Anda di halaman 1dari 48

PRINSIP DAN APLIKASI PONDASI TIANG

DAN CONTOH SOAL

Pondasi tiang diperlukan untuk mendukung struktur atas untuk kondisi-kondisi sebagai
berikut :
a. Lapisan-lapisan tanah atas sangat kompresibel dan terlalu lemah
mendukung struktur atas. Dalam hal ini pondasi tiang diperlukan untuk
meneruskan beban kedalam lapisan tanah keras (bedrock). Jika pondasi tiang
tidak mencapai tanah keras, maka beban struktur atas akan ditahan oleh friksi
antara tiang dan tanah.

Struktur Pondasi Tiang Pancang 1


b. Jika pondasi harus menahan beban horizontal. Pondasi dalam dapat
menahan momen dan vertikal secara bersamaan. Contohnya adalah pondasi
untuk gedung tinggi, jembatan, dermaga dsb.

c. Pada tanah yang ekspansif. Tanah yang ekspansif dapat mengalami


pengembangan (swelling) dan penyusutan (shrinkage) tergantung kepada
kondisi kadar airnya.

d. Pondasi harus menahan uplift forces. Hal ini misalnya terjadi pada basement
dengan muka air tanah yang tinggi.

Struktur Pondasi Tiang Pancang 2


e. Adanya erosi tanah pada abutment dan pier jembatan.

f. Pondasi harus menahan gerakan tanah lateral. Pondasi tiang dapat


digunakan sebagai perkuatan lereng atau sekaligus sebagai pondasi bangunan
yang berdiri di atas tanah berlereng.

Struktur Pondasi Tiang Pancang 3


Bagaimana pondasi tiang dapat menahan beban aksial kolom ?

Qultimit = Qujung + Qfriksi


= q.Aujung + f.Aselimut

Qultimit = Kapasitas ultimit pondasi tiang tunggal (kN)

Qujung = Tahanan ujung tiang (kN)

Qfriksi = Tahanan gesek tiang (kN)

Qultimit

q = Kapasitas dukung tanah pada


2
ujung tiang (KN/m )
2
Aujung = Luas permukaan ujung tiang (m )

f = Gesekan pada selimut tiang


atau adhesi tanah dengan selimut
2
L Qfriksi tiang (kN/m )

= O. L
O = Keliling tiang (m)
L = Panjang tiang (m)

Qujung

Struktur Pondasi Tiang Pancang 4


Apa perbedaan tiang friction dan end bearing ?

Struktur Pondasi Tiang Pancang 5


Bagaimana mekanisme transfer bebannya ?
Mekanisme transfer beban dari tiang ke dalam tanah adalah sangat kompleks. Beban
pondasi akan ditransfer melalui tahanan gesek tiang (Qfriksi) dan tahanan ujung tiang
(Qujung). Pada saat pembebanan tiang, perpindahan tiang ke arah bawah diperlukan
untuk memobilisasi tahanan gesek tiang (Qfriksi). Tanpa memperhatikan jenis tanah,
jenis tiang dan dimensinya, besarnya perpindahan relatif ini biasanya tidak melebihi 0,5
cm meskipun ada yang sampai mendekati 1,0 cm. Perpindahan ujung tiang yang
dibutuhkan agar tahanan ujung tiang (Qujung) termobilisasi seluruhnya lebih besar
daripada gerakan yang dibutuhkan untuk termobilisasinya tahanan gesek tiang (Qfriksi)
secara penuh. Secara umum tahanan gesek tiang ultimit (Qfriksi) termobilisasi lebih awal
daripada tahan ujungnya (Qujung).

Struktur Pondasi Tiang Pancang 6


Mekanisme transfer beban juga tergantung pada jenis tanah, jenis tiang, panjang tiang
dan seberapa tinggi tingkat pembebanannya. Pada umumnya, saat awal pembebanan,
sebagian besar beban didukung oleh tahanan gesek tiang (Qfriksi) pada tiang bagian
atas. Ketika beban dilepas dan kemudian dibebani kembali dengan beban yang lebih
besar, jika tahanan gesek tiang (Qfriksi) telah mencapai maksimum, sebagian beban
akan didukung oleh tahanan ujung tiang (Qujung). Pada saat terjadi keruntuhan, dimana
pergerakan vertikal tiang terus bertambah hanya dengan penambahan beban yang
sedikit, maka tidak ada lagi kenaikan transfer beban ke tahanan gesek tiang (Qfriksi)
dan tahanan ujung tiang (Qujung) telah mencapai nilai maksimumnya.

Struktur Pondasi Tiang Pancang 7


Apa perbedaan Qijin dan Qultimit ?
Faktor aman (S.F) diperlukan untuk memprediksi besarnya kapasitas ijin pondasi tiang
tunggal (Qijin) berdasarkan prediksi nilai Qultimit. Alasan diperlukannya faktor aman
dalam mendesain pondasi tiang antara lain adalah :
• Untuk memberikan keamanan terhadap tidak kepastian metode hitungan yang
digunakan.
• Untuk memberikan keamanan terhadap penyerderhanaan profil tanah serta
parameternya yang digunakan dalam desain.
• Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal atau
kelompok tiang masih dalam batas toleransi.
• Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam di atara tiang-tiang masih
dalam batas toleransi.

Struktur Pondasi Tiang Pancang 8


Kondisi tanah yang bagaimana yang perlu
menggunakan pondasi tiang ?
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain struktur pondasi adalah :

Berdasarkan pengalaman di lapangan, grafik sondir dapat di kelompokan menjadi


5 tipe grafik seperti Gambar 1.1 sampai dengan Gambar 1.5.

Untuk memenuhi persyaratan (2) kapasitas dukung tanah dan (3) penurunan tanah,
maka perlu dilihat terlebih dahulu seberapa besar beban yang akan didukung oleh
tanah. Jika tanah pendukung sangat kompresibel dan terlalu lemah mendukung
struktur atas seperti pada Gambar 1.3, maka penggunaan pondasi tiang sangat
disarankan.

Selain itu, faktor (1) ekonomis, (5) kemudahan pelaksanaan dan (6) dampak
lingkungan merupakan bahan pertimbangan untuk pemilihan beberapa sistem pondasi
yang masih memenuhi persyaratan (2) kapasitas dukung tanah dan (3) penurunan
tanah.

Struktur Pondasi Tiang Pancang 9


Gambar 1.1. Besarnya beban struktur atas berpengaruh pada
pemilihan sistem pondasi footing atau tiang.

Struktur Pondasi Tiang Pancang 10


Gambar 1.2. Pemilihan sistem pondasi tiang pancang ditujukan untuk
mempercepat proses konstruksi karena meminimalkan
pekerjaan penggalian dan pengurugan.

Struktur Pondasi Tiang Pancang 11


Gambar 1.3. Pondasi tiang diperlukan untuk meminimalkan resiko
penurunan dan beda penurunan pada struktur atas.

Struktur Pondasi Tiang Pancang 12


Gambar 1.4. Adanya lapisan lensa yang tipis masih memungkinkan
digunakannya pondasi footing untuk beban kolom yang relatif
kecil.
Struktur Pondasi Tiang Pancang 13
Gambar 1.5. Adanya lapisan lensa yang tebal memungkinkan
digunakannya pondasi footing untuk beban kolom yang
sesuai.

Struktur Pondasi Tiang Pancang 14


SESI 2 : SPESIFIKASI PONDASI TIANG PANCANG

A. SPESIFIKASI PILES
Tabel 2.1 Spesifikasi Prestressed Spun Concrete Piles Ex-WIKA
Panjang Concrete Allowable
Outside Unit Section Bending Momen
Tiang (m) Cross Modulus Axial
Diameter Weight dan Diesel Section Capacity (ton.m)
Class 3 Load
(mm) (kg/m) *) 2 (m )
Hammer (cm ) (ton)
Crack Ultimate
A2 2368,70 2,50 3,75 72,60
300 A3 6-13 2389,60 3,00 4,50 70,75
115 452
B K-13 2431,40 3,50 6,30 67,50
C 2478,70 4,00 8,00 65,40
A1 3646,00 3,50 5,25 93,10
A3 6-15 3693,90 4,20 6,30 89,50
350 145 582
B K-13/K-25 3741,70 5,00 9,00 86,40
C 3787,60 6,00 12,00 85,00
A2 5483,50 5,50 8,25 121,10
A3 6-16 5537,40 6,50 9,75 117,60
400 195 765
B K-25/K-35 5591,30 7,50 13,5 114,40
C 5678,20 9,00 18,00 111,50
A1 7591,60 7,50 11,25 149,50
A2 7655,60 8,50 12,75 145,80
6-16
450 235 A3 929 7717,10 10,0 15,00 143,80
K-35
B 7783,80 11,0 19,80 139,10
C 7929,00 12,50 25,00 134,90
A1 10505,00 10,50 15,75 185,30
A2 10579,30 12,50 18,75 181,70
6-16
500 290 A3 1159 10653,50 14,00 21,00 178,20
K-35/K-45
B 10727,80 15,00 27,00 174,90
C 10944,60 17,00 34,00 169,00
A1 17482,80 17,00 25,50 252,70
A2 17577,70 19,00 28,50 249,00
6-16
600 395 A3 1570 17792,70 22,00 33,00 243,20
K-45
B 17949,60 25,00 45,00 238,30
C 18263,40 29,00 58,00 229,50

Panjang tiang interval per m’ dengan mutu beton K-600


*) untuk tipe diesel hammer, angka dibelakang K menunjukkan berat ram dalam satuan kN.

Struktur Pondasi Tiang Pancang 15


Tabel 2.2 Spesifikasi Prestressed Concrete Piles Ex-TONGGAK AMPUH
Max.
Max. Panjang Max. Final Max.
Dimensi Ultimate Berat per
Tanpa Presetressing Beban
Tiang Bending Meter
Sambungan Force Axial
(cm) Moment (kg/m)
(m) (Ton) (Ton)
(Ton.m)
30 x 30 22,0 74,3 11,4 121,5 220
35 x 35 23,5 94,5 17,6 165,3 300
40 x 40 25,5 128,3 26,9 216,0 392
45 x 45 27,0 162,0 38,3 273,3 496
50 x 50 28,5 195,8 52,0 337,5 612
55 x 55 29,5 236,3 69,0 408,3 741
60 x 60 31,0 283,5 90,3 486,0 862
Bentuk penampang persegi, mutu beton K-500

B. SPESIFIKASI MINIPILES

Tabel 2.3 Spesifikasi Prestressed Concrete Piles Ex- PASIFIC PRESTRESSED


Compression Ult. Moment Ultimate
Size Type L Concrete Allowable Ultimate Cap Tension
Area P=0 to Max Strength
2
(m) (mm ) (ton) (ton) (ton)
(ton-m)
28x28x28 PA 3∼6 33.948 44,2 91,9 0,37 – 1,06 17,4
PB 42,5 88,9 0,49 – 1,69 27,8
32x32x32 PA 3∼6 44.340 58,6 121,6 0,47 – 1,21 17,4
PB 3∼9 56,9 118,6 0,62 – 1,93 27,8
20x20 PA 3∼6 40.000 51,7 107,6 0,76 – 1,72 23,2
PB 49,4 103,5 1,04 – 2,75 37,1

Bentuk penampang persegi, mutu beton K-500

Tabel 2.4 Spesifikasi Prestressed Concrete Piles Ex-FRANKI MINIPILE


RECOMMENDED MAXIMUM SAFE WORKING LOAD
OF MINI FRANKI PILE
TYPE SIZE COMPRESSION TENSION
MF-28 Δ 28 x 28 x 28 25 TON 5 TON
MINI FRANKI PILE per 6 meter
MF-32 Δ 32 x 32 x 32 40 TON 5 TON
MINI FRANKI PILE per 6 meter
Bentuk penampang segitiga, mutu beton K-500

Struktur Pondasi Tiang Pancang 16


Tabel 2.5 Spesifikasi Prestressed Concrete Piles Ex-TONGGAK AMPUH
Max.
Max. Panjang Max. Final Max.
Dimensi Ultimate Berat per
Tanpa Presetressing Beban
Tiang Bending Meter
Sambungan Force Axial
(cm) Moment (kg/m)
(m) (Ton) (Ton)
(Ton.m)
20 x 20 18,0 33,8 3,4 54,0 98
25 x 25 20,0 47,3 6,4 84,3 153

Tabel 2.6 Spesifikasi Reinforced Concrete Mini Pile Ex-PATON BUANA SEMESTA
Persegi Persegi Segitiga Segitiga
BENTUK
20x20 25x25 32x32x32 37x37x37
Mutu Beton K-350 K-350 K-350 K-350
Tulangan Utama 4 D 13 4 D 16 3 D 16 3 D 16
Beugel φ6 φ6 φ6 φ6
Panjang Section 3.00 M 3.00 M 3.00 M 3.00 M
6.00 M 6.00 M 6.00 M 6.00 M
Daya Dukung
izin 26,8 Ton 59 Ton 29,3 Ton 54 Ton
Material Tiang

Tabel 2.7 Spesifikasi Reinforced Concrete Mini Pile Ex-PASIFIC PRESTRESSED


Compression Ult. Moment Cap Ultimate
Size Type L Concrete Allowable Ultimate P=0 to Max Tension
Area Strength
2
(m) (mm ) (ton) (ton) (ton-m) (ton)
RA 56,0 94,0 1,1 – 2,6 14,0
28x28x28 3∼6 33.948
RB 58,6 98,4 1,5 – 3,0 21,0
RA 3∼6 75,0 118,0 1,7 – 4,1 21,0
32x32x32 44.340
RB 3∼9 82,6 130,0 2,4 – 4,7 29,8
RA 57,6 110,0 1,2 – 2,9 14,0
20x20 3∼6 40.000
RB 59,0 113,0 1,5 – 3,1 18,6

Bentuk penampang persegi, mutu beton K-500

Struktur Pondasi Tiang Pancang 17


SESI 3 : KAPASITAS TIANG TUNGGAL BERDASARKAN
DATA UJI LAPANGAN

A. BERDASARKAN DATA SPT

Gambar 3.1. Rumus kapasitas dukung tiang berdasarkan data N-SPT


Mayerhof (1967) dapat digunakan pada data hasil pemboran ini.

Struktur Pondasi Tiang Pancang . 19


Rumus kapasitas dukung tiang berdasarkan data N-SPT Mayerhof (1967) dalam
Cernica (1995) untuk tanah non-kohesif :

ftotal = Σ (fi.Li)
fi = 2 x Ni

q = 40.N (L/D) < 400.N

ftotal = Total gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah dengan
selimut tiang untuk setiap lapisan yang dijumpai (kN/m’)
Li = Tebal lapisan tanah ke-i (m)
fi = Gesekan pada selimut tiang atau adhesi tanah dengan
2
selimut tiang untuk lapisan tanah ke-i (kN/m )
D = Diameter tiang (m)
L = Total panjang tiang (m)
q = Kapasitas dukung tanah pada ujung tiang (KN/m2)

Qultimit = Aujung . q + O . ftotal

Qijin = Qultimit / SF

Qvultimit = Kapasitas ultimit pondasi tiang tunggal (kN)


Qvijin = Kapasitas ijin pondasi tiang tunggal (kN)
SF = Faktor aman yang nilainya dapat diambil 2,5 s/d 3.
2
Aujung = Luas permukaan ujung tiang (m )
O = Keliling tiang (m)

Struktur Pondasi Tiang Pancang . 20


Tabel 3.1. Kapasitas dukung ijin (kN) berdasarkan nilai tahanan ujing bawah
tiang pancang pada tanah non-kohesif (Wika PC Piles, 2001)

NILAI DIAMETER TIANG (mm)


SPT 300 350 400 450 500 600
25 240 320 410 520 650 940
30 280 380 500 630 780 1130
35 330 440 580 740 910 1310
40 380 510 670 840 1040 1500
45 430 570 750 950 1170 1690
50 470 640 830 1050 1300 1880
55 520 700 920 1160 1430 2070
60 570 760 1000 1270 1570 2260
1 Ton = 10 kN

Contoh Soal 3.1 : Prediksi kapasitas dukung tiang jika menggunakan SPT

Hitunglah kapasitas dukung tiang minipile 25x25 dengan kedalaman (L) = 24 m.


Data penyelidikan tanah bor mesin menggunakan data Proyek Gedung
Pascasarjana Undip Jalan Imam Barjo, SH Semarang seperti pada Gambar 3.1.
Bahan minipile adalah beton bertulang dengan Qijin bahan = 590 kN.

Jawab :

Nilai SPT untuk perhitungan Qfriksi


No Lapisan Depth Tebal Li
Tanah (m) (m) Ni fi fi.Li
1 Pasir sedikit 0-16,.5 16,5 12 24 396
lempung
2 Lempung 16,5-19,5 3 27 54 162
kepasiran
3 Pasir 19,5-24 4,5 32 64 288
ftotal 846 kN/m
2
fi = 2 x Ni (kN/m )

Nilai SPT untuk perhitungan Qujung


Nilai N-SPT pada kedalaman 24 meter adalah 40 sehingga,

q = 40 . N (L/D) < 400 . N


= 40 . 40 . 24/0,25
2
= 153600 kN/m
2
Nilai maksimum q = 400 . N = 16000 kN/m
2
Sehingga diambil q = 16000 kN/m

Struktur Pondasi Tiang Pancang . 21


Qultimit = Aujung . q + O . ftotal
2
= (0,25 ) . 16000 + (0,25x4) . 846
= 1846 kN

Qijin = Qultimit / SF
= 1846 / 3
= 615 kN ( ≈ 600 kN)

Chek terhadap kekuatan bahan tiang pancang

Bahan direncanakan menggunakan beton bertulang dimensi 25x25


panjang per segmen 6 meter. Kapasitas ijin bahan minipiles
(Qijinbahan) = 590 kN.
Sehingga Kapasitas tiang tunggal (Qijin) diambil 590 kN (pilih yang
terkecil dari Prediksi Qijin dan kekuatan materialnya)

B. BERDASARKAN DATA SONDIR

Dalam Wesley (1977) disebutkan kapasitas dukung tiang ijin untuk tiang yang
dipancang sampai lapisan pasir :

Qijin = (qc . Aujung)/3 + (Tf . O)/5

Qujung Qfriksi
Untuk pemancangan tiang pada tanah lempung Wesley (1977) menyarankan
penggunaan faktor aman yang lebih besar dari tiang dalam pasir. Dalam
Suryolelono (1994) untuk pemancangan tiang pada tanah lempung dapat
digunakan rumus :

Qijin = (qc . Aujung)/5 + (Tf . O)/10

Berdasarkan pengalaman desain, biasanya pemancangan tiang pada tanah


lempung jika ujung tiang telah mencapai tanah keras dapat digunakan rumus :

Qijin = (qc . Aujung)/3 + (Tf . O)/10


Qvijin = Kapasitas ijin pondasi tiang tunggal (kg)
qc = Perlawanan Ujung sondir (kg/cm2)
Tf = Total friction sondir (kg/cm’)
Aujung = Luas permukaan ujung tiang (cm2)
O = Keliling tiang (cm)

Gambar 3.2. Data sondir perlu diverifikasi dengan data hasil pemboran dan
N-SPT agar menghasilkan desain yang aman.
Contoh Soal 3.2 : Prediksi kapasitas dukung tiang jika menggunakan sondir

Hitunglah kapasitas dukung tiang D45 jika dipancang hingga kedalaman tanah
18 meter. Jika ditentukan spesifikasi Prestressed Spun Concrete Piles adalah
Ex-WIKA Klas-C dengan Qijin bahan = 1349 kN. Data penyelidikan tanah sondir
menggunakan data Proyek Gedung PLN APJ Pekalongan seperti pada
Gambar 3.2.

Jawab :
2
Karena tiang belum mencapai tanah keras (qc ≥ 200 kg/cm ), maka rumus
yang digunakan adalah :

Qijin = (qc . Aujung)/5 + (Tf . O)/10

Qujung Qfriksi

Untuk diameter tiang (D) = 45 cm maka,


2 2 2
Luas ujung tiang (A) = ¼ π D = ¼ π. 45 = 1591 cm
Keliling tiang (O) = π D = π . 45 = 141,4 cm
2
qc = 80 kg/cm
Tf = 750 kg/cm

Qijin = (qc . A)/5 + (Tf . O)/10


= (80 x 1591)/5 + (750 x 141,4)/10
= 25456 + 10605
= 36061 kg ≈ 360 kN

Sehingga Kapasitas tiang tunggal (Qijin) diambil 360 kN


(pilih yang terkecil dari Prediksi Qijin sondir dan kekuatan
materialnya)
SESI 4 : KELOMPOK TIANG

A. KAPASITAS DUKUNG TIANG KELOMPOK (Pijin)

Pijin

≥ 3D O
Pile cap

≥ 3D Qijin Qijin

O
≥ 3D L

Pijin = Qijin.n.Eg
≥ 3D

n = jumlah tiang dalam satu pile cap.

UNTUK TANAH NON-KOHESIF


1. End bearing piles --------- Eg diasumsikan 1,0
2. Floating atau friction piles --------- Eg diasumsikan 1,0

UNTUK TANAH KOHESIF

Untuk kondisi jarak antar pile (pusat ke pusat) ≥ 3.D :


1. End bearing piles --------- Eg diasumsikan 1,0
2. Floating atau friction piles --------- 0,7 ≤ Eg ≤ 1,0
Nilai Eg bertambah linear dari 0,7 untuk S=3D hingga 1,0 untuk S=8D.

Untuk kondisi jarak antar pile (pusat ke pusat) < 3.D :


Kapasitas Pijin dihitung dengan keruntuhan blok SF=3.
Contoh Soal 4.1 :

Diketahui :
Tiang pancang dengan diameter (D)=45 cm tersusun dalam sebuah pile cap
seperti dibawah ini memiliki kedalaman tiang (L)=12 meter. Proyek terletak di
kota Pekalongan dengan data tanah yang tersedia adalah data sondir seperti
pada Gambar 3.2.

Ditanya :
Hitunglah kapasitas dukung tiang kelompok (Pijin).
Chek apakah pondasi tiang aman untuk beban aksial (P)=100 ton?

Jawab :
135

135
350
O
135

215

Pijin

O
Pile cap

Tiang L=12 m
D45

135
B. DISTRIBUSI BEBAN STRUKTUR ATAS KE KELOMPOK TIANG
Beban yang didukung oleh tiang ke-i (Qi) akibat beban P, Mx dan My dalam
sebuah pile cap adalah :

kI kII kIII kIV


≥3D ≥3D ≥3D

bIII
+
y ≥3D

B + bII
O x
≥3D

bI

L
P P
My Mx
Pile cap Pile cap
O O
h h

Tiang
Tiang

≥3D ≥3D ≥3D ≥3D ≥3D

kI kII kIII kIV bI bII bIII

P M y . xi M x . yi
Qi = ± ±
2 2
n Σ(x ) Σ(y )

n = jumlah tiang dalam satu pile cap.


2
Σ (x ) = jumlah kuadrat jarak x terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
2
Σ (y ) = jumlah kuadrat jarak y terhadap titik pusat berat kelompok tiang (O).
xi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu x.
yi = jarak tiang ke-i terhadap titik O searah sumbu y.
Contoh Soal 4.2 :

Diketahui :
kI kII kIII kIV
135 135 135
Beban yang bekerja pada titik
1 2 3 4 bIII berat tiang ( O ) :
y
135
Ptotal = P + Berat pile cap
355 5 6 7 8 bII = 6000 + 1,2.3,55.4,90.24
O x
135 = 6500,976 kN
My = 820 kN.m
9 10 11 12 bI
Mx = -700 kN.m
3
490 γbeton = 24 kN/m

P=6000 kN P=6000 kN
My= 820 kN.m Mx= -700 kN.m
O O
Pile cap 120 Pile cap 120

Tiang Tiang
D45 D45

kI kII kIII kIV bI bII bIII

67,5 67,5 135 135


202,5 202,5

Ditanyakan :
Berapa beban yang didukung oleh masing-masing tiang (Qi) ?
Jawab :

Langkah 1 : Menghitung letak titik berat tiang (O)


Perhitungan letak titik berat tiang tidak perlu dilakukan karena susunan tiang
yang simetris baik pada arah x dan y. Letak titik berat tiang berada pada
koordinat (0,0) dan berimpit pada titik berat pile cap.

Langkah 2 : Perhitungan besarnya distribusi beban ke tiang

n = 12 buah
2 2 2
Σ(x ) = 6 (2,025 ) + 6 (0,675 )
2
= 27,3375 m
2 2
Σ(y ) = 8 (1,35 )
2
= 14,58 m

Ptotal M y . xi Mx . y i
Qi = ± ±
2 2
n Σ(x ) Σ(y )

6500,976 820 . xi -700 . yi


= ± ±
12 27,3375 14,58

No.Tiang POSISI Qi
i xi (m) yi (m) kN
1 -2.025 1.35 416.19 (minimum)
2 -0.675 1.35 456.69
3 0.675 1.35 497.18
4 2.025 1.35 537.67
5 -2.025 0 481.01
6 -0.675 0 521.50
7 0.675 0 561.99
8 2.025 0 602.49
9 -2.025 -1.35 545.82
10 -0.675 -1.35 586.32
11 0.675 -1.35 626.81
12 2.025 -1.35 667.30 (maksimum)
Contoh Soal 4.3 :
Diketahui :
Tiang pancang dalam sebuah pile cap memiliki susunan seperti gambar di
bawah ini. Susunan yang tidak simetris ini disebabkan adanya struktur pondasi
bangunan lama yang membuat tiang baris KIII sulit untuk dipancang sehingga
digeser hingga 65 cm.

P=4200 kN
kI kII kIII
135 200
bIII Kolom 60x60
135
Pile cap 90
355 bII
135
bI

y 240 180
x Tiang
D45

135 200
Ditanyakan :
Berapa beban yang didukung oleh masing-masing tiang (Qi) ?

Jawab :

Langkah 1 : Menghitung letak titik berat tiang (O)

Letak titik berat tiang terhadap baris kI : 135 200


9 xo = 3 . 1,35 + 3 . 3,35
xo = 1,56667 m y
+
135
+
355 x
Letak titik berat tiang terhadap baris bI :
9 yo = 3 . 1,35 + 3 . 2,70 yO 135
yo = 1,35 m

xO
240 180
Langkah 2 : Menghitung Eksentisitas Beban kolom dan pile cap

Eksentrisitas kolom terhadap titik berat pondasi :


exkolom = 2,4 – 1,56667 – 0,425
= 0,40833 m

Eksentrisitas titik berat pile cap terhadap titik berat pondasi :


expoer = 2,1 – 1,56667 – 0,425
= 0,10833 m

Beban yang bekerja pada titik berat pondasi (O) :


3
γbeton = 24 kN/m
P = Pkolom + Ppoer
= 4200 + (4,2.3,55.0,9) 24
= 4522 kN
My = Pkolom . exkolom + Ppoer . expoer
= 4200 . 0,40833 + 322 . 0,10833
= 1749,87 kN.m
Mx = 0

42,5 42,5
135 200

1 2 3
+
y
135
+
355 x
4 5 6
yO 135
exKolom
7 8 9

xO
240 180
Langkah 3 : Perhitungan besarnya distribusi beban ke tiang

n=9
2 2 2 2
Σ(x ) = 3 (1,56667 ) + 3 (0,21667 ) + 3 (1,78333 )
2
= 17,045 m

Ptotal My . x i
Qi = ±
2
n Σ(x )

4522 1749,87 . xi
= ±
9 17,045

No.Tiang POSISI Qi
i xi (m) yi (m) kN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Contoh Soal 4.4 :
Diketahui :
Abutment setinggi 9,75 m dari dasar pondasi memiliki susunan pile cap seperti
dibawah ini. Kapasitas dukung tiang tunggal end bearing persegi 50x50
berdasarkan hasil sondir dan SPT menghasilkan Qijin = 1100 kN. Kapasitas
dukung tiang tunggal arah horisontal (Hijin) = 100 kN.

45 45
200 200 200 200
±0.00
45
1 5
Tiang 50x50
y 200
x
6 O 10
Abutment 150x890 cm 200
Tanah Urugan
11 15 45

STRUKTUR ABUTMENT
P
Mx
H
O
O
Pile Cap
-9,75

Tiang 50x50
1H:4V

-27.00

200 200
45 45

Beban jembatan rangka baja bentang 60 m, berat sendiri abutmen dan oprit
bekerja pada titik berat tiang pancang (O) :
Beban aksial (P) = 12000 kN.
Beban momen memutar sumbu x (Mx) = 2500 kN.m
Beban lateral (H) = 3000 kN.

Ditanyakan :
a. Berapa beban yang didukung oleh masing-masing tiang ?
b. Chek apakah pondasi abutment tersebut aman ?
Jawab :
a. Beban yang didukung oleh masing-masing tiang adalah :

2 2 2
Σ(y ) = 10. (2 ) = 40 m

P Mx . yi
Qi = ±
2
n Σ(y )

= 12000 2500. yi
+
15 40

Untuk baris tiang 1 s/d tiang 5,


yi = 2,0 sehingga untuk masing-masing tiangnya Qi = 925 kN
Tiang pada baris ini memiliki kemiringan taing 1H:4V maka m=4.
Distribusi yang terjadi pada tiang 1 s/d 5 untuk arah vertikal :
2 2
Qiv = Qi / m.√(1+m ) = 925/4.√(1+4 ) = 953,5 kN
Distribusi yang terjadi pada tiang 1 s/d 5 untuk arah horisontal :
Qih = Qi / m = 925/4 = 231,25 kN
Untuk baris tiang 6 s/d tiang 10,
yi = 0 sehingga untuk masing-masing tiangnya Q i = 800 kN
Untuk baris tiang 11 s/d tiang 15,
yi = -2,0 sehingga untuk masing-masing tiangnya Qi = 675 kN

b. Untuk mengecek apakah pondasi abutment tersebut aman jika diketahui


kapasitas dukung tiang tunggal end bearing Qijin = 1100 kN dan kapasitas
dukung tiang tunggal arah horisontal (Hijin) = 100 kN.
• Nilai yang terbesar dari distribusi beban vertikal (Qi) ke masing-masing
tiang :
Qi = 953,5 kN < Qijin (= 1100 kN) .. Aman.
• Nilai yang terbesar dari distribusi beban horisontal (Hi) ke masing-
masing tiang :
Beban horisontal yang didukung tiang miring = 5 x 231,5 = 1157 kN
Sehingga beban horisontal masing-masing tiang,
Hi = (3000-1157) /15 =122,8 KN > Hijin (=100 kN) .. Tidak Aman.
SESI 5 : PELAKSANAAN PEKERJAAN TIANG PANCANG

Bagaimana proses pemancangan tiang ?

Gambar 5.1. Proses pemancangan tiang berhenti berdasarkan hasil kalendering.


Tabel 2.1 Spesifikasi Drop Hammer untuk Minipiles – Paton B.S

SPESIFIKASI PB 135 PB 150 PB 200


Berat Hammer 1,35 Ton 1,50 Ton 2,00 Ton
Tinggi Jatuh 1,00 M 0,90 M 0,75 M
Daya Dukung
izin Tiang Pondasi 20 – 25 Ton 20 – 25 Ton 25 – 30 Ton

Tabel 2.2 Spesifikasi Diesel Hammer Kobelco 1971 untuk Piles.

SPESIFIKASI HAMMER K13 K25 K35 K45

Total weight lb. 7800 13200 19100 25300

Weight of ram lb. 2870 5510 7720 9920

Energy per blow 13200 - 23500 - 31700 - 39000 -


(mm-max) - Lb. ft. lb. 25390 51540 72150 92760
Ram Stroke 4,60 – 4,26 – 4,11- 3,93 –
(mm-max) ft. 8,85 9,35 9,35 9,35
Number of Blows
blows /min 40-60 39 - 60 39 - 60 39 - 60

Explosive force lb. 149900 238100 330800 421200


-3
1 lb.ft = 1,305 x 10 kN.m
-1
1 ft = 3,05 x 10 m

Kapan penghentian pemancangan ?


FINAL SET UNTUK PEMANCANGAN MINIPILES DENGAN DROP HAMMER

FORMULA MODIFIED ENR


2
eh x Wr x h Wr + (N + Wp) 1
Qijin = x x
S + 0,1 Wr + Wp SF

dengan,
Qijin = Kapasitas dukung tiang (kg)
Wp = Berat tiang pancang (kg)
Wr = Berat Hammer (kg)
H = Tinggi Jatuh (cm)
eh = Faktor Efisiensi = 0,90
N = Koefisiensi Restitusi = 0,50
SF = Faktor Keamanan = 6
S = Final set untuk satu kali pukulan (cm)

Contoh 5.1 : Final set untuk tiang minipiles

Diketahui :
Minipiles 20X20 panjang 3 meter = 288 Kg, dengan kapasitas dukung minipiles
(Qijin) = 21,81 ton. Drop Hammer menggunakan berat hammer 1600 kg dan
tinggi jatuh 90 cm.

Ditanyakan :
Berapa besarnya final set untuk 10 kali pukulan hammer ?

Jawab :
2
eh x Wr x h Wr + (N + Wp) 1
Qijin = x x
S + 0,1 Wr + Wp SF
2
0,90 x 1600 x 90 1600 + (0,50 + 288) 1
21810 = x x
S + 0,1 1600 + 288 6

S = 0,778 cm

Jadi untuk mencapai daya dukung = 21,81 ton, maka final set = 8 cm (untuk 10
kali pukulan)
Gambar 5.2. Kendali mutu pelaksanaan pemancangan tiang di lapangan
antara lain (1) ketegaklurusan tiang, (2) kalendering dan (3)
penyambungan segmen tiang.
FINAL SET UNTUK PEMANCANGAN PILES DENGAN DIESEL HAMMER

Hiley Formula untuk hammer desel


2
eh . 2.Wr.h Wr + N .Wp 1
Qijin = x x
S + (C1+C2+C3)/2 Wr + Wp SF

dengan,

Qijin = Kapasitas dukung tiang (ton)


Wp = Berat tiang pancang yang terakhir dipancang (ton)
Wr = Berat Hammer (ton)
H = Tinggi Jatuh hammer (m)
eh = Faktor Efisiensi = 1,0
N = Koefisiensi Restitusi = 0,25
SF = Faktor Keamanan = 3
S = Final set (m)

Easy Medium Hard Very Hard


Nilai Driving Driving Driving Driving
2 2 2 2
p = 35 kg/cm p = 70 kg/cm p = 105 kg/cm p = 140 kg/cm

C1 0,003 0,006 0,010 0,013


C2 0,002.L/2 0,004.L/2 0,006.L/2 0,008.L/2
C3 0-0,0025 0,0025 0,0025 0,0025
PROSEDUR PERHITUNGAN
PERENCANAAN STRUKTUR PONDASI TIANG PANCANG

Sebuah gedung bertingkat memiliki kolom 60x60 cm dengan pembebanan tetap


(beban hidup + beban mati) sebesar :

Beban aksial kolom (P) = 2408 kN


Momen memutar sumbu x (Mx) = 3,42 kN.m
Momen memutar sumbu y (My) = 5,08 kN.m

Desainlah pondasi tiang pancang dengan menggunakan data SPT dan CPT
yang berdekatan. Mutu beton digunakan K-400 dan tulangan digunakan BJTD39.

JAWAB :

A. Prediksi kapasitas dukung tiang jika menggunakan CPT

Qijin = (qc . Aujung)/3 + (Tf . O)/10

Qujung Qfriksi

Diameter piles diambil D45 (besarnya dimensi piles tergantung


beban kolom dan kemudahan pelaksanaan di lapangan).

Untuk diameter tiang (D) = 45 cm maka,


2 2 2
Luas ujung tiang (A) = ¼ π D = ¼ π. 45 = 1591 cm
Keliling tiang (O) = π D = π . 45 = 141,4 cm

TIPS : Untuk perediksi awal, kedalaman tiang disarankan mencapai


tanah keras dengan diambil diameter tiang terkecil dari spesifikasi
yang ada. Jika tiang yang dibutuhkan dalam satu kolom terlalu
banyak, diameter tiang dapat diperbesar.
2
Kedalaman Tanah keras 20 m (qc > 200 kg/cm atau N-SPT > 40)
2
qc = 200 kg/cm
Tf = 1950 kg/cm

Qijin = (qc . A)/3 + (Tf . O)/10


= (200 x 1591)/3 + (1950 x 141,4)/10
= 106066 + 27573
= 133639 kg ( ≈130 ton) = 1300 kN
Struktur Pondasi Tiang Pancang - Hanggoro Tri Cahyo A. 41
B. Prediksi kapasitas dukung tiang jika menggunakan SPT

Panjang pile (L) = 20 m, Radius pile (R) = 22,5 cm

B.1. Nilai SPT untuk perhitungan Qfriksi


No Lapisan Depth Tebal Li fi fi.Li
Tanah (m) (m) Ni
1 Lempung 2–7 5 3 6 30
Coklat tua
2 Lempung 7 – 12 5 4 8 40
Hitam
3 Breksi 12 – 20 8 17 34 272
ftotal 342 kN/m
2
fi = 2 x Ni (kN/m )

B.2. Nilai SPT untuk perhitungan Qujung


Nilai N-SPT pada kedalaman 20 meter adalah 42 sehingga,

q = 40 . N (L/D) < 400 . N


= 40 . 42 . 20/0,45
2
= 74666 kN/m
2
Nilai maksimum q = 400 . N = 16800 kN/m
2
Sehingga diambil q = 16800 kN/m

Qultimit = Aujung . q + O . ftotal


= 0,1591 . 16800 + 1,414 . 342
= 2672,88 + 483,588
= 3156,46 kN

Qijin = Qultimit / SF
= 3156,46 / 3
= 1052,156 kN ( ≈ 1050 kN)

C. Chek terhadap kekuatan bahan tiang pancang

Bahan diambil dari spesifikasi Prestressed Spun Concrete Piles Ex-


WIKA Klas-C dengan Qijin bahan = 134,9 Ton = 1349 kN

Sehingga Kapasitas tiang tunggal (Qijin) diambil 1050 kN


(pilih yang terkecil dari Prediksi Qijin CPT, SPT dan kekuatan
materialnya)

Struktur Pondasi Tiang Pancang - Hanggoro Tri Cahyo A. 42


Struktur Pondasi Tiang Pancang - Hanggoro Tri Cahyo A. 43
D. Jumlah tiang yang dibutuhkan dalam desain

Jumlah tiang yang dibutuhkan dalam satu kolom dengan beban :

Beban aksial kolom (P) = 2408 kN


Momen memutar sumbu x (Mx) = 3,42 kN.m
Momen memutar sumbu y (My) = 5,08 kN.m

Jarak tiang diambil 3.D = 3 x 45 cm = 135 cm


Dengan jarak tiang 3.D nilai efisiensi tiang kelompok (Eg) = 0,7
Jumlah tiang yang dibutuhkan (n) = P/(Qijin.Eg)
= 2408 / (1050.0,7)
= 3,276 buah

Jumlah tiang dibulatkan jadi 4 buah.

TIPS :jika momen yang terjadi cukup besar, lebih baik jumlah pile
dibesarkan dari kebutuhan tiang terhadap beban aksial kolomnya.

E. Distribusi beban kolom ke masing-masing tiang

Jika telah diketahui jumlah pile yang dibutuhkan adalah 4 buah


maka desain pile cap atau poer dapat dipilih dengan susunan :

Kolom 60x60
40 135 40
Distribusi beban kolom ke masing-
Tie Beam
masing tiang dalam pile cap adalah :
y
1 2
2 2
Pile Cap x Qi = P/n ± My.x/(Σx ) ± Mx.y/(Σy )
2 2 2
Σx = 4. (1,35/2) = 1,8225 m
4 3 2 2 2
Σy = 4. (1,35/2) = 1,8225 m
n = 4 buah
215
Pile D45

Q1 = 2408/4 + 3,42.(-0,675)/1,8225 + 5,08.(0,675)/1,8225


= 602 – 1,2667 + 1,8815
= 602,6148 kN
Q2 = 605,1482 kN < Qijin.Eg (=1050.0,7 = 735 kN) ..OK!
Q3 = 601,3852 kN
Q4 = 598,8518 kN > 0 , tidak perlu hitung kap. tarik tiang.

Jika Qi menderita tarik (-) maka tiang harus didesain menahan tarik.

Struktur Pondasi Tiang Pancang - Hanggoro Tri Cahyo A. 44


F. Perhitungan Final Set untuk penghentian pemancangan tiang

Tiang direncanakan dipancang dengan mesin diesel hammer K35


(spesifikasi diesel hammer untuk tiap diameter tiang berbeda).
Segmen tiang untuk total 20 meter adalah 12 + 9 meter.

Hiley Formula untuk hammer desel pada tanah medium driving


2
eh . 2.Wr.h Wr + N .Wp 1
Qijin = x x
S + (C1+C2+C3)/2 Wr + Wp SF

dengan,

Qijin = Kapasitas dukung tiang (ton)


Wp = Berat tiang pancang.
Untuk D45, L = 9 m maka beratnya 0,235.9 = 2,115 ton
Wr = Berat Hammer
Untuk K-35 Diesel Hammer berat hammer = 3,5 ton
H = Tinggi Jatuh hammer
Tinggi jatuh hammer dilapangan direncanakan 1,2 meter
eh = Faktor Efisiensi = 1,0
N = Koefisiensi Restitusi = 0,25
SF = Faktor Keamanan = 3
S = Final set

Easy Medium Hard Very Hard


Nilai Driving Driving Driving Driving
2 2 2 2
p = 35 kg/cm p = 70 kg/cm p = 105 kg/cm p = 140 kg/cm

C1 0,003 0,006 0,010 0,013


C2 0,002.L/2 0,004.L/2 0,006.L/2 0,008.L/2
C3 0-0,0025 0,0025 0,0025 0,0025

(C1+C2+C3)/2 = (0,006 + 0,004.9/2 + 0,0025)/2 =0,01325


PERHITUNGAN FINAL SET

Faktor Efisiensi (Eh) : 1.000


Berat Hammer (Wr) : 3.500 ton
Tinggi Jatuh (h) : 1.200 m
Koef. Restitusi (N) : 0.250
Berat 1 Section (Wp) : 2.115 ton
Faktor keamanan (SF): 3.000
Final Set (s) 0.0040 m
(C1+C2+C3)/2 0.01325
Pall per pile 105.000 ton

Final Set (s) untuk 10 x Pukulan = 4 cm

Sehingga final set untuk 10 x pukulan adalah 4 cm.

G. Menghitung Tinggi Pile Cap dan Penulangannya

Untuk menghitung besarnya momen, geser satu arah dan geser


pons, diperlukan data perhitungan :
Dimensi kolom 60 cm x 60 cm.
Beban aksial kolom (P) = 2408 kN.

40 135 40

y
1 2

4 3

215

Distribusi beban untuk setiap tiang pancang :


Q1 = 602,6148 kN Q2 = 605,1482 kN.
Q3 = 601,3852 kN Q4 = 598,8518 kN.
Mutu bahan yang digunakan : 40 135 40
Mutu beton K-400 (f’c=33,2 MPa)
Mutu tulangan baja fy=390 MPa

Untuk menghitung struktur


1 2
betonnya, beban perlu dikalikan
dengan faktor beban : ½d b
U=1,2 (beb.mati) + 1,6 (beb.hidup)
Namun jika yang diketahui hanya
nilai (beban mati + beban hidup) h
tanpa mengetahui besarnya
masing-masing dapat dilakukan
pendekatan nilai faktor beban 1,4. ½d Bidang Kritis Pons

4 3
Beban kolom ultimate :
Pu = 1,4 x P
= 1,4 x 2408 = 3371,2 kN
B = 215 cm
Beban per pile ultimate :
Qu1 = 1,4 x 602,6148
= 843,66 kN
Qu2 = 1,4 x 605,1482
= 847,20 kN.
Qu3 = 1,4 x 601,3852 Kolom
= 841,83 kN 60x60
Qu4 = 1,4 x 598,8518
= 838,39 kN.
d Pile Cap
45° th
Chek Terhadap Geser Pons : Tulangan As

Besarnya tinggi efektif (d) pile cap


dicoba 80 cm.

Vu pons = Pu
= 3371,2 kN

Keliling bidang kritis geser pons (bo) :


bo = 2 (b + d) + 2 (h + d)
= 2 (600 + 800) + 2 (600 + 800) Pile D45
= 5600 mm
2
φ Vc pons = 0,6.0,33.√f’c.bo.d (MPa = N/mm )
= 0,6 . 0,33 . √33,2 . 5600 . 800
6
= 5,111 x 10 N
= 5111 kN
Vu pons < φ Vc pons ……OK
Chek Terhadap Geser Lentur

Pengecekan geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena untuk d = 80 cm
tiang pancang berada di dalam bidang geser yang terbentuk.
Sehingga tebal pile cap (th) = d + 15 cm + selimut beton + ½.dia.tul pile cap
= 80 + 15 + 5 + 2,5/2 = 101,25 ≈ 105 cm.

Jika pengecekan akan dilakukan langkah perhitungannya :


Vu geser lentur = Total Qu tiang diluar bidang geser yang terbentuk baik untuk
arah potongan x-x maupun y-y.
2
φ Vc geser lentur = 0,6.0,17.√f’c .B.d (MPa = N/mm )

Syarat : Vu geser lentur > φ Vc geser lentur


Jika belum memenuhi maka perbesar tinggi efektif (d)

Perhitungan Tulangan Pile Cap


Momen terhadap titik berat kolom :
Mu = (Qu1 . 1,35/2) + (Qu2 . 1,35/2)
= (843,66 . 1,35/2) + (847,2 . 1,35/2)
= 1141 kN.m
7
= 1,141 x 10 kg.cm

B = 215 cm
d = 80 cm
2
f’c = 33,2 MPa = 332 kg/cm
2
f’y = 390 MPa = 3900 kg/cm

Mencari nilai β1 :
2
Jika f’c ≤ 300 kg/cm maka β1 = 0,85
2
f’c > 300 kg/cm maka β1 = 0,85 – 0,0008 (f’c – 300)
Jika β1 < 0,65 maka β1 = 0,65
2
Untuk f’c = 332 kg/cm maka nilai β1 = 0,8244

Mn = Mu/0,8 = 14262500 kg.cm


K = Mn = 14262500
2 2
B . d . 0,85 . f’c 215 . 80 . 0,85 . 332

= 0,03673

F =1–√1–2K = 0,03743

Fmax = β1 . 4500 = 0,3747


6000 + fy

F ≤ Fmax → Tulangan tunggal


F > Fmax → Tulangan rangkap

Karena kondisi F < Fmax maka digunakan perhitungan untuk tulangan tunggal

As = F . B . d . 0,85 . f’c
fy
= 0,03743. 215 . 80 . 0,85 . 332
3900
2
= 46,585cm

ρmin = 0,0025 ( nilai ρmin untuk plat)


Asmin = ρmin . B . d
= 0,0025 . 215 . 80
2
= 43 cm

digunakan As > Asmin dipasang diameter tulangan D25 dengan jumlah tulangan :
2
A∅25 = ¼ . π . 2,5
2
= 4,90625 cm

Jumlah tulangan (As) = 46,585 = 9,495 ≈ 10 D25.


4,90625

2
Untuk tulangan atas (As’) = 0,15%.B.d = 25,8 cm (10D19)

Anda mungkin juga menyukai