Penggunaan profil siku sebagai batang tekan yang banyak diterapkan pada
struktur tower transmisi dan truss umumnya menggunakan sambungan baut
sebagai tumpuan dikedua ujung. Hal ini menyebabkan eksentrisitas beban aksial
terhadap sumbu penampang sekaligus memberikan beban momen pada batang
tekan. Asumsi desain perencanaan yang digunakan pada SNI-03-1729-2002
memberikan pendekatan pada batang tekan profil baja siku hanya bekerja beban
aksial. Sementara itu, pada RSNI2 03-1729.1-2012 telah mengakomodir beban
aksial-lentur pada profil siku, walaupun masih membatasi kekakuan tumpuan
pada kondisi sendi dan jepit. Oleh karena itu, penelitian ini diperlukan untuk
memberikan komparasi terhadap acuan desain perencanaan dan memberikan
pendekatan yang lebih pada desain batang tekan profil baja siku.
Penelitian ini akan mengkaji perilaku penampang profil baja siku dengan
pemberian beban aksial tekan. Pengujian dilakukan pada benda uji berupa profil
siku sama kaki L.30.30.3 dengan perletakan berupa sambungan baut pada kedua
ujung tumpuan. Benda uji divariasikan terhadap angka kelangsingan (=KL/r)
150 dan 200. Pembebanan beban tekan dilakukan dengan interval kenaikan 0,5 kN
sampai benda uji mengalami tekuk (buckling). Proses perekaman displacement
lateral dan regangan penampang dilakukan selama tahapan pembebanan. Dari
penelitian ini diharapkan dapat diketahui perilaku batang tekan aksial terhadap
beban aksial ultimate, mode kegagalan dan deformasi aksial dan lateral batang
tekan.
Kata kunci : Beban aksial tekan eksentris, profil baja siku, kegagalan tekuk
BAB I. PENDAHULUAN
Penelitian
dilakukan
untuk
menjawab
keingintahuan
peneliti
untuk
dan batang yang diharapkan pada pusat sumbu penampang sangat sulit untuk
diterapkan dalam pelaksanaannya. Hal ini mengakibatkan timbulnya momen pada
elemen struktur tersebut. Namun begitu, dalam analisis truss yang banyak
menggunakan elemen profil baja siku langsing, hanya gaya aksial tekan maupun
tarik yang diasumsikan bekerja pada elemen struktur tersebut. Karena itu di dalam
perencanaan truss, nilai momen yang terjadi pada tumpuan tersebut dapat
diabaikan (Smith, 1996).
Timoshenko (1965) menyatakan bahwa beban kritis pada suatu batang
tekan dapat didefinisikan sebagai beban aksial tekan yang cukup memberikan
deformasi tekuk/bengkok. Dengan kata lain jika suatu batang, seperti kolom,
diberikan beban kurang dari beban kritisnya, maka batang tekan akan tetap lurus
dalam menerima kerja dari beban aksial tersebut. Kondisi ini dapat dikatakan
batang tekan dalam keadaan stabil. Namun, jika beban yang diberikan melebihi
beban kritis, maka batang tekan akan mengalami tekuk, dan deformasi tekuk ini
tidak akan kembali lurus normal apabila beban yang diberikan dihilangkan. Pada
kondisi yang kedua ini dikatakan bahwa batang tekan dalam keadaan tidak stabil.
Dari beberapa pengujian dijelaskan bahwa pada elemen struktur, dengan nilai E =
30.000.000 psi atau sekitar 206.842 MPa, kesesuaian antara nilai beban kritis akan
terjadi apabila elemen tersebut memiliki angka kelangsingan = l/r > 100.
Salah satu pengujian tekan aksial pada profil baja siku sama kaki tunggal
telah dilakukan oleh Liu (2007). Pengujian dilakukan pada profil L51x51x6,4
dengan variasi panjang 900, 1200 dan 1500 mm dan sekaligus memberikan
perbedaan masing-masing angka kelangsingan (Kl/r) sebesar 94, 125 dan 155.
Perbedaan pengujian juga dilakukan pada eksentrisitas aksial tekan yang
dinotasikan ey dan ex terhadap sumbu maksimum dan minimum. Dengan
memberikan kondisi tumpuan sendi-sendi, sebuah bearing ditempatkan pada plat
tumpuan dikedua ujung tumpuan. Pada kedua sayap profil ditempatkan LVDT di
tengah bentang panjang. Dengan menggunakan alat uji Hydraulic Universal
Testing Mechine, pada benda uji dikerjakan gaya tekan secara bertahap dengan
nilai rata-rata 6 kN per-menit dengan batasan pembebanan sebesar 60% dari
penurunan kuat tekan maksimum yang dicapai. Dari hasil yang didapatkan
menunjukkan bahwa semakin besar eksentrisitas yang diberikan memberikan
penurunan yang signifikan pada kemampuan gaya tekan aksial maksimum.
Namun pada nilai angka kelangsingan = 155, eksentrisitas aksial tekan pada
pusat penampang sumbu kuat tidak mempengaruhi kuat tekan maskimum yang
dicapai. Hasil pengujian juga membuktikan bahwa nilai eksentrisitas kritis
berbanding lurus terhadap nilai angka kelangsingan. Evaluasi secara umum
terhadap spesifikasi AISC 2005 pada kuat tekan profil siku sama kaki
memperlihatkan bahwa kemampuan layan hasil pengujian lebih tinggi dari
layanan desain AISC.
batang utama dihubungkan dengan pelat kopel atau batang diagonal. Komponen
struktur tersusun dari beberapa elemen yang disatukan pada seluruh panjangnya
boleh dihitung sebagai komponen struktur tunggal. Pada komponen struktur
tersusun yang terdiri dari beberapa elemen yang dihubungkan pada tempat-tempat
tertentu, kekuatannya harus dihitung terhadap sumbu bahan dan sumbu bebas
bahan. Sumbu bahan adalah sumbu yang memotong semua elemen komponen
struktur itu; sedangkan, sumbu bebas bahan adalah sumbu yang sama sekali tidak,
atau hanya memotong sebagian dari elemen komponen struktur itu.
Kelangsingan pada arah tegak lurus sumbu x-x dihitung dengan persamaan :
Lkx
rx
3- 1
1
Keterangan :
Lkx = adalah panjang tekuk komponen struktur tersusun pada arah tegak lurus
sumbu x -x, dengan memperhatikan pengekang lateral yang ada, dan
kondisi jepitan ujung-ujung komponen struktur, mm
rx
Untuk batang tekan dengan profil tersusun dengan penghubung pelat kopel dan
batang diagonal harus memenuhi persyaratan:
lk
L
L
L
m
, k k , y k , l l , dan iy y 2 l 2
rmin
rx
ry
rmin
2
Lk adalah panjang tekuk batang tekan Lk = k.L dengan k adalah faktor tekuk
batang tekan yang nilainya berdasarkan nilai pada Gambar 3-5, m adalah jumlah
profil tersusun dan rmin, rx, ry masing-masing adalah jari-jari girasi minimum, jarijari girasi sumbu x dan y.
Ag f y
3- 2
b. Untuk batang tekan profil tersusun nilai kuat tekan nominal diambil nilai
terkecil dari,
Nn
Dengan,
Ag f y
, dan N n
Ag f y
iy
. 3- 3
c 0.25 1
0.25 c 1.2
1.43
1.6 0.67 c
c 1.2 1.25c 2
c
3.2.2
Lk
r
fy
E
ketentuan Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DBK) atau dengan ketentuan
untuk Desain Kekuatan Izin (DKI) dimana kekuatan perlu untuk kedua jenis
desain dapat dirumuskan dengan persamaan;
Ru Rn dan Ra Rn/ 3- 4
Dimana Ru dan Ra adalah kekuatan perlu untuk masing masing DFBK dan DKI
dan Rn adalah kekuatan nominal untuk kedua DFBK dan DKI. Sementara itu,
adalah faktor ketahanan untuk DFBK dan adalah faktor keamanan untuk DKI.
Untuk desain komponen struktur tekan seperti yang dicantumkan pada Pasal E.1
RSNI2 03-1729.1-201x nilai diberikan sebesar c = 0,90 dan diberikan
sebesar c = 1,67.
Desain batang tekan profil siku sama kaki tunggal didasarkan pada
pertimbangan Pasal E4, E5 dan E7 dari RSNI2 03-1729.1-201x. Beberapa
ketentuan yang dipenuhi dari profil siku ini adalah rasio kelangsingan dengan b/t
<20, struktur dengan elemen langsing dan struktur dengan simetris tunggal.
Kekuatan tekan nominal Pn, harus ditentukan pada keadaan batas tekuk torsi dan
tekuk torsi-lentur dengan persamaan sebagai berikut;
Pn = Fcr Ag................................................................................................................................................ 3- 5
Dimana tegangan kritis, Fcr ditentukan sebagai berikut;
Bila
KL
E
4, 71
r
QFy
( atau
QFy
Fe
2, 25) maka,
QFy
Fcr Q 0, 658 Fe
Bila
Fy . 3- 6
KL
E
4, 71
r
QFy
( atau
QFy
Fe
2, 25) maka,
2E
KL
. 3- 8
Nilai Q adalah faktor reduksi netto untuk semua elemen tekan langsing yang
dirumuskan dengan;
Q = Qa.Qs.................................................................................................. 3- 3
Bila
Bila 0, 45
E b
E
0, 91
maka,
Fy t
Fy
b Fy
3- 10
Qs 1, 34 0, 76
t E
0, 53 E
b
E
0, 91
maka Qs
.
2
t
Fy
b
Fy
t
3- 11
KL
untuk struktur tekan siku
r
sama kaki tunggal, pada pasal E.5 dari RSNI2 03-1729.1-201x disyaratkan
kondisi ujung yang memenuhi terhadap keadaan :
a.
komponen strutur atau komponen struktur badan dari rangka batang planar
dengan komponen struktur badan yang berdekatan disambungkan pada sisi
yang sama dari plat buhul atau kord :
Bila 0
Bila
b.
L
80;
rx
KL
L
72 0, 75
r
rx
KL
L
32 1, 25 200
r
rx
L
80;
rx
komponen strutur atau komponen struktur badan dari kotak atau rangka batang
ruang dengan komponen struktur badan yang berdekatan disambungkan pada
sisi yang sama dari plat buhul atau kord:
Bila
L
75;
rx
KL
L
60 0,8
r
rx
Bila
L
75;
rx
KL
L
45 200
r
rx
dengan,
L
disambung (mm)
rz
Pemberian beban
M ry
Pr
P 8 M
0, 2 maka, r rx
1 ......
Pc
Pc 9 M cx M cy
3- 12
b. Bila
M ry
Pr
P M
0, 2 maka, r rx
1 ....
Pc
2 Pc M cx M cy
3- 13
Dimana Pr = Kekuatan tekan aksial perlu (N) Pc = Kekuatan aksial tersedia (N)
Mr = Kekuatan lentur perlu (Nmm). Dalam penerapan persamaan diatas,
diperlukan peninjauan struktur lentur pada profil siku tunggal yang dijelaskan
pada Bab F Pasal F.10 dengan mengacu pada penampang sumbu x dan y sebagai
sumbu kuat dan lemah pada penampang. Kekuatan lentur nominal (Mn) harus
diambil nilai terendah yang diperoleh dari keadaan batas leleh (momen plastik),
tekuk torsi lateral, dan tekuk lokal kaki siku. Penjelasan kondisi batas tersebut
sebagai berikut :
1. Leleh,
Mn = 1,5My............................................................................................. 3- 14
2. Tekuk Torsi-Lateral
Me My ,
0, 017 M e
M n 0, 92
My
Me My,
My
M n 1, 92 1,17
M y 1, 5 M y . 3- 16
M e
M e . 3- 15
Dimana untuk sumbu kuat dari profil baja siku sama kaki;
0, 46 Eb 2t 2Cb
..... 3- 17
Me
Lb
penelitian. Pada tahapan ini peneliti bersama mahasiswa dan laboran akan
menyamakan persepsi terhadap rencana kerja. Memberikan penjelasan terhadap
tahapan-tahapan kegiatan serta tugas dan tanggungjawab disetiap anggota tim.
Dalam tahapan ini juga dilakukan studi literatur bersama terhadap rencana
kerja penelitian. Kegiatan ini mencakup kajian terhadap alternatif-alternatif
pelaksanaan pengujian yang mungkin disesuaikan terhadap perkembangan
literatur terbaru yang diterima masing-masing anggota tim peneliti. Informasi
ketersedian material dan bahan pengujian juga dilakukan dengan melakukan
survey secara langsung di pasar material maupun melalui media elektronik yang
tersedia.
5.2
Pelaksanaan Pengujian
Tahapan pelaksanaan pengujian dilakukan melalui 2 tahapan utama yaitu
b.
Jumlah
150
200
ex
xy
ey
x
Strain
gauge
Di tengah
bentang
Di
tengah
leg
Gambar 5. 2 Posisi displacment tranducer dan strain gauge pada benda uji
c.
Prosedur pengujian
Pengujian dilakukan dengan memberikan pembebanan aksial tekan statis
2.
3.
5.3
a. Rencana pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan menganalisa data hasil perekaman yang
telah disajikan dalam bentuk grafik masing-masing hubungan antara data hasil
pengujian. Dokumentasi visual yang didapat melalui rekaman foto dan video
selama pengujian disajikan untuk memperkuat dugaan-dugaan kesimpulan proses
analitis data. Adapun lingkup pengamatan selama pengujian akan dilakukan pada :
1. Pola deformasi lateral dan aksial terhadap kenaikan beban aksial tekan.
2. Model kegagalan tekuk (buckling) yang terjadi.
3. Pola tegangan dan regangan yang terjadi pada kaki penampang pada setiap
tahapan pembebanan.
a. Tampak depan
b. Tampak atas
Mulai
Pengujian Trial
Tidak
Model Pengujian
Sesuai??
Ya
Pengujian Utama
Perhitungan Analitis
a. SNI 03-1729-2002
b. RSNI2 03-1729.1-2012
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
AISC 360-05, 2005, Specification for Structural Steel Building, AISC, ChicagoUSA.
Hasibuan P., 2013, Identifikasi Identifikasi Gaya Batang Tekan Baja Profil Siku
untuk Berbagai Macam Tumpuan melalui Metode Vibrasi, Laporan
Penelitian Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Liu, Y. dan Hui, L., 2008, Experimental Study of Beam-Column Behaviour of
Steel Single Angle, Journal of Constructional Steel Research, 64:505-514.
RSNI2 03-1729.1-201x, 2012, Spesifikasi untuk Gedung Baja Struktural, Bandan
Standarisasi Nasional
Sakla S.S., 2001, Table for Design Strenght of Eccentrically-Loaded Single Angle
Struts, Engineering Journal-AISC, Third Quarter:127-136.
Shaker, F.J., 1975, Effect of Axial Load on Mode Shape and Frequency of Beam,
Lewis Research Center Report NASA-TN-8109, Washington DC.
Smith, J.C., 1996, Structural Steel Design-LRFD Approach, 2rd edition, page
118-155, John Wiley & Sons, USA
SNI 03-1729-2002, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung, Departemen Pekerjaan Umum
Timoshenko, S.P. dan Gere, JM., 1963, Theory of Elastic Stability, Page 51-59,
Second Edition, McGraw-Hill, Singapore.