Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRUKTUR BETON PRATEGANG


ANALISA STRUKTUR STATIS TAK TENTU

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Struktur Beton Prategang
Dosen Pengampu : Aryati Indah K,ST.,MT

Disusun Oleh :
Al Hilal Ikhlasnul Amal
119130096
4B

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstruksi bangunan dimasa sekarang ini telah mengalami
kemajuan dan peningkatan yang pesat. Hal ini dilihat dengan semakin
banyaknya bermunculan perubahan perubahan dari segi
pembangunan yang telah menuju kearah yang lebih baik. Seperti
halnya struktur kayu yang sudah digantikan pemakaiannya oleh
struktur baja, begitu juga dengan pemakaian beton yang sudah
mengalami perkembangan dengan dipakainya beton pra tegang
(prestress) pada berbagai jenis bangunan seperti pembangunan
jembatan, apartemen, hotel, gedung-gedung bertingkat untuk
perkantoran serta bangunan lainnya.
Pada konstruksi bangunan-bangunan tersebut, biasanya
digunakan pemakaian bahan-bahan seperti : beton, besi, baja, kayu,
dan bahan-bahan pelengkap lainnya. Beton memiliki peranan penting
yang menjadi dasar dari sebuah konstruksi bangunan. Bahan dasar
dari beton ini terdiri dari agregat kasar ditambah dengan agregat halus
dan dicampur dengan semen. Apabila beton diberi tulangan, maka
disebut beton bertulang, sehingga beton yang tadinya memiliki
kekuatan tarik rendah menjadi beton yang memiliki kekuatan tarik
yang diperlukan.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan semakin
banyaknya para ahli yang berupaya untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang dimiliki beton bertulang maka pada tahun 1886,
beton prategang mulai ditemukan dan diterapkan pertama kali oleh
P.H. Jackson dari California, Amerika Serikat. Pada tahun 1886 telah
dibuat hak paten dari konstruksi beton prategang yang dipakai untuk
pelat dan atap. Pada waktu yang hampir bersamaan yaitu pada tahun
1888, C.E.W. Doehting dari Jerman memperoleh hak paten untuk
memprategang pelat beton dari kawat baja, tetapi gaya prategang
yang diterapkan dalam waktu yang singkat menjadi hilang karena
rendahnya mutu dan kekuatan baja. Permasalahan ini akhirnya
diselesaikan dan disempurnakan oleh Eugen Freyssinet dari Prancis,
dimana ia telah menemukan pentingnya kehilangan gaya prategang
dan usaha untuk mengatasinya, hingga kemudian pada tahun 1940
diperkenalkan system prategang yang pertama dengan bentang 47
meter di Philadelphia (Walnut Lane Bridge). Dalam bidang teknik sipil
ia dipandang telah berjasa karena telah memperkenalkan dan
mengembangkan kawat baja berkekuatan tinggi disamping beton
mutu tinggi sebagai beton prategang, yang kemudian dipatenkan dan
sejak itu penggunaan system beton prategang berkembang dengan
pesat.
Sistem prategang ini dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan
yang ada pada beton bertulang seperti terjadinya lendutan dan retak-
retak rambut pada beban kerja, dan disamping itu juga dapat
menambah efisiensi salam pelaksanaan kerja. Pada beton prategang,
peranan tulangan digantikan dengan suatu kawat yang dinamakan
tendon. Tendon dan beton bermutu tinggi dapat memikul beban yang
sangat besar, sehingga ukuran dari bagian penampang struktur dapat
diperkecil sehingga menjaikannya lebih ekonomis.
Struktur beton pratrgang didefenisikan sebagai suatu system
struktur beton khusus dengan cara memberikan tegangan awal
tertentu pada komponen sebelum digunakan untuk mendukung beban
luar sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam perkembangannya struktur beton prategang
diklasifikasikan menjadi dua yakni; system pra-tarik (pre-tension) dan
system pasca-tarik (post-tension). System pre-tension berarti
penarikan baja dilakukan terlebih dahulu, kemudian beton mulai dicor.
Sedangkan system post-tension berarti penarikan baja yang dilakukan
setelah beton dicor dan mengeras. Menurut pemberian gaya
prategangnya, beton prategang diklasifikasikan menjadi full
prestressing dan partial prestressing. Full prestressing berarti,
pemberian tegangan dilakukan secara penuh dan tidak boleh adanya
tegangan tarik pada penampang, sedangkan pada partial
prestressing, pemberian tegangan dilakukan sebagian dan
diperbolehkan adanya tegangan tarik sampai batasan yang telah
ditentukan, dimana pada partial prestressing ini diperluakn
pemasangan beberapa tulangan baja.
Perkembangan historis beton prategang sebenarnya dimulai
dengan cara yang berbeda dimana gaya prategang yang dibuat hanya
ditujukan untuk menciptakan tekan permanen pada beton guna
memperbaiki kekuatan tariknya. Kemudian menjadi lebih jelas bahwa
memberikan gay gaya prategang pada baja juga penting untuk
pemanfaatan baja mutu tinggi yang efisien. Memberikan gaya
prategang berarti membuat tegangan yang permanen didalam struktur
dengan tujuan memperbaiki perilaku dan kekuatannya pada
bermacam-macam pembebanan.
Sistem prategang yang digunakan pada baja atau beton, tujuan
pokoknya adalah untuk menimbulkan tegangan atau regangan yang
dikehendaki pada struktur, dan untuk mengimbangi tegangan dan
regangan yang tidak dikehendaki. Pada beton prategang, baja
sebelumnya ditarik terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya
pemanjangan yang berlebihan pada saat pembebanan, sementara
beton ditekan untuk mencegah retak-retak akibat tegangan tarik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian statis tak tentu?
2. Bagaimana cara menganalisis statis tak tentu?
3. Apa Keuntungan beton pada struktur tak tentu?
4. Apa rangka balok dan portal beton statis tak tentu?

1.3 Maksud dan Tujuan


Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui informasi
tentang struktur beton prategang Analisa statis tak tentu.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Statis Tak Tentu


Konstruksi Statis Tak Tentu adalah suatu konstruksi yang gaya-
gaya dalamnya dan reaksi-reaksi perletakannya tidak dapat
diselesaikan hanya dengan persamaan–persamaan statika (seperti
ƩV=0 ; ƩM=0 ; ƩH=0). Hal ini disebabkan adanya kelebihan reaksi-
reaksi perletakan (Redundant Reaction) satu atau lebih. Derajat
ketidaktentuannya ditentukan dari jumlah redundant tersebut.
Suatu struktur bersifat statis tak tentu apabila jumlah komponen
reaksi perletakannya melebihi persamaan keseimbangan statisnya,
sebaliknya struktur bersifat statis tertentu apabila jumlah komponen
reaksi perletakannya lebih kecil atau sama dengan persamaan
keseimbangan statisnya. Sebagai contoh misalnya struktur balok yang
ditumpu oleh sendi dan roll di kedua ujungnya, maka terdapat 3 reaksi,
yaitu dua reaksi pada tumpuan sendi dan satu reaksi pada tumpuan
roll, sehingga struktur tersebut dapat diklasifikasikan menjadi struktur
statis tertentu, karena jumlah reaksi sama dengan jumlah persamaan
kesetimbangan. Contoh struktur dengan kondisi yang lain dijelaskan
dalam Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Contoh Klasifikasi Struktur

Berdasarkan contoh-contoh dalam Tabel 2.1, dapat diambil


kesimpulan bahwa :
1. Jika jumlah reaksi > 3, maka termasuk struktur statis tak tentu
eksternal
2. Jika jumlah reaksi = 3, maka termasuk struktur statis tertentu
eksternal
3. Jika jumlah reaksi < 3, maka termasuk struktur tidak stabil
eksternal Dalam bentuk formula, struktur bersifat statis tak tentu
apabila : 3j < 3m + r 5
dengan derajat ketidak-tentuan statisnya :
i = (3m + r) –3j
dimana :
m = jumlah batang struktur tidak termasuk batang overstek
j = jumlah titik kumpul pada struktur
r = jumlah komponen reaksi perletakan
i = derajat ketidak-tentuan statis

2.2 Analisa Statis Tak Tentu


Cara yang paling mendasar dan umum yang digunakan untuk
menganalisa struktur statis tak tentu adalah metode deformasi
konsisten yang disebut juga dengan metode gaya. Urutan langkahnya
adalah; pertama-tama menentukan stuktur statis tak tentu dasar
melalui penyesuaian struktur statis tak tentu yang diberikan dengan
menghilangkan kelebihan-kelebihannya dan menganggap kelebihan-
kelebihan tersebut sebagai beban-beban yang bekerja pada struktur
tertentu dasar itu. Syarat-syarat bentuknya akan selalu sama
banyaknya dengan banyaknya kelebihan.
Suatu system yang terdiri dari persamaan serempak, dimana i
adalah derajat ketidaktentuan yang dapat ditetapkan menurut syarat-
syarat bentuk ini dengan kelebihan-kelebihan tersebut sebagai
besaran yang tak diketahui. Bila persamaan-persamaan ini
diselesaikan dan kelebihan-kelebihan itu diperoleh, maka
persamaanpersamaan ini dapat dikembalikan ke struktur tak tentu
yang diberikan dan reaksi-reaksi selebihnya diselesaikan dengan
persamaan-persamaan statika. Harus diingat bahwa ada beberapa
cara untuk memilih struktur tertentu dasar seperti yang telah
dijelaskan dalam syarat-syarat bentuk.
Sebelum cara di atas digambarkan, perlu terlebih dahulu
mengenal berbagai cara menentukan defleksi (rotasi garis singgung)
dari balok, kerangka, dan rangka batang statis statis tertentu. Defleksi
balok, kerangka dan rangka batang tergantung pada ukuran batang-
batang yang terdapat pada strukturnya. Oleh karena itu sebelum
menganalisa suatu struktur statis tak tentu, ukuran dari batang-
batangnya harus terlebih dahulu dimisalkan, meskipun dalam
kebanyakan hal yang diperlukan hanya ukuran batang relatif saja.
Prosedur merancang sebuah struktur tersebut dimisalkan terlebih
dahulu, kemudian dianalisa, lalu rancangannya diperbaiki, kemudian
dianalisa kembali, dan seterusnya sampai struktur yang dimisalkan
terakhir tidak memerlukan perbaikan lagi. Pada umumnya struktur
yang dimisalkan pertama sedikit atau sama sekali tidak memerlukan
perbaikan lebih lanjut sesudah sekali dianalisa.
Metode deformasi konsisten merupakan satu-satunya cara untuk
menganalisa rangka batang statis tak tentu atau struktur majemuk,
dimana beberapa batangnya terutama mengalami tegangan tekuk.
Untuk menganalisa balok atau kerangka statis tak tentu ada cara-cara
lain yang agak lebih singkat dari metode deformasi konsisten, yaitu
metode persamaan tiga momen yang digunakan untuk menganalisa
balok statis tak tentu, metode defleksi kemiringan (slope deflection
method) dan metode distribusi momen (cross) yang digunakan untuk
menganalisa balok dan kerangka kaku statis tak tentu. Deformasi
(perubahan bentuk) dari perletakan perletakan atau tumpuan yang
ada redundant-nya (kelebihan reaksi) harus ada konsistennya seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 2.1(a) sampai dengan Gambar
2.1(c).
Gambar 2. 1 Sifat konsistensi tumpuan

2.3 Keuntungan Beton Pada Struktur Tak Tentu


Pemakaian beton prategang pada struktu statis tak tentu
memberikan beberapa keuntungan-keuntungan diantaranya adalah :
1. Momen lentur lebih terbagi sama antara tengah-tengah bentang
dan tumpuan batang.
2. Reduksi ukuran batang menghasilkan struktur yang lebih ringan.
3. Kapasitas dukung beban ultimit lebih tinggi daripada struktur statis
tertentu karena gejala redistribusi momen-momen.
4. Kontinuitas batang-batang pada struktur rangka mengarah
kepada stabilitas yang meningkat.
5. Gelagar-gelagar kontinu dibentuk oleh konstruksi secara bagian-
bagian dengan memakai unit-unit pracetak yang disambung
dengan kabel-kabel prategang.
6. Didalam gelagar pascatarik menerus, kabel-kabel yang
melengkung dapat ditempatkan secara baik untuk menahan
momen-momen bentangan dan tumpuan.
7. Reduksi dalam banyaknya angkur pada suatu balok prategang
menerus bila dibandingkan dengan serangkaian balok yang
ditumpu secara sederhana, dan sepasang angkur pascatarik serta
operasi penegangan tunggal dapat melayani beberapa batang.
8. Pada struktur prategang menerus, lendutannya kecil bila
dibandingkan dengan batang dengan tumpuan sederhana.

2.4 Struktur Balok dan Portal


Struktur terbentuk dari elemen-elemen batang lurus yang
dirangkai dengan sambungan antar ujung-ujung batang diasumsikan
‘kaku sempurna’ namun dapat berpindah tempat dalam bidang
strukturnya dan dapat berputar dengan sumbu putar yang tegak lurus
bidang struktur tersebut. Beban luar yang bekerja boleh berada di titik-
titik buhul maupun pada titik-titik sepanjang batang dengan arah
sembarang namun harus sebidang dengan bidang struktur tersebut.
Posisi tumpuan, yang dapat berupa jepit, sendi, atau roll juga harus
berada pada titik buhul.
Mengingat sambungan antar ujung-ujung batang adalah kaku
sempurna yang dapat menjamin stabilitas elemen, maka sistem portal
meskipun biasanya mendekati bentuk-bentuk segi-empat, namun
pada prinsipnya boleh berbentuk sembarang dan tidak memerlukan
bentuk dasar segitiga seperti struktur rangka. Elemen-elemn
pembentuk portal tersebut akan dapat mengalami gaya-gaya dalam
(internal force) berupa : gaya aksial (normal), momen lentur, dan gaya
lintang (gaya geser).
Gambar 2. 2 Sistem Portal

Gambar 2. 3 Sistem Balok Menerus

Beberapa contoh struktur di lapangan yang dapat diidealisasikan


menjadi sistem portal, diantaranya adalah : struktur portal-portal gedung
berlantai banyak, struktur portal bangunan-bangunan
industri/pabrik/gudang, seperti digambarkan pada gambar 2.2. Sedangkan
contoh yang dapat diidealisasikan menjadi balok menerus diantaranya
adalah jembatan balok menerus statis tak tentu, seperti digambarkan pada
gambar 2.3.

Khusus pada sistem balok menerus apabila beben yang bekerja


didominasi oleh gaya-gaya yang berarah tegak lurus sumbu batang, maka
gaya aksial pada batang relatif kecil atau bahkan tidak terjadi, dan gaya-
gaya dalam yang diperhitungkan/dialami oleh elemen hanya berupa
momen lentur dan gaya geser saja.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konstruksi Statis Tak Tentu adalah suatu konstruksi yang gaya-
gaya dalamnya dan reaksi-reaksi perletakannya tidak dapat
diselesaikan hanya dengan persamaan–persamaan statika (seperti
ƩV=0 ; ƩM=0 ; ƩH=0). Hal ini disebabkan adanya kelebihan reaksi-
reaksi perletakan (Redundant Reaction) satu atau lebih. Derajat
ketidaktentuannya ditentukan dari jumlah redundant tersebut.
Pemakaian beton prategang pada struktu statis tak tentu memberikan
beberapa keuntungan-keuntungan diantaranya adalah :
1. Momen lentur lebih terbagi sama antara tengah-tengah bentang
dan tumpuan batang.
2. Reduksi ukuran batang menghasilkan struktur yang lebih ringan.
3. Kapasitas dukung beban ultimit lebih tinggi daripada struktur statis
tertentu karena gejala redistribusi momen-momen.
4. Kontinuitas batang-batang pada struktur rangka mengarah
kepada stabilitas yang meningkat.
5. Gelagar-gelagar kontinu dibentuk oleh konstruksi secara bagian-
bagian dengan memakai unit-unit pracetak yang disambung
dengan kabel-kabel prategang.
6. Didalam gelagar pascatarik menerus, kabel-kabel yang
melengkung dapat ditempatkan secara baik untuk menahan
momen-momen bentangan dan tumpuan.
7. Reduksi dalam banyaknya angkur pada suatu balok prategang
menerus bila dibandingkan dengan serangkaian balok yang
ditumpu secara sederhana, dan sepasang angkur pascatarik serta
operasi penegangan tunggal dapat melayani beberapa batang.
8. Pada struktur prategang menerus, lendutannya kecil bila
dibandingkan dengan batang dengan tumpuan sederhana.
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Muhtahar ST.MT : Buku Ajar Statis Tak Tentu Untuk Teknik Sipil
Miswar Tumpu : Struktur Beton Prategang “Teori dan Prinsip Desain”

Anda mungkin juga menyukai