Anda di halaman 1dari 15

KINERJA STRUKTUR PORTAL BAJA DENGAN PENGAKU KONSENTRIK DAN

EKSENTRIK

Jonie Tanijaya

ABSTRAK

Indoensia terletak di wilayah rawan gempa, struktur bangunan di Indonesia perlu


didesain tahan terhadap gempa. Salah satu struktur penahan gempa adalah sistem rangka baja
dengan pengaku. Terdapat dua jenis pengaku yaitu pengaku konsentrik dan eksentrik.
Penelitian ini mengkaji sejauh mana pengaku konsentrik dan eksentrik mampu memberikan
tahanan lateral pada struktur.
Analisis struktur dilakukan dengan menggunakan metode matriks yaitu metode
kekakuan transformasi dan dikontrol secara statik nonlinier pushover menggunakan program
komputer yaitu SAP2000 v.18. Penelitian dilakukan dengan menganalisis dan
membandingkan struktur portal penahan gaya lateral yaitu Concentrically Braced Frame
(CBF) dan Eccentrically Braced Frame (EBF). Analisis pushover dilakukan pada : portal
tanpa pengaku,
portal dengan pengaku konsentrik, portal dengan pengaku eksentrik (e = 0,4 m, 0,6 m, 0,8 m
dan 1,0 m)
Peningkatan tahanan gaya geser untuk penggunaan pengaku konsentrik adalah 74,0%
terhadap pengaku tanpa pengaku, sedangkan pada portal dengan pengaku eksentrik adalah
sebesar 52,0%, sehingga dapat disimpilkan bahwa portal dengan pengaku konstentris
mempunyai kekakuan elastis yang lebih tinggi dibandingkan dengan portal dengan pengaku
eksentris. Pola keruntuhan pada portal dengan pengaku konsentrik ditandai dengan
terbentuknya sendi plastis pada pengaku, sedangkan pada portal dengan pengaku eksentrik
sendi plastis terbentuk pada link kemudian pada balok dan kolom. Faktor daktilitas yang
dihasilkan portal dengan pengaku konsentrik lebih kecil dibandingkan dengan portal dengan
pengaku eksentris, yaitu sebesar 33,68%, sehingga dapat disimpulkan bahwa portal dengan
pengaku eksentris lebih daktail dibandingkan dengan portal dengan pengaku konsentris.

Kata kunci: Portal pengaku konsentrik, Portal pengaku eksentrik, Portal baja, Analisis
Pushover.

PERFORMANCE OF STEEL FRAME STRUCTURE WITH CONCENTRIC AND


ECCENTRIC BRACING

Keywords: Concentrically Braced Frame (CBF), Eccentrically Braced Frame (EBF),


Steel frame, Pushover analysis.

1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepulauan Indonesia merupakan wilayah pertemuan tiga lempeng, yakni lempeng
Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Letak geografis Indonesia yang sedemikian rupa
menyebabkan Indonesia sering terjadi gempa bumi. Beberapa tahun terakhir terjadi gempa
besar di Indonesia, yaitu pada tahun 2004 terjadi gempa di Aceh (9,3 Skala Richter), gempa
di Sumatera tahun 2005 (8,2 Skala Richter) serta masih banyak peristiwa gempa lainnya. Pada
peristiwa tersebut banyak menimbulkan kerusakan fatal pada bangunan, untuk itu pentingnya
tinjauan beban gempa dalam perencanaan struktur bangunan sebagai antisipasi bila terjadi
gempa.
Hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan struktur bangunan tahan gempa
yaitu gaya lateral. Untuk mengurangi pengaruh gaya lateral yang terjadi akibat beban gempa
maka penggunaan pengaku baja (steel bracing) sebagai perkuatan struktur umum digunakan
karena tidak menambah berat struktur secara signifikan. Terdapat dua jenis penggunaan
pengaku yaitu pengaku konsentrik (concentrically braced frame) dan pengaku eksentrik
(eccentrically braced frame).
Dalam perencanaan bangunan tahan gempa sering digunakan perencanaan bangunan
berbasis kinerja (performance based design), salah satunya adalah dengan analisis beban
dorong statik (pushover analysis). Analisis pushover merupakan analisis nonlinier berbasis
komputer dengan memberikan suatu pola beban lateral statik pada struktur, yang kemudian
secara bertahap ditingkatkan dengan suatu faktor pengali sampai mengalami leleh (sendi
plastis) di satu atau lebih lokasi pada struktur tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan kurva perpindahan dan gaya geser yang dihasilkan antara
pengaku konsentrik dan eksentrik, dan dari hasil tersebut sejauh manakah pengaku
mampu menahan gaya geser?
2. Bagaimana pola keruntuhan struktur portal baja berpengaku konsentrik dan
eksentrik ?
3. Bagaimana faktor daktilitas yang diperoleh pada portal dengan pengaku konsentris
dan eksentris.

2
C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis sejauh manakah pengaku dapat menahan gaya geser yang ditunjukkan
dari kurva hubungan perpindahan dan gaya geser.
2. Menganalisis pola keruntuhan struktur portal baja berpengaku konsentrik dan
eksentrik.
3. Menganalisis faktor daktilitas struktur portal dengan pengaku konsentris dan eksentris.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis Pushover
Analisis pushover (Dewobroto, 2005) merupakan suatu analisis statik nonlinier di
mana pengaruh gempa rencana terhadap struktur bangunan gedung dianggap sebagai beban
statik yang diberikan pada pusat masing-masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara
bertahap sampai menyebabkan terjadinya leleh (sendi plastis).
Sendi plastis merupakan bentuk ketidakmampuan elemen struktur (balok dan kolom)
menahan gaya dalam. Secara umum, struktur yang memiliki pengaku, harus terhindar dari
terjadinya sendi plastis pada kolom. Apabila terjadi sendi plastis, diupayakan agar terjadi pada
balok dan ujung bawah kolom lantai dasar atau ujung kolom lantai teratas. Oleh karena itu
perlu diterapkan konsep “strong column weak beam”.
Analisis pushover menghasilkan kurva pushover yang menggambarkan hubungan
antara gaya geser dasar dan perpindahan. Untuk mengetahui perilaku struktur yang ditinjau
terhadap intensitas gempa yang diberikan, kurva pushover kemudian di bandingkan dengan
respons spektrum berbagai intensitas gempa. Dari kurva pushover juga dapat ditentukan
daktilitas, kekakuan dan kekuatan struktur.
Dengan memperkirakan gaya geser maksimum dan perpindahan yang terjadi, dapat
dinyatakan secara jelas dan diketahui bagian mana saja yang mengalami keruntuhan.
Selanjutnya dapat diidentifikasi bagian-bagian yang memerlukan perhatian khusus untuk
pendetailannya.

3
Sasaran kinerja terdiri dari kejadian gempa rencana yang ditentukan dan taraf
kerusakan atau level kinerja dari bangunan terhadap kejadian gempa tersebut. Berdasarkan
FEMA-273 yang menjadi acuan perencanaan berbasis kinerja dikategorikan menjadi beberapa
level kinerja struktur sebagai berikut (Gambar 1):
1. Operational (O), saat terjadi gempa bumi bangunan tidak mengalami kerusakan
berarti pada struktur dan non-struktur, bangunan tetap berfungsi.
2. Immediate Occupancy (IO), tidak ada kerusakan yang berarti pada struktur, kekuatan
dan kekakuannya hampir sama dengan kondisi sebelum terjadi gempa. Komponen
struktur maupun non-struktur masih berada di tempatnya dan sebagian besar masih
berfungsi. Bangunan tetap berfungsi dan tidak terganggu dengan masalah perbaikan.
3. Life-Safety (LS), struktur masih mampu menahan gempa, terjadi kerusakan struktur,
kekakuan berkurang tetapi masih mempunyai ketahanan yang cukup terhadap
keruntuhan. Manusia yang tinggal atau berada pada bangunan tersebut terjaga
keselamatannya.
4. Collapse Prevention (CP), terjadi kerusakan yang parah pada komponen struktur,
tetapi bangunan tidak mengalami keruntuhan. Kecelakaan akibat kejatuhan material
bangunan yang rusak sangat mungkin terjadi.

B IO LS CP C D E

Gambar 1 Kurva hubungan gaya geser dasar dan perpindahan

Kurva diatas menunjukkan hubungan gaya geser dasar dan perpindahan dari kurva
pushover yang bergerak dari titik A-B-C-D-E. Titik tersebut mempresentasikan karakteristik
4
sendi plastis yang timbul pada elemen struktur. Titik A adalah titik awal, titik B menandakan
leleh pertama pada suatu elemen, titik C menandakan kondisi ultimit, titik D menandakan
struktur masih bertahan karena kekuatan sisa, dan titik E menandakan elemen struktur
tersebut telah mengalami keruntuhan.

B. Struktur Penahan Gaya Lateral


Hal penting dalam perencanaan struktur gedung tinggi adalah stabilitas dan
kemampuannya untuk menahan gaya lateral, baik yang disebabkan oleh angin atau gempa.
Kolom pada bangunan tinggi perlu dipekuat dengan sistem pengaku.
Untuk bangunan struktur baja, sistem penahan gaya lateral yang umum digunakan
adalah braced frame. Sistem struktur braced frame merupakan desain pengaku untuk
meminimalisir masalah kekakuan yang terdapat pada jenis sistem Moment Resisting Frame
(MRF) dengan menambahkan elemen pengaku untuk meningkatkan kekakuan strukturnya.
Sistem struktur braced frame terbagi atas dua jenis, yaitu:
1. Portal pengaku konsentrik
Sistem portal pengaku konsentrik atau Concentrically Braced Frame (CBF)
merupakan sistem struktur untuk menahan beban lateral dengan kekakuan struktur yang
tinggi, dengan menambahkan elemen pengaku diagonal yang berfungsi untuk menahan beban
lateral pada struktur. Pada sistem struktur ini, elemen pengaku diharapkan dapat berdeformasi
inelastik yang besar tanpa terjadi kehilangan yang signifikan pada kekuatan dan kekakuan
struktur. Kerugian sistem ini adalah tidak adanya fleksibilitas arsitektural karena keterbatasan
dalam penempatan. Ada beberapa jenis portal pengaku konstentrik, diantaranya adalah (a) tipe
Z, (b) tipe X, (c) tipe V terbalik dan (d) tipe V (Gambar 2).

Gambar 2 Jenis portal pengaku konsentrik

5
2. Portal pengaku eksentrik
Sistem portal pengaku eksentrik atau Eccentrically Braced Brame (EBF) adalah
sistem pengaku yang diletakkan diagonal dan memiliki elemen penting yang berpengaruh
berupa elemen balok pendek yang disebut link. Pada saat terjadi gempa bumi, link
direncanakan mampu menahan geser dan lentur serta berperilaku inelastik, sehingga elemen
balok tidak terjadi kerusakan yang berarti dan tidak terjadi keruntuhan. Keuntungan
arsitektural dapat diharapkan lebih baik dari pada sistem portal pengaku konsentrik karena
adanya bagian yang lebih terbuka pada sistem portal pengaku eksentrik. Beberapa jenis portal
pengaku konstentrik, diantaranya adalah (a) tipe V terbalik, (b) tipe Z, (c) tipe V dan (d) tipe
Z (Gambar 3).

Gambar 3 Jenis portal pengaku eksentrik

METODE PENELITIAN

Analisis struktur dilakukan dengan menggunakan metode matriks yaitu metode


kekakuan transformasi dan dikontrol secara statik nonlinier pushover menggunakan program
komputer yaitu SAP2000 v.18. Penelitian dilakukan dengan menganalisis dan
membandingkan struktur portal penahan gaya lateral yaitu Concentrically Braced Frame
(CBF) dan Eccentrically Braced Frame (EBF). Analisis pushover dilakukan pada :
a. Portal tanpa pengaku
b. Portal dengan pengaku konsentrik

6
c. Portal dengan pengaku eksentrik (e = 0,4 m, 0,6 m, 0,8 m dan 1,0 m)

Analisis Pushover
Pada analisis pushover dibuat dua macam pembebanan di mana yang pertama adalah
pembebanan akibat gravitasi dan akibat beban lateral. Adapun langkah-langkah analisis
pushover adalah sebagai berikut:
1. Membuat model struktur dan memasukkan semua elemen bangunan;
2. Pembebanan struktur dengan beban gravitasi;
3. Pembebanan struktur dengan gaya lateral;
4. Persiapkan sendi plastis pada tiap elemen struktur;
5. Intensitas pembebanan lateral ditingkatkan sampai komponen struktur yang paling
lemah berdeformasi;
6. Langkah ke-5 di atas diulang sebanyak jumlah komponen yang mencapai kondisi
batas kekuatannya;
7. Perpindahan titik kontrol terhadap gaya geser dasar untuk setiap tahapan beban di plot
untuk menggambarkan respons perilaku nonlinier struktur yaitu kurva pushover.

7
DATA, HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data
Suatu struktur portal baja bertingkat dianalisis dengan data sebagai berikut:
1. Fungsi gedung sebagai perkantoran dan berlokasi di Jakarta;
2. Kondisi tanah gedung merupakan jenis tanah sedang;
3. Untuk portal dengan pengaku eksentrik, ditinjau empat variasi panjang link (e) yaitu :
0,4 m, 0,6 m, 0,8 m dan 1,0 m;
4. Model portal yang ditinjau (Gambar 4 dan 5) :
5m
5m
5m

6m 6m 6m

Gambar 4 Denah portal

8
3,5 m

3,5 m
3,5 m

3,5 m
3,5 m

3,5 m
3,5 m

3,5 m
3,5 m

3,5 m
3,5 m

3,5 m
3,5 m

3,5 m
4m

4m

6m 6m 6m 6m 6m 6m

(a) (b)

Gambar 5 Portal dengan (a) pengaku konsentrik dan (b) pengaku eksentrik

B. Hasil dan Pembahasan

Simpangan
Simpangan antar lantai struktur harus memenuhi syarat batas simpangan antar lantai, Untuk
melakukan pengontrolan maka digunakan data sesuai dengan jenis dan kategori desain gempa
dari struktur. Tabel 1 memperlihatkan hasil perhitungan simpangan antar lantai pada portal
dengan pengaku konsentrik (CBF) dan portal dengan pengaku eksentrik (EBF). Pada CBF
simpangan terbesar adalah 1,67 cm sedamg pada EBF simpangan terbesar adalah 1,43 cm
masih memenuhi syarat batas simpangan 5,38 cm dengan link beam 0,8 m.

9
Tabel 1 Simpangan antar lantai

simpangan antar lantai yang diperbesar syarat batas


j (m) simpangan
Lanta tinggi antar lantai
i h (m) CBF EBF (Cd = 4,0) (m)
(Cd = 5,0)
0,4 m 0,6 m 0,8 m
atap 3,5 0,0123 0,0071 0,0071 0,0070 0,0538
8 3,5 0,0144 0,0088 0,0092 0,0096 0,0538
7 3,5 0,0161 0,0103 0,0111 0,0120 0,0538
6 3,5 0,0167 0,0110 0,0121 0,0134 0,0538
5 3,5 0,0167 0,0113 0,0127 0,0143 0,0538
4 3,5 0,0156 0,0109 0,0127 0,0143 0,0538
3 3,5 0,0136 0,0100 0,0120 0,0138 0,0538
2 3,5 0,0110 0,0085 0,0104 0,0119 0,0615
1 4 0 0 0 0 0

Perpindahan dan Gaya Geser


Kurva hubungan gaya geser dan perpindahan dapat dilihat pada Gambar 6.

150000 Kurva Pushover

Tanpa pengaku
Gaya Geser (kg)

100000 CBF
EBF link 0,4m
EBF link 0,6m
50000 EBF link 0,8m
EBF link 1m

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Perpindahan (m)

Gambar 6 Kurva Gaya Geser Vs. Perpindahan

Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa portal dengan pengaku eksentrik menunjukkan
peningkatan gaya geser sehubungan dengan bertambahnya panjang link yang digunakan
dengan ketentuan panjang link yang digunakan harus memenuhi syarat yang ditentukan.
Portal dengan pengaku konsentrik (CBF) memiliki kekuatan yang lebih besar dalam menahan
gaya gempa dibandingkan model portal lainnya. Gaya geser ultimit yang dapat ditahan pada
10
portal dengan pengaku konsentrik adalah 234.210,48 kg. Persentase peningkatan gaya geser
akibat penggunaan pengaku konsentrik terhadap portal tanpa pengaku adalah sebesar 74,0%.
Sedangkan pada portal dengan pengaku eksentrik (EBF) dengan panjang link 1,0 m dapat
menahan gaya geser lebih besar dibandingkan dengan panjang link lainnya, yaitu sebesar
126.438,58 kg dengan persentase peningkatan gaya geser terhadap portal tanpa pengaku
adalah 52,0%. sehingga dapat disimpilkan bahwa portal dengan pengaku konstentris
mempunyai kekakuan elastis yang lebih tinggi dibandingkan dengan portal dengan pengaku
eksentris.

Mekanisme Sendi Plastis

Mekanisme terbentuknya sendi plastis pada portal dengan pengaku konsentrik dapat dilihat
pada Tabel 2 dan Gambar 7.

Tabel 2 Hasil analisis pushover pada portal dengan pengaku konsentrik

Langkah Perpindahan Gaya geser Mekanisme sendi plastis


i i (m) Vi (kg) A-B B-IO IO-LS LS-CP CP-C C-D D-E >E Total
0 0,000086 0 192 0 0 0 0 0 0 0 192
1 0,091573 138.829,33 190 2 0 0 0 0 0 0 192
2 0,108265 157.275,87 187 5 0 0 0 0 0 0 192
3 0,219401 213.113,53 171 15 5 1 0 0 0 0 192
4 0,280854 230.376,59 164 18 6 2 0 2 0 0 192
5 0,302229 232.747,02 164 18 4 4 0 2 0 0 192
6 0,307572 234.210,48 162 20 4 2 0 4 0 0 192

Gambar 7 Mekanisme sendi plastis untuk portal dengan pengaku konsentrik

11
Hasil analisis pushover untuk portal dengan pengaku konsentrik, menunjukkan sendi plastis
mulai muncul pada step ke-1 dengan level kinerja B yang berarti elemen struktur mulai
mengalami leleh dan terjadi pada bracing. Pada step ke-3, struktur mulai menujukkan sendi
plastis dengan level kinerja Immediate Occupancy (IO) di mana belum terjadi kerusakan yang
berarti pada struktur dilanjutkan dengan munculnya sendi plastis dengan level kinerja C (titik
ultimit), pada step ke-4, di mana struktur telah mencapai kondisi ultimit dan masih bertahan
namun kecelakaan akibat kejatuhan material sangat mungkin terjadi. Struktur mencapai
kondisi ultimit pada gaya geser 234.210,48 kg dan perpindahan maksimum 0,30 m.

Mekanisme terbentuknya sendi plastis pada portal dengan pengaku eksentrik (link beam, e =
1,0 m) dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 8.

Tabel 3 Hasil analisis pushover pada portal dengan pengaku eksentrik (e = 1,0 m)

Perpindahan Mekanisme sendi plastis


Langkah Gaya geser
i i (m) Vi (kg) >
A-B B-IO IO-LS LS-CP CP-C C-D D-E Total
E
0 0,000088 0 224 0 0 0 0 0 0 0 224
1 0,071592 69.103,94 223 1 0 0 0 0 0 0 224
2 0,092675 80.704,34 220 4 0 0 0 0 0 0 224
3 0,160807 100.288,9 210 12 2 0 0 0 0 0 224
4 0,265838 116.529,06 203 14 5 2 0 0 0 0 224
5 0,356535 125.994,93 196 19 4 5 0 0 0 0 224
6 0,3626 126.438,58 196 17 5 4 0 2 0 0 224

12
Gambar 8 Mekanisme sendi plastis untuk portal dengan pengaku eksentrik (e = 1m)

Hasil analisis pushover untuk portal dengan pengaku eksentrik (e = 1,0 m), menunjukkan
sendi plastis mulai muncul pada step ke-2 dengan level kinerja B yang berarti elemen struktur
mulai mengalami leleh dan terjadi pada link beam. Pada step ke-4, struktur mulai menujukkan
sendi plastis dengan level kinerja Immediate Occupancy (IO) di mana belum terjadi kerusakan
yang berarti pada struktur, dilanjutkan dengan munculnya sendi plastis dengan level kinerja
Life Safety (LS) di mana terjadi kerusakan dan berkurangnya kekakuan struktur. Pada step
ke-5, di mana struktur telah mencapai kondisi ultimit (titik C) dan masih bertahan namun
kecelakaan akibat kejatuhan material sangat mungkin terjadi. Struktur mencapai kondisi
ultimit pada gaya geser 126.438,58 kg dan perpindahan maksimum 0,36 m.

Faktor Daktilitas Struktur


Bersarnya faktor daktilitas diperoleh dari perbandingan perpindahan saat mencapai kondisi
ultimit dengan perpindahan titik kontrol saat terjadi leleh pertama pada elemen struktur (Tabel
4). Faktor daktilitas yang dihasilkan portal dengan pengaku konsentrik adalah 45,75% lebih
kecil dibandingkan dengan portal tanpa pengaku. Sedang pada portal dengan pengaku
eksentris, faktor daktilitas terhadap portal tanpa pengaku adalah lebih kecil 18,20 % dan
terhadap portal dengan pengaku konsentris adalah lebih besar 33,68%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa portal dengan pengaku eksentris lebih daktail dibandingkan dengan portal
dengan pengaku konsentris.

13
Tabel 4 Faktor daktilitas struktur

Titik awal Perpindahan saat


Faktor daktilitas
No Jenis Portal garis plastis mencapai kondisi ultimit
(μ)
(m) (m)
1 Tanpa bracing 0,1841 1,1401 6,1917
2 CBF 0,0916 0,3076 3,3588
3 EBF (link 0,4m) 0,0500 0,1697 3,3938
4 EBF (link 0,6m) 0,0554 0,2302 4,1594
5 EBF (link 0,8m) 0,0625 0,2991 4,7863
6 EBF (link 1,0m) 0,0716 0,3626 5,0648

KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian ini dapat disimpulkan :
1. Peningkatan tahanan gaya geser untuk penggunaan pengaku konsentrik adalah 74%
terhadap pengaku tanpa pengaku, sedangkan pada portal dengan pengaku eksentrik
adalah sebesar 52%, sehingga dapat disimpilkan bahwa portal dengan pengaku
konstentris mempunyai kekakuan elastis yang lebih tinggi dibandingkan dengan portal
dengan pengaku eksentris.
2. Pola keruntuhan pada portal dengan pengaku konsentrik ditandai dengan terbentuknya
sendi plastis pada pengaku, sedangkan pada portal dengan pengaku eksentrik sendi
plastis terbentuk pada link kemudian pada balok dan kolom.
3. Faktor daktilitas yang dihasilkan portal dengan pengaku konsentrik lebih kecil
dibandingkan dengan portal dengan pengaku eksentris, yaitu sebesar 33,68%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa portal dengan pengaku eksentris lebih daktail
dibandingkan dengan portal dengan pengaku konsentris.

14
DAFTAR PUSTAKA

[1] American Institute of Steel Construction. 2010. Seismic Provisions for Structural Steel
Buildings. America: American Society of Civil Engineering.

[2] Arfiadi, Y. 2011. Analisis Struktur dengan Metode Matriks Kekakuan. Yogyakarta:
Cahaya Atma Pustaka.

[3] Badan Standarisasi Nasional. 2012. SNI 1726:2012 Tata Cara Perancangan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.

[4] Badan Standarisasi Nasional. 2013. SNI 1727:2013 Beban Minimum untuk Perencanaan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

[5] Badan Standarisasi Nasional. 2015. SNI 1729:2015 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung
Baja Struktural. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

[6] Budiono, Bambang. 2011. Konsep SNI Gempa 1726-201X. Jakarta: Seminar HAKI 2011.

[7] Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah
dan Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

[8] Dewobroto, Wiryanto. 2016. Struktur Baja Perilaku, Analisis & Desain–AISC 2010.
Yogyakarta: Universitas Pelita Harapan.

[9] Dewobroto, Wiryanto. 2006. Evaluasi Kinerja Struktur Baja Tahan Gempa dengan
Analisa Pushover. Yogyakarta: Universitas Pelita Harapan.

[10] Federal Emergency Management Agency. 2005. FEMA 440 Improvement of Nonlinier
Static Seismic Analysis Procedures. Washington, D.C.

[11] Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman. 2011. Desain Spektra Indonesia.
(Online), (http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_ indonesia_2011/, diakses
18 Mei 2017).

[12] Segui, W., T. 2013. Steel Design Fifth Edition. Memphis: The University of Memphis

15

Anda mungkin juga menyukai