Anda di halaman 1dari 26

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR

1. Balok dan Kolom


Struktur bangunan terbuat dari bahan kaku yang letaknya datar (balok), tegak
(kolom), atau miring (tangga) di atas bahan yang kaku juga (pondasi). Balok disebut juga
sebagai elemen horisontal dan kolom sebagai elemen vertikal. Balok memikul beban
sepanjang batang dan menyalurkannya ke kolom. Selanjutnya kolom akan menyalurkan
beban tersebut ke pondasi. Gaya yang bekerja pada balok secara transversal
mengakibatkan balok melentur atau melendut. Sedangkan kolom pada umumnya menerima
gaya aksial, sehingga tidak melentur.
Balok dapat berupa balok tunggal (balok sederhana) di atas satu atau dua tumpuan,
misalnya, kantilever atau jembatan bentang pendek. Sedangkan balok menerus di atas tiga
tumpuan atau lebih, misalnya jembatan panjang yang didukung oleh banyak tumpuan atau
kolom jembatan. Balok menerus merupakan struktur konstruksi yang lebih menguntungkan
dibanding balok sederhana. Keuntungan balok menerus ditinjau dari empat aspek, yaitu
kekuatan, keaamanan, keindahan dan ekonomis. Kerugian balok menerus adalah terhadap
simpangan/penurunan tumpuan dan deformasi termal (perubahan suhu).

Balok
Balok pada konstruksi bangunan mendapat gaya atau aksi. Gaya yang bekerja pada balok
akan menimbulkan reaksi pada simpul atau perletakan, gaya geser, momen lentur, gaya
dalam (tarikan dan tekanan), dan lendutan pada balok. Pada Gambar 1 terlihat beban
merata balok mengakibatkan balok terlentur. Beban merata dapat berupa plat lantai gedung
bertingkat atau plat lantai jembatan. Karakteristik balok ditentukan oleh jenis perletakan,
bentuk, panjang, dan bahannya.

(a) (b)

a = balok sederhana dengan dua beban terpusat (P)


d = balok sederhana miring dengan beban merata (q) dan beban terpusat P

Gambar 1. Pembebanan pada blok sederhana

1
Gambar 2. Macam-macam sistem struktur
Sumber :https://portalrekayasa.wordpress.com/2016/11/18/macam-macam-sistem-struktur/

Gambar 3. Balok terlentur akibat beban merata

Walaupun secara nyata balok (balok tunggal atau balok menerus) terlihat sederhana
pada sebuah konstruksi, namun balok mempunyai karakteristik internal yang lebih rumit
dalam memikul beban dibandingkan dengan elemen struktur lainnya, misalnya kolom dan
pondasi. Kerumitan tersebut akibat adanya aksi yang mengakibatkan reaksi yang timbul
pada balok.

Prinsip Balok
Balok umumnya terbuat dari bahan yang homogen, misalnya bahan buatan berupa
beton dan baja atau bahan alami berupa kayu. Kalaupun menggunakan bahan campuran
(komposit), maka bahan yang dikompositkan sebaiknya memiliki kembang susut
(deformasi thermal) yang relatif sama. Misalnya balok beton bertulang, komposit beton
dan tulangan baja. Sedangkan kolom komposit merupakan gabungan dua bahan, yaitu
kolom baja yang dibungkus beton. Apapun bahan balok yang digunakan, pertama-tama
beban yang bekerja pada balok dipikul oleh elemen permukaan diteruskan ke elemen

2
struktur sekunder, dan selanjutnya diteruskan ke tumpuan. Semakin besar beban dan
panjang balok, akan memperbesar ukuran balok.
Tegangan aktual pada balok dipengaruhi oleh luas penampang, distribusi material
pada penampang, pembebanan, dan tumpuan balok (jepit, sendi atau rol). Tumpuan balok
terjepit lebih kaku dapat memikul beban dua kali lebih besar daripada balok yang sama
tidak dijepit di kedua ujungnya. Kondisi tumpuan jepit dapat memperkecil terjadinya gaya-
gaya internal, tegangan serta deformasi. Kriteria pokok yang harus dipenuhi pada balok,
yaitu: kemampulayanan (kuat dan aman), efisiensi, kemudahan pengerjaan.
Analisa balok antara lain meliputi tegangan lentur, tekuk lateral, tegangan geser,
tegangan tumpu, puntiran (torsi), dan defleksi.

Gambar 4. Bekisting (cetakan) pada balok


Sumber :http://4.bp.blogspot.com

Gambar 5. Posisi balok pada struktur bangunan


Sumber :http://griyadesain-alamsutera.blogspot.co.id/2011/11/struktur-bangunan.html

3
Gambar 6. Pembesian balok sebelum di cor
Sumber :https://www.ilmutekniksipil.com/bekisting/jenis-jenis-bekisting

Gambar 7. Rangakain kolom (tegak) dan balok (mendatar)


Sumber :http://ptcbnbatam.blogspot.co.id/p/ring-balokatau-ring-balk

Tegangan Lentur Balok


Tegangan lentur dipengaruhi oleh bahan dan momen inersia (EI). Semakin tinggi
penampang, semakin kecil tegangan lenturnya. Lebar penampang sangat kecil
pengaruhnya terhadap tegangan lentur. Gaya pada balok dengan EI konstan dan
memperlebar penampang balok menjadi dua kali akan memperkecil tegangan lentur
menjadi setengahnya. Apabila tegangan aktual melebihi tegangan ijin, maka balok
mengalami kelebihan tegangan dan hal ini tidak diijinkan.

4
Tekuk Lateral Balok
Tekuk lateral balok dapat mengakibatkan terjadinya keruntuhan sebelum seluruh
kekuatan penampang tercapai. Fenomena tekuk lateral pada balok serupa dengan yang
terjadi pada rangka batang. Ketidakstabilan dalam arah lateral terjadi karena gaya tekan
yang timbul di daerah di atas balok, disertai dengan tidak cukupnya kekakuan balok dalam
arah lateral. Diasumsikan bahwa jenis kegagalan tekuk lateral ini dapat terjadi, dan
tergantung pada penampang balok, pada taraf tegangan yang relatif rendah. Pencegahan
tekuk lateral dapat dilakukan dengan membuat balok cukup kaku dalam arah lateral dan
menggunakan pengaku/pengekang (bracing) lateral.

Tegangan Geser Balok


Gaya resultan dari tegangan geser ini, yaitu gaya geser internal (VR) sama besar,
tetapi berlawanan arah dengan gaya geser eksternal (VE). Tegangan geser maksimum pada
penampang balok adalah 1,5 kali tegangan geser rata-rata penampang balok segiempat.

Tegangan Tumpu Balok


Tegangan tumpu (bearing stress) adalah tegangan yang timbul pada bidang kontak
antara dua elemen struktur. Contohnya adalah tegangan yang terjadi pada ujung-ujung
balok sederhana yang terletak di atas tumpuan ujung dengan dimensi tertentu. Banyak
material, misalnya kayu, yang sangat mudah mengalami kegagalan akibat tegangan tumpu.
Apabila beban tekan disalurkan, kegagalan tegangan tekan biasanya terjadi, dan hal ini
ditunjukkan dengan hancurnya material. Kegagalan ini biasanya dilokalisasikan, dan lebih
baik dihindari.

Defleksi (lenturan) Balok


Defleksi balok disebabkan karena adanya lendutan balok akibat beban. Defleksi
tergantung pada perilaku pembebanan, panjang bentang dan kekakuan balok.

Torsi Balok
Torsi adalah puntiran, yang timbul pada elemen struktur apabila diberikan momen
puntir langsung atau secara tak langsung. Tegangan geser torsional timbul pada elemen
struktur tersebut sebagai akibat dari momen torsi yang bekerja padanya. Contoh pada balok
tepi dapat terjadi momen torsi.

5
Pada konstruksi batang semua garis sumbu dan garis kerja oleh beban berada dalam
satu bidang. Dengan kondisi ini konstruksi terhindar dari torsi (Gambar 8) dan konstruski
mengalami torsi/punter (Gambar 9).
A P

l A Pot. A - A

(a)

Gambar 8. Konstruksi terhindar dari torsi

B P
M = P.l

l
B

(b) Pot. B - B
Gambar 9. Konstruksi mengalami torsi (puntir)
Keterangan:
a = Konstruksi terhindar dari torsi (puntir)
b = Konstruksi mengalami torsi (puntir) sebesar M=P.l.

Pusat Geser Balok


Pada penampang tak simetrik, pemberian beban dapat menyebabkan terjadinya
puntiran. Dengan menerapkan beban melalui ’pusat geser’ balok, maka hanya akan terjadi
lentur, tanpa adanya puntir. Pusat geser penampang tak simetris seringkali terletak di luar
penampang.

Desain balok
Desain balok sederhana dipengaruhi oleh bentang, jarak antar balok, ukuran dan
bentuk penampang, dan jenis material, jenis dan besar beban. Semakin banyak batasan
desain, maka semakin mudah desain dilakukan. Setiap desain harus memenuhi kriteria
kekuatan dan kekakuan. Faktor-faktor prinsip desain balok, yaitu kontrol kekuatan dan
kekakuan, variasi besaran material, variasi bentuk balok pada seluruh panjangnya, dan
variasi kondisi tumpuan dan kondisi batas blok. Contoh pada desain kayu, dipengaruhi
oleh sifat kayu yang mempunyai kemampuan untuk memikul tegangan besar dalam waktu
singkat.

6
Desain balok baja umumnya didesain berdasarkan beban kerja dan tegangan ijin
dan dapat berjalan pada waktu lama. Pada balok baja, apabila material balok mulai leleh
pada saat dibebani, maka distribusi tegangan yang ada mulai berubah, balok masih dapat
menerima tambahan momen sampai semua bagian penampang telah meleleh.
Sedangkan pada desain balok beton tidak dapat digunakan sendiri pada balok
karena sangat kecilnya kekuatan tarik, dan karena sifat getas beton. Retak beton yang
timbul dapat berakibat gagalnya struktur, dimana hal ini dapat terjadi ketika balok beton
mengalami lentur. Penambahan tulangan baja di dalam daerah tarik membentuk balok
beton bertulang dapat meningkatkan kekuatan sekaligus daktilitasnya. Elemen struktur
beton bertulang menggabungkan sifat yang dimiliki beton dan baja.
Proses desain balok menerus (balok statis tak tentu) sama dengan proses desain
balok sederhana. Faktor penentunya adalah momen dan pemakaian titik hubung balok pada
daerah dimana terjadi titik balik (Mx = 0). Dengan memanfaatkan titik balok, maka
perilaku balok menerus dapat dimodelkan sebagai strutur statis tertentu dengan tetap
mengatur bentang dan beban pada struktur.

Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting
dari suatu bangunan. Berdirinya suatu bangunan ditentukan oleh berdirinya kolom. Kolom
sebagai tiangnya bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom menyebabkan runtuh
total seluruh struktur. Kolom sebagi batang tegak dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Rangkaian balok dan kolom disebut portal. Semua beban yang diterima balok
akan diterusakan ke kolom, sehingga fungsi kolom sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi adalah sangat penting keberadaanya.

Gambar 10. Kolom Praktis pada bangunan sederhana


Sumber :http://tangisanpena.blogspot.co.id/2014/03/struktur-bangunan.html

7
Gambar 11. Kolom Struktur pada bangunan bertingkat (proses pengecoran)
Sumber :http://pu.bantulkab.go.id/berita/96-kolom-bangunan-pengertian-jenis-fungsi

Gambar 12. Kolom beton


Sumber :https://proyeksipil.blogspot.co.id/2017/04/

8
Gambar 13. Kolom beton bertulang
Sumber :http://2.bp.blogspot.com

Sruktur kolom dapat dibuat dari bahan baja, beton bertulang atau kayu. Pada beton
bertulang, besi sebagai material yang menahan tarik, sedangkan beton sebagai material
yang menahan tekan dapat bekerja bersama-sama menjadikan kokoh bangunan.
Ada dua jenis kolom pada bangunan sederhana yaitu kolom utama dan kolom
praktis. Kolom Utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang
berada diatasnya. Sedangkan kolom praktis sebagai pengikat dinding lurus atau belokan
agar dinding menjadi stabil. Kolom memiliki peranan sangat penting, agar bangunan tidak
mudah roboh.

9
1. Rangka
Rangka merupakan komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Kolom sebagai
unsur vertical (tegak) memiliki fungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju
tanah/pondasi. Sedangkan balok sebagai unsur horizontal (datar) berfungsi sebagai
pemegang dan media pembagian lentur. Elemen lainnya yang non struktural, misalnya
dinding, dapat diletakkan atau ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan tersebut
diatas membentuk suatu struktur bangunan.
Bahan-bahan yang dapat dipakai pada struktur rangka dapat dibuat dari material
kayu, baja, beton atau lain-lain bahan yang mampu menahan gaya tarik, tekan, lentur dan
puntir. Umumnya bahan rangka banyak mengggunakan bahan dari baja atau beton karena
mampu menahan gaya-gaya dalam skala besar. Untuk bahan pengisinya dapat dipakai
bahan yang ringan seperti batu bata, bata ringan, panel-panel kayu, kaca dan lain-lain.
Menurut Frick (1993), konstruksi batang ialah suatu konstruksi yang terdiri atas
satu atau lebih batang yang dapat menerima gaya normal, gaya lintang dan momen lentur.
Konstruksi batang pada kenyataan di lapangan dapat kita jumpai dalam bentuk fisik
balok sederhana, misalnya rusuk/gelagar jembatan, konsol/kantilever/ overstek/overhang,
balok rusuk gerber serta konstruksi portal tiga ruas/sendi dan busur tiga sendi, yang masuk
katagori statis tentu dan dapat diselesaikan dengan cara kesetimbangan (Gambar 14).

(a) (b)

(d)
(c)

1
(e) (f)

Gambar 14. Konstruksi batang


Keterangan :
a = balok sederhana dengan dua beban terpusat (P)
b = balok sederhana miring dengan beban merata (q) dan P
c= Gable frame
d= Pelengkung
e= portal asimetris
f = portal asimetris

Untuk sistem struktur rangka semacam ini dimungkinkan didapatnya bangunan


tinggi (tall building) dan bangunan pencakar langit (high rise building).

Gambar 15. Rangka kolom (baja, beton atau kayu)


Sumber :https://jayawan.com/struktur-bangunan-rumah-2/

2
Gambar 16. Frame baja profil
Sumber :http://id.eihesteelstructure.com/china/light-steel-portal-frame-structure

Gambar 17. Frame baja frofil


Sumber : http://id.steelmaterialsupply.com

3
1. Rangka Batang
Rangka batang artinya susunan batang-batang yang lurus dan disambung-sambung
pada kedua ujungnya sehingga membentuk satu kesatuan konstruksi yang kokoh atau
stabil.
Pada tempat-tempat dimana batang disambung disebut titik simpul (buhul). Jenis
konstruksi rangka batang ada tiga macam, yaitu konstruksi rangka batang labil, konstruksi
rangka batang statis tentu, dan konstruksi rangka batang statis tek tentu. Konstruksi rangka
batang statis tentu memenuhi persamaan s = 2k – R, dimana s adalah jumlah batang, k
adalah jumlah simpul, dan R reaksi.
Di dalam analisis struktur, titik-titik simpul pada rangka batang sebagai perletakan
sendi, artinya bersifat seperti tumpuan pendel yang hanya mengalami gaya aksial saja.
Sehingga konstruksi rangka batang akan menerima gaya aksial yang selanjutnya disebut
gaya batang memiliki dua sifat gaya, yaitu gaya “tarik” dan gaya “tekan”. Jenis rangka
batang seperti terlihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Jenis-jenis rangka batang pada jembatan


Sumber :http://fajarnugraha96.blogspot.co.id/2016/02/struktur-rangka-batang.html

1
Gambar 19. Jenis-jenis rangka batang pada jembatan
Sumber :https://upload.wikimedia.org

Gambar 20. Jembatan rangka baja


Sumber :http://nusantarabajaprima.com/definisi-jembatan-rangka-baja/

2
Gambar 21. Jembatan rangka baja Kamariang
Sumber :http://nusantarabajaprima.com/our-portfolio/

Gambar 22. Jembatan lengkung rangka baja Sungai Gau


Sumber : http://nusantarabajaprima.com/our-portfolio/

Gambar 23. Jembatan Lengkung rangka baja Lauluhung


Sumber :http://www.ppbajatama.com/

3
Gambar 24. Rangka batang kuda-kuda pada bangunan atap
Sumber :http://nahara.me/roofing-trusses/roofing-trusses-roof-truss-spacing/

Gambar 25. Rangka batang kuda-kuda pada bangunan atap


Sumber :https://rumahlia.com/perawatan/atap/cara-menghitung-kebutuhan-kayu-atap-rumah

Gambar 26. Rangka batang kuda-kuda pada bangunan atap


Sumber :http://2.bp.blogspot.com

4
Jenis Konstruksi Rangka Batang
Ada dua jenis konstruksi rangka batang, yaitu konstruksi rangka batang statis tentu
dan konstruksi rangka batang statis tak tentu. Dikatakan konstruksi rangka batang statis
tentu apabila dalam penyelesaian konstruksi cukup memenuhi syarat kesetimbangan, yaitu:

∑V = 0; V = gaya vertikal;
∑H = 0; H = gaya horispontal;
∑M = 0; M = gaya momen.

Selain itu konstruksi rangka batang statis tentu harus memenuhi hubungan
persamaan
s = 2.k –R
2.k – R – s = 0 (1-1)
dimana:
s adalah jumlah batang
k adalah jumlah titik simpul
R adalah jumlah reaksi.
Dengan ketentuan hubungan persamaan itu berlaku tiga ketentuan berikut:
Jika
s = 2.k –R > 0 (1-2)
maka konstruksi rangka batang labil
Jika
s = 2.k –R < 0 (1-3)
maka konstruksi rangka batang statis tak tentu
Jika
s = 2.k –R = 0 (1-4)
maka konstruksi rangka batang statis tentu

Menentukan Jenis Konstruksi Rangka Batang


Konstruksi rangka batang pada Gambar 27 dengan tumpuan A sendi dan B rol.

5
Gambar 27. Konstruksi rangka batang kuda-kuda

Pada Gambar 27 akan ditentukan apakah memenuhi persamaan (1-4). Dihitung


dahulu berapa jumlah batang (s), berapa jumlah titik simpul (k) dan berapa jumlah reaksi
(R). Dari Gambar 27 diperoleh:
Jumlah batang (s) = nomer 1 s.d 13 = 13
Jumlah titik simpul (k) = huruf A s.d H = 8
Jumlah reaksi (R) = sendi (2 reaksi) + rol (1 reaksi) = 3
Dari persamaan (1-4) sebagai konstruksi rangka batang statis tentu didapat
S = 2.k – R
13 = 2.8 – 3
13 = 13 (OK)
Dengan memasukkan nilai-nilai s, k, dan R ke dalam persamaan (1-4), ternyata
memenuhi hubungan persamaan. Kesimpulan bahwa Gambar 3.4 adalah konstruksi rangka
batang statis tentu. Dengan cara yang sama untuk setiap konstruksi rangka batang dapat
ditentukan apakah termasuk katagori konstruksi rangka batang labil, konstruksi rangka
batang statis tak tentu atau konstruksi rangka batang statis tentu.
Struktur rangka batang adalah struktur yang terdiri dari kumpulan elemen batang
yang disambung untuk membentuk suatu geometri tertentu sedemikian sehingga apabila
diberi beban pada titik buhul (titik pertemuan antar batang) maka struktur tersebut akan
menyalurkan beban ke tumpuan melalui gaya aksial (tarik atau tekan) pada
batangbatangnya. Titik buhul dimodelkan berperilaku sebagai sambungan pin (engsel)
sehingga tidak bisa menahan atau menyalurkan momen ke batang yang lain.
Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau
kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk bila
diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih batangnya.

6
Setiap elemen tersebut dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan
sambungan sendi. Sedangkan batang-batang tersebut dihubungkan sedemikian rupa
sehingga semua beban dan reaksi hanya terjadi pada titik hubung.
Metode analisa rangka batang pada buku ini secara sederhana menggunakan cara
keseimbangan titik simpul secara grafis (metode cremona), maupun hitungan (metode
analitis), dan keseimbangan potongan (metode ritter).

7
1. Pelengkung
Pelengkung adalah sebuah struktur yang dibentuk dari elemen garis yang
melengkung dan membentang antara dua titik, membentuk busur. Struktur ini membentang
suatu ruang sekaligus menopang beban. Struktur ini umumnya terdiri atas potongan-
potongan kecil yang mempertahankan posisinya akibat adanya pembebanan.
Sebuah permukaan dapat didefinisikan oleh banyak kurva berbeda, oleh karena itu
beberapa lengkungan (curvature) khusus harus diidentifikasi: lengkung utama, lengkung
Gaussian, dan lengkung tengah. Lengkungan ini memberi karakteristik permukaan sebagai
sistem lengkung tunggal atau ganda, di mana permukaan lengkung ganda secara lebih jauh
dibagi menjadi permukaan sinklastik dan antiklastik.
Pelengkung muncul pertama kali pada milenium ke-2 SM di Mesopotamia dalam
bentuk struktur bata. Penggunaan yang semakin luas dan sistematik dimulai oleh
Kekaisaran Romawi dalam seperti akuaduk, koloseum dan bangunan lainnya.
Sebuah pelengkung memerlukan semua bagian-bagiannya agar dapat berdiri kokoh,
hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimanakah cara membangun pelengkung
satu per satu menyusun dari bagian-bagiannya. Jawabannya adalah membangun kerangka
(biasanya terbuat dari kayu) yang mengikuti bentuk luar pelengkung di bagian bawahnya.
Setelah struktur batu tersusun dan menopang bebannya sendiri, barulah kerangka kayu
dilepas.

Gambar 24. Macam-macam pelengkung


Sumber :https://portalrekayasa.wordpress.com/2016/11/18/macam-macam-sistem-struktur/
Sebagai pembangun berbakat, para teknisi Roma menggunakan struktur lengkung
secara luas, seperti yang sering ditemui dalam deret-deret bentuk bertingkat pada stadion
(coliseum), terowongan air, dan jembatan. Bentuk lengkung dari busur memungkinkan
bentang bersih yang lebih panjang dari yang bisa diterapkan pada bangunan dengan
konstruksi pasangan batu post-and-lintel.
Stabilitas bangunan lengkung mensyaratkan:

1
1) seluruh penampang bekerja menahan gaya tekan akibat kombinasi beban-beban
keseluruhan,
2) abutmen atau dinding akhir mempunyai kemampuan yang cukup untuk
menyerap gaya diagonal yang besar pada dasar lengkungan. Orang-orang
Roma mengembangkan metode pembentukan pelingkup ruang interior dengan
kubah batu, seperti terlihat pada Pantheon yang ada di Roma.
Selama periode Gothic banyak bangunan-bangunan katedral megah seperti Chartres
dan Notre Dame, bentuk lengkung diperhalus dengan hiasan-hiasan yang banyak dan
berlebihan, bentuk-bentuk yang ada menjadi semakin lebar. Ruangruang atap dengan
lengkungan tiga dimensional juga ditunjukan pada konstruksi atap-atap katedral.
Elemenelemen batu yang melengkung atau disebut flying buttresses, yang digunakan
bersama dengan tiang-tiang penyangga dari kolom batu yang tebal atau dinding yang
menyalurkangaya dari kubah atap ke tanah. Bidang teknik pada periode ini menghasilkan
pengalaman yang tinggi berdasar pada apa yang dipelajari ahli bangunan dan mengajarkan
pada murid-muridnya, selanjutnya ketrampilan ini diturunkan pada generasigenerasi
selanjutnya.
Meskipun katedral dan istana-istana megah didirikan selama bebarapa abad di
Eropa tetapi tidak ada perubahan yang signifikan pada teknologi konstruksi, hingga
diproduksinya besi tuang sebagai bahan komersial pada pertengahan abad ke-18. Bahan ini
memungkinkan ahli teknik untuk mendesain bangunan dengan sederhana tetapi dengan
balokbalok yang kuat, kolom-kolom dengan penampang yang lebih solid. Hal ini
memungkinkan desain struktur yang ringan dengan bentang yang lebih panjang dan
bukaan-bukaan yang lebih lebar. Dinding penahan yang masif digunakan untuk konstruksi
batu yang tidak memerlukan bentang panjang. Pada akhirnya, baja dengan kemampuan
menahan gaya tarik yang tinggi dan tekan yang besar memungkinkan konstruksi dari
struktur-struktur yang tinggi hingga saat ini untuk gedung pencakar langit (skyscraper).

Pelengkung biasanya digunakan pada kontruksi jembatan, dengan kondisi sungai


dengan lebar yang cukup berarti dan dasar sungai yang dalam, sehingga sulit untuk
membuat pilar ditengah jembatan.

2
Gambar 25. Jembatan
Sumber :http://martinsimatupang.lecture.ub.ac.id

Gambar 26. Jembatan


Sumber :http://martinsimatupang.lecture.ub.ac.id

Pada Gambar 26, kontruksi utama dibuat pelengkung sehingga tidak memerlukan
pilar. Gelagar memanjang, tempat dimana kendaraan lewat bias tertumpu pada tiang-tiang
penyangga yang terletak pada pelengkung itu.
Pada Gambar 27, tumpuan sendi dan rol pada pelengkung menjadikan konstruksi
statis tentu dan dapat diselesaikan dengan cara kesetimbangan.

se
A=sendi B=rol

3
Gambar 27. Pelengkung pada perletakan sendi dan rol
Pada Gambar 27, terlihat bahwa tumpuan A sendi dan B roll pada elemen/batang
melengkung. Reaksi tumpuan: 2 pada tumpuan sendi dan 1 pada tumpuan rol, sehingga
dapat dicari dengan 3 persamaan yang tersedia (SFH = 0, SFV = 0, SM = 0).
Deformasi struktur akibat beban berat sendiri dan beban luar pada struktur portal
dan pelengkung sederhana (sendi roll) pada umumnya cukup besar. Untuk mencegah hal
ini maka diantara tumpuan sendi dan rol dipasang batang tarik (tie rod), seperti banyak
digunakan pada portal struktur atap gedung, sehingga struktur menjadi sistim statis tak
tentu (Gambar 28).

Gambar 28. Pelengkung sederhana dengan batang tarik

Gambar 29. Pelengkung tiga sendi


Pada Gambar 29, menjadi struktur statis tentu karena ditambahkan sambungan S
pada puncak batang lengkung, sehingga menjadi dua batang lengkung yang terhubung
pada sendi S.

4
RANGKUMAN

1. Struktur bangunan terbuat dari bahan kaku yang letaknya datar disebut balok, dan posisi
tegak disebut kolom di atas bahan yang kaku juga.
2. Balok disebut juga sebagai elemen horisontal dan kolom sebagai elemen vertikal.
3. Balok memikul beban sepanjang batang dan menyalurkannya ke kolom.
4. Kolom akan menyalurkan beban di atasnya ke pondasi.
5. Gaya yang bekerja pada balok secara transversal mengakibatkan balok melentur atau
melendut.
6. Gaya pada kolom umumnya gaya aksial, sehingga tidak melentur.
7. Balok dapat berupa balok tunggal (balok sederhana) di atas satu atau dua tumpuan,
misalnya, kantilever atau jembatan bentang pendek.
8. Sedangkan balok menerus di atas tiga tumpuan atau lebih, misalnya jembatan panjang
yang didukung oleh banyak tumpuan atau kolom jembatan.
9. Tegangan aktual pada balok dipengaruhi oleh luas penampang, distribusi material pada
penampang, pembebanan, dan tumpuan balok (jepit, sendi atau rol).
10. Analisa balok antara lain meliputi tegangan lentur, tekuk lateral, tegangan geser,
tegangan tumpu, puntiran (torsi), dan defleksi.
11. Kolom sebagai tiangnya bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
menyebabkan runtuh total seluruh struktur.
12. Kolom sebagi batang tegak dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
Rangkaian balok dan kolom disebut portal.
13. Semua beban yang diterima balok akan diterusakan ke kolom, sehingga fungsi kolom
sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi adalah sangat penting
keberadaanya.
14. Rangka merupakan komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok.
15. Kolom-kolom sebagai unsur vertical (tegak) memiliki fungsi sebagai penyalur beban
dan gaya menuju tanah/pondasi.
16. Sedangkan balok-balok sebagai unsur horizontal (datar) berfungsi sebagai pemegang
dan media pembagian lentur.
17. Struktur rangka dapat diterapkan pada bangunan rendah sampai bangunan tinggi (tall
building) dan bangunan pencakar langit (high rise building).

1
18. Rangka batang artinya susunan batang-batang yang lurus dan disambung-sambung
pada kedua ujungnya sehingga membentuk satu kesatuan konstruksi yang kokoh atau
stabil.
19. Pada tempat-tempat dimana batang disambung disebut titik simpul (buhul).
20. Jenis konstruksi rangka batang ada tiga macam, yaitu konstruksi rangka batang labil,
konstruksi rangka batang statis tentu, dan konstruksi rangka batang statis tek tentu.
21. Konstruksi rangka batang statis tentu memenuhi persamaan s = 2k – R, dimana s
adalah jumlah batang, k adalah jumlah simpul, dan R reaksi.
22. Konstruksi rangka batang labil jika s = 2.k –R > 0
23. Konstruksi rangka batang statis tak tentu jika s = 2.k –R < 0
24. Di dalam analisis rangka batang titik simpul sebagai perletakan sendi, hanya menerima
gaya aksial saja, gaya tarik dan tekan.
25. Metode analisa rangka batang dapat menggunakan keseimbangan titik simpul secara
grafis (metode cremona), keseimbangan titik simpul secara analitis (hitungan), dan
keseimbangan potongan (cara ritter).
26. Pelengkung adalah sebuah struktur yang dibentuk dari elemen garis yang melengkung
dan membentang antara dua titik, membentuk busur untuk menopang beban di
atasnya.
27. Lengkungan (curvature) khusus harus diidentifikasi: lengkung utama, lengkung
Gaussian, dan lengkung tengah.
28. Pelengkung muncul pertama kali pada milenium ke-2 SM di Mesopotamia dalam
bentuk struktur bata.
29. Pelengkung memerlukan semua bagian-bagiannya agar dapat berdiri kokoh.
30. Bentuk pelengkung dari bahan betonmenurut cetakannya seperti halnya membuat
cetakan beton bertulang

2
Daftar Pustaka
2006. Pekerjaan Pelatihan Site Inspector Of Bridge (Inspektur Lapangan Pekerjaan
Jembatan). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum, Badan Pembinaan Konstruksi Dan
Sumber Daya Manusia, Pusat Pembinaan Kompetensi Dan Pelatihan Konstruksi (Pusbin-
Kpk).
Okteviani. 2006. Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga
Kependidikan 2016
2004. PEDOMAN: Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan. Jakarta: Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah, Derektorat Jendral Prasarana Wilayah.

2006. Pekerjaan Pelatihan Site Inspector Of Bridge (Inspektur Lapangan Pekerjaan


Jembatan). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum, Badan Pembinaan Konstruksi Dan
Sumber Daya Manusia, Pusat Pembinaan Kompetensi Dan Pelatihan Konstruksi (Pusbin-
Kpk).
2004. PEDOMAN: Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan. Jakarta: Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah, Derektorat Jendral Prasarana Wilayah.
Siswanto, Henri. 2009. Modul Pelaksana Jalan. Pusdilatjakon FT-UM.
http://meniksipil.blogspot.co.id/2011/10/macam-macam-struktur-jembatan.html

Anda mungkin juga menyukai