Anda di halaman 1dari 111

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL & LINGKUNGAN

ENEV605005
Perancangan Struktur Bangunan Teknik
Lingkungan
Analisis Kekuatan Balok
Menahan Lentur
Dr. Ir. Elly Tjahjono, DEA
Fadhilah Muslim, S.T., M.Sc., Ph.D., DIC
1
7 September 2021
PERANCANGAN STRUKTUR
2
BETON
Prosedur Analisis dan Perancangan
Start
3

Architectural
Lay out
Investigasi
Material
Seleksi Preliminart
Preliminari ry
Height, Story
Selection Structural
StructuralSystem
Systems
Span, Loading, Soil Cond.
Alternative
Design Criteria
Appropriatness Selected Structural
Economy System
Maintainability

Preliminary size

Code Loading Case 1 Structural


Modelling BC

2
1
1

Structural Analysis 2
Static
4 Dynamic

Loading
Combinations

Aesthetics
Design Criteria Members Construcability
Code design Maintainability
Economically

Code, design criteria, simple Connections


Design

Tender Documents:
Drawing
Specifications
BQ, List, Cost

Construction
KONSEP DASAR
5
BALOK POTONGAN PERSEGI PANJANG
ANALYSIS versus DESIGN
6

Analysis:
• Diketahui : potongan, fc’, As, As, fy
• Dicari: Tahanan dan kapasitas

Design:
• Diketahui : Faktor beban
• Dipilih : potongan termasuk dimensi, fc’,
penulangan dan setrusnya.
Kuat Perlu dan Kuat Rencana
7

 Persamaan Dasar Perancangan untuk Balok sesuai SNI 9.5.1.1

 Persamaan Dasar untuk Balok Lentur: ∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢


 Mu = momen berfaktor akibat kombinasi faktor pembebanan
 Mn= momen kapasitas / momen nominal
 ϕ = faktor reduksi kekuatan
8
Teori Lentur:
P

(a)Balok

M (b)Diagram momen lentur

V M (c)Diagram free body, Momen


dalam
C
jd (d) Momen dalam sebagai
T sebuah kopel tekan-tarik
Tegangan Elastik Balok dan Blok Tegangan
9

y
M M

b
h/2

C
jd
T
Teori lentur untuk beton bertulang:
10 Perilaku lentur
11
Perilaku lentur balok

Hubungan momen-kelengkungan umum akan digunakan untuk


menggambarkan dan membahas perilaku lentur berbagai
bagian balok.

Untuk analitis menciptakan hubungan momen-kelengkungan


untuk setiap penampang balok, asumsi harus dibuat untuk
hubungan tegangan-regangan material. Sebuah model elastik
plastik sempurna sederhana akan diasumsikan untuk baja
tulangan dalam tarik atau tekan, seperti ditunjukkan pada
gambar. Modulus elastisitas baja, diasumsikan 200.000 MPa.
ASUMSI HUBUNGAN
12
TEGANGAN-REGANGAN MATERIAL
13 Asumsi hubungan tegangan-regangan untuk
beton
Hubungan tegangan-regangan diasumsikan untuk beton dalam
kompresi ditunjukkan pada Gambar berikut. Model ini terdiri dari
parabola dari nol stres dengan kuat tekan beton, Strain yang sesuai
dengan tegangan tekan puncak, adalah sering diasumsikan 0,002 untuk
beton mutu normal. Persamaan untuk parabola ini, yang awalnya
diperkenalkan oleh Hognestad [4-4], adalah

      2 
f c = f c' 2 c  −  c  
   0    0  
14 Asumsi hubungan tegangan-regangan untuk
beton
15 Asumsi hubungan tegangan-regangan untuk
baja tulangan
16 Moment curvature diagram:
17 Langkah-langkah dalam analisis momen dan kelengkungan
untuk penampang tunggal bertulang.

 c (max)
Curvature: =
x
18 Langkah-langkah dalam analisis momen dan kelengkungan
untuk penampang tunggal bertulang.
Titik Crack (retak)
Retak tarik lentur akan terjadi di potongan ketika teganagan tarik pada serat
terjauh serat sama dengan modulus pecah (rupture), fr. Sampai titik ini, hubungan
momen-kelengkungan linear dan disebut sebagai rentang perilaku uncracked-
elastis (dari O ke B di Gambar slide 16).
Tegangan dan dan curvature pada saat crack terjadi dapat dihitung dengan rumus
teori elastik,
Myt fr I g
f =  Momen retak : M cr =
Ig yt
mod ulus retak : f r = 0.62 f c'
M cr
Curvature potongan pada saat crack :  cr =
Ec I g
Ec = 4700 f c '
19
20
21
22
Asumsi Dasar Perancangan Tulangan Lentur
23 Untuk Balok Persegi
Kompatibilitas Regangan dan kesetimbangan

• Kesetimbangan harus tercapai di setiap penampang.


• Regangan beton dan tulangan nonprategang diasumsikan
proporsional dengan jarak dari sumbu netral.
• Regangan berbanding lurus dengan jarak ke garis netral
(pada penampang balok).
• Regangan maksimum yang dapat dimanfaatkan pada serat
tekan beton terjauh diasumsikan = 0,003.
• Kekuatan Tarik beton diabaikan dalam perhitungan kekuatan
lentur dan kuat aksial.
• Tegangan tarik dianggap sepenuhnya dipikul oleh tulangan.
Asumsi Dasar Perancangan Tulangan Lentur
24 Untuk Balok Persegi
• Hubungan antara tegangan dan regangan tekan beton
dinyatakan dalam bentuk persegi, trapezium, parabolic atau
bentuk lain yang memprediksikan kekuatan sesuai dengan
hasil tes.
• Tegangan yang terjadi dalam penampang beton, identik
dengan kurva tegangan-regangan beton, berupa garis
lengkung yang dimulai dari garis netral dan berakhir pada
serat tepi yang tertekan.
• Dipakai teori Whitney untuk penyederhanaan blok tegangan
tekan beton menjadi persegi empat, dengan besar tegangan
0,85 fc’ terdistribusi setinggi a = b1 c.
Blok tegangan persegi panjang dari Whitney:
25

𝜀𝑢 = 0.003 0.85𝑓𝑐′

a/2
c 𝑎 = 𝛽1 𝑐 𝐶 = 0.85𝑓𝑐′ 𝑏𝑎

d
n.a

𝐴𝑠
𝑇 − 𝐴𝑠 𝑓𝑦

b 𝜀𝑠 > 𝜀𝑦
Strain Stress blok persegi equivalen

Equivalent rectangular stress block distribution


Blok tegangan persegi panjang dari Whitney
26
(22.2.2.4 ):

Blok tegangan tekan merata α1fc’, tinggi blok tegangan,


a=β1c dan α1=0,85
c=kedalaman garis netral, ε=0
Faktor β1:
β1=0,85 for 17 ≤ fc’ ≤ 28 MPa
β1=0,85-0,05(fc’-28)/7 for 28< fc’ < 56 MPa
β1=0.65 fc’ ≥ 56 MPa
27
ANALISIS PENULANGAN TUNGGAL
Analisis kekuatan momen nominal potongan
28
persegi bertulangan tunggal
Kompatibili teganagn –regangan kesetimbangan potongan
Dua persyaratan harus dipenuh idalam analisis dan desain lentur dari
balaok dan kolom beton bertulang:

1. Stress dan kompatibilitas ketegangan.


Stress pada setiap titik pada member harus sesuai
dengan regangan pada saat itu. Kecuali untuk balok
pendek dan dalam, distribusi strain di atas kedalaman
member diasumsikan linier.

2. Kesetimbangan.
Kekuatan internal harus menyeimbangkan efek beban
eksternal.
Tegangan pada tulangan
29

fy
Regangan leleh:: y =
Es

s   y f s = Es s

s   y fs = f y
30
Penentuan apakah fs=fy
31
εcu
b
Dengan kedalaman sumbu netral
diketahui, asumsi kelelehan
ketegangan baja tulanagn dapat
c diperiksa. Dari segitiga serupa dalam
distribusi regangan linear pada
h
d gambar, ekspresi berikut dapat
diturunkan:  s =  cu
As
d −c c
εs d −c
s =   cu
 c 
Untuk mengkonfirmasi bahwa potongan under-reinforced and
tulangan leleh, tunjukkan
fy f y (MPa )
s   y = =
Es 200.000 MPa
Persamaan Mn and fMn:
32 Tulangan Tarik leleh
Persamaan untuk Mn berdasarkan pada Mn=Tjd.
Jumlahkan momen pada garis kerja dari gaya tekan, C

εcu 0.85f’c
b

a/2
Cc
M n = Tjd
c β1c=a
a
h
d d-a/2
M n = As f y (d − )
2
As
 a 
εs=εy fs=fy
T fM n = f  As f y (d − )
(assumed)
 2 
(a) (b) (c) (d)
Persamaan Mn and fMn:
33 Tulangan Tarik leleh
Persamaan untuk Mn berdasarkan pada Mn=Cjd.
Jumlahkan Momen pada garis kerja dari gaya Tarik, T

εcu 0.85f’c
b
M n = Cjd
a/2
c β1c=a Cc a
M n = (0,85 f c ' )ba (d − )
d 2
h d-a/2
 a 
fM n = f (0,85 f c ' )ba (d − )
As
T  2 
εs=εy fs=fy
(assumed)
(a) (b) (c) (d)
Persamaan Mn and fMn:
34 Tulangan Tarik leleh

Persamaan nondimensional untuk Mn.


Jika disubstitusi As=ρbd ke dalam persamaan a

f y  d 
a=  
f c '  0,85 
fy
 =
fc '
d
a=
0,85
M n = f c ' bd 2 (1 − 0,59 )
fM n = f  f c ' bd 2 (1 − 0,59 )
Distribusi Regangan Saat Runtuh
35

c = 0.003 c = 0.003 c = 0.003

s > y s = y s < y
Keruntuhan Tarik / daktail Keruntuhan Berimbang Keruntuhan Tekan / getas
under reinforced Balanced reinforcement Over reinforced
36 Traditional Definition of Tension,
Compression, and Balanced Failures
Tension failure: Reinforcement yields before
concrete crushes, under-reinforced
Compression failure: Concrete crushes before
steel yields, Over-reinforced
Balanced failure: Concrete crushes and steel
yields simultaneously, Balanced reinforcement
37
Tension, Compression, and Balanced
Failures
0.85𝑓𝑐′ 𝜀𝑐𝑢 = 0.003 𝜀𝑐𝑢 = 0.003

𝑎𝑏 = 𝛽1 𝑐𝑏
𝜌 < 𝜌𝑏
𝛿𝑠 > 𝜀𝑦
𝑐𝑏
𝜀𝑠 > 𝜀𝑦
d
𝜌 < 𝜌𝑏
𝛿𝑠 > 𝜀𝑦
𝜀𝑠 > 𝜀𝑦
𝜌𝑏
𝜀𝑠 = 𝜀𝑦 𝜀𝑠 = 𝜀𝑦

(a) (b) (c) (d) (e)


38
Flexural behavior, mode of failure

1. Balance failure
2. Tensioned-controlled failure: εt ≥ 0,005
3. Compression-controlled failure: εt ≤ y
4. Transition failure: εy < εt < 0,005
5. Compression-controlled limit

εt = net tensile strain due to loads


Definisi Ketinggian Efektif dan
39
Ketinggian Efektif Ekstrem
0,003

c d=ketinggian efektif
d dt=Ketinggian efektif ekstrem
dt

εt=strain netto pada layer terjauh tulangan


- keruntuhan terkendala tekan, εt ≤ εy
εy=fy/Es
- keruntuhan transisi, εy <εt <0,005
- keruntuhan terkendala tarik, εt ≥ 0,005
40 Definisi potongan terkendali tarik dan tekan

Potongan yang terkendalitarik memiliki luas tulangan tarik sedemikian


rupa ketika balok mencapai kekuatan lentur nominalnya, regangan tarik
bersih di layer ekstrim baja tarik, 𝜀𝑡 ≥ 0,005.

Untuk tulangan Grade-420 dengan kuat leleh fy=420 MPa,


strain leleh tarik εy = 60 / 29.000 = 0,00207. Strain batas terkendali tarik
0,005 dipilih menjadi sekitar 2,5 kali strain leleh, memberikan diagram
kelengkungan sesaat yang mirip dengan yang ditunjukkan dalam Gambar
XX, untuk As=2,50 in2.
41 Definisi potongan terkendali tekan

Potongan yang terkendali tekan memiliki luas tulangan sedemikian


rupa sehingga ketika balok mencapai kekuatan lentur nominalnya,
regangan tarik bersih di layer ekstrim baja tarik, 𝜀𝑡 ≤ 𝜀𝑦 . Untuk balok
dengan tulangan Grade-420 (εy = 0,00207) dan balok dengan
tulangan yang telah ditentukan, SNI 2847:2019 Pasal 21.2.2.1
memungkinkan penggunaan 0,002 sebagai pengganti strain leleh, 𝜀𝑦 .
42 Definisi potongan zona transisi

Potongan zona transisi memiliki luas tulangan tarik sehingga ketika


balok mencapai kekuatan lentur nominalnya, regangann tarik
bersih di layer ekstrim baja tarik, εt, adalah antara 0,002 dan 0,005.

Potongan balok dengan jumlahtulangan tarik ini akan


menunjukkan hubungan kelengkungan sesaat di antara yang
ditunjukkan dalam Gambar XX untuk potongan dengan luas baja
tarik 4,50 dan 6,50 in.2
Distribusi regangan pada batas terkendali tarik dan
43 batas terkendali tekan
c(CTL)=3/8dt
=0.375dt
εcu=0,003 εcu=0,003

c(TCL)
c(CCL)
d dt C(CCL) =
3/5dt =
0.60dt

εt=0,005 εt=0,002
(a) (b) (c)
(a) Potongan Balok
(b) Distribusi regangan pada batas terkendali tarik
(c) Distribusi regangan pada batas terkendala tekan
Definisi potongan terkendali tarik dan tekan
44 Compression
control limit,
εt=0.00207

Transisition

Gambar XX
Efek penambahan luas tulangan taris, As Tension-control
terhadap daktilitas limit, εt=0.005
Variasi nilai ∅ regangan tarik netto pada
45
tulangan tarik terjauh, 𝜺𝒕

∅ 𝜀𝑡 − 𝜀𝑡𝑦
0,75 + 0,15
0,005 − 𝜀𝑡𝑦
0,90

Spiral
0,75

Lainnya
𝜀𝑡 − 𝜀𝑡𝑦
0,65 0,65 + 0,25
0,005 − 𝜀𝑡𝑦
𝜀
Terkontrol-tekan Transisi Terkontrol-tarik

𝜀𝑡 = 𝜀𝑡𝑦 0,005
Batas atas tulangan tarik balok
46

• Balok yang bertulangan lemah gagal dengan cara daktail


• Balok yang bertulangan kuat gagal dengan cara yang getas
• SNI bagian 9.3.3.1 mencoba untuk mencegah kegagalan
non-daktail dengan membatasi strain εt pada kondisi
kekuatan lentur nominal harus lebih besar dari atau sama
dengan 0.004:

 t  0,004
Definisi Kondisi Berimbang
47

εcu 0.85f’c
b

cb b1cb=ab ab /2 Ccb
d
h
d-
ab/2
Tb

εs=εy fs=fy
Definisi Kondisi Berimbang
48
Kedalaman ke sumbu netral pada kegagalan seimbang:
cb d
=
εcu 0.85f’c  cu  cu +  y
b
  cu 
cb =  d
 + 
cb b1cb=ab ab /2 Ccb  cu y 

d Menerapkan aturan
h
d - ab/2 keseimbangan potongan,
Tb = Ccb
Tb Asb = f y = 0.85 f 'c b1cb
Solving :
εs=εy fs=fy
Asb = (0.85 f 'c bb1cb )
1
fy
0,003
Note: Untuk fy=420 Mpa → 𝑐𝑏 = 𝑑 = 0,6𝑑
0,003+0,002
Definisi Kondisi Berimbang
49
Rasio tulangan pada kondisi seimbang, ρb:
Asb 0.85b1 f c' b   cu 
b = =  
 
d
bd fy bd   cu +  y 

0.85b1 f c'   cu 
b =  + 
fy  cu y 

Jika kita substitusikan εcu=0.003 dan kalikan atas dan bawah dengan
Es=200000 MPa, kita dapatkan

0,85b1 f c '  600 


b =  600 + f 
fy  y 
50 Batas atas tulangan tarik balok

b εcu=0.003 0.85fc’

a/2
c a Cc

h d = dt
jd-d-a/2
As
T=Asfy
εs=0.004 fs=fy

 cu  cu
Strain compatibility:c = dt c= dt
 cu +  s  cu + 0.004

Equilibrium: C=T 0.85 f c' ab = 0.85 f c' b1cb = 0.85b1 f c'bc =  max f y bd
f c'  cu
 max = 0.85b1
f y  cu + 0.004
51 Batas atas tulangan tarik balok untuk ∅=0.90

b εcu=0.003 0.85fc’

a/2
c a Cc

h d = dt
jd-d-a/2
As
T=Asfy
εs=0.005 fs=fy

 cu  cu
Strain compatibility: c = dt c= dt
 cu +  s  cu + 0.005

Equilibrium: C=T 0.85 f c' ab = 0.85 f c' b1cb = 0.85b1 f c'bc =  0.005 f y bd
f c'  cu
 0.005 = 0.85b1
f y  cu + 0.005
52 Prosedur Analisis penampang balok dengan tulangan
tunggal: Tulangan tarik leleh

 Diketahui: bw,h, d, fc’, fy, As


 Dianggap fs=fy
 Hitung tinggi blok tegangan persegi equivalen a
 Cek tulangan tarik leleh
 Cek jika fs=fy dan apakah potongan terkendala tarik
 Hitung kekuatan momen nominal Mn
 Cek jika As ≥ As,min
 Tentukan factor reduksi kekuatan, ∅ Compute ϕMn
 Cek daktiliti penampang
Prosedur Analisis penampang balok dengan tulangan
53 tunggal: Tulangan tarik leleh

Diketahui Anggap fs=fy

C = 0.85 f c ' abw


T = As f y

As f y
a=
0,85 f c'bw

a
c=
b1

 d −c
s =   cu
 c 

fy Y
y = s   y  a
M n = As f y  d −  1
Es  2
Prosedur Analisis penampang balok dengan tulangan
54 tunggal: Tulangan tarik leleh

f c' 1,4bd
As ,min = bd 
4 fy fy

As  As ,min N Perbesar As

2
2
55
 dt − c 
t =   cu Hitung regangan tarik net
 c 
Tentukan faktor
reduksi y
εt≥0.005 ϕ =0.90

y
ty <εt˂0.005 ϕ=0,65+0,25(t – ty)/(0,005 – ty)

y
εt ≤ ty ϕ =0.65

y y  a
Daktail
εt ≥
fM n  M u fM n = fAs f y  d − 
0.004  2

Tidak daktail
56 Contoh analysis balok persegi panjang
dengan tulangan tunggal
Contoh soal No. 1

Balok persegi panjang dengan hanya tulangan tarik


Hitung fMn untuk balok di tunjukkan pada Gambar 1, digunakan
beton normal dengan fc’=28 MPa, fy=400 MPa, b=350 mm, dan
h=550 mm. As total 3 D 25 mm.

h=550 mm d = dt = 486 mm Gambar 1

3 D25 mm
57

b=350 mm εcu 0.85fc’

a/2
c β1c=a Cc
d = dt =
h=550 mm 486 mm
d-a/2

T
εs≥εy fs=fy
3 D25 mm (dianggap)
58 Contoh analisis balok persegi panjang
dengan tulangan tunggal
Contoh soal No. 2
Balok persegi panjang dengan hanya tulangan tarik
Hitung fMn untuk balok di tunjukkan pada Gambar 1,
digunakan beton normal dengan fc’=28 MPa, fy=420 MPa,
b=350 mm, and h=550 mm. As total 6 D 28 mm.

b=350 mm

dt =485 mm
h=550 mm
d=457 mm Gambar 1

6 D28 mm
59

b=350 mm εcu 0.85fc’

a/2
c β1c=a Cc
dt =485 mm
h=550 mm
d=457 mm d-a/2

T
εs≥εy fs=fy
6 D28 mm
(dianggap)
60

b εcu 0.85fc’

a/2
c β1c=a Cc
h d = dt
d-a/2
As
T
εs≥εy fs=fy
(dianggap)
Persamaan Mn dan fMn:
61
Tulangan tarik elastis saat failure

Dari kesetimbangan kita dapatkan, C= T


dan

0,85 f c'ba = As f s
0,85 f c'ba = Es s bd
Dari kompatibili regangan,

 d −c
 s =  cu  
 c 
Selesaikan persamaan diatas, dan memperhatikan a=β1c

0,85 f c' a 2 = Es cu b1d 2 − Es cu ad atau


 0,85 f c'  2
 a + (d )a − b1d 2 = 0
 Es cu 
Persamaan Mn dan φMn:
62
Tulangan tarik elastis saat failure
 0,85 f c'  2
 a + (d )a − b1d 2 = 0
 Es cu 

Selesaikan a (i.e., abc formula)

a
c=
b1
Dari kompatibiliti regangan,
 d −c f s =  s Es
 s =  cu  
 c 
a
M n = (0,85 f c ' )ba (d − ) M n = As f s (d − )
a
2 2
or
 a   a 
fM n = f (0,85 f c ' )ba (d − ) fM n = f  As f s (d − )
 2   2 
Persamaan Mn dan fMn:
63
Tulangan tarik elastis saat failure

When ρ > ρb , the value of Mn is relatively insensitive to changes in ρ,


this is because both fs and jd decrase as As increases.
Whitney semi empirical formula for compression failures,

M n = 0,333 f 'c bd 2

Reduction Factor for Compression Control Failure: φ=0,70


ACI Code Appendix B: For beam between the limits, linear
transition from φ=0,90 to 0,70 given by
0,204
f = 0,356 +
c / dt
Analysis procedure of a Beam with Single
64 Reinforcement: Tensile reinforcement does not yields

 Given: bw,h, d, fc’, fy, As


 Assuming that fs=fy
 Compute a
 Check if tensile reinforcement steel does not yields
 Compute fs=Esεs
 From equilibrium determine quadratic equation in a
 Compute a=the depth of stress block and c=a/β1
 Determine tensile reinforcement strain , εs and stress, fs
 Compute Mn
 Check if As ≥ As,min
 Determine strength reduction factor
 Compute ϕMn
 Check for ductility
Analysis procedure of a Beam with Single Tensile
65
Reinforcement: Tension reinforcement Does Not yields

Assume
Given
fs=fy

C = 0.85 f c ' abw


T = As f y

As f y
a=
0,85 f c'bw

a
c=
b1

 d −c
s =   cu
 c 

fy N
y =  s  y 1
Es
Analysis procedure of a Beam with Single Reinforcement: Tensile
reinforcement does not yields
66

 0,85 f c'  2
 a + (d )a − b1d 2 = 0
 Es cu 

− B  B 2 − 4 AC
a=
2A
a
c=
b1

 d −c
s =   cu
 c 

fy N
y =  s  y f s =  s Es
 a
M n = As f s  d −  2
Es  2
Analysis procedure of a Beam with Single Tension
Reinforcement: Tension reinforcement does not yields
67

f c' 1,4bd
As ,min = bd 
4 fy fy

As  As ,min N Increase As

3
Analysis procedure of a Beam with Single
3 Reinforcement: Tensile reinforcement does not yields

68
 dt − c  Hitung regangan tarik net
t =   cu
 c 

Tentukan faktor y
reduksi εt≥0.005 ϕ =0.90

y
ty <εt˂0.005 ϕ=0,65+0,25(t – ty)/(0,005 – ty )

y
εt ≤ ty ϕ =0.65

y y  a
Daktail εt≥0.004 fM n  M u fM n = fAs f s  d − 
 2

Tidak daktail
69 Contoh analysis balok persegi panjang dengan
tulangan tunggal, tulangan tunggal tidak leleh
ENCV600101 - Perancangan Struktur Beton 1
Contoh soal No. 3

Balok persegi panjang dengan hanya tulangan tarik

Hitung fMn untuk balok di tunjukkan pada Gambar 1,


digunakan beton normal dengan fc’=28 MPa, fy=420 MPa,
b=350 mm, dan h=550 mm. Tulangan tarik 8 D 28 mm.
b=350 mm

h=550 mm
dt =485 mm
d=457 mm
Gambar 1

8 D28 mm
70

b=350 mm εcu 0.85fc’

a/2
c β1c=a Cc
dt =485 mm
h=550 mm d-a/2
d=457 mm

T
εs≥εy fs=fy
8 D28 mm (dianggap)
71 Latihan 1:

A beam is to carry its own dead load plus a uniform service live
load of 25.5 kN/m and a uniform service dead dead load of 14.4
kN/m on 10-m a span. Select b, d and As if fc' is 25 MPa and fy is
420 MPa.
Superimposed dead load = 14.5kN/m
Service live load = 25.5 kN/m

10 m

h d

65 mm

h
72
ANALISIS PENULANGAN GANDA
Pengaruh tulangan tekan pada Kekuatan
73 dan Perilaku
εcu
b

a1 c1 Cc1

h d
j1d=(d-a/2)
As
T=Asfy

εs

b εcu
As'
d' Cs
a2 c1 c2 εs’ C
Cc2
a 2 < a1 h d j2d
Dgn tulangan
tekan
As
Tanpa tulangan T=Asfy
tekan
εs
Perbandingan
74

 Tulangan tarik As  Tulangan tarik As


 Tulangan tekan As’=0  Tulangan tekan As’
 Cc1=T  C=Cc2+Cs=T
 T=Asfy  T=Asfy
 Cc1 >  Cc2
 Depth a1 >  a2
 Lengan momen: j1d  Lengan momen: j2d
 Mn=Asfy(j1d)  Mn=Asfy (j2d)
 j1 little >  j2
Addition of comp. steel little effect on the usable ultimate moment
75
Alasan untuk menyediakan tulangan tekan:

Mengurangi defleksi beban yang


berkelanjutan
Peningkatan daktilitas
Perubahan kegagalan mode dari keruntukan
tekan menjadi keruntuhan tarik
Memudahkan fabrikasi
Mengurangi defleksi beban yang
76
berkelanjutan
Meningkatkan daktilitas
77
78 Merubah moda keruntuhan dari tekan ke tarik
Analisis Balok dengan Tulangan Tarik dan Tekan

b 0.003 0.85fc'

d' a/2 Cs
As' c a fs' Cc
h d=dt

As
T
εs≥εy fs=fy
(a) (b) (c) 0.85fc'

(d) d' a/2


As' Cs a Cc
d=dt (d-d') + d=dt (d-a/2)
As1 As2
T1=As1fy T2=As2fy

(e) (f)
Analisis Balok dengan Tulangan Tarik dan Tekan

Regangan, distribusi tegangan dan gaya internal lihat Gambar


b, c dan d.
Penampang secara hipotetis dibagi menjadi dua balok;
Balok 1, yang terdiri dari tulangan tekan di bagian atas dan
tulangan tarik yang cukup di bagian bawah sehingga T1 = Cs,
dan balok 2, yang terdiri dari web beton dan tulangan tarik
yang tersisa, seperti yang ditunjukkan pada Gambar e dan f.
Regangan dan tegangan dalam tulangan tekan:
 c − d' f s =  s Es
 s' =  0,003
 c 
Jika  s   y
'
kemudian f s' = f y
fy
dimana y 
Es
Kasus 1: Tulangan tekan leleh

Balok dibagi menjadi dua balok imaginer, masing-masing C=T:


Balok 1: Terdiri dari tulangan tarik dan tulangan tekan dan
menahan momen sebagai gaya kopel.

d' 𝐶𝑠 = 𝑇1
As' Cs=As'f's
𝐴′𝑠 𝑓𝑦 = 𝐴𝑠1 𝑓𝑦
𝐴𝑠1 = 𝐴′𝑠
d=dt (d-d') 𝑀𝑠1 = 𝐴′𝑠 𝑑 − 𝑑 ′

As1
T1=As1fy

Balok 1
Kasus 1: Tulangan tekan leleh

Balok 2: Terdiri dari beton ditambah tulangan tarik tersisa:


0.85fc'

a/2 As 2 = As − As1
a Cc
fs = f y
d=dt (d-a/2)
As1 = As'
As2
T2=As2fy Cc = 0,85 f c'ba

Karena C=T untuk Balok 2, dimana T=(As-As’)fy, tinggi dari blok


tegangan, a, adalah

a=
( A − A )fs
'
s y

0,85 fc ' b
Kasus 1: Tulangan tekan leleh

Kapasitas momen nominal dari balok 2 adalah:

 a
M n2 = ( As − A ) f y  d − 
'
s
 2
Kapasitas momen total dari balok denga tulangan tekan
adalah
 a
M n = A f y (d − d ' ) + ( As − A ) f y  d − 
'
s
'
s
 2
Kasus 1: Tulangan tekan leleh

Koreksi karena beton di pindahkan oleh tulangan tekan:


 0,85 f c' 
As1 = A 1 −
' 
s f y 

dan
 ' 
'
M n = As 1 −

0,85 f c 

 '
( )'  a
f y (d − d ') + As − As 1 − 0,85 f c f y  d − 
 fy   2

dimana  '
 0,85 f c' 
 As − As 1 −  f y
  f y 
a=
0,85 fc ' b
Penentuan apakah fs’=fy pada Tulangan Tekan

Tulangan tekan leleh, jika:


 c − d' f s' =  s' Es
 s' =  0,003
 c 

Untuk mengkonfirmasi bahwa tulangan tekan leleh, tunjukkan


fy f y (MPa )
 y =
'
s =
Es 200.000 MPa

kemudian f s' = f y
Penentuan apakah fs’=fy pada Tulangan Tarik

Dengan kedalaman sumbu netral


b 0.003 diketahui, asumsi kelelehan
ketegangan baja tulangan dapat
d'
As' c ε’s diperiksa. Dari segitiga serupa dalam
h d=dt distribusi regangan linear pada
As
gambar, ekspresi berikut dapat
diturunkan:
s  cu  d −c
= sehingga  s =   cu
d −c c  c 
Untuk mengkonfirmasi tulangan tarik leleh, tunjukkan
fy f y (MPa )
s   y = =
Es 200.000 MPa
Kasus 2: Tulangan Tekan tidak leleh

Jika tulangan tekan tidak leleh, fs’ tidak diketahui, dan


diperlukan solusi yang berbeda. Anggap bahwa tulangan tarik
leleh, gaya internal pada balok adalah:
T = As f y
Cc = 0,85 f c'ba

Abaikan koreksi tegangan tekan pada tulangan tekan:


Cs = ( Es s' ) As'  b 1d ' 
dimana  s' = 1 − 0,003
 a 
Dari persamaan kesetimbangan:
Cc + C s = T
 b d'
0,85 f c'ba + Es As' 1 − 1 0,003 = As f y
 a 
Kasus 2: Tulangan Tekan tidak leleh

Persamaan ini dapat diredukasi kedalam persamaan kuadrat


dalam a, diberikan dalam bentuk:

0,85𝑓𝑐′ 𝑏 𝑎2 + 0,003𝐸𝑠 𝐴′𝑠 − 𝐴𝑠 𝑓𝑦 𝑎 − 0,003𝐸𝑠 𝐴′𝑠 𝛽1 𝑑 ′


=0

Pemecahan menggunakan rumus ABC,


−𝑏1 ± 𝑏12 − 4𝑎1 𝑐1
𝑎=
2𝑎1
dimana, 𝑎1 = 0,85𝑓𝑐′ 𝑏
𝑏1 = 0,003𝐸𝑠 𝐴′𝑠 − 𝐴𝑠 𝑓𝑦 , dan
𝑐1 = − 0,003𝐸𝑠 𝐴′𝑠 𝛽1 𝑑′
Kasus 2: Tulangan Tekan tidak leleh

Sekali tinggi blok tegangan, a, diketahui, kapasitas momen


nominal dari potongan adalah,
𝑎
𝑀𝑛 = 𝐶𝑐 𝑑 − + 𝐶𝑠 𝑑 − 𝑑 ;
2
𝑎
𝑀𝑛 = 0,85𝑓𝑐′ 𝑎𝑏 𝑑 − + 𝐴′𝑠 𝑓𝑠′ 𝑑 − 𝑑 ;
2
Penentuan apakah fs’=fy pada Tulangan tarik
Dengan kedalaman sumbu netral, c,
b 0.003 diketahui, asumsi kelelehan tegangan
d' baja tulangan dapat diperiksa. Dari
As' c ε’s segitiga serupa dalam distribusi
h d=dt regangan linear pada gambar,
As ekspresi berikut dapat diturunkan:

s  cu  d −c
= sehingga  s =   cu
d −c c  c 

Untuk mengkonfirmasi tulangan tarik leleh, tunjukkan


fy f y (MPa )
s   y = =
Es 200.000 MPa
Pengecekan regangan tarik net, εt

b
Dengan kedalaman sumbu netral,
c, diketahui, regangan tarik net
d'
c
pada tulangan tarik terjauh dapat
As'
dt d
di ceck,. Dari segitiga serupa
h
dalam distribusi regangan linear
As
pada gambar, ekspresi berikut
εt dapat diturunkan:
t  cu  d −c
= sehingga  t =  t  cu
dt − c c  c 
Untuk menjamin potongan balok daktail, pastikan bahwa
regangan tarik net:
εt ≥ 0.004
new

Batas atas pada Penulangan di Balok

• Balok bertulang lemah (Under-reinforced beams) gagal


dengan cara yang daktail
• Balok bertulang lebih (Over-reinforced beams) dengan
cara yang brittle
• SNI 2847 pasal 9.3.3.1 upaya untuk mencegah
kegagalan non-daktail dengan membatasi regangan εt
pada kondisi kekuatan lentur nominal harus lebih besar
dari atau sama dengan 0,004:

 t  0,004
Batas regangan tulangan pada balok
b 0.003 0.85fc'

d' a/2 Cs
As' c a fs' Cc
h d=dt

As
T
fs=fy
εs=0.004
𝜀𝑐𝑢 𝜀𝑐𝑢
Kompatibilitas regangan: 𝑐 = 𝑑 𝑐= 𝑑
𝜀𝑐𝑢 +𝜀𝑠 𝑡 𝜀𝑐𝑢 +0,004 𝑡
Kesetimbangan: 𝐶 = 𝑇
0,85𝑓𝑐′ 𝑎𝑏 + 𝐶𝑠 = 𝜌𝑚𝑎𝑥 𝑓𝑦 𝑏𝑑 + 𝜌′ 𝑓𝑠′ 𝑏𝑑 = 𝐴𝑠 𝑓𝑦
𝑑′
dimana 𝑓𝑠′ = 𝐸𝑠 𝜀𝑢 − 𝜀𝑢 + 0,004 ≤ 𝑓𝑦
𝑑
𝑓𝑐′ 𝜀𝑢
0,85𝑓𝑐′ 𝑎𝑏 = 𝜌𝑚𝑎𝑥 𝑓𝑦 𝑏𝑑 → 𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,85𝛽1
𝑓𝑦 𝜀𝑐𝑢 +0,004
𝜌ҧ = 𝜌𝑚𝑎𝑥 + 𝜌′ jika 𝑓𝑠′ = 𝑓𝑦
𝑓 ′
𝜌ҧ = 𝜌𝑚𝑎𝑥 + 𝜌′ 𝑠 jika 𝑓𝑠′ < 𝑓𝑦
𝑓𝑦
Batasan tulangan

Tulangan lentur minimum pada balok nonprategang


Luas minimum tulangan lentur As,min, harus disediakan pada tiap penampang
dimana tulangan tarik dibutuhkan sesuai analisis.

SNI 2847:2019 Pasal 9.6.1.2 menentukan luas minimum


tulangan longitudinal berikut untuk potongan balok yang di
lentur positif,
0,25 𝑓𝑐′ 1,4𝑏𝑤 𝑑
𝐴𝑠,𝑚𝑖𝑛 = 𝑏𝑤 𝑑 ≥
𝑓𝑦 𝑓𝑦

fc’ dan fy dalam MPa.


bw = lebar badan balok, d = tinggi efektif balok
Tulangan minimum pada komponen struktur lentur

Untuk balok statis tertentu dengan sayap dalam keadaan


tarik, nilai bw harus lebih kecil dari bf dan 2bw.

Jika As disediakan pada setiap penampang sekurang-


kurangnya sepertiga lebih besar dari As analisis, 𝐴𝑠,𝑚𝑖𝑛 tidak
perlu dipenuhi.
Dukungan lateral tulangan tekan
Bilamana beban mendekati ultimate, tulangan tekan dalam
balok dapat tertekuk, menyebabkan lapisan penutup beton
spall off, mungkin menyebabkan kegagalan. Untuk alasan ini
perlu melingkupi tulangan tekan dengan sengkang tertutup
atau tulangan pengikat. Silakan lihat SNI 2847 9.7.6.4 untuk
detailnya.
Dukungan lateral tulangan tekan

Ukuran tulangan transversal harus sekurang-kurangnya,


a) D10 untuk tulangan longitudinal dengan diameter D32
atau lebih kecil
b) D13 untuk tulangan longitudinal dengan diameter D36
dan lebih besar dan untuk bundel tulangan longitudinal.

Kawat ulir atau jaring kawat las dengan luasan yang sama diperbolehkan.
Dukungan lateral tulangan tekan

Spasi tulangan transversal harus tidak melebihi sekurang-kurangnya a)


hingga c):
a) 16db tulangan longitudinal
b) 48db tulangan transversal
c) Dimensi terkecil balok

Tulangan tekan longitudinal harus diatur sedemikian hingga tiap sudut dan
tulangan tekan bergantian harus dikelilingi oleh sudut tulangan transversal
dengan sudut tekuk tidak lebih dari 135 derajat, dan jarak bersih antar
tulangan sengkang tidak boleh melebihi 150 mm.
Prosedur analisis balok dengan tulangan tekan:
Tulangan tekan leleh
 Anggap fs’=fy dan fs=fy dan bagi potongan balok bagi
menjadi dua komponen
 Hitung a untuk balok 2
 Periksa tulangan tekan mengalami leleh
 Periksa apakah fs=fy dan apakah potongan terkendala tarik
 Periksa apakah As ≥ As,min
 Hitung φMn
Prosedur analisis balok dengan tulangan tekan:
Tulangan tekan leleh
Assume fs’=fy
fs=fy
Beam 1 Y Beam 2

As1 = As' As 2 = As − As1

( As − As' ) f y
a=
0,85 f c'b

a
c=
b1

 c − d' 
 s' =   cu
 c 

1
Prosedur analisis balok dengan tulangan tekan:
Tulangan tekan leleh

fy
1 y =
Es

Periksa kelelehan tulangan  s'   y


Tekan.

f s' = f y

 d −c
s =   cu
 c 

Y
s   y 2
Prosedur analisis balok dengan tulangan tekan:
Tulangan tekan leleh
2

f c' 1,4bd
As ,min = bd 
4 fy fy

Periksa tulangan
As  As ,min N
Perbesar As
minmum
Beam 1 Y Beam 2

 a
M n1 = As' f y (d − d ') M n 2 = ( As − As' ) f y  d − 
 2

M n = M n1 + M n 2 3
Prosedur analisis balok dengan tulangan tekan: Tulangan
tekan leleh

 dt − c 
3 t =   cu Regangan tarik net
 c 

y
εt≥0.005 ϕ =0.90

y
ty <εt˂0.005 ϕ=0,65+0,25(t – ty)/(0,005 – ty )

y
εt≤ ty ϕ =0.65

fM n = fM n1 + fM n 2
Prosedur analisis balok dengan tulangan tekan:
Tulangan tekan tidak leleh

Assume fs’=fy
fs=fy
Beam 1 Y Beam 2

As1 = As' As 2 = As − As1

( As − As' ) f y
a=
0,85 f c'b

a
c=
b1

 c − d' 
 s' =   cu
 c 

1
Prosedur analisis balok dengan tulangan tekan:
Tulangan tekan tidak leleh

fy
1 y =
Es

 s'   y
Y
f  fy
s
'

(0,85 f c'b)a 2 + (0,003Es As' − As f y )a − (0,003Es As' b1d ' ) = 0

Solving for a 2
Prosedur analisis balok dengan tulangan tekan:
Tulangan tekan tidak leleh

 d −c
2 s =   cu
 c 

Periksa untuk terkendala s   y


tarik
Y
f c' 1,4bw d
As ,min = bw d 
4 fy fy

Periksa tulangan As  As ,min N


Perbesar As
minimum
Y

3
Prosedur analisis balok dengan tulangan tekan:
Tulangan tekan tidak leleh

Cc = 0,85 f c'ba
 d −c
 s' =   cu
 c 
(
Cs = Es s' As')

 a
M n = Cc  d −  + Cs (d − d ' )
 2

4
Prosedur analisis balok dengan tulangan tekan: Tulangan
tekan tidak leleh

 dt − c 
4 t =   cu Regangan tarik net
 c 

y
εt≥0.005 ϕ =0.90

y
ty <εt˂0.005 ϕ=0,65+0,25(t – ty)/(0,005 – ty )

y
εt≤ ty ϕ =0.65

  a 
fM n = f Cc  d −  + Cs (d − d ' )
  2  
Latihan 1 Analisis
Balok dengan potongan persegi panjang dengan tulangan tekan.
Hitung fMn untuk balok ditunjukkan pada Gambar 1, dimana
fc’=20 MPa, fy=420 MPa, b=300 mm, d=810 mm, dt= 835 mm,
d’=65 mm dan h=900 mm.
2D28 mm d' Kasus 1: d’=65 mm

d
h

6D28 mm

Gambar 1
Latihan 2 Analisis
Balok dengan potongan persegi panjang dengan tulangan tekan.
Hitung fMn untuk balok ditunjukkan pada Gambar 1, dimana
fc’=20 MPa, fy=420 MPa, b=300 mm, d=810 mm, dt= 835 mm,
d’=80 mm dan h=900 mm.
2D28 mm d'

d
h Kasus 2: d’=80 mm

6D28 mm

Gambar1
111 Daftar referensi

1. James K, Wight, James MacGregor: Reinforced Concrete, Mechanics


and Design, Six Edition, Prentice-Hall International, 2012
2. David A. Fanella, Reinforced Concrete Structures, Analysis and Design,
Mc GrawHill Education, New York, 2016
3. SP-17M(14), The Reinforced Concrete Design Handbook, ACI,
2018
4. SNI 2847:2019, Persyaratan beton struktural untuk bangunan
gedung, Badan Standarisai Nasional

Anda mungkin juga menyukai