Anda di halaman 1dari 16

2.

6 Perencanaan fondasi tiang


2.6.1 Umum
Fungsi utama dari fondasi tiang adalah untuk mentransfer beban ke lapisan tanah
yang lebih dalam yang dapat memikul beban kerja dengan faktor keamanan yang
cukup agar tidak terjadi keruntuhan dan tanpa menyebabkan penurunan yang
dapat mengurangi fungsi struktur yang dipikulnya.
Perancangan fondasi tiang harus memenuhi 3 kondisi berikut:
1) Faktor keamanan terhadap keruntuhan, baik untuk tiang maupun untuk tanah
pendukungnya,
2) Penurunan total dan beda penurunan dari fondasi akibat beban kerja,
3) Kemanan dan stabilitas dari bangunan di sekitarnya.
Pada pedoman ini metode yang digunakan dalam perencanaan fondasi tiang
adalah metode analisis statik. Metode analisis statik dikategorikan sebagai metode
analitik yang menggunakan sifat-sifat kompresibilitas dan kekuatan tanah untuk
penentuan kinerja dan kapasitas tiang. Kapasitas tiang statik didapatkan dari
penjumlahan tahanan tanah atau batuan di sepanjang sisi tiang dan pada ujung
tiang yang dapat menggunakan data sebagai
berikut:
1) Data uji laboratorium untuk menentukan parameter kuat geser tanah dan batuan
di sekitar tiang,
2) Data uji in-situ (Cone Penetration Test atau CPT atau sondir) dan uji penetrasi
standar (Standard Penetration Test atau SPT data),
Jika pengujian laboratorium tidak dilakukan dan data yang ada hanya data N-SPT
maka untuk memperkirakan nilai parameter tanah menurut Bowless, 1977 dapat
digunakan tabel korelasi seperti Tabel 3.7 (untuk tanah nonkohesif) dan Tabel 3.8
(untuk tanah kohesif).
Tabel 3.7 Nilai empiris untuk ϕ , Dr dan berat volume dari tanah nonkohesif atau
berbutir berdasarkan nilai N koreksi (N’)

Sangat Sangat
Deskripsi Lepas Sedang Padat
lepas Padat

Relatif density (Dr) 0-0,15 0,15-0,35 0,35-0,65 0,65-0,85 0,85-1

Nilai N’-SPT koreksi 0-4 4-10 10-30 30-50 > 50

Perkiraan sudut
25-30 27-32 30-35 35-40 38-43
geser dalam, (o)
Perkiraan berat
volume tanah, g 11-15,70 14,10-18,10 17,30-20,40 17,30-22 20,40-23,60
3
(kN/m )
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017

1. Cheney dan Chassie (1993), menganjurkan tahanan gesek ultimit dengan


mengabaikan gaya-gaya pengunci partikel. Untuk perhitungan tahanan gesek
dinding tiang pada endapan kerikil:
Sudut geser dalam (ϕ ) maksimum 32 ° untuk kerikil yang terdiri dari partikel
bulat yang lunak.
2. Sudut geser dalam (ϕ ) maksimum36 ° untuk kerikil yang terdiri dari partikel
bersudut yang keras
Tabel 3.8 Nilai empiris untuk kuat tekan bebas (qu) dan konsistensi dari
tanah kohesif berdasarkan N koreksi (N’)

Sangat
Konsistensi Sangat lunak Lunak Sedang Kaku Keras
kaku

qu (kPa) 0-24 24-48 48-96 96-192 192-384 >384

Nilai N-SPT
0-2 2-4 4-8 8-16 16-32 >32
koreksi (N’)

g(sat)
(kN/m3) 15,80-18,80 15,80-18,80 17,30-20,40 18,80-22 18,80-22 18,80-22

Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017

CATATAN - Nilai korelasi tidak dapat diandalkan. Penggunaan hanya untuk


perkiraan awal. Analisis statik menghasilkan kapasitas tiang ultimit.

Untuk memperoleh kapasitas izin tiang (beban rencana tiang atau beban kerja)
maka kapasitas ultimit tiang dibagi dengan faktor aman tertentu. Tujuan
memberikan faktor aman adalah:
1) Untuk memberikan keamanan terhadap ketidakpastian metode hitungan yang
digunakan,
2) Memberikan keamanan terhadap variasi kuat geser dan kompresibilitas dari
tanah,
3) Meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman untuk mendukung beban yang
bekerja,
4) Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal
atau kelompok tiang masih dalam batas-batas toleransi,
5) Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam di antara tiang-tiang yang
masih dalam batas-batas toleransi.

Besar daya dukung yang diizinkan ditentukan dengan membagi daya dukung
ultimit dengan faktor keamanan tertentu yang sesuai, nilai faktor keamanan
minimum untuk fondasi dalam berdasarkan SNI 8460:2017 adalah 2,5

2.6.2 Metodologi Perencanaan


1) Pokok-pokok perencanaan tiang
Pokok perencanaan fondasi tiang yang mendukung bangunan bawah
jembatan dinyatakan sebagai berikut:
a. Bahan tiang harus mempunyai keawetan memadai untuk pemakaian yang
dipilih.
b. Pada pembebanan keadaan batas ultimit:
 Harus terdapat cukup ketahanan dari tanah pendukung,
 Tiang-tiang harus mempunyai kekuatan memadai,
 Struktur harus mempunyai kekuatan memadai atau hubungan harus
cukup baik sehingga mencegah keruntuhan akibat gerakan fondasi.
c. Pada pembebanan keadaan kelayanan, penurunan dan lendutan lateral dari
pilar dan pangkal yang didukung:
 Tidak boleh membuat jembatan tidak layak digunakan,
 Tidak boleh menimbulkan masyarakat khawatir,
 Tidak boleh banyak mengurangi umur layanan jembatan.
d. Berdasarkan konsensus Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan
(KKJTJ), berikut faktor aman yang harus dipenuhi dalam perencanaan
fondasi dalam:
 Faktor keamanan daya dukung fondasi yaitu 2,5 untuk kondisi tanpa
gempa dan 1,67 untuk kondisi gempa.

2) Tahapan perencanaan
Tahap perencanaan fondasi tiang dapat dilihat Tabel 3.9, dimana pada tabel
tersebut akan memberikan suatu pendekatan sistematik untuk mencapai
perencanaan tersebut. Cara perhitungan bertahap di bawah ini menggunakan
dimensi tersebut dan hasil analisis untuk memeriksa bahwa fondasi tiang akan
menjadi awet, stabil, layak dan mempunyai kekuatan memadai. Bila salah
satu tahap dalam perhitungan mengungkapkan bahwa dimensi fondasi kurang
memadai, maka dimensi tersebut harus diperbaiki dan struktur dianalisis
kembali.
Tabel 3.9 Tahapan perencanaan tiang

Rencanakan panjang tiang dan penampang sehingga tanah memberikan kapasitas


Tahap 1
aksial ultimit.

Periksa apakah rencana kapasitas beban lateral ultimit melebihi rencana


pembebanan
Tahap 2
lateral ultimit.

Periksa apakah penurunan vertikal (dan perbedaan penurunan) tidak akan


menyebabkan keruntuhan dalam struktur tipe monolitik bersatu, akibat
pembebanan

Tahap 3 keadaan ultimit dan tidak membuat jembatan tidak layak digunakan pada keadaan

beban layan. Umumnya pemeriksaan penurunan hanya diperlukan bila


dikhawatirkan
akan terjadi penurunan besar akibat tanah fondasi lemah.

Periksa apakah lendutan lateral tidak menyebabkan keruntuhan dalam struktur tipe
monolitik bersatu, akibat pembebanan keadaan ultimit dan tidak melebihi nilai-
nilai

yang wajar untuk semua tipe struktur pada keadaan beban layan. Umumnya
pemeriksaan lendutan lateral hanya diperlukan pada tipe jembatan yang monolitik
Tahap 4 tidak
bersatu, bila dikhawatirkan akan terjadi perpindahan lateral besar akibat tanah
lemah
atau lepas sekitar bagian atas tiang.

Periksa stabilitas keseluruhan untuk fondasi tiang bila kelompok tiang berada pada
Tahap 5
lereng tinggi dan terjal.

Tahap 6 Rencanakan tiang dan kepala tiang (pile cap) untuk keawetan dan syarat struktural.

Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017


2.6.3 Kapasitas aksial fondasi tiang pancang
Bagan alir perencanaan fondasi tiang pancang dapat diliha pada gambar 3.31
Gambar 3.31 - Bagan alir perencanaan fondasi tiang pancang metode mayerhof

Keterangan
Qu adalah kapasitas ultimit tiang (kN)
Rs adalah tahanan sisi tiang (kN)
Rt adalah tahana ujung tiang (kN)
fs adalah tahan gesek dinding tiang persatuan luas (kPa)
qt adalah tahanan ujung tiang persatuan luas (kPa)
As adaah luas selimut tiang (m2)
At adalah luas jung tiang (m2)
d adalah lebar tiang atau diameter tiang (m)
DB adalah kedalaman penanaman tiang pada lapisan pemdukung (m)
N o adalah nilai N’-SPT koreksi rata-rata dari lapisan diatas lapisan pendukung
N B adalah nilai N’-SPT koreksi rata-rata dari lapisan pendukung
c a adalah adhesi (kN/m 2)
c u adalahkuat geser tak teralirkan (kN/m2)
α adalah faktor adhesi
N c adalah faktor kapasitas dukung tak berdimensi tergantung pada diameter dan
kedalaman pemancangan tiang, untuk fondasi dalam berbentuk lingkaran nilai
biasanya diambil 9

Pokok perencanaan untuk keadaan beban batas ultimit adalah bahwa kapasitas aksial
ultimit tiang (Qu) harus melebihi beban aksial batas ultimit yang bekerja (S) yaitu:
Q u ≥S (116)
Jika tiang mengalami pembebanan tekan, maka ada tiga cara untuk menahan beban
tersebut Gambar 3.32 yaitu dengan mengerahkan:
1) Tahanan gesek dinding tiang ( R s), dimana beban ditahan oleh gesekan dalam tanah
nonkohesif atau adhesi dalam tanah kohesif,
2) Tahanan ujung tiang ( Rt ) dimana beban ditahan pada dasar tiang,
3) Kombinasi dari tahanan gesek dinding tiang dan tahanan ujung tiang (Q u).
Nilai Q u dapat dietentukan dengan persamaan sbb:
Qu=R s+ Rt (117)
Atau
Qu=f s A s+ q t A t (118)
Keterangan :
Qu adalah kapasitas ultimit tiang (kN)
R s adalah tahanan sisi tiang (kN)
Rt adalah tahanan ujung tiang (kN)
fs adalah tahanan gesek dinding tiang persatuan luas (kPa)
A s adalah luas selimut tiang (m2)
qt adalah tahanan ujung tiang persatuan luas (kPa)
At adalah luas ujung tiang (m2)

Dalam analisis statik, suatu kedalaman pemancangan tiang coba-coba dipilih dan
kapasitas ultimit tiang (Qu ) dihitung. Kapasitas ultimit meliputi perhitungan tahanan
tanah dari seluruh lapisan Gambar 3.33 yang meliputi tahanan gesek dinding tiang pada
lapisan yang rentan terhadap gerusan ( R s1 ), tahanan gesek dinding tiang pada lapisan
lempung lunak yang tidaksesuai ( R s2 ) dan tahanan gesek dinding tiang pada material
pendukung yang sesuai ( R s3 ) serta tahanan ujung tiang ( Rt ), atau:
Qu=R s 1+ R s 2+ R s3 + Rt (119)
Beban rencana atau beban izin ( Qa ), adalah jumlah dari tahanan gesek dari
material pendukung yang sesuai dibagi dengan faktor aman. Qa dapat dihitung
dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

Qu R S + Rt
Qu= =
FK FK
(120)

2.6.3.1 Kapasitas aksial tiang pancang dalam tanah nonkohesif (metode


Meyerhof berdasarkan data SPT)

1) Tahanan gesek rata-rata persatuan luas dari dinding tiang, fs (kPa) untuk tiang yang
dipancangkan pada tanah nonkohesif menurut Meyerhof (1976) dapat diambil
sebagai berikut:

 Untuk tiang dengan perpindahan (tiang pipa ujung tertutup dan tiang beton
pracetak) dalam kPa:
fs=2 N ' ≤ 100 kPa (121)
 Untuk tiang tanpa perpindahan (tiang baja H):
fs=N ' ≤100 kPa (122)

2) Tahanan ujung persatuan luas dari tiang, q t (kPa) untuk tiang yang dipancangkan
dikedalaman DB pada tanah nonkohesif (pasir dan kerikil) berdasarkan metode
Meyerhof dapat diambil sebagai berikut:
(40 N B ' − 40 N o ') DB
qt=400 N o ' + ≤ 400 N B '
b
(123)

Keteranagn :
b adalah lebar tiang atau diameter tiang (m)
DB adalah kedalaman penanaman tiang pada lapisan pendukung (m)
N o ' adalah nilai N’-SPT koreksi rata-rata dari lapisan di atas lapisan
pendukung
N B ' adalah nilai N’-SPT koreksi rata-rata dari lapisan pendukung

Nilai batas dari 400 N B ' dicapai ketika kedalaman tiang pada lapisan pendukung
10x diameter tiang. Persamaan di atas diterapkan ketika dasar tiang berada dekat
dengan antarmuka (interface) dari dua lapisan dengan lapisan tanah lunak yang
mana berada di atas lapisan pendukung.

Untuk tiang pancang yang berada pada tanah nonkohesif seragam, maka tahanan
ujung tiang dapat dihitung sebagai berikut:
4 0 N B ' DB
qt= ≤ 400 N B ' (124)
b

Nilai N-SPT koreksi (N’) berdasarkan pengaruh tegangan vertikal efektif akibat
berat sendiri dapat dihitung sebagai berikut:
N '=C N N (125)
Yang mana
C
[
N = 0,77 log 10 ( 0,02140 p 0 ) ] danC <2
N
(126)

Keterangan :
P0 adalah tegangan overburden efektif

Nilai N B ' dihitung dengan nilai N’ pada zona 3x diameter di bawah dasar tiang .
faktor koreksi (C N ) dapat juga ditentukan dengan grafik berikut ini :

2.6.3.2 Kapasitas aksial tiang pancang dalam tanah kohesif menggunakan


metode alpha
1. Tahanan gesek dinding tiang persatuan luas, fs (kPa) dapat dihitung dengan
metode tegangan total (α ) sebagai berikut:
f s=c a=α cu (127)
Keterangan :
c a adalah adhesi (kPa) (Gambar 3.35)
c u adalah kuat geser tak teralirkan (kPa)
α adalah faktor adhesi (Gambar 3.36)
2. Tahanan ujung tiang persatuan luas, q t (kPa) dapat dihitung sebagai :
q t=c u N c =9 cu (128)
Keterangan :
N c adalah faktor kapasitas dukung tak berdimensi tergantung pada diameter
dan kedalaman pemancangan tiang. Untuk fondasi dalam N c biasanya diambil 9
Fondasi tiang pancang pipa baja
Ada 2 jenis pipa pancang baja yang bisa digunakan, yakni fondasi tiang dengan
ujung tertutup (Closed-section foundation) dan Fondasi tiang dengan ujung
terbuka (Open-section foundation).
a. Fondasi tiang dengan ujung tertutup (Closed-section foundation)
Semua jenis fondasi termasuk fondasi tiang dengan ujung tertutup kecuali tiang
baja profil H. Karena geometri fondasi tiang dengan ujung tertutup yang
sederhana, maka mudah untuk menganalisis area daya dukung ujung tiang ( Rt )
dan area daya dukung sisi ( Rs ). Untuk jenis fondasi ini, desain untuk nilai
daya dukung ujung tiang ( Rt ) adalah area potongan melintang (the solid-cross
sectional) tiang yang menyentuh tanah dan desain untuk nilai daya dukung sisi
tiang ( Rs ) adalah area permukaan tiang yang menyentuh tanah.

b. Fondasi tiang dengan ujung terbuka (Open-section foundation)


Pipa dengan ujung terbuka dibedakan atas 2 kondisi, yaitu unplugged open –
section foundation dan plugged open – section foundation.

Unplugged Open-section foundation


Ketika fondasi pipa ujung tiang terbuka dipancangkan, pada awalnya fondasi tiang
menembus tanah dengan area sama dengan ujung tiang (diameter luar tiang
dikurangi dengan diameter dalam tiang), tanah memasuki bagian dalam pipa
ketika tiang pipa tertanam ke bawah tanah. Saat dipancangkan, pipa ini hanya
perlu didorong ke bawah atau ke dalam tanah hingga tinggi posisi tanah di dalam
dan di luar pipa sama. Maka untuk persamaaan daya dukung fondasi tiang pada
kondisi unplugged open-section foundatio
Qu (unolugged )=Rs ( dalam)+ R s (luar )+ Rt (129)
Keterangan:
Qu adalah daya dukung ultimit tiang tunggal (kN)
R s adalah tahanan friksi (kN)
Rt adalah tahanan ujung (diameter luar – diameter dalam) (kN)

CATATAN: Dalam penggunaan tiang pancang baja jenis ujung terbuka kondisi
unplugged, tidak dapat dipastikan besarnya daya dukung friksi bagian dalam tiang
karena tidak diketahui kedalaman tanah yang masuk ke dalam tiang, jika tanah
benar-benar naik dan masuk ke dalam tiang maka daya dukung friksi dalam dapat
digunakan. Kondisi unpulged dapat digunakan jika dapat dibuktikan melalui uji
dinamik.

Plugged open-section foundation


Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan dari fondasi ujung
terbuka menjadi fondasi dengan ujung tertutup, diantaranya adalah tipe tanah,
konsistensi tanah, tegangan tanah, diameter fondasi, kedalaman fondasi tertanam,
metode pemancangan, laju penetrasi tiang, dan sebagainya (Paikowsky and
Whitman, 1990; Miller and Latenegger, 1997).

Saat dipancangkan, pada titik tertentu tanah di dalam fondasi mulai kaku, dan
tanah mulai bergerak bersamaan dengan fondasi tiang, ini dinamakan dengan
suatu kondisi ujung fondasi tertutup tanah (plugged). Pada kondisi ini fondasi
menjadi fondasi dengan ujung tertutup (closed-end pipe).

Ketika tiang pancang pipa ujung terbuka menjadi tertahan (plugged), tiang
pancang ini memiliki area kontak sisi yang sama dengan tiang pancang pipa ujung
tertutup (closed-end pile), hanya menggunakan tahanan sisi keliling luar dari
fondasi ketika menghitung daya dukung sisi tiang, tidak termasuk friksi antara
ujung tanah tertahan dan sisi di dalam fondasi.

Qu (unolugged )=Rs (luar )+ R t (130)


Keterangan:
Qu adalah daya dukung ultimit tiang tunggal (kN)
R s adalah tahanan friksi (kN)
Rt adalah tahanan ujung (diameter luar ) (kN)

Anda mungkin juga menyukai