Anda di halaman 1dari 15

NILAI, SIKAP DAN KETERAMPILAN IPS

( makalah konsep dasar ips)

Dosen Pengampu :

1. Dr. Darsono , M.Pd


2. Yoga Fernando Rizqi, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Bagus adi saputra : 2113053161

. 2. Sekar sar saptuti : 2113053272

3 .Putri hairunisa : 2113053281

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucaokan atas kehadirat Allah SWT karena rahmat dikarunia-Nya kami
sebagai penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”nilai,sika dan
keterampilan ips ” dengan tepat waktu. Dalam menyelesaikan tugas ini, kami menyampaikan
rasa terima kasih kepada Bapak selaku dosen pembimbing mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran.

Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada pembaca tentang nilai,sikap dan
keterampilan. Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari pembaca agar dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini

Metro 5 maret 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………….ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………..1
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………………………………..1
C. Tujuan dan manfaat …………………………………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………2

A. Pengertian nilai dan sikap…………………………………………………………………………………2


B. Pentingnya nilai dan sikap dalam
pembelajaran……………………………………………………………………………………………………3
C. Penanaman sikap dalam ilmu IPS………………………………………………………………………4

BAB III PENUTUP

A .Simpulan…………………………………………………………………………………………………………………

B. saran ………………………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Aspek afektif merupakan salah satu diantara tiga aspek yang sangat penting dalam pembelajaran di sekolah.
Aspek afektif merupakan aspek sikap yang tertanam dalam diri siswa. Sikap yang baik pada siswa akan
menjadikan proses belajar mengajar lancar, tanpa kendala, dan bermakna. Sikap tidak dapat dipisahkan
dengan nilai. Setiap sikap, pasti akan bernilai. Salah satu contoh jika seorang murid selalu mendengarkan
ketika pelajaran berlangsung, ketika ditanya siswa tersebut menjawab benar, tidak membuat gaduh, dan
selalu bersikap yang baik, maka siswa tersebut akan memiliki nilai yang tinggi. Sebaliknya, jika seorang murid
bersikap tidak baik, maka nilainya akan jelek atau rendah. 
Pada setiap mata pelajaran sekolah dasar, wajib memasukkan atau mengajarkan sikap dan nilai yang
terkandung dalam masing-masing mata pelajaran. Hal tersebut dikarenakan pada setiap mata pelajaran
berbeda kemampuan sikap yang harus dimiliki oleh siswanya. Kemampuan sikap mata pelajaran ipa berbeda
dengan kemampuan sikap ips. Kemampuan sikap pada tiap-tiap mata pelajaran yang tertanam setelah
pembelajaran berlangsung akan menjadi bekal ketika siswa dirumah dan di masyarakat. 

Penanaman sikap tersebut akan menjadi nilai tersendiri bagi siswa. Sikap siswa di sekolah akan tercermin atau
teraplikasi pada kehidupan di rumah dan masyarakat. Maka dari itu, penanaman sikap dan nilai pada masing-
masing mata pelajaran harus benar-benar dilaksnakan secara baik. Khusus mata pelajaran ips, penanaman
sikap dan nilai pada siswa harus benar-benar tercapai. Hal itu karena IPS merupakan mata pelajaran yang
sedikit banyak mengajarkan tentang sikap dan nilai yang baik pada kehidupan di keluarga, sekolah dan
kehidupan masyarakat. Sangat disayangkan jika pengajaran IPS tidak dilaksanakan dengan terstruktur, maka
aspek sikap yang terdapat dalam tiap-tiap materi tidak akan tersampaikan dan tertaman dengan baik ke dalam
diri setiap siswa.

  Rumusan Masalah
1.      Mengapa nilai dan sikap dalam pembalajaran IPS sangat penting bagi siswa?
2.      Bagaimana cara menanamkan sikap yang baik dalam ilmu IPS?
3.      mengapa pengembangan keterampilan social di SD sangat penting?

 Tujuan dan Manfaat

Tujuan :
1.      Untuk mengetahui pentinganya nilai dan sikap dalam pembelajran IPS
2.      Untuk mengetahui cara penanaman sikap yang baik dalam ilmu ips
3.      Untuk mengetahui pengembangan keterampilan social di SD
Manfaat :
1.      Dapat mengetahui pentinganya nilai dan sikap pada pembelajaran IPS
2.      Dapat mengetahui cara penanaman sikap yang baik dalam ilmu ips
3.      Dapat mengetahui cara pengembangan keterampilan social di SD

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nilai Dan Sikap

2.1.1 Pengertian nilai 

Kata nilai dalam bahasa Inggris disebut  value,  sedangkan  dalam bahasa latin
disebut valere. Secarabahasa, nilai dapat diartikan sebaga iharga. Namun lebih dari itu,
definisi nilai bias dijabarkan lebih luas dan berkaitan dengan sesuatu yang berharga dalam
kehidupan manusia.

Pengertian nilai secara umum adalah konsep umum tentang sesuatu yang dianggap baik
dimana keberadaannya dicita-citakan, diinginkan, dihayati, dan dilaksanakan dalam
kehidupansehari hari dan menjadi tujuan kehidupan bersama di dalam kelompok masyarakat
tersebut, mulai dari unit kesatuan social terkecil hingga yang terbesar, mulai dari lingkup
suku, bangsa, hingga masyarakat internasional.

Nilai juga dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penghargaan serta keadaan yang
bermanfaat bagi manusia sebagai penentu dan acuan dalam menilai dan melakukan suatu
tindakan. Dengan mengacu kepada sebuah nilai, seseorang dapat menentukan bagaimana ia
harus berbuat dan bertingkah laku yang baik sehingga tidak menyimpang dari norma-norma
yang berlaku.

Pengertian Nilai Menurut Para Ahli

a. Menurut Spranger
Arti nilai menurut Spranger adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu
untuk menimbang dan memilih a lternatif keputusan dalam situasi social tertentu.

b. Menurut Horrocks
Pengertian nilai adalah sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok social
membuat keputusan mengenai apa yang ingin dicapai atau sebagai sesuatu yang
dibutuhkan.

c. Menurut Antony Giddens (1995)


Nilai merupakan suatu gagasan yang dimiliki seseorang maupun kelompok mengenai
apa yang layak, apa yang dikehendaki, sertaapa yang baik dan buruk.

d. Menurut Horton & Hunt (1987)


Definisi nilai adalah suatu gagasan mengenai apakah suatu tindakan itu penting atau
kah tidak penting.

e. Menurut Louis O. Kattsof (1987)


Nilai dibagi menjadi dua macam oleh Louis, dimana terdapat nilai intristik yang
merupakan nilai yang semulan yasudah bernilai, dan yang kedua adalah nilai
instrumental dimana nilai merupakan hasil dari sesuatu akibat digunakan sebagai sarana
dalam mencapai suatu tujuan.

f. Djahiri (1999)
Nilai adalahharga, makna, isi dan pesan, semangat, ataujiwa yang tersurat dan tersirat
dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga bermakna secara fungsional.

g. MenurutPurwodarmito
Nilai dapa tdijelaskan menjadi lima hal, di antaranya adalah harga sesuatu, harga sesuai
taksiran, angka kepandaian, suatu kualitas, dan juga sifat-sifat yang penting.

h. MenurutKoentjaraningrat
Pengertian nilai menurut Koentjaraning rata dalah suatu bentuk budaya yang memiliki
fungsi sebagai sebuah pedoman bagi setiap manusia dalam masyarakat. Bentuk budaya
ini dikehandaki dan bisa juga dibenci tergantung daripada anggapan baik dan buruk
dalam masyarakat.

2.1.2 PengertianSikap

Sikap atau yang dikenals ebagai attitude, merupakan halutama yang paling terlihat berbeda
di setiap masing-masing individu atau pun negara. Tak jarang setiap negara memiliki cirri
khas sikapnya masing-masing, sebagai Negara yang mengadopsi budaya timur Indonesia
dikenal sebagai warga Negara yang memilikisikapramahsertasopan dan juga
santun. Kebanyakan masyarakat Indonesia menghargai masin-masing perasaan orang lain
sehingga lebih menjaga sikap baik lisan ata non lisan.

Selain itu apa sebenarnya sikap itu sendiri ?menurut para ahli mungkin berbeda-beda namun
semua arti sikap memiliki makna yan luas dan tetap digunakan oleh banyak psikolog sosial.
Lantas apa saja sikap menurut para ahli ?

. Jalaluddin Rakhmat ( 1992 : 39 )


Ada lima pengertian sikap menurut Jalaluddin Rakhmat diantaranya adalah :

1. Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bisa bertindak, berpikir dan juga merasa bahwa dirinya paling baik

dalam menghadapi objek, ide dan juga situasi ataupun nilai. Sikap bukanlah perilaku menurut Jalaluddin namun

kecenderungan untuk perilaku dengan menggunakan metode tertentu saja terhadap objek sikap. Objek sendiri bisa

berbentuk apa saja yakni orang, tempat, gagasan, ataupun situasi dalam kelompok.

2. . sikap memiliki daya penolong atau motivasi yang bisa dianggap sesuai ataupun tepat. Sikap bukan hanya sekedar

rekaman dari kejadian yang sudah dilewati atau sudah berlalu. Tetapi,sikap bisa menentukan apakah orang harus

berpihak pada suatu hal ataupun menjadi seseorang yang memiliki sisi minus atau plus dalam diri, selain itu sikap
menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan, serta lebih sering mengesampingkan apa yang tidak

diinginkan, dan apa yang harus mereka hindari atau tidak disukai. (Baca: Teori-Teori Motivasi)

3 . sikap cenderung lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan

dan jarang mengalami pembahan, karena itulah sikap jarang berubah.

4 Sikap bisa dijadikan bahan evaluatif untuk seseorang, dimana sikap mungkin bisa menjadi hal tersebut bisa

menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Karena itulah sikap seringkali membuat seseorang menjadi defensif

atau lebih terbuka

5.  sikap seringkali berasal dari pemikiran yang salah paham dimana sikap tidak dibawa sejak lahir namun sikap

berasal dari lingkungan dan juga pengalaman seseorang. Bukan hanya dari lahir atau dibawa berdasarkan genetik.

B  Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000)

Menurut Sarnoff, sikap mengidentifikasikan sebagai ketersediaan untuk bisa bereaksi ataupun disebut disposition to

react yang bisa dilihat secara positif. Ataupun sikap juga bisa dilihat secara negatif atau untavorably terhadap objek

tertent, dalam hal ini Sarnoff mengemukakan pandangan yang dianggap luas.

C  D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999)

D. Kreach berpendapat bahwa sikap merupakan sebuah organisasi yang mungkin sifatnya bisa saja

menetap dari proses yang dilihat berdasarkan keinginan sendiri ataupun dari luar. Biasanya pengaruh

ini berasal dari luar dimana emosional dan motivasional merupakan hal mendasar. Selain itu ada dua

hal seperti perseptual serta kognitif yang ikut mempengaruhi sikap individu.
E. 2.2 Pentinganya Nilai Dan SikapDalamPembelajranIPS
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, alasan perlunya · pengajaran IPS terutama karena siswa
yang datang ke sekolah berasal dari masyarakat dengan warna lingkungan tersendiri, dimana para
siswa itu sendiri menjadi anggotanya. Pengajaran IPS ditempuh dengan cara mengenalkan masalah-
masalah sosial melalui pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi dan
memecahkan permasalahan sosial terse but

. Pendidikan IPS di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia an tara 6-12 tahun. Anak
dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget berada dalam perkembangan kemampuan
intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam
keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh.
Yang mereka pedulikan adalah masa sekarang atau hal-hal yang bersifat konkret, dan bukan masa
depan yang belum bisa mereka pahami atau hal-hal yang bersifat abstrak. Padahal bahan materi IPS
penuh dengan pesanpesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu, perubahan,
kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaart, demokrasi,
nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi
IPS yang harus diajarkan kepada siswa SD. Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk
memungkinkan konsep-konsep abstrak itu dipahami anak. Bruner (1978) memberikan pemecahan
berbentuk jembatan bailey untuk mengkonkretkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic, dan
symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta; grafik, lambang, keterangan
lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa. Itulah sebabnya IPS SD bergerak
dari yang konkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas
(expanding environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada
yang sukar, dari.

yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya: dunia-negara tetangga-
negara-propinsi-kotalkabupaten-kecamatan-kelurahan/ desa-RT /RW-tetangga-keluarga-Aku. 4
Memperhatikan tujuan dan esensi pendidikan IPS, sebaiknya penyelenggara pembelajaran IPS mampu
mempersiapkan, membina, dan membentuk kemampuan peserta didik yang menguasai pengetahuan,
sikap, nilai dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat.5 Penanaman sikap
atau sikap mental yang baik melalui pengajaran IPS, tidak dapat dilepaskan dari mengajarkan nilai dan
sistem nilai yang berlaku di masyarakat. Dengan kata lain, strategi pengajaran nilai dan sistem nilai
pada IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik. Materi dan pokok
bahasan pada pengajaran IPS dengan menggunakan berbagai metode (multi metode), digunakan untuk
membina penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik pada diri siswa. Dengan
terbinanya nilainilai secara baik dan terarah pada mereka, sikap mentalnya juga akan menjadi positif
terhadap rangsangan dari lingkungannya, sehingga tingkah laku dan tindakannya tidak menyimpang
dari nilai-nilai yang luhur. Dengan demikian tingkah laku dan tindakannya tadi selalu akan dilandasi
oleh tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungannya. Sementara itu dalam
pembelajaran IPS di kelas tinggi ada beberapa kesulitan yang dialami oleh siswa, antara lain sebagai
berikut: a. Siswa kurang dapat mengembangkan nilai dan sikap dalam kehidupan sehari-hari. b.
Pengajaran IPS dilaksanakan dalam wakru yang terbatas, sehingga tidak mungkin dapat
memperkenalkan seluruh nilai-nilai kehidupan man usia kepada siswa.

1. IPS SD sebagai Pendidikan Nilai (value education), yakni :

a. Mendidikkan nilai-nilai yang baik yang merupakan norma-norma keluarga dan masyarakat;

b. M~mberikan klarifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki siswa;

c. Nilai-nilai inti/utama (core values) seperti menghormati hak-hak perorangan, kesetaraan, etos kerja,
dan martabat manusia (the dignity of man and work) sebagai upaya membangun kelas yang
demokratis.

2. IPS SD sebagai Pendidikan Multikultural (multicultural eduacation), yakni:

a. Mendidik siswa bahwa perbedaan itu wajar;

b. Menghormati perbedaan etnik, budaya, agama, yang menjadikan kekayaan budaya bangsa;

c. Persamaan dan keadilan dalam perlakuan terhadap kelompok etnik atau minoritas.

3. IPS SD sebagai Pendidikan Global (global education), yakni:

a. Mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di dunia;


b. Menanamkan kesadaran ketergantungan antar bangsa;

c. Menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia; d.
Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan? Dalam pendidikan nilai, ada tiga
masalah mendasar yang mesti dipahami oleh para pendidik (guru) dan siapa saja, yaitu apa yang harus
diajarkan (filsafat), bagaimana anak belajar dan memahami nilai moral (psikologi), serta dalam
masyarakat apa dan macam mana nanti kita (sosiologi). Menolak pentingnya filsafat berarti menerima
saja yang diperintahkan oleh suatu sistem tertentu. Mengesampingkan psikologi sebagai suatu sarana
didaktik metodik.

2.3 Penanaman Sikap Dalam IPS

Penanaman sikap dan nilai pada pengajaran ips hendaknya dipersiapkan dan dirancang
berkesinambungn dengan penekanan pada setiap tingkat yang berbeda semakintinggi jenjangnya
semakin besar unsur pemahaman dan pertanggung jawabannya. Pengajaran ips dilaksanakan dalam
waktu yang terbatas, sihingga tidak mungkin dapat memperkenalkan seluruh nilai-nilai kehidupan
manusia kepada siswa. Oleh karna itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-
nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia.

Menurut paul suparno, SJ, sikapa dan tingkah laku yang berlaku umum, yang lebih mengembangkan
nilai kemanusian dan mengembangkan kesatuan sebagai warga masyarakat perlu mendapatkan
tekanan. Beberapa sikap dan prilaku itu antara lain sebagai berikut ( paul suparno, SJ, 22001)

1.Sikap penghargaan kepada setiap manusia Penghargaan bahwa pribadi manusia itu bemilai, tidak
boleh direndahkan atau disingkirkan tetapi harus dikembangkan. Setiap manusia, siapapun orangnya
adalah bernilai, inilah yang menjadi hak asasi manusia, dan sikap ini harus dipunyai. Oleh karena itu
tindakan meremehkan, menghina, merendahkan, apalagi mengganggu kebahagiaan orang lain
dianggap tidak baik. Dalam wujud tindakan, misalnya siswa saling menghargai temannya, tidak
menjelekkan temannya dan sebagainya.

2. Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, dan tepat janji Sikap
ini jelas membantu orang dalam berhubungan dengan orang lain dan hidup bersama orang lain.
3. Sikap demokratis dan menghargai gagasan orang lain serta mau hidup bersama orang lain yang
berbeda Sikap ini jelas sangat membantu kita menjadi m:;musia, karena memanusiakan man usia lain.
Bagi negara Indonesia yang sedang mencari bentuk demokrasi, sikap ini sangat jelas diperlukan.
Apalagi sikap rela hidup bersama, meskipun lain gagasan, lain idiologi perlu ditekankan

Kita rela hidup besama dalam perbedaan karena perbedaan adalah keadaan asasi kita.

4. Kebebasan dan tanggung jawab Sikap manusia sebagai pribadi adalah ia mempunyai kebebasan
untuk mengungkapkan dirinya dan bertanggung jawab terhadap ungkapannya. Sikap ini berlaku baik
terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain maupun terhadap alam dan Tuhan. Sikap ini jelas
diwujudkan dalam kebebasan, mimbar, kebebasan berbicara, kebebasan untuk mengungkapkan
gagasan dan tanggung jawab. Siswa diajak bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak lari dari
tanggung jawab.

5. Penghargaan terhadap alam Alam diciptakan untuk dimanfaatkan oleh manusia agar dapat hidup
bahagia. Berkenaan dengan hal tersebut penggunaan alam hanya untuk dirinya sendiri tidak
dibenarkan. Termasuk juga perusakan alam yang hanya dapat memberikan kehidupan kepada
segelintir orang juga tidak benar. Keserakahan dalam penggunaan alam adalah kesalahan.

6. Penghormatan kepada Sang Pencipta Sebagai makhluk kita wajib menghormati Sang Pencipta.
Melalui penghayatan iman dan taqwa, siswa diajak untuk menghormati dan memuji Sang Pencipta,
dan pujian itu dapat diwujudkan dalam bentuk bersikap baik kepada semua makluk ciptaan Allah,
termasuk pada diri sendiri. Sikap menghargai iman orang lain, menghargai bentuk iman orang lain,
menghargai budaya orang lain perlu dikembangkan dalam kerangka rela hidup saling membantu dan
menerima orang lain.

7. Beberapa sikap pengembangan sebagai pribadi manusia seperti disiplin, bijaksana, cermat, mandiri,
percaya diri, semuanya lebih menunjang penyempurnaan diri pribadi. Meskipun hal-hal itu tidak
langsung berkaitan dengan orang lain, akan tetapi sanagt membantu seseorang dalam bekerja sama
dengan orang lain. Sikap mental dan tingkah laku tersebut di atas harus selalu dikembangkan. Dalam
pengembangannya harus dijiwai oleh nilai-nilai yang luhur dan latihan mengungkapkan sikap mental
secara baik, terarah dan terpuji. Kesadaran dan penghayatan siswa terhadap nilai yang menjadi
landasan dan falsafah hidup bangsa Indonesia harus ditanamkan secara berkesinambungan, sehingga
sikap mental siswa menjadi benar-benar memancarkan kebenaran, keluhuran, dan tanggung jawab.
Penanaman nilai dan sikap ini harus sudah dimulai sejak kecil (TK, SD), dan berkelanjutan pada
jenjang berikut/diatasnya.

2.4 pengertian keterampilan social

 Pengertian keterampilan Sosial


Keterampilan sosial (social skills) merupakan bagian penting dari kemampuan hidup manusia.
Tanpa memiliki keterampilan sosial manusia tidak dapat berinteraksi dengan orang lain yang
ada dilingkungannya karena keterampilan sosial dibutuhkan dalam hidup bermasyarakat.
Cartledge dan Milburn yang dikutip Maryani (2011:17) menyatakan bahwa keterampilan sosial merupakan
perilaku yang perlu dipelajari oleh seseorang, karena memungkinkan individu dapat berinteraksi, memperoleh
respon positif ataupun negatif. Karena itu keterampilan sosial merupakan kompetensi yang sangat penting
untuk dimiliki oleh setiap orang, agar dapat memelihara hubungan sosial secara positif dengan keluarga,
teman sebaya, masyarakat dan pergaulan di lingkungan yang lebih luas. Munculnya masalah-masalah sosial
seperti tawuran antarpelajar, perkelahian antar desa, narkoba dan minum-minum, korupsi, disintegrasi bangsa
dan sebagainya adalah bentuk melemahnya keterampilan sosial dalam lingkup individu, keluarga, masyarakat
bukan negara. Yuspendi yang dikutip Kurniati (2016:9) menyatakan bahwa keterampilan sosial adalah
keterampilan anak untuk dapat membina hubungan antarpribadi dalam berbagai lingkungan dan kelompok
sosial. Menurut Maryani (2011:18) keterampilan sosial sebagai keterampilan untuk melakukan interaksi,
komunikasi dan partisipasi dalam kelompok yang ada. Keterampilan sosial perlu didasari oleh kecerdasan
personal berupa kemampuan mengontrol diri, percaya diri, disiplin dan tanggungjawab. Untuk selanjutnya
kemampuan tersebut dipadukan dengan kemampuan berkomunikasi secara jelas, lugas, meyakinkan, dan
mampu membangkitkan inspirasi, sehingga mampu mengatasi silang pendapat dan dapat menciptakan
kerjasama. Keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk menciptakan hubungan sosial yang serasi serta
selaras dan memuaskan berbagai pihak,
dalam bentuk penyesuaian terhadap lingkungan sosial tercakup dengan dengan kemampuan mengendalikan
diri, adaptasi, toleransi, berkomunikasi, berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Stephen dan Arnold yang
dikutip Cartledge dan Milburn (1995:140) mengelompokkan perilaku keterampilan sosial ke dalam empat
bentuk perilaku, diantaranya:
(1) Self related behavior, yaitu perilaku sosial yang dimunculkan karena adanya pertimbangan dan
penghayatan dalam diri individu. Bentuk perilakunya seperti menerima konsekuensi dari perbuatannya,
berperilaku sesuai dengan norma masyarakat, mengekspresikan perasaan, dan bersikap positif terhadap diri
sendiri;
(2) Task related behavior, yaitu perilaku sosial yang dimunculkan karena adanya tuntutan dan kewajiban yang
harus dilakukan untuk mendapatkan penghargaan sosial. Contoh bentuk perilakunya seperti perilaku
berpartisipasi, mengikuti perintah, bertanya dan menjawab pertanyaan, dan mengikuti aktivitas kelompok; (3)
Environmental behavior, yaitu perilaku sosial yang dimunculkan adanya pengaruh pandangan orang-orang
yang ada di sekitar individu sesuai dengan norma yang dianut pada lingkungan tertentu. Bentuk perilakunya
seperti mampu menyesuaikan diri, berbuat untuk lingkungan sekitar, dan peduli dengan lingkungan;
(4) Interpersonal behavior, yaitu perilaku sosial yang berlangsung antara dua orang atau lebih yang
mencirikan proses-proses yang timbul sebagai hasil dari interaksi secara positif. Bentuk perilakunya antara lain
menyapa orang lain, membantu orang lain, menerima kepemimpinan, bersikap positif terhadap orang lain.
Walker & Mc. Connell dalam Gimpel & Merrell (1998) menyebutkan bentuk perilaku keterampilan sosial yaitu:
(1) Perilaku sosial dasar dalam interaksi sosial umum, meliputi kontak dan komunikasi, simpati dan empati,
kompromi dan kerjasama, serta perilaku mengatasi masalah yang meliputi merespon gangguan dan masalah,
dan mengatasi dorongan perilaku agresi; (2) Interaksi berteman di luar pembelajaran, meliputi penerimaan
teman, perilaku interaksi berteman, adaptasi, perilaku membantu, inisiatif, dan bakat positif yang ditunjukkan
melalui perilakunya; (3) Penyesuaian diri terhadap aktivitas pembelajaran, meliputi kemampuan manajemen
waktu, mengikuti arahan, kemampuan berkarya, dan respon terhadap pebelajaran. Menurut Mclntyre yang
dikutip Kurniati (2016:09) menyebutkan bahwa keterampilan sosial anak meliputi hal-hal berikut ini: (1)
Tingkah laku
dan interaksi positif dengan teman lainnya; (2) Perilaku yang sesuai di dalam kelas; (3) Cara-cara mengatasi
frustasi dan kemarahan; (4) Cara-cara untuk mengatasi konflik dengan yang lain. Jarolimek dalam Maryani
(2011:18) mengemukakan bahwa keterampilan sosial dapat meliputi (1) Living and working together; taking
turns; respecting the rights of others; being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction, dan
(3) Sharing ideas and experience with others. Maryani (2011:20) mengungkapkan keterampilan sosial dapat
dikelompokkan atas empat bagian, yaitu : (1) Keterampilan dasar berinteraksi: berusaha untuk saling
mengenal, ada kontak mata, berbagi informasi atau material; (2) Keterampilan komunikasi: mendengar dan
berbicara secara bergiliran, melembutkan suara (tidak membentak), meyakinkan orang untuk dapat
mengemukakan pendapat, mendengarkan sampai orang tersebut menyelesaikan pembicaraannya; (3)
Keterampilan membangun tim/kelompok: mengakomodasi pendapat orang, bekerjasama, saling menolong,
saling memperhatikan; (4) Keterampilan menyelesaikan masalah: mengendalikan diri, empati, memikirkan
orang lain, taat terhadap kesepakatan, mencari jalan keluar dengan berdiskusi, respek terhadap pendapat
yang berbeda. Berdasarkan beberapa pendapat yang ada, dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial dapat
berupa perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar, terhadap tuntutan
serta kewajiban yang meliputi keterampilan untuk hidup dan bekerjasama dengan orang lain, keterampilan
komunikasi dan mengontrol diri, kemampuan membagun tim serta kemampuan terkiat problem solving.
2.5 Pengertian pengembangan keterampilan social di SD

 PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SEKOLAH


DASAR Pembelajaran IPS seyogyanya dapat membuat siswa memiliki keterampilan sosial
yang baik. Keterampilan sosial di jenjang Sekolah Dasar tentu harus ada bimbingan guru
sehingga pengembangan dan aplikasi keterampilan sosial dapat terlaksana. Hal ini
mendorong peneliti untuk mengkaji bagaimana pengembangan keterampilan sosial siswa
yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran IPS. Penelitian ini di latarbelakangi oleh
siswa yang dihadapkan dengan era perubahan dunia sehingga karakternya memudar.
Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan pengembangan
keterampilan sosial yang ditempuh guru dalam aspek keterampilan berkomunikasi,
bekerjasama, dan berinteraksi serta hambatan dan permasalahan yang dialami guru
selama mengembangkan keterampilan sosial siswa. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif analisis. Penelitian ini di lakukan di SDN 013 Pasirkaliki Kota Bandung
dengan subjek utama yaitu guru kelas IV. Instrumen penelitian berupa lembar studi
dokumen dan lembar wawancara. Hasil penelitian berupa (1) Pengembangan
keterampilan berkomunikasi siswa. Guru melakukan rancangan atau pelaksanaan dalam
mengembangkan keterampilan berkomunikasi. (2) Pengembangan keterampilan
bekerjasama siswa. Guru melakukan rancangan atau pelaksanaan dalam mengembangkan
keterampilan bekerjasama. (3) Pengembangan keterampilan berinteraksi siswa. Guru
melakukan rancangan atau pelaksanaan dalam mengembangkan keterampilan
berinteraksi. (4) Hambatan dan permasalahan guru dalam pengembangan keterampilan
sosial. Pada penelitian ini ditemukan bahwa guru menggunakan cara diskusi, kolaborasi,
dan keikutsertaan siswa dengan kehidupan masyarakat untuk mengembangkan
keterampilan berkomunikasi, bekerjasama, dan berinteraksi. Maka guru telah melakukan
pengembangan keterampilan sosial siswa secara maksimal, dan guru dapat mengatasi
hambatan dan permasalahan yang ditemui selama mengembangkan keterampilan sosial.

Kesimpulan

Saran

Saran penulis bagi para pembaca, yaitu semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan
wawasan tentang Konten IPS (fakta, konsep, generalisasi dan teori), namun jangan hanya
berpatokan pada makalah ini saja, penulis menyarankan agar para pembaca mencari sumber
ataupun referensi lainnya untuk lebih menambah wawasan tentang materi ini

DAFTAR PUSTAKA

Conny R. Semiawan. (2008). Belajar dan PembelajaranPrasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: lndeks.

EtinSolihatin&Raharjo. (2008). Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta:


BumiAksara.

IkaKurniaYuliati.(2009). PENANAMAN SIKAP DAN NILAI PADA PEMBELAJARAN IPS DI


SEKOLAH DASAR.

https://dosenpsikologi.com/pengertian-sikap-menurut-para-ahli/

https://www.zonareferensi.com/pengertian-nilai/
.

Anda mungkin juga menyukai