 Kg/Bay

TRANSOM 2.4 Meter 1,8 Meter 1.275 Meter

LEDGER 3.0 Meter 2,4 Meter 1.8 Meter

AS. 1576 & AS. 4576-1995 : Guide Lines For Scaffolding

Mohamad Reza Huzain © 2020


55
MENENTUKAN BEBAN HIDUP (LIVE LOAD)
SESUAI JARAK (SPAN) LEDGER & TRANSOM

SPECIFICATION LIGTH DUTY HEAVY DUTY

LIVE LOAD 125 Kg/m² 350 Kg/m²

TRANSOM 1.5 Meter 1.2 Meter

LEDGER 2.3 Meter 1.8 Meter

*) Safety Factor = 4 (empat)

Buku Panduan SKB 174 & 104 / 1986 Men.Naker & Men.PU
Mohamad Reza Huzain © 2020
K3 Pesawat
Angkat dan
Angkut
Dasar Hukum
1. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Permenaker No : Per.05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
4. Permenaker No. Per.09/Men/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat
Angkat Dan Angkut
5. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 02/M/BW/1999 tentang Pengawasan dan
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
6. S E Dirjen Binawas No. 461/BW/VI/2000 tentang Pembinaan &Pengujian Lisensi K3
bagi OP Pesawat angkat dan Angkut
Definisi
• PESAWAT : kumpulan dari beberapa alat secara berkelompok atau
berdiri sendiri guna menghasilkan tenaga baik mekanik maupun bukan
mekanik dan dapat digunakan untuk tujuan tertentu
• PESAWAT ANGKAT & ANGKUT (PAA) : suatu pesawat atau alat yang
digunakan untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau
barang atau orang secara vertikal dan atau horizontal dalam jarak yang
ditentukan
Pesawat Angkat & Angkut
a. Peralatan Angkat : lier, takel, peralatan angkat listrik, pesawat
pneumatik, gondola, keran angkat, keran magnit, keran lokomotif, keran
dinding dan keran sumbu putar.
b. Pita Transport : ekskalator, ban berjalan dan rantai berjalan.
c. Pesawat Angkutan Di Atas Landasan dan Di Atas Permukaan :
truk, truk derek, traktor, gerobak, forklift dan kereta gantung.
d. Alat Angkutan Jalan Ril : lokomotif, gerbong dan lori.
CRANE
Crane adalah suatu alat pengangkat dan pemindah
material yang bekerja dengan perinsip kerja tali, crane
digunakan untuk angkat muatan secara vertikal dan gerak
kearah horizontal bergerak secara bersama dan
menurunkan muatan ketempat yang telah ditentukan
dengan mekanisme pergerakan.
Macam macam Crane

• Mobile crane adalah crane yang terdapat


langsung pada truk sehingga dapat
dibawa langsung pada lokasi kerja tanpa
harus menggunakan kendaraan (trailer).
Crane ini memiliki kaki (pondasi/tiang)
yang dapat ditapakkan ketika beroperasi
agar ketika beroperasi crane menjadi
seimbang. Sedangkan cara
pengoperasiannya, kabin operator
berada disamping boom.
Hoist Crane / Overhead Crane
• Hoist crane adalah pesawat pengangkat
yang biasanya terdapat pada pergudangan
dan perbengkelan. Hoist crane ditempatkan
pada langit - langit dan berjalan di atas rel
khusus atau yang biasanya disebut dengan
nama girder yang dipasangi pada langit -
langit tersebut. Girder tadi juga dapat
bergerak maju mundur, sedangkan hoist
dapat bergerak ke kiri dan ke kanan.
Crawler Crane
• Crawler crane merupakan pesawat
pengangkat material yang biasa
digunakan pada lokasi proyek
pembangunan dengan jangkauan
yang tidak terlalu panjang. Jenis
crane ini hampir sama dengan
truck crane, hanya saja crawler
crane tidak memiliki
kaki(pondasi/tiang). Crane ini
memiliki roda-roda rantai (crawler)
yang dapat bergerak ketika
dugunakan di berbagai medan.
Tower Crane
• Tower crane merupakan
pesawat pengangkat
material yang biasa
digunakan pada proyek
konstruksi dan di proyek
gedung – gedung
pencakar langit.
Gantry Crane
• Gantry crane adalah jenis crane
portal tinggi berkaki tegak yang
mengangkat benda dengan hoist
yang terletak pada troll hoist dan
dapat bergerak secara horisontal
pada rel. Sebuah gantry crane
memiliki ujung balok pendukung
bertumpu pada kaki tegak beroda
berjalan pada rel diatas pondasi,
sehingga seluruh crane dapat
dipindahkan.
Contoh Jenis jenis alat Pengaman Crane

• Angle detector, berfungsi untuk memantau sudut kerja boom saat crane
dioperasikan
• Arithmetic unit, merupakan peranti elektronik yang menyimpan data beban
kerja yang diijinkan dan membandingkannya dengan beban kerja aktual yang
diterima crane.
• Display unit, menampilkan radius kerja, sudut kerja boom, beban actual,
beban maksimum yang diijinkan, dan sudut kerja aktual.
• Load Detector, detektor yang berfungsi untuk mengetahui beban aktual yang
diterima. Alat ini akan mengirimkan sinyal kepada display unit sehingga
beban yang diangkat dapat terlihat pada display unit.
Forklift
Forklift adalah mobil berjalan atau kendaraan yang memiliki dua
garpu yang bisa digunakan untuk mengangakat pallet.
Garpu forklift pada umumnya kompatibel dengan pallet yang beredar
di pasaran. Biasanya barang diletakkan di atas pallet, baru kemudian
barang dipindahkan atau diangkat.
Macam-macam Forklift

• FORKLIFT REACH TRUCK Forklift ini berfungsi untuk memindahkan beban


berkapasitas besar sekaligus mampu diangkat dalam proses penataan di atas rak-
rak tinggi.
Memiliki kapasitas hingga 2 ton dengan tinggi angkat hingga 8,5 meter.

• FORKLIFT ELECTRIC Jenis ini digunakan sebagai alat angkut dalam pemindahan
barang berkapasitas besar baik indoor maupun outdoor, termasuk dalam kegiatan
bongkar muat barang di pelabuhan, pabrik, gudang, ekspedisi dll.
Memiliki kapasitas hingga 5 ton dengan tinggi angkat hingga 6 meter.
Macam-macam Forklift
• FORKLIFT DIESEL Forklift ini merupakan kendaraan modern yang dilengkapi
sistem canggih dengan kualitas yang baik. Mempunyai fungsi sebagai alat angkut
untuk bongkar muat atau pemindahan beban yang sangat baik digunakan di
outdoor.
Memiliki kapasitas hingga 10 ton dengan tinggi angkat hingga 6 meter.

• FORKLIFT GASOLINE Kendaraan yang difungsikan untuk bongkar muat atau


pemindahan barang dari satu area ke area yang lain bahkan dapat digunakan untuk
mempermudah penataan pada rak – rak tinggi.
Memiliki kapasitas hingga 2 ton dengan tinggi angkat hingga 2 meter.
Bagian pada Forklift
TATA CARA RIKSA UJI PAA
• PEMERIKSAAN : ialah pemeriksaan secara visual terhadap seluruh unit
• PENGUJIAN : ialah pemeriksaan dan semua tindakan untuk mengetahui
kemampuan operasi, bahan dan konstruksi pesawat
• PENGUJIAN PESAWAT : dilaksanakan se-lambat2nya 2/5 tahun sekali
oleh Pegawai Pengawas Spesialis / Ahli Keselamatan Kerja.
• PEMERIKSAAN BERKALA : dilaksanakan 1 tahun sekali.

Untuk pemakaiannya harus memiliki Ijin Pemakaian dari Dinas Tenaga


Kerja setempat dan mendapatkan surat keterangan (suket)
Permenaker No 9 tahun 2010
Kualifikasi dan Syarat Operator Keran Angkut
• Pasal 3 :
Pengusaha atau pengurus dilarang mempekerjakan operator dan/atau petugas
pesawat angkat dan angkut yang tidak memiliki Lisensi K3 dan buku kerja
pesawat angkat dan angkut.
BAB II : Kualifikasi dan syarat-syarat operator dan petugas PAA
Operator Peralatan Angkat , Operator Pita Transport Operator Pesawat
Angkutan di atas Landasan dan di atas Permukaan, Operator Alat Angkutan
Jalan Rel, Petugas Pesawat Angkat dan Angkut, Juru Ikat (rigger), Teknisi
Permenaker No 9 tahun 2010
Kualifikasi dan Syarat Operator Keran Angkut
• OPERATOR PERALATAN ANGKAT :
1. Kelas I : kapasitas > 100 Ton / menara > 60 meter
2. Kelas II : kapasitas 25 – 99 Ton / menara 40 – 60 meter
3. Kelas III : kapasitas < 25 ton / menara < 40 meter
OPERATOR FORKLIFT :
1. Kelas I : kapasitas > 15 Ton
2. Kelas II : kapasitas <= 15 Ton
Permenaker No 9 tahun 2010
Kualifikasi dan Syarat Operator Keran Angkut
DEFINISI LIFTING

Suatu proses pergerakan


material dengan
menggunakan pesawat
angkat dan alat bantu
angkat
Aktifitas Pengangkatan (Lifting)
• Hal-hal yang harus disiapkan sebelum melakukan aktifitas lifting :
1. Site Survey (Akses & Lokasi Lifting)
2. Risk Assessment
3. Menentukan Tugas & Tanggung Jawab Personel
4. Mencari / Menentukan Detail Material Yang Akan Diangkat
5. Seleksi Crane Yang Akan Digunakan
6. Membuat Lifting Study
7. Mengajukan Ijin Kerja (Work Permit System)
Site Survey
• Site survey wajib dilakukan sebelum membuat perencanaan operasi pengangkatan,
aspek yang perlu diperiksa antara lain :
1. Akses masuk & keluar crane dan alat angkut lainnya
2. Kondisi tanah dan saluran yang akan dilewati (jika ada)
3. Posisi crane akan ditempatkan dan menentukan titik pengangkatan dan penurunan
4. Kondisi lalu lintas sekitar lokasi
5. Kondisi pekerjaan kontraktor lain di lokasi tersebut
6. Radius yang dibutuhkan
7. Instalasi listrik atas di sekitar lokasi (jika ada)
Lifting Study / Plan
• Lifting study merupakan perencanaan, perhitungan dan analisa secara
menyeluruh yang dilakukan untuk mendapatkan sebuah metode
pengangkatan yang aman (safe)
• Lifting study digunakan sebagai persyaratan dalam mengajukan ijin kerja
(Work Permit)
• Lifting study meliputi (namun tidak terbatas) antara lain : detail layout
area pengangkatan, boom clearance, ketinggian dan angle boom, titik
angkat dan titik penurunan (pick up & down / lay down point)
• Rigging plan merupakan salah satu bagian penting yang harus dibuat
• Dalam lifting study harus menggunakan satuan yang jelas
Lifting Study / Plan
• Layout dibuat untuk
menjelaskan pickup dan
lay down point
• Aspek K3 seperti posisi
pemasangan rubber
cone dan rambu juga
perlu ditampilkan dalam
layout
SYARAT PEKERJAAN LIFTING

Sebelum melakukan aktifitas lifting,


pastikan :
1. Mengetahui dimensi, karakter, dan
berat beban yang akan diangkat 3
2
2. Mengetahui jenis dan kapasitas crane
yang akan digunakan
1
3. Mengetahui SWL atau kapasitas
lifting gear yang digunakan
4. Mengetahui area kerja dan kondisi
tanahnya
4
Seleksi Crane
• Dalam menentukan crane perlu adanya study terkait
kebutuhan kapasitas crane yang akan digunakan
• Informasi yang dibutuhkan antara lain :
1. Model crane
2. Kapasitas
3. Panjang Boom (include fly jib jika diperlukan)
4. Outrigger spread
5. Outrigger load
6. Max ground bearing capacity
7. Counterweight
8. Beban dari crane
9. Load Chart SWL manufaktur
LOAD CHART
CRANE

0
895
0
528
0
860
Detail Material
• Memastikan berat material yang akan
diangkat adalah wajib dilakukan
• Menentukan berat dapat dilakukan dengan
beberapa hal :
1. Memeriksa dokumen kelengkapan
2. Memeriksa label informasi yang menempel
pada material
3. Menghitung secara manual dimensi dan
berat jenis material
Name plate pada sebuah trafo
Definisi Rigging

Rigging adalah suatu tehnik


mengkaitkan atau
mengikatkan suatu beban
dengan cara yang benar dan
aman pada alat angkat
(seperti Crane dan lainnya).
Rigging Plan
• Merupakan rencana pengikatan yang dilakukan pada material yang akan
diangkat untuk memastikan proses pengangkatan aman dan tidak terjadi
kegagalan (failure)
• Informasi yang disampaikan dalam rigging plan antara lain :
1. Titik pengangkatan (anchor) pada material
2. Dimensi material yang diangkat (panjang/lebar/tinggi)
3. Jenis, panjang dan ukuran (diameter) sling yang digunakan
4. Konfigurasi sling yang digunakan
5. WLL dari sling sesuai konfigurasi pengikatan
6. ABA yang digunakan (shackles, beam, hook, dll)
Rigging Plan

• Centre of Gravity (CoG) juga perlu


dipertimbangkan di dalam rigging plan
87

Lifting Gear / Alat – Bantu Angkat


Mohamad Reza Huzain © 2020
Berdasarkan standar BS EN 1492-1:2000, tali anyam diberi warna tertentu yang
memudahkan kita untuk mengetahui kekuatannya (Working Load Limit). Masing-
WEBBING SLING masing warna sling web menunjukkan batas beban kerjanya.

Jumlah jahitan juga


COLOR

dapat menunjukkan 1 Ton 2 Ton 3 Ton


kekuatannya

4 Ton 5 Ton 6 Ton

8 Ton 10 Ton ≥ 12 Ton


WEBBING SLING
REJECT
Tali Rantai (Chain Sling)

Tali rantai merupakan tali yang paling banyak digunakan dalam proses pengangkatan,
dikarenakan memiliki kekuatan dan daya tahannya sangat baik.

Tali rantai dapat menahan panas sampai dengan 578°C. Namun, jika tali rantai secara terus
menerus terpapar oleh panas minimum 316°C, maka kekuatannya akan berkurang (WLL-
nya harus diturunkan sesuai dengan rekomendasi pabriknya).

Tali rantai yang banyak digunakan adalah memiliki tingkat kekerasan 80 (atau Grade 80)
yang tercetak timbul pada mata rantainya dengan simbol T8, CA8 atau C8.

Simbol pada mata


rantai ini menunjukkan
tali rantai memiliki
kekerasan Grade 70
(tidak dapat digunakan
sebagai alat angkat)
Sebuah tali kawat baja terdiri dari
kawat (wires), serat (strands) dan inti
(core)
Serat (strands) terdiri dari beberapa
wire yang dililitkan (proses stranding)
dan beberapa serat dililitkan pada
sebuat inti
Jika Core terbuat dari tali serat, maka
tali kawat baja akan lebih fleksibel.
Dan sebaliknya, bila Core terbuat dari
untaian beberapa kawat baja, maka
kekuatan tali kawat baja tersebut
akan semakin besar dan daya
tahannya terhadap panas jauh lebih
tinggi, namun tidak fleksibel.
Panjang Pilinan
Jarak antara titik dimana sebuah serat muncul kembali sepanjang bidang tali
yang sama

Tali dengan pilinan pendek mempunyai elastisitas lebih besar dan gaya pemutus lebih rendah
dibandingkan tali sejenis dengan pilinan panjang

Note :

Panjang pilinan tali = 6 X Diameter Tali


Shackle adalah besi baja (dari besi alloy atau besi carbon) yang berbentuk U dilengkapi dengan pin
berkualitas tinggi sebagai pengunci di mulut U-nya.

Shackle biasanya digunakan sebagai alat penghubung atau penyambung bagi ABA dalam kegiatan
pengangkatan.

Sesuai dengan standar internasional, ada tiga jenis Shackle pada saat ini:

▪ Round Pin Shackles


 Dapat digunakan untuk mengikat, menarik, menahan atau mengangkat jika beban

diangkat tegak lurus ke atas atau menyamping.

▪ Screw Pin Shackles


 Dapat digunakan sama dengan Round Pin Shackle.

 Sebagai tambahan, dipakai jika penggunaan untuk sementara saja.


 Dalam penggunaannya screw pin jangan sampai berputar khususnya dalam tehnik

pengikatan chocker.

▪ Bolt-Type Shackles
 Dapat digunakan untuk apa saja.
 Sebagai tambahan, dipakai jika penggunaan untuk jangka panjang atau permanen, di

mana beban mungkin saja bergerak atau berputar saat diangkat.


Tanda atau cap timbul/tenggelam pada
Shackle menunjukkan informasi:
• Nama pabrik pembuatnya.
• Ukuran diameternya.
• Working Load Limit (WLL) atau Safe
Working Load (SWL)
• Grade kekerasan material besi-nya

Pada pin tidak terdapat tanda atau cap apa


pun.
Basic Rigging & Slinging
Hook adalah alat kait untuk
menghubungkan beban angkat ke alat
angkat.
Lebar mulut hook harus dapat
menampung sling, link, shackle atau
Lebar peralatan alat bantu angkat lainnya
Mulut yang akan dikaitkan pada hook.
Hook
Hook yang mulutnya sudah melebar 5
% atau badannya sudah aus sampai 10
% jangan digunakan lagi sebagai alat
bantu angkat

Area Kerja Pembebanan


Sorting Hook Snap Hook Ramshorn Hook

Replacement
Eye Hook Swivel Hook Choker Hook
Hook
Saat mengangkat hook
tidak boleh langsung
terhubung pada lifting
lug ( kupingan ) harus
gunakan shackle
Wire Clamp
1

3
Thimble

Crescent / Solid
Slip-Thru Half
Open Pattern Combination
Thimbles Thimble

Casing &
Equalizing Chocker Slip-On
Tube Hawser
Thimbles Thimbles Thimbles
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai