Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Garut, November 2022

Penulis

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adab merupakan bagian pendidikan yang sangat penting yangberkenaan dengan


aspekaspeksikap dan nilai, baik individu ataupunberhubungan dengan sosial masyarakat. Adab
yangbaik akan memberikanpengaruh dalam kehidupan. Sehingga ada pepatah yang
mengatakan“adablebih tinggi dari ilmu”. Oleh karena itu nilai yang terkandung dalamagama
perludiketahui, dipahami, diyakini dan diamalkan oleh manusiaIndonesia agar dapat menjadi
dasarkepribadian sehingga dapat menjadimanusia yang utuh Mengingat begitu pentingnya
adabdalam kehidupan,sampai hal terkecil pun mempunyai aturan tersendiri.

Dalam mewujudkan perubahan dan perkembangan kearah yang lebihbaik, maka perlu
adanyapenyesuaian dan realisasi dalam pembelajaran dankehidupan, sehingga
tujuanpendidikan tersebut dapat menghasilkan kualitasyang baik. Penyesuaian tersebut
dapatdilakukan dengan kurikulum danmateri pembelajaran, proses pembelajaran dan
pembinaan, serta dengankegiatan ekstra kurikuler yang ada di lingkungan tersebut.

Sebagai bangsa yang lebih mengedepankan pendidikan dan moralkhususnya adab yang
sebagaikunci utama perkembangan dan kemajuanbangsa, maka pendidikan merupakan hal yang
sangat penting. Hal tersebuttertuang dalam UUD 1945 dan tujuan pendidikan Nasional.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Adab dan Ilmu dalam Pendidikan?
2. Bagaimana Implementasi Adab dan Ilmu dalam pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk Mendeskripsikan Adab dan ilmu dalam Pendidikan.
2. Untuk Mengimplementasikan Adab dan Ilmu dalam Pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Akal Pikiran logis


Akal dan pikiran merupakan perlengkapan paling sempurna
yangdisematkanAllah SWT kepada manusia. Dengan akal dan pikiran, manusiadapat
mengubah danmengembangkan taraf kehidupannya dari tradisionalberkembang hingga
modern. Sifat tidak puas yang secara alamiah ada dalamdiri manusia mendorong
manusia untuk selalu ingin mengubah keadaan.Ketidakpuasan tersebut menimbulkan
perubahan-perubahan sehingga terciptaperadaban dunia yang maju. Kemajuan yang
dihasilkan oleh akal dan pikiranmanusia membawa dampak positif dan negatif. Untuk
meminimalisir ataumengatasi masalah-masalah yang timbul dari dampak negatif,
manusia tetapmemerlukan akal untuk berpikir secara benar.
Berpikir secara logis ialah berpikir tepat dan benar yangmemerlukan kerja
otakdan akal sesuai dengan ilmu-ilmu logika. Setiap apayang akan diperbuat hendaknya
disesuaikan dengan keadaan yang ada padadirinya masing-masing, jika hal tersebut
sesuai dengan kenyataan dan apabiladikerjakan mendapat keuntungan, maka segera
dilaksanakan. Berpikir secaralogis juga berarti bahwa selain memikirkan diri kita
sendiri juga harusmemperhatikan lingkungan, serta berpikir tentang akibat yang tidak
terbawaemosi, hal ini sangat penting adanya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita harus membuat suatukeputusan.
Dari keadaan yang kita hadapi diperlukan kemampuan bernalar.Kemampuan
bernalaradalah kemampuan untuk menarik konklusi yang tepatdari bukti-bukti yang
ada. Kemampuan bernalar merupakan sumber darisebagian besar pengetahuan kita.
Menarik konklusi adalah proses untuk dapatsampai pada sesuatu yang sebelumnya
belum diketahui. Logikamembicarakan kegiatan pemikiran secara lengkap beserta
prosesnya menujuarah kebenaran, membicarakan susunan konsep dan segala sesuatu
yangmenyangkut berbagai seluk-beluk kegiatan pemikiran.

3
B. Perilaku dan Sikap
Sikap adalah segala perbuatan dan tindakan yang berdasarkan pada pendirian
dan keyakinan yang dimiliki. Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap segala sesuatu,
bisaberupa objek, orang atau peristiwa. Sikap mencerminkan perasaan seseorang
terhadapsesuatu. Sikap mempunyai tiga komponen utama, yaitu kesadaran, perasaan,
dan perilaku.
Mari sedikit berandai-andai, tentang bawahan atau rekan kerja idaman. Tapi di
sini kitaakan mendaftar kriteria yang tidak kita inginkan, jadi silakan bayangkan
kebalikan darisegala poin rekan kerja grade-A yang Anda inginkan. Sebutkan, jika perlu
tuliskan untukmemudahkan. Setelah itu, coba hitung kriteria yang bisa digolongkan
dalam Sikap, Perilakuatau Attitude. Berdasarkan pengalaman kami, ada lebih banyak
golongan sikap (Attitude)ketimbang Kompetensi yang didaftarkan dalam kriteria.

Hubungan antara sikap dan prilaku adalah :

Dalam sebuah perilaku kita dapat menunjukan sebuah tanggapan yang ujung
ujungnyamenghasilkan sikap atau sebuah pandangan terhadap tanggapan
tersebut

Pembahasan :

Sikap adalah sesuatu yang dilakukan dalam membawa dirinya menanggapi hal
yangterjadi sesuai dengan cara berfikir serta keinginan bertindaksedangkan perilaku
adalah sebuah keadaan dimana seseorang tersebut beraktivitas seperti berbicara, cara
orang tersebut berjalan dan lain lain

Perbedaan dari sikap dan perilaku adalah :

Perilaku adalah sebuah tindakan namun sikap adalah sebuah pandangan terhadap
sesuatuperilaku adalah akibat dan sikap adalah sebuah awalan.

Contoh : ketika kita akan tinggal kelas kita akan berusaha untuk belajar dengan
kerasPerilaku adalah sebuah tujuan namun sikap adalah rencana

Contoh : ketika seorang manager melihat kerja bawahannya yang kurang karena
pendidikannya maka maneger akan memberikan pelatihan

4
C. Rasa Hormat dan Malu
Secara umum, rasa hormat (respect) merupakan cara merasakan dan berperilaku.
Kamus Merriam Webster Collegiate menawarkan dua sinonim untuk kata benda hormat
ataumenghormati yakni pertimbangan (yang berarti suatu tindakan memberi
perhatiankhusus) dan penghargaan (perhatian yang tinggi dan khusus tinggi atau
khusus). Jadi, istilah istilah rasa hormat merujuk pada cara berperilaku dan berperasaan.
Rasa hormat adalah suatu sikap penghargaan, kekaguman, atau penghormatan
kepada pihak lain. Rasa hormat sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak
biasa diajarkan untuk menghormati orang tua, saudara, guru, orang dewasa, aturan
sekolah, peraturan lalu lintas, keluarga, dab budaya serta tradisi yang dianut dalam
masyarakat. Begitu pula, penghargaan terhadap perasaan dan hak-hak orang lain,
pimpinan, bendera, negara, kebenaran, dan pandangan orang lain sekalipun mungkin
berbeda dengan pandangan kita.
Dalam suatu negara yang multikultur seperti Indonesia, saling hormat-
menghormati antara sesama warga dalam masyarakat mutlat sangat diperlukan.
Perbedaan suku, ras, bahasa, agama, status sosial, dan letak geografis menyebabkan
perbedaan budaya, tradisi, dan bahkan cara pandang sering menjadi masalah jika tidak
menjunjung tinggi rasa hormat di antara sesama. Namun, menjadi kekuatan yang luar
biasa ketika keberagaman tersebut diolah dan dikembangkan dengan penuh hormat.
Nilai-nilai pancasila khususnya sila kedua dan ketiga kemanusiaan yang adil dan
beradab dan persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi terjewantahkan dalam
suatu kehidupan yang harmonis.

D. Rendah Hati dan Optimisme


Arti ungkapan rendah hati dikenal juga dengan tawadhu. Sementara, rendah hati
termasuk sifat baik dan terpuji yang perlu diterapkan dalam kehidupan. Pasalnya ada
banyak sekali manfaat jika kita menerapkan sifat rendah hati.
Rendah hati bukan berarti rendah diri. Karena itulah perlu tahu arti ungkapan
rendah hati yang memudahkan kalian memahami makna sebenarnya. Arti ungkapan
rendah hati dapat kalian temukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

5
Sebagai makhluk hidup yang mempunyai akal, manusia memiliki rasa optimis di
dalam hidupnya. Optimisme atau rasa optimis adalah kepercayaan bahwa kejadian di
masa depan akan memiliki hasil yang positif.
Dengan memiliki pola pikir seperti ini, kebanyakan orang akan tetap menjalani
hidupnya dengan penuh semangat, walaupun sedang dihadapkan dengan berbagai
macam masalah. Sikap optimis adalah suatu perasaan yang bisa ditimbulkan oleh
seseorang dalam kondisi tertentu. Namun ada sebagian individu yang sulit memiliki
sifat ini. Penyebabnya cukup beragam mulai dari lingkungan sekitar atau masalah
psikologis yang tengah dihadapi.

E. Mengayomi dan Modeling


Mengayomi adalah salah satu contoh kata kerja aktif transitif dalam Bahasa
Indonesia. Kata kerja aktif transitif merupakan kata kerja yang menerangkan tindakan
yang langsung dilakukan oleh subyek kalimat serta membutuhkan obyek sebagai
pelengkap wajib. Kata mengayomi juga termasuk kata berimbuhan. Kata ini berasal dari
kata dasar 'ayom' yang kemudian mendapatkan imbuhan berupa kombinasi awalan me-
dan akhiran -i sehingga membentuk kata berimbuhan mengayomi.
Dari segi konteks penggunaan kata, kata mengayomi kerap digunakan untuk
menerangkan salah satu tokoh dalam sebuah bacaan atau cerita, umumnya tokoh
protagonis. Hal ini karena tindakan mengayomi merupakan tindakan mulia.
Pemodelan (modeling) adalah proses belajar melalui pengamatan terhadap
model dan perubahan perilaku yang terjadi karena peniruan. Teori modeling pertama
kali dikenalkan oleh Albert Bandura pada tahun 50-an. Pemodelan atau modeling sering
juga disebut dengan istilah imitasi, identifikasi, belajar observasional, dan pembelajaran
perwakilan.
Teknik modeling adalah proses belajar mengamati terhadap seorang model yang
dibuat sebagai perangsang suatu gagasan, sikap atau perilaku, kemudian untuk dapat
ditiru dan mengalami perubahan tingkah laku seperti model yang diamati. Teknik
modeling digunakan untuk memperkuat perilaku yang telah terbentuk sebelumnya, serta
dapat juga digunakan untuk membentuk perilaku baru yang belum ada pada diri konseli
atau individu.
Teknik modeling juga diartikan sebagai proses belajar melalui observasi dimana
tingkah laku dari seorang individu atau kelompok, sebagai model, berperan sebagai
rangsangan bagi pikiran-pikiran, sikap-sikap, atau tingkah laku sebagai bagian. Teknik
6
modeling memanfaatkan proses belajar dengan menggunakan seseorang atau bahkan
beberapa orang yang dianggap memiliki sikap yang teladan dan bisa berperan untuk
merangsang pikiran, tindakan, maupun sikap orang lain.
F. Haus akan Ilmu Pengetahuan
Manusia adalah pembelajar sejati yang haus akan ilmu dan pengetahuan. Kita
sebagai manusia: Melihat dari perspektif ajaran agama Islam bahwa manusia dituntut
untuk belajar dari lahir sampai masuk ke dalam liang lahat (meninggal). Lebih spesifik
lagi, pernyataan itu ada di dalam hadis sahih. Artinya, belajar adalah aktivitas yang
wajib dilakukan bagi umat muslim dan muslimah selama hidupnya.
Belajar dalam konteks ajaran Islam, tidak serta merta asal belajar saja. Namun,
di dalam belajar ada semacam regulasi yang harus ditaati baik itu sebelum, saat dan
sesudah belajar. Seperti niat yang kokoh, membaca doa, sikap (akhlak) terhadap guru,
sabar dalam belajar, takzim terhadap ilmu, menghindari segala bentuk, jenis maksiat
dan lain lainnya.
Mungkin sebagian orang akan bertanya-tanya, mengapa hal itu perlu dilakukan?
Tentu jawabannya adalah agar memberikan kemudahan atas apa yang sedang
dipelajari, mudah untuk diamalkan, tidak cepat hilang (lupa) dan tentunya agar ilmu
pengetahuan tersebut menjadi berkah.
Coba kita renungkan, sudah berapa banyak ilmu pengetahuan yang kita pelajari
kemudian hilang begitu saja. Jika di persentasekan, bisa jadi hampir 50% bahkan bisa
jadi lebih apa yang telah kita pelajari terlupa dan menguap sia-sia. Saya kira, ini lah
sebabnya ada hal-hal yang tidak dilakukan dan dihindari ketika kita sedang menuntut
ilmu.
Di antara hal-hal itu, yang sering luput dari kita adalah bersikap wara’ (menjaga
diri) dalam belajar. Sikap tersebut sangat sederhana, akan tetapi banyak dari kita yang
lengah untuk melakukannya. Banyak dari kita yang tidak tahu sikap wara’ dan
pentingnya sikap tersebut dalam belajar.

G. Berdialog dan Argumen


Dialog adalah percakapan timbal balik antara dua orang atau lebih dalam
percakapan maupun karya tulis. Secara bahasa, dialog berasal dari bahasa Yunani dia
dan logos yang artinya cara manusia dalam menggunakan kata. Dalam istilah lain,
dialog adalah sebuah kegiatan literatur dan teatrikal yang terdiri dari percakapan lisan

7
atau tertulis antara dua tokoh atau lebih. Dialog merupakan proses komunikasi yang
harus mempertimbangkan kaidah semantis dan pragmatis.
Dialog bukanlah transaksi tawar-menawar tentang sesuatu untuk mencapai
kesepakatan. Dialog juga bukan konfrontasi dimana pihak yang satu mempersoalkan
sesuatu dan pihak lain memberi pertanggungjawaban. Dialog juga bukan suatu adu
pendapat untuk mencari keunggulan pendapat sendiri dan mengalahkan pendapat orang
lain.Dialog adalah percakapan dengan maksud untuk saling mengerti, memahami,
menerima, hidup damai dan bekerja sama untuk mncapai kesejahteraan bersama.
Argumen adalah sesuatu yang sering dikemukakan saat menyampaikan
pendapat. Mengetahui cara yang benar dan tepat dalam berargumen merupakan sesuatu
yang mesti dipahami. Apalagi jika Anda sering terlibat dalam suatu forum diskusi atau
mungkin hendak mempresentasikan sesuatu.

H. Menjalankan Kewajiban dan Mendapatkan Hak


Setiap manusia memiliki hak asasi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa sejak
lahir. Hak asasi tersebut tidak boleh diabaikan, dirampas atau diganggu oleh siapa pun
karena hak asasi tersebut berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup manusia,
kemerdekaan manusia, perkembangan manusia dan masyarakat.
Apabila ada perlakuan yang mengabaikan, merampas atau mengganggu hak
asasi seseorang, berarti ia telah melakukan pelanggaran terhadap hak asasi seseorang.Di
samping hak, juga terdapat sebuah kewajiban di mana setiap orang akan terikat dengan
kewajiban tertentu baik sebagai warga negara, umat beragama, dan sebagainya.
Mengutip dari modul "PPKN Kelas XI" yang diterbitkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, hak adalah segala sesuatu yang kita dapatkan setelah kita
melaksanakan kewajiban.Sedangkan kewajiban adalah segala sesuatu yang harus kita
lakukan dengan penuh tanggung jawab.
Hak dan kewajiban ini ibarat dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Kita
melaksanakan kewajiban maka kita akan mendapatkan hak kita, demikian pula
sebaliknya kita menuntut hak kita setelah kita melaksanakan kewajiban.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bisa kita tarik kesimpulan bahwa Adab adalah norma atau aturan yang tidak
tertulis mengenai sopan santun yang berdasar pada aturan agama dan adat budaya.
Norma yang digunakan dalam pergaulan sesama manusia dan mengatur perihal
sopan santun terhadap sesama manusia.
Dari pernyataan Ibnu Mubarak di atas kita bisa menyimpulkan bahwasanya
mempunyai sedikit adab itu lebih penting dan dibutuhkan daripada mempunyai
banyak ilmu pengetahuan. Karena orang yang berilmu belum tentu beradab, tetapi
jika orang yang memiliki adab sudah pasti berilmu. Dan tingkatan adab lebih tinggi
dari ilmu.
Pembentukan Karakter yang baik dimulai dengan pembiasaan baik dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk dalam mencari ilmu.

B. Saran
Perlunya perhatian khusus dalam proses pembelajaran perihal pembentukan
karakter yang baik, maka diperlukan pendekatan atau modeling pembelajaran yang
berdasarkan nilai dan norma, yang mengedepankan kepekaan terhadap lingkungan,
sehingga dapat terwujud perilaku yang baik.

Anda mungkin juga menyukai