Analysis of Static Dertermine

Structure
Session 1
Introduction of Enginereed structure
Behavior of various type support
Content Materi:
Pengantar Analisis Struktur
1. Pengertian struktur pada bangunan teknik sipil, klasifikasi dan sistem struktur, tujuan analisis struktur
2. Hubungan antara analisis dan desain
3. Pengenalan tentang ancaman luar (hazard) serta kaitannya dengan risiko dan kerentanan (vulnerability)
4. Prinsip dasar keseimbangan dalam analisis struktur tertentu
5. Struktur & jenis-jenis struktur
6. Muatan-beban (aksi) dan reaksi

Pengantar Analisis Struktur

1. Gaya Luar & Gaya Dalam
2. Jenis-jenis Perletakan dan Macam Pembebanan
3. Struktur Statis Tertentu & Struktur Statis Taktentu
4. Kestabilan Struktur Pendidikan mekanika teknik klasik pada
5. Gaya, Momen, Keseimbangan Gaya tingkat S1 adalah suatu langkah yang relatif
sederhana dan efektif yang dapat memberikan
wawasan lain untuk akhirnya membentuk
kompetensi seseorang calon insinyur.

2 Analisis Struktur Statis Tertentu

 WHAT IS A STRUCTURE ?

Structure  system consist of a series of connected parts.

Example: Building
Bridge
Tower
Dam

Parts or Elements
of Structures

3 Analisis Struktur Statis Tertentu

 Beam
Parts or Elements
of Structures
Slab

Column

Foundation

4 Analisis Struktur Statis Tertentu

 TIPE-TIPE STRUKTUR
• Berdasarkan kegunaan sistem
▫ Struktur jembatan, tangki, gedung, bendungan, atau
pesawat udara
• Berdasarkan derajat ketidaktentuannya
▫ Struktur statis tertentu
▫ Struktur statis tak tentu
• Berdasarkan fungsi sistem menerima beban luar
▫ Struktur kerangka
Mis : Balok Menerus, Portal Bidang, Portal Ruang,
Rangka Batang Bidang, Rangka Batang Ruang, Grid
▫ Struktur kontinum
Balok menerus
Mis : Pelat, cangkang, tangki

Rangka
Batang Ruang
Portal bidang Portal ruang Rangka Batang Bidang Tangki Dome

5 Analisis Struktur Statis Tertentu

Tipe Struktur Kerangka
Secara garis besar, struktur kerangka dibagi menjadi 3 golongan,
yaitu :

1.Balok (beam) :
elemen struktur yang berfungsi untuk memikul beban transversal
saja. Suatu balok akan teranalisa dengan lengkap apabila gaya geser
dan momennya diketahui.

2.Rangka kaku (rigid frame) :

struktur yang tersusun dari elemen-elemen yang dihubungkan
secara kaku (misalkan hubungan las). Rangka kaku akan ternalisa
dengan lengkap apabila gaya geser, aksial, dan momennya di seluruh
elemen dapat diketahui.

3.Rangka batang (truss) :

suatu struktur yang seluruh elemen penyusunnya dihubungkan
dengan sambungan sendi. Dengan demikian pada rangka batang
hanya terdapat gaya aksial.
 STRUCTURAL FORMS
As spans increase, the use of beams to support bridge decks becomes
uneconomical. For moderately large spans, trusses may be used. Trusses
carry loads by developing axial forces in their members, and their depth,
for the same span and load, is larger than that of a beam but, because
of the skeletal nature of their construction, will be lighter.

For example:
the Warren truss shown is typical of those
used in bridge construction;
other geometries form roof supports
and also carry bridge decks.

Truss

7 Anlaysis of Static Determine Structure

 STRUCTURAL FORMS

Truss

8 Anlaysis of Static Determine Structure

 STRUCTURAL FORMS

Beam

Beam

9 Anlaysis of Static Determine Structure

 STRUCTURAL FORMS
Portal

10 Anlaysis of Static Determine Structure

 STRUCTURAL FORMS
The use of trusses to support bridge decks becomes impracticable for
longer than moderate spans. In this Situation arches are often used.

Bridge Deck
Hanger
Arch
Column
Arch

Bridge Deck

11 Anlaysis of Static Determine Structure

 STRUCTURAL FORMS
For exceptionally long-span bridges, and sometimes for short spans,
cables are used to support the bridge deck. Generally, the cables pass
over saddles on the tops of towers and are fixed at each end within the
ground by massive anchor blocks. The cables carry hangers from which
the bridge deck is suspended

12 Anlaysis of Static Determine Structure

 FUNCTION OF STRUCTURE
The basic function of any structure is to support loads and
transmit them to the ground.

Building:
The building structure supports
the roof, floors, walls and their
loads and transmit them through
the foundation to the ground. Foundation
Foundation

13 Anlaysis of Static Determine Structure

 FUNCTION OF STRUCTURE
Bridge:
The bridge structure supports a deck which allows the passage of
pedestrians and vehicles, than transmit all of these loads (incl. self
weight of the bridge) through piers, abutments and foundations to the
ground.

Foundation
Foundation

14 Anlaysis of Static Determine Structure

 PENGERTIAN ANALISIS dan DISAIN
serta HUBUNGANNYA
Analisis Struktur:
Tindakan untuk memeriksa respon (terkait dengan kekuatan dan keuletan) dari
struktur dan elemen-elemennya terhadap pengaruh-pangaruh gaya yang
diperhitungkan bekerja pada struktur tersebut.
Disain Struktur:
Proses menetapkan geometri struktur dan properti setiap elemen struktur suatu
bangunan, agar memenuhi syarat kekuatan dan keuletannya, berdasarkan
beban-beban yang direncanakan akan bekerja sesuai dengan bentuk dan fungsi
bangunan.
Hubungan Analisis dan Disain:
Pada proses analisis, properti struktur beserta elemen struktur dan materialnya
telah tersedia dan diketahui (biasanya pada bangunan yang telah jadi). Properti-
porperti tersebut merupakan hasil dari rancangan (disain) yang oleh karena suatu
sebab, mungkin konfigurasi pembebanannya atau konfigurasi strukturnya telah
berubah, maka perlu diperiksa lagi kinerjanya.
 STRUKTUR

ANALISIS STRUKTUR
Reaksi tumpuan (V, H, M).
Gaya-gaya dalam (M, L, N, T)
Displacement (translasi, rotasi)

MANUAL
SOFTWARE APLIKASI
(Slope Deflection, Takabeya, Cross,
(SAP, ETABS, SANS, dll)
M.Matrik dll)

DESAIN
 ANALI SI S DISAIN

Analisis Mekanika Disain Struktur

Analisis Beban Renc. Bangunan

Geometri Beban
Struktur Kerja
Analisis Gaya Renc. Geometri Str
Berat
Sendiri
Analisis Gaya
Analisis Tegangan

Properti
Disain Elemen
Elemen
An. Tegangan
Penetapan Prop. Matr.
Properti
Material
An. Kemampuan Penetapan Prop. Elemen

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL ASSTT

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN, ATIKA ULFAH JAMAL, ST, M.Eng, MT
 OBJECTIVES OF STRUCTURAL ANALYSIS

To obtain effects of the loading supported by the structure:

1. Distribution of internal forces

2. Deformation of the structure

LOAD

Internal Forces
= Deformation

REACTION REACTION

18 Anlaysis of Static Determine Structure

 Anlaysis of Static Determine Structure

STRUCTURAL REQUIREMENTS:

1. Strengh

2. Stiffness

------------------

3. Durabelity

4. Economic

5. Aesthetic
19 Anlaysis of Static Determine Structure
 SUPPORT SYSTEM
The loads applied to a structure are transferred to its foundations by its
supports. In practice supports may be complex, in which case they are
idealized into a form that may readily be analysed.
PIN SUPPORT (tumpuan sendi):
Thus a support that: - allows rotation, but
- prevents translation
in practice: represented for analysis
purposes by the idealized
form:

21 Anlaysis of Static Determine Structure

 Pin Support

Pin suppotr can resist horizontal forces and vertikal forces

but not rotation moment

RH

RV

22 Anlaysis of Static Determine Structure

 Pin Support

23 Anlaysis of Static Determine Structure

 Pin Support

24 Anlaysis of Static Determine Structure

ROLLER SUPPORT (Tumpuan Sendi Rol) :
Thus a support that: - allows rotation, but
- prevents translation in direction perpendi-
cular to its bearing plate but allow translation
in axial structure direction
in practice: represented for analysis
purposes by the idealized
form:

25 Anlaysis of Static Determine Structure

 Roller Support

26 Anlaysis of Static Determine Structure

FIX SUPPORT :
Thus a support that: - prevents translation and rotation in all
directions
in practice: represented for analysis
purposes by the
idealized form:

steel

Concrete

27 Anlaysis of Static Determine Structure

 Fix support can resist all of the vertikal, horizontal
and also moment

28 Anlaysis of Static Determine Structure

 Fix Support

29 Anlaysis of Static Determine Structure

Resume:
Support
conditions
and its
characteristics

30 Anlaysis of Static Determine Structure

 Tipe Struktur berdasarkan derajat ketidaktentuan
Secara garis besar, struktur berdasarkan derajat ketidaktentuan dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu :

1.Struktur Statis Tertentu:

suatu bentuk struktur dimana bentuk tersebut dapat diselesaikan dengan persamaan
keseimbangan Hukum Newton III ( H = 0 ; V = 0 ; M = 0 ), mempunyai bilangan
anu/jumlah perletak-an n = 3 dan kondisinya stabil.

2. Struktur Statis Tak tentu :

suatu bentuk struktur yang merupakan struktur statis ter-tentu baik untuk struktur dengan
balok, maupun untuk struktur rangka/portal, stabil hanya penyelesaiannya tidak bisa
diselesaikan dengan per-samaan keseimbangan ( H=0 ; V=0 ; M=0 ) secara langsung dan
jumlah nilai perletakan/ bilangan n > 3.

Besarnya derajat ketidak-tentuan struktur ditentukan/ dihitung mulai dari jumlah nilai
perletakan n = 3. Bila n = 4 berarti besarnya derajat ke-tidaktentuan strukturnya = 1 (statis
tak tentu derajat 1).

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL ASSTT

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN, ATIKA ULFAH JAMAL, ST, M.Eng, MT
 KESEIMBANGAN STRUKTUR

• Sebuah struktur harus dalam keadaan

seimbang, jika sebelumnya dalam keadaan
diam, maka struktur tersebut harus tetap
dalam keadaan diam ketika menahan
beban.

• Hal ini berarti bahwa gaya dalam yang

terjadi pada struktur harus sama dengan
gaya luar (beban).

Dalam persamaan matematis untuk

struktur 3D dapat dituliskan, sbb :

Untuk struktur 2D adalah

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL ASSTT

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN, ATIKA ULFAH JAMAL, ST, M.Eng, MT
 KESTABILAN STRUKTUR

• Sebuah struktur disebut dalam keadaan stabil Contoh struktur rangka yang stabil :
atau kaku jika struktur tersebut dapat
mempetahankan bentuknya ketika dilepas
dari penahannya.

• Suatu struktur dianggap stabil jika struktur

tersebut dapat menunjang beban luar tanpa
mengalami pergerakan rigid body secara
keseluruhan maupun sebagian.

Pergerakan rigid body tersebut biasanya tanpa

memerlukan deformasi elemen-elemen struktur.

Kestabilan suatu struktur tergantung dari :

1. jumlah dan pengaturan komponen-
komponen reaksi perletakan
2. jumlah dan pengaturan elemen-elemen
struktur
Contoh struktur rangka yang tidak stabil :

Komponen reaksi perletakan sejajar

 Pergerakan rigid body lateral

Komponen reaksi perletakan berte-

mu pada satu titik
 Perputaran rigid body terhadap
titik 0

O
 RANGKA BATANG BIDANG /PLANE TRUSS

Syarat perlu untuk kestabilan :

m = 2j - r
Statis tertentu asal tidak ada ketidakstabilan
geometris
di mana :
m = jumlah batang
j = jumlah joint
r = jumlah reaksi

m < 2j - r struktur tidak stabil

m > 2j - r statis tak tentu

i = m + r - 2j = derajat statis tak tentu

35
Contoh 1 :

m = 21 j = 12 r=3

m = 2j – r
21 = 2 (12) – 3
21 = 21 ( stabil dan statis tertentu )
Contoh 2 :

m = 2j - r tidak stabil

m = 20 j = 12 r=3

20 = 2 (12) – 3
20 = 21 ( struktur tidak stabil )
Contoh 3 :

m=8 j=6 r=6

8 = 2 (6) – 6
8 = 6 ( statis tak tentu )
i = m + r – 2j
i = 8 + 6 – 2 (6)
i=2
Jadi struktur di atas adalah statis tak tentu dengan derajat 2
 BALOK MENERUS

Ketidakstabilan geometris

Syarat perlu untuk kestabilan :

r<c+3 tidak stabil
r=c+3 statis tertentu asal kestabilan geometris
dijamin
r>c+3 statis tak tentu

c = 1 untuk sendi dalam

c = 2 untuk roll dalam

i=r-(c+3) = derajat statis tak tentu

39
 r c r<c+3 Klasifikasi
>

5 2 5=5 Stabil & statis tertentu

6 2 6>5 Stabil & statis tak tentu

5 2 5=5 Tidak stabil

4 3 4<6 Tidak stabil

C=1 C=2

6 3 6=6 Stabil & statis tertentu

C=1 C=2

7 2 7>5 Tidak stabil

 PORTAL BIDANG / PLANE FRAME

3m + r = 3j + c : statis tertentu asal stabil geometris

dan r  3

3m + r < 3j + c : tidak stabil

3m + r > 3j + c : statis tak tentu

m r j c 3m+r  3j+c Klasifikasi
>

10 9 9 0 39 > 27 Statis tak tentu

i = 12

10 9 9 4 39 > 31 Statis tak tentu

i=8

10 9 9 1 39 > 28 Statis tak tentu

i = 11

10 6 9 0 36 > 27 Statis tak tentu

i=9
• RANGKA BATANG RUANG / SPACE TRUSS
i = (m + r) - 3j

• PORTAL RUANG / SPACE FRAME

i = (6m + r) - 6j
 Anlaysis of Static Determine Structure
The Basic concept

The 1st NEWTON LAW

if F = 0  body at rest or
move with constant velocity

The 2nd NEWTON LAW

F = m.a  body move with constant acceleration

The 3th NEWTON LAW

Action = - Reaction

44 Anlaysis of Static Determine Structure

 Anlaysis of Static Determine Structure
PRINCIPLES OF STATIC
FORCE
Plan View of Cube on horizontal surface:
Direction Direction
of motion of motion

F1 F1
Direction
of motion

F1 and F2 (also R) are in horizontal

plane and their lines of action pass F2 R
through the centre of gravity of the cube. F2
R is resultant of F1 and F2.
45 Anlaysis of Static Determine Structure
 Anlaysis of Static Determine Structure
PARALLELOGRAM OF FORCE

Conversely:
a force R can be replaced by two force F1 and F2.
F1 and F2 may therefore be regarded as the components of R
in the directions OA and OB.
B

F1
R

a q) F2
O A
Of the interest in structural analysis is the resolution of a force into two
components at right angles to each other  a = 90°
Then: F1 = R sin q and F2 = R cos q

46 Anlaysis of Static Determine Structure

 Anlaysis of Static Determine Structure

THE RESULTANT OF A SYSTEM OF CONCURRENT FORCES

Analytical Solution: Each force is resolved into components parallel to

the x and y directions.

y
Fx = F1 + F2 cos a - F3 cos b - F4 cos g
F2
Fy = F2 sin a + F3 sin b - F4 sin g
F3 R

b a q ) x
g O F1
Then: R = (Fx2 + Fy2)
F4
q = arctan (Fy / Fx)

47 Anlaysis of Static Determine Structure

 Anlaysis of Static Determine Structure

MOMENT OF A FORCE

Moment (M) of a force F about a given point O is the product of the

force and the perpendicular distance of its line of action from the
point:

F M=F.L with: a = lever arm

= moment arm

L kN m Moment is a vector:
Unit: kN.m
- has magnitude and
Rotational O rotational direction
sense - product of vector and
scalar

48 Anlaysis of Static Determine Structure

 Anlaysis of Static Determine Structure
COUPLES
(Pasangan Gaya, Momen Kopel)

F are two coplanar equal parallel forces, which act in opposite

directions.
The sum of their moments about
F
any point O in their plane:

A Mo = F x OA – F x OB
= F x (OA – OB)
B = F x AB

Mo = F x AB independent from position of O

O
F

49 Anlaysis of Static Determine Structure

 Anlaysis of Static Determine Structure

STATIC

 concerned with the study of bodies at rest or,

 in other words, in equilibrium, under the action of a force system.

Actually, a moving body is in equilibrium if the forces acting on it are

producing neither acceleration nor deceleration.

However, in structural analysis, structural members are generally at

rest and therefore in a state of statical equilibrium.

50 Anlaysis of Static Determine Structure

Static equilibrium
Design of Earthquake Resistance Steel
51
Frame
 Anlaysis of Static Determine Structure

EQUILIBRIUM OF FORCE SYSTEMS

So that static-equilibrium condition occured if an object that

placed on X-Y plane (2D case), the coplanar forces on the plane
achieve:
Fx = 0 Fy = 0 Mz = 0

If enlarge for 3D case on X-Y-Z axis system the equilibrium

condition become:

Fx = 0 Fy = 0 Fz = 0

Mx = 0 My = 0 Mz = 0

52 Anlaysis of Static Determine Structure

 Anlaysis of Static Determine Structure

STATICALLY DETERMINATE AND INDETERMINATE STRUCTURES

On a sructure system,if the support reactions and in-ternal forces can be

determine just use the static equibrium condition :
Fx = 0 Fy = 0 Mz = 0
Then the structure define as statically determinate structures

If a structure system the support reactions and or the internal forces canot be
determined by just use the static equibrium condition:

Fx = 0 Fy = 0 Mz = 0

(eg: because the sum of unknown variableyang exceeded the 3 static

equilibrium equation), then the structre defined as statically indeterminate
structures or hyperstatic

53 Anlaysis of Static Determine Structure

 STRUCTURAL ANALYSIS
PRINCIPLES OF STATIC

ASUMSI:
1. Bahan elastis linier (memenuhi Hukum Hook)  E, G, n konstan.
2. Deformasi yang terjadi kecil  Persamaan keseimbangan dapat disu-
sun pada bentuk struktur yg tidak berubah bentuk.

Dalam Kuliah ASST ini dibatasi hanya untuk

beban statis.

KRITERIA DASAR ANALISIS STRUKTUR STATIS TERTENTU:

1. Bahan struktur memenuhi hukum2 bahan  linier elastik (Hk Hook)
2. Prinsip2 keseimbangan statik terpenuhi:
Untuk kasus bidang 2 dimensi (2D)  Fh = 0 Fv = 0 M = 0
3. Prinsip kompatibilitas (hubungan perpindahan dan regangan) terpenuhi

Design of Earthquake Resistance Steel

34 Frame
54
 STRUCTURAL ANALYSIS
LOADS OF STRUCTURES
BENTUK-BENTUK BEBAN:

Dari bentuknya beban pada struktur dapat dibedakan menjadi:

1. Beban terpusat (beban titik); Concentrated Load  P:

Yaitu beban yang bekerja terpusat pada suatu bidang yang kecil.
Misalnya:
beban dari roda kendaraan di atas jembatan
P (kN)

beban dari sebuah kolom yang ditumpu suatu balok

P (kN)
 STRUCTURAL ANALYSIS
LOADS OF STRUCTURES
BENTUK-BENTUK BEBAN:
2. Beban merata; uniform load  q
Yaitu beban yang bekerja pada suatu luasan secara merata.
Misalnya: q (kN/m)
beban mati pada plat atau balok
beban dinding pada balok
3. Beban segita dan trapesium  q1 & q2
Yaitu beban yang bekerja pada suatu luasan dan terdistribusi dalam
bentuk segitiga atau trapesium (trapesium = gabungan segi 3 + segi4)
Misalnya: q (kN/m)
beban bidang plat yang didukung balok
q1 q1 (kN/m)
(kN/m)
q2 (kN/m)
 STRUCTURAL ANALYSIS
LOADS OF STRUCTURES
BENTUK-BENTUK BEBAN:
4. Beban tidak beraturan  q(x)
Yaitu beban yang bekerja pada suatu luasan dan terdistribusi secara
tidak merata misalnya berupa fungsi sin, cos, atau sama sekali tidak
beraturan.
q(x) (kN/m)
STRUCTURAL ANALYSIS
LOADS OF STRUCTURES

Beban terpusat

Beban merata
 STRUCTURAL ANALYSIS
LOADS OF STRUCTURES
Tributary Area & Load Paths
 LOADS & INTERNAL FORCES
LOADS

JENIS PEMBEBABAN STRUKTUR

Pada umumnya sebuah elemen struktur mengalami pembebanan
yang kompleks yang merupakan gabungan dari berbagi jenis
pembebanan yang berbeda.
Terdapat 4 (empat) jenis pembebanan utama, yaitu:
Beban aksial (normal), beban geser, beban momen lentur, dan
beban torsi.

Beban aksial (normal) Axial Load  beban tarik atau beban desak
Beban Geser Shear Load
Beban Momen Lentur Bending Momen See
Beban Torsi Torsion Megson
(Structural & Stress Analysis)
p. 33 – 37
 LOADS & INTERNAL FORCES
INTERNAL FORCES

JENIS-JENIS GAYA-GAYA DALAM

Sesuai dengan jenis pembebanan yang ada, maka terdapat 4
(empat) jenis gaya-gaya dalam, yaitu:

Gaya normal  Normal Force NF

Gaya geser  Shear Force SF
Momen Lentur  Bending Momen BM
Torsi  Torsion TM

Pada kenyataannya pada umumnya gaya-gaya dalam tersebut

muncul secara bersamaan atau kombinasi dari beberapa
diantaranya.
 LOADS & INTERNAL FORCES
INTERNAL FORCES

NOTASI dan PERJANJIAN TANDA

Untuk kasus 3D pada umumnya digunakan sistim sumbu XYZ yg
mengikuti ‘aturan tangan kanan‘
sumbu z pada sumbu memanjang batang (positif ke kanan)
sumbu x tegak lurus sb. y & z (positif ke depan)
sumbu y tegak lurus sb. x & z (positif ke bawah)

Menurut sistim ini, beban

vertikal ke bawah searah
sumbu y, mempunyai tanda
positif.
 LOADS & INTERNAL FORCES
INTERNAL FORCES

NOTASI dan PERJANJIAN TANDA

Tanda untuk gaya-gaya dalam ditentukan sbb:
1. Gaya-gaya dalam mempunyai tanda & nilai positif, jika:
Pada permukaan positif: gaya-gaya internal tsb mempunyai
arah sesuai sumbu x,y,z positif
ATAU
Pada permukaan negatif: gaya-gaya internal tsb mempunyai
arah sesuai sumbu x,y,z negatif
2. Gaya-gaya dalam mempunyai tanda & nilai negatif, jika
ketentuan (1) tsb di atas tidak terpenuhi.
Permukaan negatif Permukaan positif
M MS M MS
Z+
N N N N
S S
Y+
 LOADS & INTERNAL FORCES
INTERNAL FORCES & DEFORMATIONS

AXIAL LOAD (BEBAN AKSIAL/NORMAL)

Batang mengalami beban aksial/nor-
T T mal tarik T:
- Didalam batang terjadi gaya dalam
(internal force)  gaya normal tarik
(Normal Force, NF + )
- Batang memanjang

Batang mengalami beban aksial/

C C normal desak C:
- Didalam batang terjadi gaya dlm
(internal force)  gaya normal desak
(Normal Force, NF – )
- Batang memendek.
 LOADS & INTERNAL FORCES
INTERNAL FORCES & DEFORMATIONS

SHEAR LOAD (BEBAN GESER)

q P

Penampang2 ini mengalami beban geser:

 terjadi internal force: Gaya Geser (Shear Force = SF)

 terjadi deformasi geser (dalam analisis struktur2 langsing, pada

umumnya pengaruh deformasi ini kecil dan diabaikan)
 LOADS & INTERNAL FORCES
INTERNAL FORCES & DEFORMATIONS

BENDING MOMENT (MOMEN LENTUR)

q P

Penampang2 ini mengalami momen lentur akibat beban q atau P:

 terjadi internal force: Momen Lentur (Bending Moment = BM)

 terjadi deformasi lentur: batang melengkung

Dalam kasus ini, akibat beban q atau P batang tsb juga mengalami beban
geser!
 LOADS & INTERNAL FORCES
INTERNAL FORCES & DEFORMATIONS

TORSION MOMENT (MOMEN TORSI/PUNTIR)

P
M=P.a

Penampang batang ini mengalami momen puntir (torsi) akibat beban P MT = P .

a

 terjadi internal force: Momen Puntir/Torsi (Torsion Moment = TM)

 terjadi deformasi geser (dalam analisis struktur2 langsing, pada

umumnya pengaruh deformasi ini kecil dan diabaikan)
 STRUCTURAL ANALYSIS
LOADS OF STRUCTURES
JENIS-JENIS BEBAN MENURUT CARA BEKERJANYA:
1. Beban Langsung (direct load):
Yaitu beban yang bekerja langsung pada struktur yang ditinjau,
Misal:
- berat sendiri balok atau plat
- beban plat pada balok (balok dan plat monolit)

2. Beban Tidak Langsung (indirect load):

Yaitu beban yang bekerja tidak langsung pada struktur yang ditinjau,
tetapi melalui elemen2 struktur lain.
Misal:
- beban hidup jembatan (JR, JKA) pada gelagar utama jembatan