Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BELAJAR KONSEP
Makalah ini ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Psikologi Perkembangan”
Semester VII

Dosen Pengampu:
Dr. Afi Parnawi., M. Pd

Elly Yurica P.
Kurniawati
Ria Roza
M. Z

Oleh Kelomok 7:
Syamsiah Nur Nasution
Septi Sri Rahayu
Syuaib Alhakim
Helmalia Putri

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU SINA BATAM
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan


rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Belajar Konsep”, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih kepada Bapak Dr. Afi Parnawi., M.Pd, selaku dosen mata kuliah
“Psikologi Perkembangan” yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Belajar Konsep”, dan juga teorinya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Batam, 15 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Hakikat Belajar.................................................................................................2
B. Definisi Belajar Konsep....................................................................................3
C. Cara Individu Memperoleh Konsep………..................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................8


A. Kesimpulan.......................................................................................................8
B. Saran..................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Konsep adalah pembawa arti. Suatu konsep tunggal bisa dinyatakan
dengan bahasa apa pun. Konsep bisa dinyatakan dengan ‘Hund’ dalam bahasa
Jerman, chien dalam bahasa Prancis, perro dalam bahasa Spanyol. Jadi
konsep adalah kata tunggal untuk mengartikan kata. Belajar adalah perubahan
yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil
pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam
belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon.
Konsep belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperluas dan menambah pengetahuan, sikap, kemampuan dan
ketrampilan yang diinginkannya. Belajar merupakan akibat antara adanya
stimulus dan respon. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu apabila
seseorang tersebut menunjukan perubahan perilakunya. Belajar mengacu pada
perubahan perilaku individu sebagai akibat dari proses pengalaman baik yang
dialami ataupun yang sengaja dirancang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Belajar?
2. Bagaimana Definisi Belajar Konsep?
3. Bagaimana Cara Individu Memperoleh Konsep-konsep?
C. Tujuan Masalah
1.  Untuk mengetahui pengertian Hakikat Belajar
2. Untuk mengetahui Definisi Belajar Konsep
3. Untuk mengetahui Cara Individu Memperoleh Konsep-konsep.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Belajar
Belajar, pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan
kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga
merupakan proses melihat,mengamati, dan memahami sesuatu. Sejalan dengan
konsep di atas Cronbach menyatakan “Learning may be defined as the process by
which a relatively enduring change in behavior occurs as result of experience or
practice”. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa indikator belajar ditujukan dengan
perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan
Witherington menyebutkan bahwa “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian
yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan,
sikap, kebiasaan, kecakapan, atau pemahaman”. Dari beberapa kutipan di atas dapat
disimpulkan beberapa hal yang
menyangkut pengertian belajar sebagai berikut :
a) Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambungan yang
dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup.
b) Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif
permanen.
c) Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara
keseluruhan.
d) Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek motivasi,
emosional, sikap dan sebagainya.
Rumusan di atas menyatakan bahwa proses belajar terjadi apabila individu
dihadapkan pada situasi di mana ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa,

2
atau apabila ia harus mengatasi rintanganrintangan yang mengganggu kegiatan-
kegiatan yang diinginkan.Proses penyesuaian diri mengatasi rintangan terjadi secara
tidak sadar,tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan. Dalam hal ini
pelajar mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah laku yang telah terbentuk hingga
ia mencapai respon yang memuaskan.
Belajar merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsure yang
berkaitan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar,
kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar,yang memberikan kemungkinan
terjadinya kegiatan belajar. Dengan demikian maka manifestasi belajar atau
perbuatan belajar dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku. Mengenai jenis
perubahan tingkah laku dalam proses belajar ini, Gagne dan Briggs menyatakan
bahwa perbuatan hasil belajar menghasilkan perubahan
dalam bentuk tingkah laku dalam aspek :
a) kemampuan membedakan
b) konsep kongkrit
c) konsep terdefinisi
d) nilai
e) nilai/aturan tingkat tinggi
f) strategi kognitif
g) informasi verbal
h) sikap
i) keterampilan motorik
B. Definisi Belajar Konsep
            Hal yang harus disadari saat ini adalah pentingnya belajar konsep tentang
sesuatu. Konsep yang dimaksud disini tidak lain dari kategori-kategori yang kita
berikan dari stimulus atau rangsangan yang ada di lingkungan kita. Konsep yang
ada di dalam struktur kognitif individu merupakan hasil dari pengalaman yang ia
peroleh. Jika keadaannya demikian, sebagian konsep yang dimiliki individu
merupakan hasil dari proses belajar yang mana proses hasil dari proses belajar ini

3
akan menjadi pondasi (building blocks) dalam struktur berpikir individu. Konsep-
konsep inilah yang dijadikan dasar oleh seseorang dalam memecahkan masalah,
mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan hal-hal lain yang ada keterkaitannya
dengan apa yang harus dilakukan oleh individu. Definisi konsep menurut sebagian
besar orang adalah sesuatu yang diterima dalam pikiran atau ide yang umum dan
abstrak. Menurut salah Croser, konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu
kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang
sama. Tujuh dimensi konsep menurut Flavel adalah:
1) Atribut
Setiap konsep memiliki sejumlah atribut yang berbeda. Contoh-contoh
konsep yang harus mempunyaiatribut yang relevan, termasuk juga atribut
yang tidak relevan, termasuk juga atribut yang tidak relevan. Contoh-contoh
konsep meja harus mempunyai suatu permukaan yang datar dan sambungan-
sambungan yang mengarah ke bawah yang mengangkat permukaan itu dari
lantai. Atribut dapat berupa fisik, seperti warna, tinggi, bentuk, atau dapat juga
berupa fungsional.
2) Struktur
Struktur menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut atribut itu.
Berikut tiga macam struktur yang dikenal :
a) Konsep Konjungtif, yaitu konsep yang didalamnya terdapat dua atau
lebih sifat sehingga dapat memenuhi syarat sebagai contoh konsep.
Misalnya : seorang aktris adalah seorang wanita yang bermain dalam
film. Dua atribut yaitu wanita dan bermain dalam film harus ada agar
dapat mewakili konsep artis.
b) Konsep disjungtif, adalah konsep yang didalamnya satu dari dua atau
lebih sifat harus ada. Konsep paman merupakan konsep
disjungtif. Paman dapat merupakan kakak, ibu, atau ayah seorang pria
yang menikah dengan kakak wanita ayah atau ibu.

4
c) Konsep relasional, menyatakan hubungan tertentu antara atribut
konsep. Kelas sosial merupakan suatu contoh konsep relasional. Kelas
sosial ditentukan oleh hubungan antara pendapatan, pendidikan,
jabatan atau pekerjaan dan faktor lainnya.
3) Keabstrakan
Konsep-konsep dapta dilihat dan konkret atau konsep itu terdiri atas konsep
konsep lain. Suatu segitiga dapat dilihat, keinginan lebih abstrak.
4) Keinklusifan
Hal ini ditunjukan pada jumlah contoh yang terlibat dalam konsep itu. Bagi
seorang anak kecil, konsep kucing ditunjukkan pada seekor hewan tertentu,
yaitu kucing keluarga. Bila anak itu telah mengenal beberapa kucing lainnya,
konsep kucing akan menjadi lebih luas, termasuk lebih banyak contoh.
5) Generalitas /keumuman
Bila diklasifikasikan, konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat atau
subordinatnya. Konsep wortel adalah subordinat terhadap konsep sayuran,
selanjutnya konsep sayuran subordinat terhadap konsep tanaman dapat
dimakan. Makin umum suatu konsep, makin banyak asosiasi yang dapat
dibuat dengan konsep lainnya.
6) Ketepatan
Suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan aturan untuk
membedakan contoh dengan noncontoh suatu konsep. Klausmeier (1977)
mengemukakan empat tingkat pencapaian konsep, mulai dari tingkat konkret
ke tingkat formal. Konsep pada tingkat formal merupakan konsep yang paling
tepat sebab pada tingkat ini atribut-atribut yang dibutuhka konsep dapat
didefenisikan.
7) Kekuatan atau power
Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju bahwa
konsep itu penting. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep

5
merupakan suatu abstraksi mental dari pengalaman responsif terhadap
stimulus.

C. Cara Individu Memperoleh Konsep-Konsep


Menurut teori Ausubel, individu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu:
a. Formasi Konsep
Formasi konsep menyangkut cara materi atau informasi diterima
peserta didik. Formasi konsep diperoleh individu sebelum ia masuk
sekolah, karena proses perkembangan konsep yang diperoleh semasa
kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang perkembangan individu.
Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara induktif
dan merupakan suatu bentuk.
Belajar menemukan (discovery learning) melalui proses diskriminatif,
abstraktif dan diferensiasi. Contoh pemerolehan konsep pada anak adalah
ketika anak melihat benda atau orang yang ada di lingkungan terdekatnya.
Misalnya, pada saat seorang anak yang baru berumur 2 tahun memanggil
Bapak dan Ibunya pertama kali karena setiap hari Bapak dan Ibunya
selalu bersama-sama anak tersebut. Anak menyebut diri yang
memandikan dan meninabobokkan saat tidur adalah Ibu dan
menggendong serta mengajaknya bermain adalah Bapak.
b. Asimilasi Konsep
Asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat
mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang
telah ada. Asimilasi konsep terjadi setelah anak mulai memasuki bangku
sekolah. Asimilasi konsep ini terjadi secara deduktif. Biasanya anak
diberi atribut sehingga mereka belajar konseptual, misalnya atribut dari
gajah adalah hewan dan belalai. Dengan demikian anak dapat
membedakan antara konsep gajah dengan hewan-hewan lain.

6
Ada empat tingkat pencapaian konsep menurut Klausmeier (Dahar, 1996:88)
adalah sebagai berikut:
1) Tingkat konkret
Pencapaian tingkat ini ditandai dengan adanya pengenalan anak
terhadap suatu benda yang pernah ia kenal. Misalnya pada suatu saat anak
bermain kelereng dan pada waktu yang lain dengan tempat yang berbeda
ia menemukan lagi kelereng, lalu ia bisa mengidentifikasi bahwa itu
adalah kelereng maka anak tersebut sudah mencapai tingkat konkret.
Dengan demikian dapat dikatakan juga anak mampu membedakan
stimulus yang ada di lingkungannya terhadap kelereng tersebut. Pada saat
ini anak sudah mampu menyimpan gambaran mental dalam struktur
kognitifnya.
2) Tingkat identitas
Seseorang dapat dikatakan telah mencapai tingkat konsep identitas
apabila ia mengenal suatu objek setelah selang waktu tertentu, memiliki
orientasi ruang yang berbeda terhadap objek itu, atau bila objek itu
ditentukan melalui suatu cara indra yang berbeda. Misalnya mengenal
kelereng dengan cara memainkannya, bukan hanya dengan melihatnya
lagi.
3) Tingkat klasifikatori
Pada tingkat ini anak sudah mampu mengenal persamaan dari contoh
yang berbeda tetapi dari kelas yang sama. Misalnya anak mampu
membedakan antara apel yang masak dengan apel yang mentah.
4) Tingkat formal
Pada tingkat ini anak sudah mampu membatasi suatu konsep dengan
konsep lain, membedakannya, menentukan ciri-ciri, memberi nama atribut
yang membatasinya, bahkan sampai mengevaluasi atau memberikan
contoh secara verbal.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hakikat Belajar
Belajar, pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu. Menyangkut pengertian hakikat belajar dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a) Suatu proses kegiatan yang berkesinambungan yang imulai sejak lahir dan
terus berlangsung seumur hidup
b) Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif
permanen.
c) Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara
keseluruhan
d) Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek
motivasi, emosional, sikap dan sebagainya
2. Definisi dan Belajar Konsep
Tujuh dimensi konsep menurut Flavel adalah; Atribut, Struktur,
Keabstrakan, Keinklusifan, Generalitas /keumuman, Ketepatan, Kekuatan
atau power
3. Cara Individu Memperoleh Konsep-Konsep
Menurut teori Ausubel, individu memperoleh konsep melalui dua cara
yaitu Formasi Konsep dan Asimilasi Konsep

8
Empat tingkat pencapaian konsep menurut Klausmeier adalah sebagai berikut:
Tingkat konkret, Tingkat klasifikatori, Tingkat identitas, Tingkat forma

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abdu rachman.2013.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Alma, Buchari. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta. 2009.

Dahan, Ratna Willis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga

Dalyono,M.2015.Psikologi Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta

Prawira,PurwaAtmaja.2013.Psikologi Pendidikan dalam Perspektif


Baru.Jojakarta:Ar-Ruzz Media.
Purwanto,M.Ngalim.2014.Psikologi Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Syah,Muhibbin.2016.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Sobur,Alex.Psikologi Umum.2013.Bandung:CV Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai