Anda di halaman 1dari 6

Struktur Baja 1 Filosofi Perencanaan

18 Agustus 2016

BAB 2: FILOSOFI PERANCANGAN


STRUKTUR BAJA
2.1 Pendahuluan

Setiap bangunan yang hendak dibangunan harus dirancang terlebih dahulu. Dari
segi struktur, perancang struktur berperan agar bangunan cukup aman bila
digunakan (kuat, tidak roboh), berperilaku baik selama digunakan dan ekonomis.

Tiga aspek yang harus ditinjau dalam perancangan struktur:

1. Keselamatan (safety)
2. Perilaku pada beban kerja (serficeability)
3. Ekonomis (economy)

Keselamatan (safety) artinya bangunan mempunyai tingkat keselamatan yang


cukup dalam hal kekuatannya. Ini berarti bangunan tidak roboh pada saat
digunakan. Bahwa bangunan tidak roboh ditentukan oleh dua hal yaitu kekuatan
(strength) dan stabilitas (stability).

Perilaku pada beban kerja (serficeability) artinya bangunan tidak mengalami


lendutan yang terlalu besar pada level beban kerja. Pengertian beban kerja akan
dijelaskan pada subbab selanjutnya. Karena ini berkaitan dengan kekakuan
bangunan maka disebut juga aspek kekakuan bangunan (stiffnness)

Ekonomis (economy) artinya kekuatan bangunan digunakan secara terpakai secara


optimal. Kalau suatu bangunan, beban yang bekerja hanya kecil dibandingkan
dengan kekuatannya disebut boros (over design), disainnya berlebihan.

Oleh karena itu sering kali dikatakan aspek tinjauan disain struktur adalah
kekuatan (strength), (stability) dan (stiffness) ditambah dengan ekonomis.

2.2 Beban

Tujuan dari struktur bangunan adalah memikul beban. Beban beban mula mula
dipikul oleh struktur dan melalui komponen komponen struktur beban disalurkan
ketanah melalui struktur fundasi. Maka dalam hal ini penentuan besarnya beban
adalah hal yang sangat penting. Tiap tiap negara menentukan jenis jenis beban yang
harus digunakan dalam perencanaan sesuai dengan kondisi alam negara tersebut.
Di Indonesia tidak ada salju, maka tidak ada beban salju. Indonesia termasuk daerah
gempa yang aktif maka beban gempa merupakan beban yang penting.

Jenis-jenis beban menurut SNI adalah sebagai berikut:

12
Struktur Baja 1 Filosofi Perencanaan
18 Agustus 2016

Jenis jenis beban

Beban untuk struktur gedung antara lain :

1. Beban Mati (Dead Load)


2. Beban hidup (Live load)
3. Beban hujan
4. Beban salju (tidak ada di Indonesia)
5. Beban angin
6. Beban gempa
7. Beban tekanan tanah lateral, tekanan air tanah

Beban mati (dead load) adalah beban yang diakibatkan oleh berat konstruksi
permanen. Beban mati dibedakan menjadi berat sendiri komponen struktur (berat
balok, kolom, bresing, pelat lantai) dan beban mati tambahan (superimposed dead
load). Beban mati tambahan berasal dari penutup lantai dan instalasi-instalasi yang
dipikulkan ke bangunan seperti misalnya instalasi kabel listrik, perangkat
pendingin (air conditon). Ciri dari beban mati adalah besarnya tidak terlalu
bervariasi (variasinya kecil)

Beban hidup adalah beban yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung seperti
misalnya pemakai bangunan (manusia), perabotan (meja, kursi, tempat tidur dan
lain lainnya).. Sifat dari beban hidup adalah dapat berpindah atau dipindahkan.
Beban hidup mempunyai variasi yang besar.

Beban hujan adalah beban yang berasal dari air hujan.

Beban angin adalah beban yang berasal dari tiupan angin yang menerpa bangunan.

Beban gempa adalah beban yang timbul karena rambatan gelombang gempa dalam
tanah.

Beban mati dan beban hidup berasal dari gaya tarik bumi, maka disebut beban
gravitasi.

Para perencana struktur setiap negara menyepakati besarnya beban yang dianggap
akan bekerja pada struktur pada saat struktur tersebut digunakan. Beban yang
disepakati tersebut disebut beban nominal sering kali disebut juga beban kerja.
Besarnya beban yang disepakati tersebut dituangkan dalam peraturan
pembebanan.

Dalam masa hidup bangunan, beban beban itu sering bekerja bersamaan. Misalnya
beban mati dan beban hidup bekerja bersamaan. Demikian juga beban gravitasi dan
beban angin, beban gravitasi dan beban gempa. Dalam perencanaan struktur,
beberapa beban tersebut juga dikerjakan bersamaan. Hal ini disebut kombinasi
pembebanan (load combination). Beban-beban tersebut dikombinasikan dengan
terlebih dahulu dikalikan faktor beban. Bilamana kombinasi beban tersebut

13
Struktur Baja 1 Filosofi Perencanaan
18 Agustus 2016

mencerminan beban yang akan bekerja pada masa hidup bangunan, disebut beban
kerja. Bila kombinasi beban tersebut mencerminkan beban yang menyebabkan.

2.2 Filosofi disain struktur baja

Ada tiga filosofi disain struktur baja

1. Allowable strength design


2. Plastic design
3. Load and resistance factor design

Allowable strength design (Perencanaan berdasarkan kekuatan ijin)

Metode ini disebut juga metode disain elastis ( elastic design ) atau bila dinyatakan
dalam bentuk tegangan disebut juga metode disain tegangan ijin (allowable stress
design). Disebut juga metode disain beban kerja (working stress design).

Metode ini disebut metode elastik karena didasarkan pada metode disain ini, pada
level beban kerja, setiap titik pada struktur dianggap masih dalam kondisi elastis.
Beban yang digunakan sebagai patokan disain disebut beban kerja, yaitu beban
nominal. Beban beban dikombinaskan dengan faktor pengali sama dengan satu.
Beban kerja adalah beban yang dianggap akan terjadi pada saat bangunan tersebut
beroperasi.

Bila dinyatakan dalam bentuk tegangan metode ini disebut metode tegangan ijin
karena dalam metode ini digunakan patokan disain bahwa pada level beban kerja
tegangan yang terjadi harus lebih kecil daripada tegangan ijin. Maka, dalam
allowable stress design mula-mula ditentukan besarnya tegangan yang diijinkan.
Kemudian dilakukan analisis struktur untuk menghitung tegangan yang terjadi
akibat beban kerja. Tegangan yang terjadi ditiap tempat tidak boleh lebih besar
dari tegangan ijin.

Disebut working stress design karena analisis dilakukan berdasarkan beban


sebesar beban kerja. Disebut elastic design karena analisis dilakukan berdasarkan
teori elastik.

Dalam alowable stregth design hubungan gaya dalam dan kekuatan dinyatakan
dalam persamaan,

Rn
Ra = 2.1

R a adalah kekuatan ijin, R n adalah kekuatan nominal dan Ω adalah faktor


keselamatan (safety factor ).

14
Struktur Baja 1 Filosofi Perencanaan
18 Agustus 2016

Contoh :

Batang tarik:
Tegangan ijin : σ = 1600Kg / cm 2
Tentukan besarnya luas penampang sebuah batang yang mengalami beban tarik
sebesar 10000 Kg.

Jawab :

P
σ=
A

Syarat : σ ≤ σ

P
≤σ
A

P
A≥
σ

10000
A≥
1600

A ≥ 6,25cm 2
Dipilih profil .......

Plastic design
Didasarkan pada tinjauan kondisi gagal (failure condition)
Failure disini diartikan sebagai collapse (roboh) atau deformasi yang sangat besar

Contoh : Balok terjepit dikedua ujungnya mengalami beban terpusat ditengahnya.


Bila beban ditingkatkan terus maka akan sampai pada keadaan dimana dikedua
tumpuan dan ditengahnya terjadi sendi plastis. Dalam keadaan demikian balok
tersebut sudah tidak dapat memikul tambahan beban. Beban pada saat itu disebut
beban ultimate ( Pu )

Pu

Sendi plastis adalah kondisi penampang dimana seluruh penampang mengalami


tegangan leleh sehingga sudah tidak dapat lagi memikul momen tambahan.

Kemudian untuk disain, disyaratkan beban kerja dikalikan factor beban (load factor)
harus lebih kecil dari pada beban ultimate.

15
Struktur Baja 1 Filosofi Perencanaan
18 Agustus 2016

Load And Resistance Factor Design (LRFD)

Dalam LRFD, analisis dilakukan dengan beban sebesar beban kerja dikalikan suatu
factor beban (Load Factor). Kemudian disyaratkan gaya dalam tiap komponen
struktur harus lebih kecil dari pada kuat rencana (design strength). Design strength
adalah sama dengan mengalikan kekuatan member struktur nominal dikalikan
suatu resistance factor (factor kekuatan).

Persyaratan tersebut dinyatakan dalam persamaan,

∑ γ i Q i ≤ φR n 2.2

dimana γ i adalah faktor beban ke i


Q i adalah gaya atau momen akibat beban ke i
φ adalah resistance factor
R n adalah nominal resistance atau nominal strength dari komponen yang
ditinjau.

Penjumlahan (tanda sigma) pada persamaan 2.1 menunjukkan penjumlahan dari


akibat masing masing jenis beban (beban mati, beban hidup dsb). Kombinasi
akibat masing masing pembebanan itu disebut kombinasi pembebanan. Ada
berbagai kombinasi pembebanan yang harus ditinjau dan untuk setiap kombinsai
pembebanan ada factor beban masing-masing. Menurut SNI kombinasi
pembebanan dengan load factornya adalah sebagai berikut,

Untuk disain dengan kekuatan ijin,

Rn
Ra = Ω

Dengan R a adalah kekuatan yang diperlukan, Ω adalah factor keselamatan.

Kombinasi pembebanan [ASCE-2010]

1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 ( L r or S or R)
3. 1,2 D + 1,6 ( L r or S or R) + (L or 0,5 W)
4. 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 ( L r or S or R )
5. 1,2 D + 1,0 E + L + 0,2 S
6. 0,9 D + 1,0 W
7. 0,9 D + 1,0 E

dimana,

D adalah dead load (beban mati)

16
Struktur Baja 1 Filosofi Perencanaan
18 Agustus 2016

L adalah live load (beban hidup)


L r adalah roof live load (beban hidup atap)
R adalah beban air hujan
S adalah beban salju
W beban angin

Peraturan struktur baja Amerika Serikat mencantumkan metoda disain LRFD


maupun ASD.

Kombinasi beban ASD

1. D
2. D+L
3. D + ( L r or S or R)
4. D + 0,75 L + 0,75 ( L r or S or R)
5. D + (0,6 W or 0,7 E)
6. D + 0,75 L + 0,75 (0,6W) + 0,75 ( Lr or S or R)
7. D + 0,75 L + 0,75 (0,7E) + 0,75 S
8. 0,6 D + 0,6 W
9. 0,6 D + 0,7 E

Bacaan:
Segui Chapter 2.

17

Anda mungkin juga menyukai