CHAPTER XIV
PONDASI DALAM
pondasi tiang pancang dan pondasi tiang bor. Walaupun bentuknya kurang lebih
mekanisme pemikulan beban yang berbeda dan menghasilkan daya dukung yang
berbeda.
pertimbangan hal-hal seperti besar daya dukung aksial dan lateral, ketersediaan
ujung sebagai akibat desakan ujung pondasi terhadap tanah dan mekanisme
gesekan selimut akibat adhesi atau perlawanan geser antara selimut tiang dan
A LOAD
B
D
SETTLEMENT
E
membentuk garis lurus dari titik A ke titik B. Pada saat ini tanah
masih berlaku elastis, jika beban diangkat maka tiang akan kembali
ke posisi semula.
terjadi gelincir maka ujung pondasi menekan tanah dan gaya tahan
Titik D : Setelah mencapai titik C tanah tidak lagi bersifat elastis. Jika beban di
Titik E : Ketika tahanan ujung termobilisasi secara penuh maka tiang akan
beban yang berarti. Kondisi ini disebut daya dukung batas atau qu.
Daya dukung izin tiang merupakan daya dukung batas yang dibagi oleh
Qu Qp Qp
suatu faktor keamanan yaitu Qall atau Qall
FK FK FK
FK
Mutu Bangunan Bangunan Bangunan
Pengendalian Monumental Permanen Sementara
Baik 2.3 2 1.4
Normal 3 2.5 2
Kurang 3.5 2.8 2.3
Buruk 4 3.4 2.8
Qu Qp Qp
Atau menurut anjuran Tomlinson Qall atau Q all .
2 .5 3 1.5
Bangunan monumental : memiliki umur rencana lebih dari 100 tahun seperti
Bangunan Sementara : memiliki umur rencana kurang dari 25 tahun atau hanya
Pada kondisi tanah tertentu jika lapisan tanah atas merupakan lapisan yang
lunak dan kompresibel maka pondasi tiang terus diperdalam sampai mencapai
tanah keras. Karena mengandalkan lapisan tanah keras yang mendukung ujung
tiang maka pondasi tiang jenis ini disebut tiang tahanan ujung. Untuk kasus lain
dimana lapisan tanah keras tidak juga tercapai maka pondasi tiang harus
kualitas bahannya terkontrol, dan dapat dipancang pada daerah berair seperti pada
Pondasi tiang kayu mudah diperoleh dan dapat dibentuk sesuai panjang
6 15 meter. Pondasi jenis ini sangat cocok sebagai tiang gesekan dan
dan dipasangnya gelang baja pada ujung tiang. Karena panjangnya yang
Umumnya berbentuk pipa atau H. Tiang jenis ini ringan, kuat, mampu
menahan beban berat dan mudah disambung. Tiang berbentuk pipa lebih
lapisan berbatu. Tanah yang berada dalam pipa dapat dengan mudah
inersia tiang pipa lebih tinggi dari tiang H sehingga dapat menyangga
beban lateral yang lebih besar. Untuk penetrasi ke dalam lapisan tanah
langsing sehingga tidak banyak mendesak volume tanah. Tiang baja lain
Bagian tanah dapat dibuat berlubang untuk mengurangi berat tiang. Tipe
tiang beton pracetak mampu menahan momen dan gaya lentur saat
10
tahanan ujung.
Merupakan gabungan material baja beton atau kayu beton. Jenis ini
kurang populer karena sulitnya mengikat kedua material itu menjadi satu.
Prosedur Pemancangan
Pengangkatan tiang
Instrumen Pemancangan
a. Palu
Mengangkat palu dengan tekanan uap yang menaikkan palu setinggi 0.9
Selain mengangkat palu juga menekan palu saat jatuh dengan tekanan uap
Differential Hammer
Sama dengan double acting drop hammer dengan ukuran piston yang
Diesel Hammer
Palu dijatuhkan dari ketinggian tertentu dan menekan udara dalam silinder.
Jenis palu ini sulit dioperasikan pada tanah lunak dan menimbulkan polusi
Vibratory Hammer
Frekuensi getaran dapat mencapai 150 Hz. Palu jenis ini efektif untuk
getaran akibat pemancangan lebih kecil dan polusi udara serta suara lebih
b. Bantalan (cushion)
kepala tiang yang dapat merusakkan kepala tiang maupun palu. Umumnya
terbuat dari kayu plywood yang meredam gaya pada kepala tiang sehingga
tidak melebihi kuat tekan dan kuat tarik tiang. Kekurangannya plywood
c. Sambungan tiang
mengelas kedua ujung tiang menjadi satu (jika tiang dari baja). Untuk
tiang bukan baja dapat dilengkapi dengan plat baja pada ujung tiang
d. Rekaman pemancangan
dan pencatatan set pada 10 pukulan terakhir saat pemancangan. Nilai set
formula dinamik.
K Wo
V .
r
dengan metode statik atau menggunakan data uji lapangan CPT dan SPT.
A. Metode Statik
Qp = Ap qu = Ap 5 Nq* tan
Gunakan nilai terkecil yang didapat dari kedua persamaan di atas sebagai Qp.
Lb
Untuk tanah pasir berlapis : qp = qu(loose) + [ qu(dense) qu(loose) ]
D
Keterangan notasi :
Lb = panjang penetrasi tiang dari dasar lapisan pasir loose ke ujung pondasi yang
1000
800
600
400
200
100
80
60
40
Nq *
20
Nc *
10
8
6
1
10 20 30 40
Sudut geser dalam
Qs = As f
K
Bahan
Dr Dr
Tiang
rendah tinggi
Baja 20 0.5 1
Beton 3/4 1 2
Kayu 2/3 1.5 4
15
ui Li
dengan Li = panjang tiang pada lapisan ke i dan
u ave i 1
A i
dengan L = panjang tiang dan Ai = luas diagram tegangan
' v ave i 1
10
20
Kedalaman penetrasi tiang (meter)
30
40
50
60
70
80
90
Metode Beta
16
fave =
i 1
i vi
dimana = K tan d
n
B. Metode CPT
qc1 qc 2
Qp Ap ( Schmertmann & Nottingham, 1975)
2
Pada umumnya nilai qc diambil maksimum 100 kg / cm2 untuk tanah pasir dan 75
kg / cm2 untuk tanah pasir kelanauan walaupun data CPT yang ada melebihi nilai
tersebut.
z 8 D z zL
Qs K s ,c fsAs fsAs
z 0 8D z 8 D
z = 0 dihitung dari dasar tiang pondasi dan L = panjang penetrasi tiang ke tanah
17
Ks dan Kc (pilih salah satu) adalah faktor reduksi yang tergantung dari kedalaman
dan nilai fs. Pada umumnya nilai fs diambil maksimum 1.2 kg / cm 2 untuk tanah
pasir dan 1 kg / cm2 untuk tanah pasir kelanauan walaupun data CPT yang ada
Ks Kc
0.5 1.0 1.5 2.0 0.5 1.0 1.5
0 0
Tiang baja
10 0.5
Tiang beton
Tiang baja
L/D (meter)
Tiang kayu 2)
fs (kg/cm
20 1.0
Tiang beton
Tiang kayu
30 1.5
40 2.0
Pasir Lempung
C. Metode SPT
Harga Nb dibatasi paling besar adalah 40 dan harga 0.2 Nave paling besar 10 ton /
m2. Jika data NSPT melampaui harga batas tersebut gunakan harga batas Nb = 40
Schmertmann menggunakan korelasi SPT dan CPT untuk mendapatkan nilai yang
lain pada persamaan di atas dengan mengacu pada klasifikasi jenis tanah.
qc fs
Jenis Tanah (kg/cm2) (kg/cm2)
GW, GP, GM, Harga
SW, SP, SM 3.2 N 0.019 N batas
N 60
GC, SC, ML,
1.6 N 0.04 N
CL
CH, OH 0.7 N 0.05 N
Batuan
gamping rapuh, 3.6 N 0.01 N
pasir karang
Kedalaman elevasi ujung pondasi lebih akurat. pada tiang pancang lokasi
dapat menyimpang karena adanya lapisan batuan, batu besar dan lain-lain.
Dapat dilakukan pada berbagai jenis tanah. Penetrasi dapat dilakukan pada
tanah kerikil, breksi, ataupun batuan. Selain itu, gangguan getaran dan suara
sangat kecil.
tanah galian sebagai disturbed sample sehingga jenis tanah dapat diperiksa.
lapangan. Pengecoran beton juga tidak pada kondisi idealnya dan tidak dapat
Kondisi tanah pada ujung tiang rusak oleh proses pemboran sehingga daya
Berbahaya jika ada tekanan artesis karena tekanan ini dapat menerobos ke
atas.
listrik, fasilitas dok, soldier pile, kestabilan lereng, dinding penahan tanah,
pondasi bangunan ringan pada tanah lunak, pondasi bangunan tinggi, dan struktur
Beban
Lereng lateral Papan
angin Reklame
Bidang gelincir
Dok kapal
Penahan galian
Gedung / menara
Jembatan
20
Sesuai untuk tanah kohesif dan kondisi muka air di bawah lubang bor.
Casing
lubang bor. Panjang casing mencakup seluruh bagian tanah yang runtuh.
Slurry
50
40
30
q p (kg/cm2)
20
10
0 20 40 60 80 100
NSPT
n
maka persamaannya menjadi Qs f i Li p dimana Li adalah panjang tiang yang
i 1
2
fs (kg/cm2)
0 20 40 60 80 100
NSPT
Metode Kulhawy
0 5 10 15 20 25 30
1.2
1.0
Faktor adhesi
0.8
0.6
0.4
0.2
0
u (ton/m2)
22
Pada kondisi tertentu, seperti saat terjadi gempa atau pada konstruksi
jangkar, pondasi tiang mengalami beban tarik. Kapasitas pondasi menahan beban
dimana Tu adalah daya dukung tarik atau kapasitas tarik batas pondasi, T adalah
dimana L = panjang tiang, p = keliling tiang dan = faktor adhesi untuk tarik.
Ku = koefisien tarik
Langkah perhitungan :
L L
1.6 16 4
(L/D)cr
1.2 12 3
(L/D)cr
0.8 8 Ku 2
0.4 4 1
0 0
20 40 60 80 100 20 30 40 50
Dr Sudut geser dalam
Bila tiang pondasi terletak pada tanah timbunan yang berada di atas lapisan
penurunan pada lapisan tanah kompresibel tersebut. Jika penurunan pada tanah
kompresibel ternyata terjadi lebih cepat dan lebih besar dari penurunan pondasi
maka otomatis timbul gesekan pada selimut pondasi yang menyeret tiang pondasi
ke arah bawah. Gaya geser ke bawah ini disebut gesekan negatif atau downdrag.
Kondisi ini tidak hanya terjadi bila ada tanah timbunan saja, saat
Ditinjau secara gaya, yang terjadi pada saat downdrag adalah penambahan
gaya aksial, pengurangan tegangan efektif pada ujung tiang dan menurunnya daya
dukung batas. Pada selimut pondasi timbul garis netral dimana pada garis tersebut
gaya gesek positif berubah menjadi gaya gesek negatif. Semakin besar penurunan
24
yang terjadi garis netral semakin turun sehingga bagian selimut pondasi yang
Gesek
negatif
Garis netral
Gesekan negatif terjadi jika penurunan memenuhi salah satu kriteria berikut:
Penurunan lapisan tanah setelah pemancangan tiang lebih besar dari 1 cm.
Tinggi timbunan yang ditempatkan di atas lapisan tanah lebih dari 2 meter.
5. Tentukan daerah tiang pondasi yang mengalami gesekan negatif. Jika beda
dimana p = keliling tiang dan h = tebal lapisan. Gaya gesek negatif hanya
Jenis Tanah
Lempung 0.20 - 0.25
Lanau 0.25 - 0.35
Pasir 0.35 - 0.50
yang mendorong tiang ke bawah adalah beban mati PDL dan gaya gesek
negatif Qsn, sementara gaya yang menahan tiang agar tetap pada posisinya
adalah daya dukung ujung Qp dan gaya gesek selimut Qs. Jika gaya tahan
Qsn.. Di lain pihak jika gaya dorong PDL dan Qsn diplotkan dengan
kedalaman hingga pada suatu titik akan tercapai PDL + Qsn = Qp + Qs.
PDL Qsn
L
Garis netral
Qp Qs
Selain untuk menyangga beban aksial, pondasi tiang juga dapat digunakan
untuk menyangga beban lateral seperti tiang pondasi pada jembatan yang
mengalami gaya lateral berupa beban angin, percepatan kendaraan, dan beban
kejut. Perhitungan daya dukung lateral dapat menggunakan 2 macam metode yaitu
maksimum. Dalam sub bab ini akan dibahas metode menggunakan beban lateral
Langkah-langkah perhitungan :
n1n2 80quu
Untuk tanah kohesif : Kh dimana
D
quu = kuat geser uji UCT dan n 1 dan n2 = koefisen empiris pada tabel di
bawah ini.
Kh (kN/m3)
Kepadatan Tanah
Di atas MAT Di bawah MAT
Lepas 1900 1086
Sedang 8143 5429
Padat 17644 10857
Kh D K
h 4 dan 5 h
4EI 4EI
Untuk tiang pendek dengan kepala bebas atau terikat pada tanah
Untuk tiang panjang dengan kepala bebas atau terikat pada tanah
Untuk tiang pendek dengan kepala bebas atau terikat pada tanah
Untuk tiang panjang dengan kepala bebas atau terikat pada tanah
Untuk tiang sedang dengan kepala bebas atau terikat pada tanah
Qu
menghitung Qall .
2 .5
Perlu dicatat bahwa metode Brom ini hanya berlaku pada tanah kohesif
murni atau tanah non-kohesif murni dan tidak berlaku jika tanah berlapis atau
bercampur. Untuk tiang panjang kepala terikat pada tanah pasir, hasil perhitungan
daya dukung lateral juga terlalu besar dari keadaan sebenarnya. Karena itu,
metode Brom dapat digunakan untuk proyek skala kecil saja. Untuk proyek
program COM624P dari Reese yang dapat digunakan untuk segala kondisi.
kolom atau beban yang ringan, pada umumnya pondasi tiang mendukung struktur
pembebanan karena pemancangan tiang tunggal sering meleset dari posisinya, dan
menjaga bila terjadi kegagalan pada salah satu tiang maka dapat diminimalkan
Qug = 2 L (A + B ) u1 + A B u2 Nc dimana :
L A
Nc = faktor kapasitas beban = 51 1 9
5 A 5 B
Pile cap
PILES GROUP
B
A
Pada tiang kelompok tak dapat dihindari akan terjadi overlap tegangan
antara tiang yang satu dengan yang lain, kadang daya dukung batasnya meningkat
dan kadang malah lebih kecil dari jumlah daya dukung batas per tiang tergantung
dari kondisi tanahnya. Untuk menentukan efisiensi daya dukung tiang kelompok
Qu g
dapat menggunakan persamaan g dimana g adalah efisiensi daya
n Qu
33
dukung batas, Qug adalah daya dukung batas kelompok dan n adalah jumlah tiang
Pada tanah kohesif daya dukung batas tiang kelompok tergantung dari
mempunyai kontak yang teguh dengan tanah. Dengan begitu baru kelompok tiang
tersebut dapat bereaksi sebagai satu kesatuan unit. Untuk keperluan perancangan
Jika u < 95 kPa dan pile cap tidak mempunyai kontak teguh dengan tanah
maka g = 0.7 dengan jarak antara pusat tiang ke pusat tiang lain s = 3 D.
Jika u < 95 kPa dan pile cap mempunyai kontak teguh dengan tanah maka
g = 1.
Pada tanah non-kohesif daya dukung batas kelompok tiang lebih besar dari
jumlah daya dukung batas per tiang. Hal ini disebabkan pada tanah non-kohesif
yang dominan adalah gaya gesek selimut Qs dan jika terjadi overlap maka gaya
Overlap
Qp Qs
Kapasitas daya dukung batas tiang kelompok yang lapisan dasarnya bukan
lapisan tanah lemah dapat mengambil nilai g = 1, dengan catatan tidak ada
air) dan pre-drilling (pondasi tidak dipancang dengan palu tetapi dibor untuk
lebih kecil dari 1, karena itu harus dihindari jika kondisi lapangan
mengizinkan.
Jika tiang kelompok terletak pada tanah keras dengan ketebalan terbatas dan
S = Ss + Sp + Sps dimana :
Ss
Qp Qs L
Ap E p
adalah penurunan akibat deformasi aksial
C p Qp
Sp adalah penurunan akibat transfer beban ke ujung tiang
D qp
Qs D
Sps
1 2 2 0.35 L
adalah penurunan akibat transfer beban ke
D
p L Es
selimut tiang.
Keterangan notasi :
(Vesic, 1977) untuk distribusi gesekan seragam atau parabolik dan = 0.33 untuk
distribusi gesekan berbentuk segitiga. Parameter ini hanya bisa didapat secara
Cp
Jenis Tanah
Tiang Pancang Tiang Bor
Pasir 0.02 - 0.04 0.09 - 0.18
Lempung 0.02 - 0.03 0.03 - 0.06
Lanau 0.03 - 0.05 0.09 - 0.12
p = keliling tiang
36
L = panjang tiang
= rasio Poisson
B. Metode Empiris
D PL
S u dimana :
100 A p E p
A. Metode Vesic
B
Sg S dimana S adalah penurunan tiang tunggal, B adalah lebar kelompok
D
B. Metode SPT
B Ig
S g 2q p dimana :
N SPT
L
I g 1 0.5 . Jika Ig lebih kecil dari 0.5 ambil Ig = 0.5.
8B
C. Metode CPT
qp B Ig
Sg
2q c
Ketiga metode di atas didapatkan dengan asumsi tanah yang berada dalam daerah
n Qall
q . Beban tersebut didistribusikan per lapisan dengan aturan seperti
A B
pada gambar di bawah ini. Sejalan dengan kedalaman, luas A x B meningkat dan
Pondasi ekuivalen
Soft clay L
V
Soft clay H2 H2
Pondasi ekuivalen
:4V
2
3 L
1H
Soft clay
1 1
3 L 3 L
V
:2
H H
1H
2
3 L Pondasi ekuivalen
Sand
:4V
2
L 1
L
1H
9
3
Sand H1 H1
V
:2
Clay H2 H2
1H
Clay H3 H3
Pondasi ekuivalen
:4V
2
3 L
1H
1
3 L
H1 + 31 L
Clay H1
:2V
Sand H2 H2
1H
Clay H3 H3
1 eo
Untuk lapisan tanah non-kohesif, digunakan parameter C = yang didapat
Cc
1 ' v
Sc log vo H dimana H adalah tebal lapisan.
C' 'vo
39
Menurut Tomlinson daya dukung tarik kelompok tiang pada tanah kohesif
L = panjang tiang
menjadi
Tug = (AL + L2 ) B.
1
L L
4
A A
B B
asumsi-asumsi yang diambil pada saat pendesainan dengan uji pemodelan tiang
pengujian. Menurut peraturan bangunan yang berlaku, dituntut jumlah tiang uji
41
sebanyak 1 % dari jumlah keseluruhan tiang untuk tiang pancang, dan 1 tiang
pengujian untuk tiap 75 tiang bor. Karena pada umumnya tiang berupa kelompok,
maka perlu diperhitungkan hubungan antara daya dukung tiang tunggal dengan
Plate Loading Test atau sistem jangkar yang dikembangkan oleh Tomlinson.
Load cell
Dial gauges
or proving
ring Plate
Piles
jika tiang terus menerus mengalami suatu penurunan pada beban yang statis
Sesudah tiang uji selesai dibuat (dipancang atau dibor) tunggu selama 7
30 hari sebelum memulai pengujian. Hal ini dimaksudkan agar tanah yang
stabil seperti semula. Pergerakan tiang diukur menggunakan dial gauges yang
42
sepanjang tiang, glass tell-tales pada kedalaman tertentu, atau load cells yang
adalah :
boleh lebih dari 2 jam atau penurunan yang terjadi tidak boleh
tiap tahap dapat diketahui dan perilaku pemikulan beban pada tanah
pengujian. Tiap tahap beban ditahan selama waktu yang pendek tanpa
dengan patokan 0.254 cm / menit atau lebih rendah lagi jika jenis tanah
menginterpretasikan data uji yang ada. Ada beberapa metode interpretasi yang
dapat digunakan seperti metode Davisson, metode P-S, metode Mazurkiewick dan
metode Chin. Tiap metode dapat memberikan hasil yang berbeda, namun hal yang
Metode Davisson
L
- Hitung penurunan elastis (immediate) Si = P dimana
AE
P = beban uji.
garis OA.
D
X = 0.15 + inci.
120
P (ton)
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
10 Qu
Settlement (mm)
20 X A
B
30
40
C
50
Metode P-S
Tarik dua garis lurus dari lengkung kurva sehingga berpotongan. Titik
P (ton)
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Qu
10
Settlement (mm) 20
30
40
50
Metode Mazurkiewick
memotong kurva.
sumbu beban.
- Tarik sebuah garis lurus melalui tiap titik perpotongan. Jika garis
Qu
P (ton)
100
0
10 20 30 40 50
Settlement (mm)
Metode Chin
(Si).
- Qu adalah 1 / c1.
P (ton)
c1
Qu = 1 / c1
0
10 20 30 40 50
Settlement (mm)
pancang, namun dengan cara analog, dapat juga dilaksanakan pada tiang bor.
Salah satu metode yang populer di Indonesia adalah uji Pile Driving Analyzer
Ohio.
Uji pembebanan tarik dilakukan pada pondasi tiang yang menahan gaya
tarik seperti akibat gaya uplift air, gaya gempa, momen, dan lain-lain.
tarik lebih mudah karena gaya perlawanan murni merupakan gaya gesekan
Hydraulic jack
Universal beam
Stiffeners
Timber crip
Dial gauge
Pile
3 D or min 2 m
dua bagian lengkung kurva hasil pengujian. Kriteria lain yang digunakan adalah
daya dukung tarik batas diperoleh ketika defleksi kepala tiang mencapai 6.25 mm.
dongkrak hidrolik yang disandarkan pada suatu sistem reaksi berupa blok beban,
pondasi tiang dan blok jangkar. Saat pembebanan pergerakan kepala tiang diukur
menggunakan dial gauge dan defleksi sepanjang tiang juga dapat diukur dengan
lateral maksimum sebesar 6.25 mm atau dari perpotongan dua lengkung kurva
hasil pengujian beban lateral. Perlu diketahui bahwa kondisi kepala tiang saat
kepala tiang pada pengujian juga lebih tinggi dari keadaan tiang sebenarnya (di
bawah atau rata permukaan tanah). Hal-hal ini menyebabkan daya dukung lateral
batas hasil pengujian lebih rendah dari daya dukung lateral batas tiang yang
sebenarnya.
Platform
Pile Pile
Pondasi tiang bor dapat mengalami necking ( pondasi tidak rata atau
menciut di beberapa bagian saat dicor) saat konstruksi dan pondasi tiang pancang
dapat retak saat pemancangan (akibat energi pukulan hammer). Untuk mengetahui
Metode ini dilakukan dengan cara memberikan getaran pada tiang dan
(tarik dan tekan) serta gaya lateral (momen dan geser). Gaya torsi atau puntir pada
umumnya diabaikan.
fa fb
1 dan fv Fv dimana :
Fa Fb
Pu
fa = tegangan aksial tekan akibat beban sebesar dengan Pu adalah beban
A
MD
fb = tegangan fleksi (momen) akibat beban sebesar dengan M adalah
2I
V
fv = adalah tegangan geser (shear) akibat beban sebesar dengan V adalah
A
V
gaya geser. Untuk tiang baja fv =
0.5 A
51
Fa dan Fb adalah tegangan izin (allowable) dari pondasi tersebut yang berbeda-
Fa = 4.8 MPa
Fb = 2 Fa
Fv = 0.09 - 0.1 Fa
Fv = 0.4 fy
0.35 fyAs
Fa untuk aksial tarik .
As Ac
Fb = 0.35 fy
standar Fa, Fb dan Fv sendiri sesuai dengan peraturan PCI ( Prestressed Concrete
Institute).
Pu Mu
1 dimana = 0.75 untuk tulangan spiral dan = 0.7 untuk
Pn Mn
Untuk aksial tekan : Pn = (0.85 fc (Ag As) + As fy) dimana Ag adalah luas
campuran (misal untuk tiang pipa baja dengan beton Ag = Ac + As) dan adalah
faktor reduksi dimana = 0.85 untuk tulangan spiral dan = 0.8 untuk tulangan
biasa.
Pu
Untuk geser : Vn 0.54 Av (1 144 Ag ) f ' c
Pu
Untuk geser jika ada aksial tarik : Vn 0.54 Av (1 36 Ag ) f ' c 0
Pile Caps
Desain pile caps sama seperti pada pondasi telapak, perbedaannya hanya pada
beban yang lebih besar dan distribusi pembebanan hanya pada daerah penampang