Perencan
aan
Bangunan A
tas
Hilda Listiaw
aty, ST. MT
Pemilihan Tipe Dan Jenis
Bangunan Atas Jembatan
Pemilihan tipe dan jenis bangunan atas jembatan
merupakan faktor penting karena akan berpengaruh pada
biaya konstruksi serta biaya pemeliharaan jembatan di
kemudian hari. Pengertian tipe bangunan atas jembatan
lebih cenderung pada pembedaan aspek konstruksinya,
sedangkan jenis bangunan atas lebih fokus pada material
yang digunakan untuk membuat bangunan atas jembatan
dimaksud.
Tipe dan jenis bangunan atas jembatan dipilih berdasarkan
pertimbangan- pertimbangan atau faktor-faktor sebagai
berikut:
Pemilihan Tipe Dan Jenis
Bangunan Atas Jembatan
Ekonomis ditinjau dari segi konstruksi
Data lapangan
Panjang bentang jembatan
Daya dukung tanah
Perilaku sungai/potongan melintang sungai
Estetika
Kemudahan pelaksanaan
Ketersediaan material (mutu & kuantitas)
Debit banjir
Perlintasan dengan fasilitas transportasi lainnya
Lingkungan
Kelas Jalan/Kelas Jembatan
Pemeliharaan
Pemilihan Tipe Dan Jenis
Bangunan Atas Jembatan
Struktur bangunan dan komponen-komponennya harus
direncanakan untuk mampu memikul beban lebih di
atas beban yang diharapkan bekerja. Kapasitas lebih
tersebut disediakan untuk memperhitungkan dua
keadaan yaitu terdapatnya beban kerja yang lebih besar
dan kemungkinan terjadinya penyimpangan kekuatan
komponen struktur akibat bahan dasar ataupun
pengerjaan yang tidak memenuhi syarat.
Kekuatan yang tersedia > Kekuatan yang dibutuhkan.
Analisis Penampang Beton
Bertulang
Beban rencana atau beban terfaktor didapatkan dari
mengalikan beban kerja dengan faktor beban
U = 1,2D + 1,6L
konsep keamanan lapis kedua yaitu reduksi kapasitas
teoritik komponen struktur dengan mengunakan faktor
reduksi kekuatan () dalam menentukan kuat rencananya.
Pemakaian faktor dimaksudkan untuk memperhitungkan
kemungkinan penyimpangan terhadap kemunduran
kekuatan bahan, kesalahan pengerjaan, ketidaktepatan
ukuran dan pengendalian serta pengawasan pelaksanaan.
Standar SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.2.3 ayat 2 memberikan
faktor reduksi kekuatan adalah sebagai berikut :
lentur tanpa beban aksial Ø = 0,80
geser dan puntir Ø = 0,60
tarik aksial tanpa dan dengan lentur Ø = 0,80
tekan aksial tanpa dan dengan lentur (sengkang) Ø = 0,65
tekan aksial tanpa dan dengan lentur (spiral) Ø = 0,70
tumpuan pada beton Ø = 0,70
MR (kapasitas momen) sama dengan kuat momen ideal (Mn)
dikalikan dengan faktor Ø, dengan rumus sebagai berikut :
MR = Ø . Mn
Analisis Penampang Beton
Bertulang
0 Perencanaan komponen struktur beton dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak timbul retak yang
berlebihan pada penampang sewaktu mendukung beban
kerja dan masih mempunyai cukup keamanan serta
cadangan kekuatan untuk menahan beban dan tegangan
lebih lanjut tanpa mengalami runtuh.
0 Proses perencanaan atau analisis umumnya dimulai
dengan memenuhi persyaratan terhadap lentur,
kemudian baru segi-segi lainnya seperti kapasitas geser,
defleksi dan retak serta panjang penyaluran dianalisis.
Sehingga keseluruhannya memenuhi syarat
Analisis Penampang Beton
Bertulang
Anggapan yang digunakan dalam menganalisis beton bertulang
yang diberi beban lentur adalah :
Beton tidak dapat menerima gaya tarik karena beton tidak
mempunyai kekuatan terhadap gaya tarik.
Perubahan bentuk berupa pertambahan panjang dan
perpendekan (regangan tarik dan tekan) pada serat penampang
berbanding lurus dengan jarak tiap serat ke sumbu netral.
Hubungan antara tegangan dan regangan baja (s dan s) dapat
dinyatakan secara skematis.
Hubungan antara tegangan dan regangan beton (c dan c)
dapat dinyatakan secara skematis.
= 0,85 (fc’ ≤ 30)
= 0,85 – 0,008 (fc’ - 30) (fc’ > 30)
Nilai β tersebut tidak boleh kurang dari 0,65
Cc = Ts
. b. c. 0,85. fc’ = As. fy .b.d.fy __
0,7225b.fc`
0,7225. b. c. fc = As.fy ; c =
’
Menentukan syarat-syarat
batas
Dan panjang bentang
Min < < Max Menghitung Luas Tulangan Yang Dibutuhkan Min > < Max
(As Perlu)
Menentukan Diameter
Ya
Dan Jumlah Tulangan
Ya
Selesai
Perencanaan Jembatan Balok Beton Sederhana
1,5 m 2,5 m
0,75 m
1,75 m
0 SD
0S
0S
0s