Anda di halaman 1dari 20

STRUKTUR BAJA I

03
Modul ke:

METODA PERENCANAAN

Fakultas
TEKNIK DONALD ESSEN, ST, MT
PERENCANAAN
DAN DESAIN Letakkan
Program Studi foto Terbaik
TEKNIK SIPIL anda disini

PERENCANAAN LRFD
Struktur Baja 1
Metoda Perencanaan
Proses Desain
- Suatu Proyek pada umumnya terdiri dalam tiga (3) fase yaitu:
Fase Desain, Fase Tender/Lelang dan Fase Konstruksi.
- Seorang insinyur struktur pada dasarnya perlu memahami ketiga
fase secara detail namun dengan membatasi diri pada bagian
desain maka secara garis besar pekerjaan perencaan struktur
secara umum dibagi menjadi tiga (3) tahap yaitu:
a. Tahap Skematik/Konsep
Proses Desain
b. Tahap Pengembangan Desain
Perencanaan struktur
adalah kombinasi seni dan
ilmu pengetahuan yang
menggabungkan intuisi
para insinyur struktur
mengenai perilaku struktur
dengan pengetahuan akan
prinsip-prinsip statika,
dinamika, mekanika bahan
c. Tahap Pelaksanaan dan analisis struktur untuk
menghasilkan struktur
yang memenuhi
persyaratan kekuatan
(strength), kenyamanan
(serviceability) dan
ekonomis (economy)
Desain
- Seperti halnya ilmu ekonomi struktur atau komponen struktur
dikatakan memenuhi persyaratan kekuatan adalahDemand Capacity
apabila
memenuhi:atau demand = gaya-gaya dalam i.e aksial, momen,
Kebutuhan
geser dan torsi.
Kapasitas atau capacity = kekuatan dari material dalam hal
- struktur baja adalah
Keterbatasan kuat
manusia : tarik/kuat leleh dari material baja
Berapa beban yang bekerja?
Berapa kekuatan material yang digunakan?
tidak eksak, tidak ada yang tau 100%, semua hanya bisa
-didekati
Ketidakeksakan dari beban dan kekuatan material ini dulu
dituangkan dalam bentuk faktor keamanan (Safety Factor)
Capacity
Demand
Safety Factor AS
Allowable Capacity

- D
Berapa nilai faktor keamanan? Umumya didasari oleh intuisi,
pengalaman, kebiasaanyang dapat berbeda-beda antara
perencana struktur yang satu dengan yang lain. Secara prinsip
makin akurat penentuan kebutuhan dan kapasitas makin kecil
LRFD
- Sampai dengan tahun 1989 perencanaan struktur baja
khususnya mengikuti konsep Allowable Stress Design (ASD)
dan dalam 30 tahun terakhir hampir kebanyakan peraturan baja
baru perlahan-lahan mengadopsi konsep perencanaan Load
Resistance Factor Design (LRFD)
- Konsep LRFD pada dasarnya lebih rasional karena didasari pada
ilmu probabilitas (probability) dan keandalan (reliability) karena
beban dan tahanan merupakan variabel yang acak
- Faktor beban dan tahanan menunjukkan kondisi overload dan
understrength karena variabilitas acak tersebut
- Perencanaan berdasarkan LRFD didasari pada pemahaman
mengenai kondisi batas (limit states) dari struktur dan material
sehingga insinyur tidak buta terhadap perilaku suatu struktur

Rn i Qbatas
terutama apabila melampaui i elastiknya


faktor tahanan (resistance factor) faktor beban (load factor)
Rn
kapasitas Qgaya dalam akibat beban
nominal (nominal resistance)
LRFD
Beban-beban yang bekerja pada struktur yang umum harus
diperhitungkan adalah
Beban mati
Beban mati adalah beban yang bersifat tetap/permanen selama
masa layan struktur. Yang termasuk dalam beban mati adalah
berat sendiri, beban finishing, beban peralatan MEP, dinding-
dinding partisi, facade
Beban hidup
Beban hidup adalah beban yang bersifat tidak tetap/transien dan
mudah untuk dipindahkan kapan saja selama masa layan struktur.
Yang termasuk beban hidup adalah beban penghuni/orang,
perabotan, kendaraan dll.
Beban angin
Beban yang berasal akibat gaya tekanan angin
Beban gempa
SNI 1727
Beban yang berasal
2013 : Beban minimum untuk tanah
dari gerakan-gerakan perancangan
yang bangunan
gedung dan struktur
menimbulkan lain dari struktur akibat percepatan yang
gaya inersia
terjadi dari gerakan tanah tersebut
LRFD
Tahanan dari komponen struktur umumnya dibagi sesuai lima (5)
komponen gaya dalam yaitu:
Tarik probabilitas kegagalan secara getas paling rendah,
umumnya tidak ada masalah dengan kelangsingan, namun punya
potensi terhadap kegagalan fraktur
Tekan probabiltas kegagalan secara getas rendah namun rentan
terhadap tekuk baik tekuk lokal maupun tekuk kolom
Lentur probabilitas kegagalan secara getas cukup rendah
namun memiliki kerentanan terhadap tekuk lokal maupun tekuk
kolom
Geser probabilitas kegagalan secara getas tinggi dan rentan
terhadap tekuk lokal
Torsi probabilitas kegagalan secara getas tinggi dan rentan
terhadap tekuk lokal
LRFD
Kombinasi pembebanan dan faktor beban yang digunakan di
Indonesia dapat mengacu kepada ASCE 7 yaitu sebagai berikut:
Kombinasi 1 = 1.4 D
Kombinasi 2 = 1.2D + 1.6L + 0.5(Lr atau S atau R)
Kombinasi 3 = 1.2D + 1.6(Lr atau S atau R) +(L atau 0.5W)
Kombinasi 4 = 1.2D + 1.0W + L + 0.5(Lr atau S atau R)
Kombinasi 5 = 1.2D 1.0E + L + 0.2S
Kombinasi 6 = 0.9D (1.0W atau 1.0E)
dimana:
D adalah beban mati, L adalah beban hidup, Lr adalah beban
hidup pada atap
S adalah beban salju (hanya di negara 4 musim), R adalah beban
air hujan,
W adalah beban angin dan E adalah beban gempa
= 0.5 bila L < 5 kPa dan = 1.0 bila L > 5 kPa
= 1.0 untuk area parkir dan ruang-ruang pertemuan
LRFD
Faktor reduksi tahanan yang digunakan adalah sesuai dengan SNI-03-
1729-2002
Komponen struktur tarik
= 0.90 untuk kondisi batas leleh
= 0.75 untuk kondisi batas fraktur
Komponen struktur tekan
= 0.85 (AISC menggunakan nilai 0.90)
Komponen struktur lentur
= 0.90 untuk momen
= 0.90 untuk geser
Komponen sambungan las
Sesuai dengan komponen struktur yang akan disambung
Komponen sambungan baut
= 0.75
Konsep Tegangan
Untuk memahani konsep tegangan, maka para insinyur perlu
membekali diri dengan mengambil mata kuliah Mekanika Bahan.
Mekanika bahan adalah cabang dari ilmu mekanika yang
mempelajari pengaruh tegangan dan regangan dalam pada suatu
benda pejal (solid body) yang diberi oleh beban luar. Ilmu
mekanika bahan sendiri berkembang menjadi dua bagian yaitu
teori elastisitas dan teori plastisitas.
Tiga Prinsip Dasar Mekanika Bahan
1. Keseimbangan
2. Kompatibilitas
3. Hub Tegangan-Regangan
Konsep Tegangan
Gaya Luar

Reaksi Perletakan
Konsep Tegangan
Keseimbangan
Sesuai hukum Newton tentang gerak (Newtons Law of Motion)
maka sebuah benda pejal akan bergerak dengan kecepatan tetap
kecuali beban luar yang setimbang dikerjakan pada benda
tersebut.
F x, y , z 0 Keseimbangan Luar Gaya luar = Reaksi
Perletakan
Keseimbangan Dalam Gaya luar = Gaya
M Ox, y , z 0 dalam pada penampang

Gaya Dalam
Konsep Tegangan
Tegangan
Resultan gaya dalam yang bekerja pada penampang di titik O
merepresentasikan distribusi gaya yang bekerja dalam
penampang. Tegangan merepresentasikan intensitas dari gaya
dalam pada suatu permukaan penampang
Untuk dapat memahami distribusi gaya dalam pada penampang ini
diperlukan pemahaman terhadap konsep tegangan
Konsep Tegangan
Tegangan yang bekerja akibat gaya dalam yang tegak lurus
terhadap bidang permukaan disebut tegangan normal dan tegangan
yang bekerja akibat gaya dalam yang sejajar dengan bidang
permukaan disebut tegangan geser

Fz Fx F y
z lim zx lim zy lim
A0 A A0 A A 0 A
Konsep Tegangan
Tegangan Normal Rata-Rata
Pada perencanaan struktur umumnya intensitas gaya dalam pada
permukaan atau tegangan diasumsikan menjadi rata-rata linier agar
proses analisis dan desain menjadi lebih mudah

P

A

My

I
Konsep Tegangan
Tegangan Geser Rata-Rata
Tegangan geser sendiri umumnya dibedakan untuk kasus geser
langsung (direct shear) dan geser lentur (bending shear)

V
Direct shear misal: sambungan baja, plate
A bonding
VQ Q y ' A'

It
V geser yang bekerja pada penampang
gaya
momen
I inersia keseluruhan penampang
t lebar/tebal penampang pada titik/serat
yang ditinjau
Q momen statis
A' bagian luas penampang yang terletak di atas (bawah) titik/serat ya
ditinjau
jarak A'
y ' antara garis netral ke titik berat luas
Properti Penampang
Dalam proses analisis dan desain perencana perlu mengetahui
properti geometri penampang yang digunakan. Beberapa jenis
properti penampang antara lain adalah:
Centroid (Titik Berat)
Luas, A
Momen Inersia, I
Momen Inersia Polar, Io
Radius girasi, r
Modulus elastik penampang S
Modulus plastis penampang Z
Konstanta Torsi, J
Konstanta Warping, Cw
Latihan

Hitung gaya dalam ultimit yang bekerja pada struktur


di atas
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai