LATAR BELAKANG
Baja adalah salah satu bahan konstruksi yang
memiliki kekuatan tarik yang tinggi. Salah satu sifat baja
adalah sifat keliatannya ( ductility ).
Keliatan ( ductility ) adalah kemampuan untuk
berdeformasi secara nyata baik dalam tegangan maupun
dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan
{ Joseph E. Bowles, 1985 }.
Suatu struktur dikatakan aman atau kuat apabila
struktur mampu menahan gaya gaya yang terjadi pada
struktur, lendutan ataupun tegangan yang mungkin timbul
akibat adanya pembebanan pada struktur tersebut. Oleh
sebab itu, dalam mendesain sebuah struktur konstruksi
bangunan perencana harus merancang dengan
memperhatikan hal hal tersebut di atas dengan sebaik
mungkin. Biasanya struktur dirancang memiliki kekuatan
yang tinggi, sehingga struktur mampu memikul beban yang
sudah direncanakan dan berada pada kondisi yang aman.
RUMUSAN MASALAH
Suatu struktur pengaku ( stiffener ) pada
gelagar pelat girder akibat beban yang bekerja
berupa beban mati ( berat sendiri gelagar ),
beban hidup maka ditentukan berapa ukuran
profil gelagar dan pengaku yang memenuhi
syarat yang dapat menahan beban yang
bekerja sesuai dengan peraturan SNI 03
1729 2002.
PEMBATASAN MASALAH
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan
tugas akhir ini adalah menggunakan aplikasi
rumus rumus yang sudah ada dan juga
dengan metode LRFD (Load and Resistance
Factor Design) serta SNI 03 1729 2002.
FLOWCHART
TINJAUAN PUSTAKA
Dua metode yang sering digunakan dalam perencanaan
struktur baja adalah perencanaan berdasarkan tegangan kerja
/ working stress design ( Allowable Stress Design / ASD )
dan perencanaan kondisi batas / limit state design (Load and
Resistance Factor Design / LRFD). Metode ASD lebih
ditekankan kepada kontrol terhadap tegangan yang terjadi
pada suatu elemen sedangkan pada metode LRFD lebih
ditekankan terhadap faktor kelebihan beban dan koefisien
reduksi yang memungkinkan menghasilkan dimensi yang
lebih rasional.
TERIMA KASIH