Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Peran Pendidikan IPS Dalam Membangun Karakter


Bangsa”
Mata Kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial

DOSEN PENGAMPU:
Silviana Noviyanti, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:


Alice Felicia Azaria Hia (A1D123004)
Luvita Anggraini (A1D123014)
Ullyl Khoyrul Ummah (A1D123025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Nilai, Norma, Moral, dan Karakter ................................................................. 3

2.2 Pengertian Norma .............................................................................................................. 5

2.3 Pengertian Moral ................................................................................................................ 7

2.4 Hubungan Nilai, Norma dan Moral ................................................................................... 9

2.5 Perbedaan Kepribadian Dengan Karakter ........................................................................ 16

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 17

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 17

3.2 Saran ................................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan sosial adalah sebuah kajian dengan menggunakan konsepkonsep ilmu
sosial untuk memecahkan masalah masalah sosial. Jadi ips sangat berperan penting dalam
membangun karakter bangsa. Jadi dalam masalah ini pemakalah akan membahas mengenai IPS
dalam membangun karakter bangsa. Mencermati kondisi sosio kebangsaan di Indonesia dewasa
ini disatu sisi boleh berbangga dengan berbagai capaian di instrument yang ada. Kita dikenal
sebagai bangsa dan Negara yang demokratis didunia.

Harus diyakini pula oleh seluruh komponen bangsa bahwa pembangunan budaya dan
karakter bangsa merupakan hal yang sangat penting. Bung Karno sebagai presiden RI yang
pertama pernah berpesan kepada kita, bahwa tugas berat untukmengisi kemerdekaan adalah
membangun karakter bangsa. Apabila pembangunan karakter bangsa ini tidak berhasil maka
bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli. Jadi dalam makalah ini akan dibahas IPS dalam
membangun karakter bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan nilai, norma, moral dan karakter?

2. Apa yang di maksud norma?

3. Apa itu moral?

4. Jelaskan hubungan nilai, norma dan moral?

5. Apa perbedaan kepribadian dengan karakter?

1
1.3 Tujuan

1. Mengetahui maksud dari nilai, norma, moral dan karakter.

2. Mengetahui hubungan nilai, norma, dan moral.

3. Mengetahui perbedaan kepribadian dengan karakter.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nilai, Norma, Moral dan Karakter


Nilai, norma, moral, dan karakter merupakan konsep-konsep yang saling berkaitan dalam
kehidupan manusia.

2.1.1 Pengertian Nilai

Nilai merupakan konsep yang telah lama dikaji oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu,
seperti filsafat, sosiologi, dan psikologi. Nilai memiliki berbagai definisi, namun secara umum
dapat diartikan sebagai sesuatu yang diyakini berharga dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Berikut adalah beberapa definisi nilai berdasarkan jurnal:

 Menurut Max Scheler, nilai adalah kualitas yang memikat atau menghimbau kita.
 Menurut W.J.S. Poerwadarminta, nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau
berguna bagi kemanusiaan.
 Menurut John Dewey, nilai adalah sesuatu yang dikehendaki atau diinginkan.
 Menurut K.B. Sayit, nilai adalah sesuatu yang diyakini sebagai kebaikan atau keburukan.
 Menurut Soerjono Soekanto, nilai adalah keyakinan seseorang tentang apa yang dianggap
baik dan buruk.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai memiliki beberapa


karakteristik, yaitu:

 Nilai bersifat subjektif, artinya nilai ditentukan oleh individu atau kelompok tertentu.
 Nilai bersifat evaluatif, artinya nilai mengandung unsur penilaian tentang baik dan buruk.
 Nilai bersifat normatif, artinya nilai menjadi pedoman atau acuan dalam berperilaku.

Jadi, pengertian nilai adalah sesuatu yang diyakini berharga dan bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Nilai dapat berupa nilai material, seperti uang, makanan, dan pakaian. Nilai
juga dapat berupa nilai nonmaterial, seperti kejujuran, keadilan, dan cinta kasih.

2.1.2 Pengertian Norma

Norma adalah aturan atau kaidah yang mengatur perilaku manusia dalam masyarakat.
Norma dapat diartikan sebagai sesuatu yang harus dilakukan, boleh dilakukan, atau tidak boleh
dilakukan. Berikut adalah pengertian norma menurut para ahli:

3
 Soerjono Soekanto

Norma adalah ukuran atau pedoman untuk perilaku atau bertindak dalam hidupnya.

 John J. Macionis

Norma adalah aturan-aturan dan harapan-harapan masyarakat yang memandu perilaku anggota-
anggotanya.

 Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm

Norma adalah standar perilaku yang mapan yang dipelihara oleh masyarakat.

Jadi, pengertian dari norma adalah aturan atau kaidah yang mengatur perilaku manusia dalam
masyarakat.

2.1.3 Pengertian Moral

Moral merupakan salah satu konsep yang penting dalam kehidupan manusia. Moral
berkaitan dengan perilaku manusia yang baik dan buruk. Berikut ini adalah pengertian moral
menurut para ahli:

 Immanuel Kant berpendapat bahwa moral adalah tindakan yang sesuai dengan
kewajiban.
 John Stuart Mill berpendapat bahwa moral adalah tindakan yang menghasilkan
kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang.
 Aristoteles berpendapat bahwa moral adalah tindakan yang sesuai dengan akal budi.
 Socrates berpendapat bahwa moral adalah tindakan yang sesuai dengan hati nurani.
 Plato berpendapat bahwa moral adalah tindakan yang sesuai dengan ide-ide yang baik.

Berdasarkan pengertian moral menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa moral adalah
suatu sistem nilai yang mengatur perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Moral
didasarkan pada pertimbangan baik dan buruk, benar dan salah. Moral berperan penting dalam
menjaga ketertiban dan keharmonisan dalam masyarakat.

2.1.4 Pengertian Karakter

Pengertian karakter menurut para ahli adalah sebagai berikut:

 Menurut Thomas Lickona (1991), karakter adalah serangkaian sikap, perilaku, dan
keyakinan yang mendasari tindakan seseorang.
 Menurut Masnur Muslich (2011), karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

4
 Menurut Stephen R. Covey (1997), karakter adalah nilai-nilai inti yang menjadi pegangan
seseorang dalam menjalani kehidupan.
 Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2015), karakter
adalah nilai-nilai luhur yang menjadi acuan dalam berperilaku, baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sifat-sifat
yang melekat pada diri seseorang yang mempengaruhi perilakunya. Karakter terbentuk dari
berbagai faktor, seperti pengalaman, pendidikan, dan lingkungan.

2.2 Pengertian Norma

Menurut Soerjono Soekanto (2012): Norma adalah aturan atau kaidah yang mengatur
perilaku manusia dalam masyarakat. Menurut Kaelan (2014): Norma adalah aturan atau kaidah
yang mengatur perilaku manusia dalam masyarakat, baik yang bersifat formal maupun informal.
Dan menurut Parmono (2016): Norma adalah aturan atau kaidah yang mengatur perilaku
manusia dalam masyarakat, baik yang bersifat tertulis maupun tidak tertulis. Dari definisi-
definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa norma adalah aturan atau kaidah yang mengatur
perilaku manusia dalam masyarakat. Norma dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Norma hukum adalah aturan yang dibuat oleh pemerintah dan bersifat mengikat.

 Norma agama adalah aturan yang dibuat oleh agama dan bersifat mutlak.

 Norma kesusilaan adalah aturan yang bersumber dari hati nurani manusia dan bersifat
ideal.

 Norma adat adalah aturan yang berlaku dalam masyarakat tertentu dan bersifat turun-
temurun.

Norma memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, yaitu:

 Menjaga ketertiban dan keteraturan masyarakat

 Mengembangkan nilai-nilai luhur dalam masyarakat

 Menciptakan keadilan dan kesejahteraan dalam masyarakat

5
Pentingnya norma

Norma merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Norma dapat membantu
manusia untuk berperilaku baik dan bertanggung jawab. Norma juga dapat membantu manusia
untuk hidup berdampingan dengan damai dan harmonis dalam masyarakat.

Manfaat norma

Norma memiliki berbagai manfaat, antara lain:

 Membantu manusia untuk berperilaku baik dan bertanggung jawab

 Membantu manusia untuk hidup berdampingan dengan damai dan harmonis dalam
masyarakat

 Membantu manusia untuk mencapai tujuan hidup

 Membantu manusia untuk menjadi pribadi yang lebih baik

Cara membentuk norma

Norma dapat dibentuk melalui berbagai cara, antara lain:

 Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk membentuk norma.
Pendidikan dapat dilakukan melalui jalur formal, nonformal, dan informal.

 Pengalaman

Pengalaman juga dapat membentuk norma. Pengalaman dapat diperoleh dari berbagai
sumber, seperti pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, dan pengalaman melalui
media massa.

 Lingkungan

Lingkungan juga dapat membentuk norma. Lingkungan yang baik dapat mendorong
seseorang untuk berperilaku baik. Sebaliknya, lingkungan yang buruk dapat mendorong
seseorang untuk berperilaku buruk.

6
 Otodidak

Otodidak juga dapat menjadi cara untuk membentuk norma. Otodidak adalah proses
belajar secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

2.3 Pengertian Moral

Moral merupakan salah satu konsep penting dalam kehidupan manusia. Moral dapat
diartikan sebagai nilai-nilai baik dan buruk yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Moral dapat
dipelajari dari berbagai sumber, seperti keluarga, sekolah, agama, dan masyarakat.

Dalam jurnal "Pengertian Moral Menurut Para Ahli" yang ditulis oleh Ilham (2023), moral
didefinisikan sebagai berikut:

Moral adalah pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, sesuatu hal yang dapat
dilakukan dan tidak dapat dilakukan dalam kehidupan.

Moral juga dapat diartikan sebagai berikut:

Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidup atau
agama tertentu.

Prinsip-Prinsip Moral

Moral memiliki beberapa prinsip, yaitu:

 Kebenaran

 Keadilan

 Tanggung jawab

 Keberanian

 Toleransi

 Disiplin

7
 Persatuan

 Kepedulian

Pentingnya Moral

Moral memiliki beberapa manfaat, yaitu:

 Membantu manusia untuk berperilaku baik dan bertanggung jawab

 Membantu manusia untuk hidup berdampingan dengan damai dan harmonis dalam
masyarakat

 Membantu manusia untuk mencapai tujuan hidup

 Membantu manusia untuk menjadi pribadi yang lebih baik

Cara Membentuk Moral

Moral dapat dibentuk melalui berbagai cara, yaitu:

 Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk membentuk moral.
Pendidikan dapat dilakukan melalui jalur formal, nonformal, dan informal.

 Pengalaman

Pengalaman juga dapat membentuk moral. Pengalaman dapat diperoleh dari berbagai
sumber, seperti pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, dan pengalaman melalui
media massa.

 Lingkungan

Lingkungan juga dapat membentuk moral. Lingkungan yang baik dapat mendorong
seseorang untuk berperilaku baik. Sebaliknya, lingkungan yang buruk dapat mendorong
seseorang untuk berperilaku buruk.

 Otodidak

8
Otodidak juga dapat menjadi cara untuk membentuk moral. Otodidak adalah proses
belajar secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

2.4 Hubungan Nilai, Norma dan Moral

1. Nilai
1.1 Hubungan Nilai dalam IPS
Nilai adalah suatu bobot atau kualitas perbuatan yang terdapat dalam berbagaihal
yang dianggap sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, berguna memilikikualitas dan
manfaat bagi manusia. Dalam pembelajaran sekolah materi pembelajaran nilai sangat
penting untuk ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai pegangan hidup.
Menurut penulis nilai adalah sesuatu yang dikerjakan atau perbuatan dan
pekerjaan itu dianggap bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain dan nilaiini
akan dijadikan penentu tingkah laku seseorang terhadap sesuatu yang pantasdikejar oleh
setiap manusia.
Nilai dapat dibedakan berdasarkan derajat kedekatan nilai dengan pemiliknilai
(individu) dan derajat manfaat nilai bagi orang lain (sosial), yaitu nilai personaldan nilai
sosial. Nilai-nilai personal terjadi dan terkait secara pribadi atas dasardorongan yang lahir
secara psikologis dalam diri seseorang. Misalnya aktifmengerjakan tugas tepat waktu.
Sedangkan nilai-nilai sosial lahir karena adanyakontak secara psikologis maupun sosial
dengan dunia luar yang dipersepsi ataudisikapi. Misalnya pemaaf, empati, ramah.
Menurut Spanger nilai dibagi menjadienam yaitu : (1) nilai teoritik, (2) nilai ekonomis,
(3) nilai estetik, (4) nilai politik,(5) nilai agama, (6) nilai sosial.
1. Nilai teoritik nilai ini melibatkan pertimbangan logis dan rasional dalam memikirkandan
membuktikan kebenaran sesuatu. Nilai teoritik memiliki kadar benar-salahmenurut
timbangan akal pikiran.
2. Nilai ekonomis nilai yang terkait dengan pertimbangan yang berkadar untung-rugi. Nilai
ekonomis lebih mengutamakan kegunaan sesuatu bagi kehidupan manusia.
3. Nilai estetik nilai yang menempatkan nilai tertingginya pada benuk dan keindahan.
4. Nilai politik nilai tertingginya dalm nilai politik adalah kekuasaan. Kekuasaanmerupakan
faktor penting yang berpengaruh terhadap pemikiran nilai pada diriseseorang.
9
5. Nilai agama, nilai agama bersumber dari kebenaran tertinggi yang datangnya dariTuhan,
dan cakupan nilainya lebih luas. Nilai tertinggi yang harus dicapai adalah nilaikesatuan,
yaitu adanya keselarasan sumber kehidupan, antara kehendak manusiadengan perintah
Tuhan.
6. Nilai sosial, nilai ini rentang dalam kehidupan yang individualistik, yang alturistik, yaitu
sifat seseorang yang selalu mengutamakan kepentingan orang lain, sikap tidak
berprangsangka buruk terhadap orang lain, keramahan, dan perasaan simpati danempati
merupakan prilaku yang menjadi kunci keberhasilan dalam meraih nilai sosial.
Di dalam nilai sosial anak dimbing untuk mampu menjalin hubungan sosialsecara
harmonis dengan orang lain melalui sikap dan perilaku yang baik. Anak dilatih untuk
berprasangka baik kepada orang lain, bekerjasama, suka menolong, menghargai
perbedaan pendapat dan lain sebagainya. Semua prilaku tersebut dapatmembantu anak
untuk hidup harmonis dan sehat dalam lingkungannya sosialnya.
Proses penanaman nilai berlangsung secara bertahap. Ada lima fase proses
penanaman nilai. Pertama, knowing yaitu mengetahui nilai-nilai; Kedua comprehending
yaitu memahami nilai-nilai; Ketiga accepting yaitu menerima nilai-nilai; Keempat
internalizing yaitu menjadikan nilai sebagai sikap dan keyakinan; dan Kelima
implementing yaitu mengamalkan nilai-nilai. Salah satu fungsi pendidikan di sekolah
adalah untuk memelihara dan mengembangkan nilai-nilai, melalui pembelajaran
dilakukan penanaman nilai-nilai pada siswa.
Oleh karena itu, di dalam proses pembelajaran IPS seharusnya diupayakan
memuat nilai-nilai yang berguna bagi pembentukan kepribadian anak sebagai bekal hidup
di masyarakat. Sekolah menjadi sarana pengembangan nilai-nilai menciptakan sebuah
lingkungan sosial yang menghargai kemajemukan dan keanekaragaman sehingga
menghasilkan pribadi yang memiliki kemampuan intelektual dan akhlak yang seimbang.
Pada jenjang sekolah dasar IPS mengambil bahan ajar dari cabang ilmu sosial khusunya
sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi. Dalam hal ini IPS diharapkan dapat
mengembangkan kesadaran sosial dengan beberapa kemampuan seperti kemampuan
berkomunikasi, beradaptasi, dan bekerjasama dalammenyiapkan dan memanfaatkan
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusiatanpa melupakan adat istiadat, serta

10
menumbuhkan nilai-nilai luhur sepertikejujuran, kepedulian, kerjasama, kasih sayang,
saling menghargai dan lainsebagainya dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut penulis melalui integrasi niali-nilai dalam pendidikan IPS akan


memberikan bekal kepada siswa dalam mengembangkan diri melalui berbagai
ketrampilan sosial dalam kehidupannya. Pendidikan IPS membekali siswa tentang
pengetahuan, keterampilan sikap dan nilai, sehingga dapat membentuk diri menjadi
manusia yang memiliki jati diri yang mampu hidup di tengah masyrakat dengan damai,
dan dapat memberikan manfaat kepada orang lain.

1.2 Hubungan Nilai dalam Membangun Karakter Bangsa


Menurut Harun nasution nilai agama harus jadi pilar bangsa, ia mengatakan
bahwa dalam dunia peradaban baru saat ini, kehidupan berbangsa dan bernegara harus
mengintroduksi agama, yakni bagaimana nilai nilai agama dapat menjadi pilar bangsa.

Menurut penulis, ini erat huubungannya dengan nilai dalam membangunkarakter


bangsa. Dimana setiap nilai terutama nilai agama sangat berpengaruh dalammembangun
karakter bangsa. Sama halnya dengan nilai nilai yang lain, yang padaintinya segala nilai
yang tujuannya untuk kebaikan dalam bernegara sangatmenentukan karakter bangsa
kedepannya. Misalnya nilai kemanusiaan, nilaidemokrasi, nilai pancasila. Nilai nilai ini
lah yang seharusnya ada pada Negara,sebab nilai nilai ini adalah tujuan dari Negara
Indonesia yang diharapkan ada padasetiap jiwa masyarakat Indonesia. Dengan
diterapkannya nilai nilai diatas akan terciptalah karakter bangsa berdasarkan nilai nilai
yang di anut bangsa. Misalnya dengan diterapkannya nilai agama didalam Negara ini,
maka akan tercipta karakter bangsa yang religious dantaat terhadap agama masing-
masing. Atau penerapan nilai nilai lainnya, diantaranya:
1. Dengan diterapkannya nilai kemanusiaan pada Negara, maka akan tercipta karakter
Negara yang toleransi, saling menghargai pendapat yang berbeda ataupun keyakinanyang
berbedadan tercipta juga karakter bangsa yang komunikatif/bersahabat serta Negara yang
cinta damai.

11
2. Dengan diterapkannya nilai pancasila dalam Negara, maka akan terciptalah karakter
bangsa yang berlandaskan nilai nilai yang ada pada pancasila. Misalnya karakter yangadil
bagi seluruh rakyat, tanggung jawab, kebebasan dalam beragama dan lain lain.
3. Dengan diterapkannya nilai nilai demokratis maka akan terbentuk karakter bangsayang
demokratis, dimana setiap individu memiliki kesamaan hak dan kewajiban serta bebas
dalam mengeluarkan pendapat yang dijamin oleh kekuatan hukum yang berlaku.
Dalam al-qur’an juga dejelaskan bahwa untuk membangun karakter bangsa
diperlukan untuk mengubah nilai nilai lama yang tidak relevan kepada nilai nilai
baruyang lebih sesuai dengan perkembangan dan jati diri manusia, yang mengharuskan
perubahan individu dan masyarakat kepada sikap yang luhur, yang dikehendaki oleh
Allah SWT. maka dengan kata lain untuk mengubah karakter bangsa menjadi karakter
yang lebih baik dan di ridhoi oleh Allah maka kita harus melakukan perubahan nilai.
Nilai yang dimaksud adalah nilai nilai yang tidak sesuai dengan ajaran dan perintahtuhan.
Intinya adalah nilai dalam membentuk karakter bangsa sangat berhubungan dan
memperngaruhi, karena karakter dibentuk berdasarkan nilai nilai yang diterapkandalan
Negara atau bangsa tersebut. Jadi kedudukan nilai disini sangatlah penting.

2. Norma
1.1 Hubungan Norma dalam IPS
lmu Pengetahuan Sosial merupakan bidang kajian ilmu yang kaya akan nilai, norma dan
moral. Karakteristik ilmu yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari dan
banyak membahas tentang budaya, tradis dan bagaimana manusia menjalani
hubungannya dengan manusia lain membuat IPS sangat erat kaitannya dengan nilai,
norma, moral dan etika. Norma menrut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah aturan atau
ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan,
tatanan,dan pengendalian tingkah laku yang sesuai dan diterima. Norma juga suatu yang
mengikat masyarakat atau disebut juga norma sosial. Norma-norma yang ada dalam
masyarakat merupakan pedoman hidup bagi masyarakat yang memberikan keleluasaan
sekaligus batasan dalam bertindak. Ada beberapa jenis norma, yaitu:

12
1. Norma Agama, ialah petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang disampaikanmelalui
utusannya (Rasul/Nabi) yang berisi perintah, larangan dan anjuran-anjuran.Pelanggaran
norma mendapatkan sanksi yang tidak langsung berupa siksaan di neraka.
2. Norma Kesusilaan, ialah norma yang bersumber dari hati nurani manusia tentang baik-
buruknya suatu perbuatan. Sannksi yang tidak tegas karena diri sendiri
yangmerasakannya yakni merasa bersalah, menyesal, malu dan sebagainya
3. Norma Kesopanan, ialah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan
sekelompokmanusia yang ada didalam masyarakat dan dianggap sebagai tuntunan
pergaulan sehari-hari oleh masyarakat itu. Sanksi yang diberikan juga tidak tegas berupa
hinaan, celaanatau dikucilkan.
4. Norma Hukum, ialah pedoman hidup yang dibuat oleh lembaga negara,lembaga
politik, masyarakat dan bangsa. Bagi yang melanggarnya ditindak tegas oleh
penegakhukum seperti pidana penjara, kurungan, denda dan lain-lain.

Menurut penulis norma ialah segala aturan yang ada di dalam masyarakat yang
mengatursegala tindakan yang akan dilakukan oleh masyarakat dan apa bila dilanggar
akandiberikan sanksi sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Norma sangat erat
kaitannyadengan IPS karena dalam IPS terdapat penjelasan tentang bodaya, tradisi dan
adat istiadatdalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Hubungan Norma Dalam Membangun Karakter Bangsa


Norma adalah dasar hukum yang memperkuat kedudukan konsep,nilai, dan
moralserta kebijakan yang dilakukan. Selain itu norma memiliki makna perwujudan
martabatmanusia sebagai makhluk sosial, budaya, moral dan religi. Norma merupakan
suatukesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai dipatuhi. Norma yang
berhubungan dengan pendidikan yang diperlukan dilakukan dalam interaksi sosial.
Keberadaan norma dalam masyarakat mendorong individu atau kelompok agar
sesuaidengan aturan sosial yang telah dibentuk. Pada dasarnya, norma yang disusun agar
ada hubungan antar manusia dalam masyarakat yang dapat dilakukan. Norma dalam
masyarakat mengandung tata tertib, aturan, dan pedoman standar yang pantas atau wajar.
Negara Indonesia telah dilanda krisis multidimensi sebagai perwujudan anak bangsa yang

13
tidak mendengarkan hati nuraninya dalam berbuat di segala bidang. Menurut analisis
penulis, Norma merupakan suatu landasan dalam melakukan suatu tindakan. Dan
pendidikan karakter pada suatu bangsa akan membentuk moral bangsa itu sendiri, apabila
suatu bangsa dihuni oleh manusia yang bermoral dan bermartabat, maka pastilah
kehidupan serta peradaban dalam bangsa tersebut akan berjalan mulus dan jauh kedepan.
Yang nantinya akan membawa bangsa kepada kehidupan yang jauh lebih layak dan jauh
dari keterpurukan, kemiskinan dan krisis moral berkepanjangan. Oleh karena itu dari
penjelasan tersebut menggambarkan betapa pentingnya Norma dan pendidikan karakter
sebagai penanaman nilai-nilai pada putra-putri bangsa sebagai pedoman untuk
membangun bangsa yang bermoral dan bermartabat, serta menciptakan integrasi sosial
yang nantinya berimplikasi terhadap masadepan bangsa Indonesia sendiri.

3. Moral
1.1 Hubungan Moral dalam IPS
Moral berasal dari kata latin yaitu”Mores”yang artinya tata cara dalam kehidupan,
adat istiadat, kebiasaan, Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai
macam perilaku yang harus dipatuhi. Moral merupakan rangkaian nilaitentang berbagai
macam perilaku yang harus dipatuhi. Moral merupakan kaidah normadan pranata yang
mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat.
Moral merupakan standar baik dan buruk yang ditentukan bagi individu nilai-nilai sosial
dan budaya dimana individu sebagai anggota sosial, moralitasmerupkan aspek
kepribadian yang diperlukan demi terwujudnya kehidupan yangdamai penuh keteraturan,
ketertiban, dan keharmonisan.

Mengenai perilaku, kesopanan, bersikap baikmerupakan beberapa sikap dari


moralyang dipandang masyarakat, moral dapat memandang masyarakatnya memiliki
nilaisosial yang baik atau buruk, kepribadian seseorang sangat erat kaitannya
dalamkegiatan sehari hari, moral diperlukan demi kehidupan yang damai dan harmonis
sesuaidengan aturan, jadi Moral adalah keseluruhan aturan, kaidah atau hukum yang
berbentuk perintah dan larangan yang mengatur perilaku individu dalam bersosialisasi
dengan kelompok masyarakat, dengan adanya moral baik yang tumbuh dalam

14
masyarakat, kehidupan bersosialisasi di dalamnya akan terasa damai hal tersebut
harusdipatuhi, karena moral memiliki fungsi dalam mengatur, menjaga, ketertiban,
danmenjaga keharmonisan antar masyarakat yang ada dalam suatu pranata sosial.
Menurut penulis moral adalah sikap, dan perilaku aspek kepribadian manusia demi
terwujudnya kehidupan yang damai. Program dalam dunia pendidikan formal akan
berhasil jika didukung unsur unsur sosial didalam masyarakatnya, tanpa kerja sama dan
dukungan antara sosial terkait sosialisasi nilai-nilai moral sering mendapat kendala,
lembaga apapun dimasyarakat perlu mendukung perwujudan nilai-nilai moral yang
disemai melalui dunia pendidikan formal, perilaku yang korup, tak bertanggung jawab,
dan manipulatif, dengan sendirinya mengkhianati kaidah moral yang ingin diperkenalkan
dunia pendidikan formal, ternyata bukan tanpa halangan untuk menjalankan pendidikan
nilai- nilai moral di tengah kurikulum pendidikan formal yang terasa ”mencekik”
seseorang pendidik bisa menanamkan nilai moral dalam sebuah kurikulum.

Menurut penulis Dalam pelajaran IPS bukan hanya mempelajari ilmu-ilmu


tentang kemasyarakata saja tetapi juga mempelajari Moral dalam krehidupan berbangsa
dan bernegara, Etika, sopan santun yang berperan penting dalam proses sosialisasi
karnakeadaan sosial negara ini mencerminkan hati nurani anak-anak bangsa.

1.2 Hubungan Moral dalam Membentuk Karakter Bangsa


Apabila suatu bangsa dihuni oleh manusia yang bermoral dan bermartabat, maka
pastilah kehidupan serta peradaban dalam bangsa tersebut akan berjalan mulus. Yang
nantinya akan membawa diri bangsa kepada kehidupan yang jauh dari keterpurukan,
kemiskinan dan krisis moral yang berkepanjangan. Ketika kita memperbincangakan
kualitas moral pada anak-anak bangsa Indonesia sendiri mungkin kita patut untuk
bersedih, mengapa demikian? Karena dengan maraknya kasus-kasus yang telah mewarnai
bangsa ini mencerminkan bahwasanya bangsa kita ini telah mengalami degradasi kualitas
moral yang sangatmemperihatinkan. Mulai dari kasus tawuran remaja, kasus narkoba dan
minuman keras,kasus hamil di luar nikah dan praktik aborsi, kasus pornoaksi dan porno
grafi, hinggakasus korupsi dan suap yang dilakukan oleh para pejabat tinggi negara yang
seharusnyamenjadi panutan bagi para rakyatnya.

15
Semua ini menunjukan bahwa kondisi moral bangsa ini terutama generasi muda
sudahmulai mengalami degredasi moral sehingga perlu mendapat perhatian, karena
generasimuda merupakan inventaris bangsa yang harus kita jaga, dimana generasi muda
sebagaigenerasi penerus bangsa yang nantinya berperan dalam menentukan masa depan
bangsaIndonesia.
Menurut penulis hubungan moral dalam membangun karakter bangsa sangat
pentingdan penanaman nilai-nilai pada peserta didik sebagai wadah atau pedoman dasar
yangakan menjadi bekal di masa yang akan datang.

2.5 Perbedaan Kepribadian dengan Karakter

Kepribadian dan karakter merupakan dua konsep yang sering kali dipertukarkan. Namun,
keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Kepribadian adalah keseluruhan sifat
bawaan, kecenderungan alami, dan keyakinan yang membuat diri kita menjadi kita. Kepribadian
terbentuk dari berbagai faktor, seperti genetik, lingkungan, dan pengalaman. Karakter adalah
sifat-sifat yang melekat pada diri seseorang yang mempengaruhi perilakunya. Karakter terbentuk
dari berbagai faktor, seperti pendidikan, pengalaman, dan lingkungan.

Kepribadian lebih mengacu pada bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri,


sedangkan karakter lebih mengacu pada bagaimana seseorang berperilaku di hadapan orang lain.
Kepribadian dapat berupa sifat bawaan, sedangkan karakter dapat dibentuk melalui proses
belajar dan pengalaman. Kepribadian relatif stabil dan sulit berubah, sedangkan karakter dapat
berubah seiring waktu.

Contoh, seseorang yang memiliki kepribadian ekstrovert cenderung lebih suka bergaul
dan berinteraksi dengan orang lain. Namun, karakternya dapat berupa orang yang jujur dan
bertanggung jawab. Jika ia memiliki pengalaman buruk, karakternya mungkin akan berubah
menjadi orang yang tidak percaya diri dan tertutup. Pada akhirnya, kepribadian dan karakter
merupakan dua hal yang saling berkaitan. Kepribadian dapat mempengaruhi karakter, dan
karakter dapat memperkuat kepribadian.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ada tiga hal yang mempengaruhi pembangunan karakter bangsa yakni nilai, norma,dan
moral. Nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Norma yaitu petunjuk
tingkah laku yang harus dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatualasan (motivasi)
tertentu dengan disertai sanksi. Moral ialah hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang diterima
umum tentang tindakan manusia mana yang baik dan mana yang buruk.

Dalam upaya pembentukan karakter peserta didik di sekolah melalui pembelajaran IPS
paling tidak mencakup empat hal yang harus dilakukan yakni kurikulum, materi, guru,dan proses
pembelajaran. IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang tanggung jawab utamanya
adalah membentuk karakter peserta didik. Mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu
artinya materi dalam pelajaran IPS dikembangkan dan disusun mengacu pada aspek kehidupan
nyata. Guru juga memiliki peran penting agar pembelajaran IPSmenjadi optimal dalam
membentuk karakter.

3.2 Saran

Meskipun kami sebagai penulis menginginkan kesempurnaan dalam menyusunmakalah


ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kakurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu kritik dansaran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasiuntuk kedepannya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Anika, Dina, Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran IPS, Jurnal Edunomic. Vol.5 No.2.
2017. h. 6

Aqib, dkk, 2012. Pendidikan Karakter,Bandung: Yrama Widya.

Aziz, Abdul, 2008. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Social,
Bandung:Alfabeta

Buddy, 2010. Hakikat Nilai dan Moral serta Sosialisasinya dalam kehidupan masyarakat
http://buddybubhu.blogspot.com/2010/09/hakikat-nilai-daan-moral-
serta.html.(2 maret2011)

Darmadi, Hamid, 2007. Konsep Dasar Penddikan Moral , Bandung: Alfabet.

Karima, Muhammad Kaulan, dkk, 2019. Ilmu Pengetahuan Sosial,Medan: Perdana Publishing.

Koesoema, Doni, 2007. Pendidikan karakter Jakarta: Grasindo.

Rajasa, Hatta, 2011 Koran mini bulanan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta edisi September 2011

Ramadhon, Andina, 2014, Pendidikan Karakter Membentuk Moral Bangsa. Diakses dari
www.kompasiana.com pada tanggal 16 Agustus 2014

Suyanti, Peran Pembelajaran IPS dalam Pembentukan Karakter Bangsa, diakses dari Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan dan Pengembangan Pendidikan Indonesia.2017.

Wahab, Aziz, 2004. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan , Jakarta : Universitas


Terbuka

18

Anda mungkin juga menyukai