Anda di halaman 1dari 2

1.

Fineness Modulus adalah suatu indeks yang menentukan apakah agregat agregat pembentuk
beton masuk ke dalam gradasi kasar atau pun halus. Fineness Modulus didapat dari analisis
saringan yang dimana, tiap berat saringan yang tertahan dihitung dengan presentase kumulatif,
sehingga didapat FM nya. Semakin besar nilai FM, maka ukuran agregat semakin besar, dan
ukuran ini berpengaruh pada kelecakan pada saat tahap beton segar.

Concrete Mix Design adalah suatu proses perancangan dan pemilihan material tertentu untuk
membentuk suatu beton dengan mutu yang telah direncanakan dan dihitung kekuatannya
sebelumnya.
2. LRFD atau Load and Resistance Design Factor adalah suatu metode perancangan gedung dengan
memperhatikan faktor beban dan faktor tahanan atau kapasitas. Dimana metode ini haruslah
memenuhi aturan Pu < ∅𝑃𝑛. Dimana, Pu adalah beban ultimate yang telah dikalikan dengan
faktor” pembebanan lainnya, namun biasanya yg umum dipakai ialah 1,4 DL atau 1,2DL +1,6 LL.
Sedangkan ∅𝑃𝑛 adalaha kapasitas tahanan gedung tersebut.
3. Perencanaan Balok Tulangan Tunggal adalah proses perencanaan dalam beton bertulang dimana
tulangannya didesain untuk diletakkan pada salah satu sisi saja, yaitu sisi tarik. Dikarenakan beton
memiliki kekuatan regangan tarik yg cukup lemah, maka dipasanglah tulangan pada sisi tarik
tersebut.
Perencanaan Balok Tulangan Tunggal:
a. Menentukan dimensi balok
b. Menentukan jumlah dan diameter tulangan
c. Menganalisis kapasitas tahanan balok, jika telah memenuhi aturan maka balok dapat
digunakan
4. Kondisi:
a. Balanced, merupakan kondisi dimana tegangan tarik tulangan berada tepat saat tulangan
tersebut memasuki fase leleh (Es = Ey), dimana diwaktu yang bersamaan beton mencapai
regangan maksimum (Ec = 0,003)
b. Under-reinforcement, merupakan kondisi dimana tegangan tarik tulangan telah mencapa titik
leleh sebelum beton mencapai regangan maksimum. Kondisi ini sering direkayasakan untuk
diterapkan dalam bangunan dikarenakan, disaat terjadi kegagalan struktur. Struktur tersebut
tidak akan langsung runtuh, melainkan menimbulkan ‘gejala’ peretakan di selimut beton
sehingga dapat menjadi pertanda pada pemakai struktur bahwa struktur akan runtuh
sewaktu”
c. Over-reinforcement merupakan kondisi dimana regangan tekan beton telah mencapai kondisi
maksimum (Ec = 0,003) sebelum tulangan tarik mencapai tegangan leleh. Kondisi jarang
ditemui pada bangunan karena, jika struktur mengalami kegagalan, maka langsung akan
runtuh tanpa ada pertanda terlebih dahulu. Oleh karena itu, desain ini akna cukup berbahaya
jika diaplikasikan.
5. Perencanaan Balok Tulangan Rangkap dan T,
Perencanaan Balok Tulangan Rangkap, adalah perencanaan balok dimana tulangann diletakkan
pada kedua sisi betony aitu sisi tarik dan sisi tekan.
Perencanaan Balok Tulangan T, adalah proses perencanaan tebal dan lebar flange, tinggi dan lebar
badan balok, serta luasan tulangan baja tarik. Perencanaan balok T harus ditentukan terlebih
dahulu, apakah jenis balok T yang dipakai ialah Balok T persegi atau Balok T Murni. Jika
menggunakan balok T persegi, maka perencanaan baloknya akan sama dengan perencanaan
beton bertulangan tarik. Sedangkan jika menggunakan balok T murni, maka perencanaannya di
kira-kira terlebih dahulu baru dianalisis.

6. Perencanaan Balok Geser dan Puntir, merupakan perencanaan balok dengan tujuan untuk
menahan gaya geser dengan cara memberikan tulangna geser atau Sengkang. Gaya geser berasal
dari tarikan gaya tegak lurus sumbu balok, kea rah luar.
Perencanaan:
a. Penentuan apakah balok memerlukan tulangan geser (meskipun di lapangan, tulangan geser
akan tetap dipakai untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan)
b. Menentukan bagian mana yg memerlukan tulangna geser
c. Menentukan diameter tulangan geser
d. Menentukan jarak spasi maksimum antara Sengkang
e. Penentuan pola dan tata letak tulangna Sengkang
7. Perencanaan Pelat Satu Arah dan Dua Arah
Perencanaan Pelat Satu Arah merupakan perencanaan Pelat yang ditopang oleh 2 tumpuan
sejajar di kedua sisi. Sedangkan Perencanaan Pelat Dua Arah adalah perencanaan pelat dengan
tumpuan di segala sisi.
8. Serviceability, merupakan kemampuah struktur untuk menjamin terjadinya sifat betont ertentu
struktur sata terjadi pembebanan.
9. Perencanaan Kolom, merupakan perencanaan kolom dimulai dari penentuan dimensi kolom,
jumlah dan ukuran tulangan yang dipakai. Bentuk penampang kolom, Sampai dengan pemakaian
bentuk tulangan apa yang tepat, apakah spiral atau Sengkang.
Diagram Interaksi Kolom, merupakan

Anda mungkin juga menyukai