ABSTRAK
Jembatan gelagar komposit, merupakan struktur jembatan yang memadukan kapasitas tarik
dari gelagar baja dan kuat tekan dari pelat beton bertulang yang berkerja bersama sebagai satu
kesatuan aksi komposit. Dalam merencanakan struktur baja, terdapat dua jenis metode yaitu
metode perencanaan dengan cara Allowable Stress Design (ASD) dan metode Load and
Resistance Factor Design (LRFD). Tujuan dari kajian ini adalah untuk membandingkan nilai
kapasitas berdasarkan kedua metode tersebut, dan memberikan kajian lebih mendalam mengenai
pengaruh profil baja non kompak terhadap perancangan struktur komposit.
Perencanaan struktur dilakukan dengan metode LRFD dan ASD menggunakan dimensi
jembatan yang sama. Kajian ini dibagi menjadi beberapa tahapan. Tahap pertama adalah
dilakukan penentuan data teknis jembatan. Selanjutnya adalah menerapkan beban-beban
berdasarkan metode ASD dan LRFD untuk memperoleh gaya-gaya dalam. Berikutnya adalah
menganalisis kapasitas dari jembatan berdasarkan metode ASD dan LRFD untuk kemudian
dibandingkan dengan gaya-gaya dalam dari penerapan beban. Tahap terakhir dari kajian ini
adalah membandingkan nilai kapasitas berdasarkan metode ASD dan LRFD. Metode LRFD
dalam perencanaan ini menggunakan peraturan pembebanan RSNI T-02-2005 dan peraturan
perancangan jembatan baja RSNI T-03-2005, sedangkan metode ASD menggunakan peraturan
pembebanan PPPJJR 1987 dan peraturan perancangan jembatan baja AISC 1989.
Dari hasil analisis perhitungan diperoleh bahwa berdasarkan metode LRFD RSNI T-032005, semua komponen jembatan gelagar komposit aman dalam menahan beban-beban yang
bekerja setelah diberi tambahan komponen berupa pengaku antara, pengaku lateral dan pengaku
penahan gaya tumpu. Berdasarkan metode ASD AISC 1989, penghubung geser, dan sambungan
pelat penahan momen tidak aman menahan beban yang bekerja. Dari kajian diperoleh bahwa
rasio antara kapasitas jembatan dan beban yang bekerja dengan metode LRFD lebih besar
dibandingkan metode ASD, kecuali beberapa aspek seperti gaya geser profil baja sebelum
komposit, kapasitas lendutan dan pelat sambung pada pelat sayap. Berdasarkan perbandingan
kapasitas secara keseluruhan antara kedua metode, menunjukkan metode LRFD memberikan
kapasitas lebih besar dibandingkan metode ASD, yaitu berkisar 125,13% - 320,44%. Dari hasil
analisis juga diperoleh bahwa kapasitas momen profil baja non kompak terpengaruh oleh tekuk
lokal pelat badan dan tekuk torsi lateral sedangkan kapasitas gesernya terpengaruh oleh tekuk
elastis.
Kata kunci : ASD, LRFD, non kompak, tekuk torsi lokal, tekuk torsi lateral, tekuk elastis, komposit
Disampaikan pada seminar tugas akhir S-1 Reguler Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
2
Mahasiswa S-1 Reguler Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sifat profil baja dapat dibedakan menjadi tiga yaitu profil kompak, non
kompak dan langsing. Profil baja yang sering dipakai karena kemudahannya
dalam perhitungan dan terhindar dari kondisi tekuk akibat dimensi adalah profil
kompak. Namun dalam praktek lapangan untuk pembangunan struktur atas
jembatan, terkadang membutuhkan ketersediaan profil baja dengan cepat. Dalam
kasus ini sulit untuk merencanakan fabrikasi profil baja dengan dimensi yang
diinginkan sehingga solusi yang mungkin dilakukan adalah menggunakan profil
baja yang sudah tersedia. Profil baja yang tersedia tidak seluruhnya memiliki sifat
kompak. Untuk profil non kompak dan langsing, diperlukan perhitungan khusus
untuk mereduksi kapasitas profil baja akibat pengaruh tekuk.
Dari uraian di atas maka dalam tugas akhir ini akan diuraikan aplikasi
perancangan jembatan menggunakan konsep yang paling sering digunakan saat
ini, yaitu LRFD. Metode LRFD ini kemudian dibandingkan dengan metode ASD
untuk mengetahui perbandingan rasio antara kapasitas dan beban yang bekerja.
Perbandingan yang dibahas meliputi perbandingan kapasitas antara kapasitas dari
analisis dengan menggunakan metode LRFD RSNI T-03-2005 dan metode ASD
AISC 1989.
B. Tujuan
Tujuan dari perancangan struktur jembatan gelagar komposit baja-beton ini
adalah:
1. Merancang struktur atas jembatan gelagar komposit baja-beton dengan
metode LRFD, menggunakan RSNI T-02-2005 dan RSNI T-03-2005.
2. Membandingkan kapasitas atau rasio antara kapasitas dan beban struktur
atas jembatan gelagar komposit dengan metode LRFD dan ASD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk distribusi tegangan antar gelagar yang belum dan sudah mengalami
aksi komposit memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan sifat material yang
berbeda. Khususnya gelagar komposit baja beton, maka bagian tekan ditopang
dengan baik oleh pelat beton, sedangkan gaya tarik ditopang dengan baik oleh
gelagar baja. Distribusi tegangan ditunjukkan oleh gambar berikut:
Gambar 2.2 Variasi regangan pada gelagar komposit dan gelagar non komposit
(sumber : Salmon & Johnson)
BAB III
LANDASAN TEORI
Kelayanan
3
4
x
x
1
x
2
x
Ultimit
3
4
x
x
5
x
x
x
o
o
o
x
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
x
o
o
o
o
o
o
1
x
2
x
o
o
o
x
o
o
5
x
6
x
x
o
o
6
x
x
x
x
(1) = aksi permanen "x" KBL
+ beban aktif x KBL +
1beban "o" KBL
(2) = aksi permanen "x" KBL
+ beban aktif x KBL +
1beban "o" KBL + 0,7 beban
o KBL
(3) = aksi permanen "x" KBL
+ beban aktif x KBL +
1beban "o" KBL + 0,5 beban
o KBL + 0,5 beban o KBL
x
Aksi permanen x KBU +
beban aktif x KBU + 1
beban o KBL
Tegangan
I.
M+(H+K)+Ta+Tu
100 %
II.
M+Ta+Ah+Gg+A+SR+Tm
125 %
140 %
IV. M+Gh+Tag+Gg+Ahg+Tu
150 %
V. M+Pl
130 %
VI. M+(H+K)+Ta+S+Tb
150%
Catatan:
A
= beban angin
Ah
Ahg
Gg
Gh
(H+K)
= beban mati
Pl
Rm
= gaya rem
= gaya sentrifugal
SR
Tm
Ta
Tag
Tb
= gaya tumbuk
Tu
= gaya angkat
a.
Analisa Lentur
1) Kondisi tekuk lokal untuk gelagar baja non kompak
=
+(
jika L > Lr
b. Analisa Geser
Tekuk elastis tanpa memperhitungkan kondisi medan tarik
=
0,9
(
1,15 1 +
(1
2.
a.
+(
+
)
+
VL* VLS
VLS = 0,55 n VSU
c.
Persyaratan Lendutan
Dalam peraturan RSNI T-03-2005, disebutkan bahwa balok di atas dua
tumpuan atau gelagar menerus, lendutan maksimumnya adalah 1/800 x
bentang
a.
Analisa Lentur
Untuk penampang dengan flens kompak dan web non kompak dengan
sokongan lateral, maka tegangan lentur berdasarkan AISC 1989 adalah:
= 0,6
b. Analisa Geser
Kapasitas tegangan ijin akibat geser murni berdasarkan AISC 1989 untuk
balok baja yang dapat mengalami tekuk elastis maupun inelastis sebelum
mencapai kapasitas maksimumnya memenuhi persamaan berikut:
=
2,89
0,40
Sedangkan, untuk balok baja yang dapat mengalami aksi medan tarik
memenuhi persamaan sebagai berikut:
=
2,89
1
1,15 1 + ( /)
2.
a.
Analisa Lentur
Tegangan yang diijinkan sesuai kombinasi pembebanan adalah:
1.
2.
Fs = 0,66 fy
b. Perencanaan Penghubung Geser
Perencanaan penghubung geser direncanakan pada kondisi batas elastis,
dengan persamaan sebagai berikut:
=
c.
Persyaratan Lendutan
AISC 1989 mengatur persyaratan lendutan untuk jembatan sebesar L/360
BAB IV
APLIKASI PERANCANGAN
: 26,37 in2
Tinggi profil : 27 in
Ix
: 3726 in4
Tebal badan
: 0,25 in
Iy
: 167 in4
Lebar sayap
: 10 in
Tebal sayap
: 1 in
: 133,93 kg/m
Luas profil
: 16879,17 mm2
Ix
: 1526598865,38 mm4
Tebal badan
: 6,33 mm
Iy
: 68422439,75 mm4
Lebar sayap
: 253 mm
Tebal sayap
: 25,3 mm
Berat profil
: 90 Lb/ft
Satuan SI
Berat profil
Mutu baja yang digunakan untuk gelagar baja adalah BJ 55 (fy = 410 Mpa)
10
Pemilihan Profil
Pemilihan Profil
Desain Lentur
Cek profil
kompak
Ya
Desain Geser
Cek rasio
tinggi dan
tebal pelat
badan
Cek pengaruh
tekuk torsi lateral
Tidak
Tidak
Desain Gaya
Tumpu
Hitungan
berdasar kuat
leleh (Rn)
Ya
Pengaruh
tekuk lokal
Cek kondisi
medan tarik
Mn
Mn
Cek kondisi
medan tarik
Cek nilai Rn
terkecil
Cek pengaruh
tekuk
Tidak
Mn > Mu
Tidak
Desain jenis
tekuk
Ya
Desain jenis
tekuk
Rn > Ru
Ya
Mn > Mu
Tidak
Tidak
Elastis
Inelastis
Vn
Tidak
Hitungan
berdasar kuat
tekuk (Rn)
Ya
Vn > Vu
Tidak
Ya
Desain pengaku
antara
Cek Lendutan
AMAN ?
Ya
SELESAI
11
Ya
Desain pengaku
penahan gaya
tumpu
Hitungan
berdasar kuat
lentur (Rn)
Pemilihan Profil
Pemilihan Profil
Desain Lentur
Desain Geser
Desain Gaya
Tumpu
Cek kondisi
medan tarik
Cek profil
kompak
Ya
Hitungan
berdasar kuat
leleh (Rn)
Cek pengaruh
tekuk torsi lateral
Tidak
Cari koefisien
Cv (rasio teg
geser vs teg
leleh)
Ya
Tidak
Pengaruh
tekuk lokal
Cek kondisi
medan tarik
Fb
Fb
Cek pengaruh
tekuk
Tidak
Fb > Fts
Tidak
Desain jenis
tekuk
Ya
Desain jenis
tekuk
Fa > Fu
Ya
Fb > Fts
Tidak
Tidak
Elastis
Inelastis
Fv
Tidak
Hitungan
berdasar kuat
tekuk (Rn)
Ya
Fv > Fu
Tidak
Ya
Desain pengaku
antara
Cek Lendutan
AMAN ?
Ya
SELESAI
12
Ya
Desain pengaku
penahan gaya
tumpu
Hitungan
berdasar kuat
lentur (Rn)
BAB V
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
a.
dipengaruhi dua kondisi yaitu pengaruh tekuk lokal dan pengaruh tekuk torsi
lateral. Kedua pengaruh ini menyebabkan kapasitas gelagar baja berkurang
terhadap kapasitas idealnya.
1) Kondisi Tekuk Lokal
Kondisi tekuk lokal terjadi karena ketidaksempurnaan bahan, sehingga
distribusi kapasitas tegangan pada penampang tidak merata, sehingga timbul
tegangan reduksi pada baja. Hasil perhitungan gelagar baja dengan pengaruh
tekuk lokal dapat dilihat pada tabel berikut:
13
Tabel 6. 1 Hasil analisis kapasitas momen lentur profil baja akibat pengaruh
tekuk lokal, sebelum mengalami aksi komposit dengan metode LRFD
Mu
Mn
kNm
kNm
623,39
2207,04
Mn
Mn/Mu
Keterangan
kNm
0,9
1986,33
2,79
Aman
Dari tabel di atas, diperoleh bahwa gelagar baja aman terhadap momen
lentur lapangan yang terjadi dengan perbandingan kapasitas reduksi dan momen
lapangan sebesar 2,79.
2) Kondisi tekuk torsi lateral
Hasil perhitungan gelagar baja dengan pengaruh tekuk lokal dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 6. 2 Hasil analisis kapasitas momen lentur profil baja akibat pengaruh
tekuk torsi lateral, sebelum mengalami aksi komposit dengan metode LRFD
Parameter
Mu
Mn
Mn
Mn/Mu
Keterangan
kNm
kNm
623,39
546,49
0,9
491,84
kNm
0,79
Tidak Aman
Dengan pengaku
lateral
623,39
2207,04
0,9
1986,33
2,79
Aman
Dari tabel di atas, diperoleh bahwa gelagar baja awalnya tidak aman
terhadap tekuk torsi lateral, dengan rasio keamanan 0,79. Gelagar baja dipasang
pengaku lateral pada setiap bentang 5 m, sehingga gelagar baja aman terhadap
momen lentur lapangan yang terjadi sebelum mengalami leleh akibat torsi lateral,
dengan rasio keamanan sebesar 2,79.
b.
medan tarik dan salah satu dari kondisi tekuk inelastik atau tekuk elastis. Dari
perhitungan diperoleh bahwa gelagar baja dipengaruhi kondisi tekuk elastis. Hasil
perhitungan kapasitas gelagar baja dapat dilihat pada tabel berikut:
14
Tabel 6. 3 Perbandingan kapasitas geser profil baja akibat pengaruh tekuk elastis
dengan gaya geser lapangan akibat beban konstruksi (satuan kN)
Vu
Vn
kN
kN
124,66
360.47
Vn
kN
0,9
Vn/Vu
Keterangan
2,6
Aman
324.42
Dari perhitungan diperoleh bahwa gelagar baja aman terhadap beban yang
bekerja dengan rasio keamanan 2,6.
2.
a.
Mu
kNm
2455,75
2455,75
Mn
kNm
2358,76
2819,88
Mn
kNm
2122,88
2537,89
0,9
0,9
Mn/Mu
Keterangan
0,9
1,39
Tidak aman
Aman
*)
CP = Cover Plate
dan beban dinamis. Dalam perhitungan, diperolah bahwa gelagar komposit tidak
aman menahan geser dari kombinasi beban statik dan dinamik. Oleh karena itu
dipasang pengaku antara dengan konfigurasi sebagai berikut:
15
5x1m
0,05 m
Beban Truk
QMS1+QMS2+QMA +QCP
5m
597,16 kNm
498,68 kNm
10 m
5m
597,16 kNm
498,68 kNm
325,34 kNm
333,06 kNm
198,36 kNm
170,83 kNm
57,65 kNm
66,24 kNm
156,79 kNm
280,68 kNm
395 kNm
diagram
gaya geser
rencana
325,34 kNm
498,68 kNm
597,16 kNm
kapasitas
geser
nominal
498,68 kNm
597,16 kNm
Vn
Vn
kN
kN
kN
Vn /
Vu
Keterangan
tanpa pengaku
464.51
360.47
324.42
0.7
Tidak Aman
panel ujung
464.51
554.09
498.68
1.07
Aman
panel 1 m
426.31
664.28
597.85
1.4
Aman
panel 10 m
280.68
361.49
325.34
1.16
Aman
Kondisi
16
100.00
580.00
12.00
c.
berlaku sebagai kolom. Kapasitas pelat badan yang dianggap sebagai kolom
dalam menahan beban tumpuan, dihitung berdasarkan tiga tinjauan paling kritis,
yaitu leleh lokal pada pelat badan, tekuk pada pelat badan dan tekuk pelat badan
akibat momen lentur (Asmadi, Riki : 2010). Dari perhitungan diperoleh kapasitas
paling kritis adalah pada pengaruh tekuk pelat badan akibat momen lentur.
Kapasitas tumpuan, tidak mampu menahan gaya tumpu yang terjadi sehingga
dipasang pengaku penahan gaya tumpu seperti pada gambar di bawah ini:
17
61.97
100.00
Potongan A-A
Rn
kN
kN
tanpa pengaku
464,51
87,23
0,9
dengan pengaku
464,51
1046,68
0,9
Kondisi
Rn
Rn / Ru
Ket
78,51
0,17
Tidak Aman
942,02
2,03
Aman
kN
18
a.
Tabel 6.33 Perbandingan Kapasitas Nominal Profil Baja dengan Pengaku Lateral
Sebelum Mengalami Aksi Komposit dengan Metode LRFD dan ASD
Parameter
Momen lentur
Pengaruh tekuk
lokal
Pengaruh tekuk
lateral
Gaya geser
Kapasitas
Metode
Satuan
Perhitungan
LRFD ASD
LRFD/ASD
kNm
1986,33 1186,69
1,67
kNm
2098,95
668,30
2,92
kN
324,42
229,53
1,18
Parameter
Momen lentur
Gaya geser
Panel ujung
Panel 1 m
Panel 10 m
c.
Kapasitas
nominal
Metode
Satuan
LRFD/ASD
Perhitungan
LRFD ASD
kNm
2537,89 2515,6
1,01
kN
kN
kN
498,68
597,85
324,42
298,32
423,63
229,53
1,67
1,41
1,97
Parameter
Satuan
kN
Kapasitas
nominal
Metode
Perhitungan
LRFD
ASD
926,45
19
367,16
LRFD/ASD
2,52
Parameter
Kapasitas Penghubung
Geser
Kapasitas
nominal
Metode
Satuan
Perhitungan
LRFD ASD
kN
469,58
LRFD/ASD
234,59
Tabel 6.18 Perbandingan Rasio Keamanan Profil Baja Sebelum Mengalami Aksi
Komposit dengan Metode LRFD dan ASD
Parameter
Momen lentur
Pengaruh tekuk
lokal
Pengaruh tekuk
torsi lateral
Gaya geser
Rasio
Metode
Perhitungan
LRFD
ASD
Rasio
Terbesar
2,79
2,35
LRFD
2,79
1,43
LRFD
2,6
2,28
LRFD
20
Parameter
Momen lentur
Gaya geser
Panel ujung
Panel 1 m
Panel 10 m
c.
1,07
1,4
1,16
0,58
0,82
0,7
Rasio
Terbesar
LRFD
LRFD
LRFD
LRFD
Parameter
Kapasitas Gaya
Tumpu
2,03
0,86
Rasio
Terbesar
LRFD
Parameter
Kapasitas Lendutan
Rasio
Metode
Perhitungan
LRFD
ASD
1,47
3,39
21
Rasio
Terbesar
ASD
e.
Parameter
Rasio Penghubung
geser
1,97
0,63
Rasio
Terbesar
LRFD
Hasil Kajian
Nilai
Satuan
Nilai
Satuan
Momen lentur
2053.76
kNm
2122,88
kNm
Gaya Geser
1378.43
kN
324.42
kN
Gaya Tumpu
435.85
kN
78.51
kN
22
Dari tabel di atas diperoleh bahwa kapasitas geser dan tumpu profil baja
menjadi lebih besar apabila profil kompak. Hal ini karena pada profil non
kompak, ada pengaruh geser elastis yang menyebabkan gaya geser berkurang dari
kapasitas idealnya. Berbeda halnya dengan momen lentur, profil non kompak
mampu memberikan kapasitas yang lebih besar dibandingkan kondisi profil
kompak karena area distribusi tegangan plastis yang lebih besar.
BAB VI
SARAN DAN KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan gelagar komposit baja beton
kondisi profil non kompak, dengan menggunakan metode LRFD dan ASD, dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari perhitungan di atas, diperoleh bahwa penampang non kompak
menyebabkan adanya beberapa pengaruh yang menyebabkan terjadinya
pengurangan kapasitas. Pengaruh tersebut adalah pengaruh tekuk lokal yang
diakibatkan dimensi profil, pengaruh tekuk torsi lateral yang diakibatkan
batasan bentang dan dimensi profil baja, dan pengaruh tekuk pelat badan
akibat gaya tekan pada pelat badan di tumpuan.
2. Berdasarkan analisa dari metode LRFD menggunakan peraturan RSNI T-022005 dan RSNI T-03-2005, semua komponen jembatan gelagar komposit
dengan kondisi profil non kompak aman dalam menahan beban-beban yang
bekerja, setelah diberi tambahan cover plate, pengaku antara, pengaku
penahan gaya tumpu dan pengaku lateral.
3. Kapasitas profil baja sebelum mengalami aksi komposit tidak mampu
menahan tekuk torsi lateral akibat beban konstruksi, sehingga dipasang
pengaku lateral dengan jarak tiap 5 meter yang menambah kapasitas profil
baja sebesar 304 % untuk metode LRFD.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
25