Anda di halaman 1dari 18

04.

Perencan
aan
Bangunan A
tas
Hilda Listiaw
aty, ST. MT
Pemilihan Tipe Dan Jenis
Bangunan Atas Jembatan
Pemilihan tipe dan jenis bangunan atas jembatan
merupakan faktor penting karena akan berpengaruh pada
biaya konstruksi serta biaya pemeliharaan jembatan di
kemudian hari. Pengertian tipe bangunan atas jembatan
lebih cenderung pada pembedaan aspek konstruksinya,
sedangkan jenis bangunan atas lebih fokus pada material
yang digunakan untuk membuat bangunan atas jembatan
dimaksud.
Tipe dan jenis bangunan atas jembatan dipilih berdasarkan
pertimbangan- pertimbangan atau faktor-faktor sebagai
berikut:
Pemilihan Tipe Dan Jenis
Bangunan Atas Jembatan
Ekonomis ditinjau dari segi konstruksi
Data lapangan
Panjang bentang jembatan
Daya dukung tanah
Perilaku sungai/potongan melintang sungai
Estetika
Kemudahan pelaksanaan
Ketersediaan material (mutu & kuantitas)
Debit banjir
Perlintasan dengan fasilitas transportasi lainnya
Lingkungan
Kelas Jalan/Kelas Jembatan
Pemeliharaan
Pemilihan Tipe Dan Jenis
Bangunan Atas Jembatan
Struktur bangunan dan komponen-komponennya harus
direncanakan untuk mampu memikul beban lebih di
atas beban yang diharapkan bekerja. Kapasitas lebih
tersebut disediakan untuk memperhitungkan dua
keadaan yaitu terdapatnya beban kerja yang lebih besar
dan kemungkinan terjadinya penyimpangan kekuatan
komponen struktur akibat bahan dasar ataupun
pengerjaan yang tidak memenuhi syarat.
Kekuatan yang tersedia > Kekuatan yang dibutuhkan.
Analisis Penampang Beton
Bertulang
Beban rencana atau beban terfaktor didapatkan dari
mengalikan beban kerja dengan faktor beban
U = 1,2D + 1,6L
konsep keamanan lapis kedua yaitu reduksi kapasitas
teoritik komponen struktur dengan mengunakan faktor
reduksi kekuatan () dalam menentukan kuat rencananya.
Pemakaian faktor  dimaksudkan untuk memperhitungkan
kemungkinan penyimpangan terhadap kemunduran
kekuatan bahan, kesalahan pengerjaan, ketidaktepatan
ukuran dan pengendalian serta pengawasan pelaksanaan.
Standar SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.2.3 ayat 2 memberikan
faktor reduksi kekuatan  adalah sebagai berikut :
lentur tanpa beban aksial Ø = 0,80
geser dan puntir Ø = 0,60
tarik aksial tanpa dan dengan lentur Ø = 0,80
tekan aksial tanpa dan dengan lentur (sengkang) Ø = 0,65
tekan aksial tanpa dan dengan lentur (spiral) Ø = 0,70
tumpuan pada beton Ø = 0,70
MR (kapasitas momen) sama dengan kuat momen ideal (Mn)
dikalikan dengan faktor Ø, dengan rumus sebagai berikut :
MR = Ø . Mn
Analisis Penampang Beton
Bertulang
0 Perencanaan komponen struktur beton dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak timbul retak yang
berlebihan pada penampang sewaktu mendukung beban
kerja dan masih mempunyai cukup keamanan serta
cadangan kekuatan untuk menahan beban dan tegangan
lebih lanjut tanpa mengalami runtuh.
0 Proses perencanaan atau analisis umumnya dimulai
dengan memenuhi persyaratan terhadap lentur,
kemudian baru segi-segi lainnya seperti kapasitas geser,
defleksi dan retak serta panjang penyaluran dianalisis.
Sehingga keseluruhannya memenuhi syarat
Analisis Penampang Beton
Bertulang
Anggapan yang digunakan dalam menganalisis beton bertulang
yang diberi beban lentur adalah :
Beton tidak dapat menerima gaya tarik karena beton tidak
mempunyai kekuatan terhadap gaya tarik.
Perubahan bentuk berupa pertambahan panjang dan
perpendekan (regangan tarik dan tekan) pada serat penampang
berbanding lurus dengan jarak tiap serat ke sumbu netral.
Hubungan antara tegangan dan regangan baja (s dan s) dapat
dinyatakan secara skematis.
Hubungan antara tegangan dan regangan beton (c dan c)
dapat dinyatakan secara skematis.
 = 0,85 (fc’ ≤ 30)
 = 0,85 – 0,008 (fc’ - 30) (fc’ > 30)
Nilai β tersebut tidak boleh kurang dari 0,65
Cc = Ts
. b. c. 0,85. fc’ = As. fy .b.d.fy __
0,7225b.fc`
0,7225. b. c. fc = As.fy ; c =

Mu = Cc (d- 1/2.c) = Ts (d- 1/2.c)  Ts = As..fy


Dimana  adalah faktor reduksi kekuatan dan diambil  = 0,8
Mu = As.0,8.fy (d-1/2.0,85.c) ; Jika As = .b.d
Mu = 0,8.b.d.fy(d - 0,425c)
Analisis Penampang Beton
Bertulang
 Dua besaran yang berperan penting dalam analisis penampang beton
bertulang adalah tinggi total (h) dan tinggi efektif (d). :
 h = d + 1/2tulpokok + p (pelat)
 h = d + 1/2tul pokok + sengkang + p (balok)
 Tebal penutup beton berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 adalah sebagai
berikut :
Analisis Penampang Beton
Bertulang
Berdasarkan jenis keruntuhan yang dialami, apakah akan
terjadi leleh tulangan tarik atau hancurnya beton yang
tertekan, balok dapat dikelompokkan atas tiga kelompok
Penampang balok bertulangan seimbang (balanced)
Penampang balok bertulangan lebih (over reinforced)
Penampang balok bertulangan kurang (under reinforced)
jumlah tulangan baja tarik tidak boleh melebihi 0,75 dari
jumlah tulangan baja tarik yang diperlukan untuk
mencapai keseimbangan regangan
maks = 0,75b
Analisis Penampang Beton
Bertulang
nilai b dapat dihitung dengan persamaan berikut :
b = (0,85.fc`.)600
fy(600+fy)

Batasan minimum penulangan tersebut diperlukan


untuk lebih menjamin tidak terjadinya hancur secara
tiba-tiba seperti yang terjadi pada balok tanpa tulangan.
Preliminary design

Menentukan syarat-syarat
batas
Dan panjang bentang

Menentukan ukuran balok

Menghitung beban-beban dan momen yang menentukan

Min <  <  Max Menghitung Luas Tulangan Yang Dibutuhkan Min > < Max
(As Perlu)

Menentukan Diameter
Ya
Dan Jumlah Tulangan

Memeriksa Lebar Retak


S < S Max S > SMaks
Dengan Mengontrol
Nilai SMax

Ya
Selesai
Perencanaan Jembatan Balok Beton Sederhana

1,5 m 2,5 m

0,75 m

1,75 m
0 SD
0S
0S
0s

Anda mungkin juga menyukai