Pendidikan terakhir:
Fondasi Dalam:
2006:
Redisign Ground Anchor Pull Out Failure for the Hollywood Residence
PLTU Sibolga Sumatera Utara (Geotechnical Engineer)
Car Terminal Koja (Foundation Engineer)
Jembatan Soekarno, ± 1 km, Foundation Engineer
Jembatan Sula, ± 1 km, Foundation Engineer
MATERI DISKUSI
DEFINISI UMUM:
YG HRS DIHINDARI:
• Keruntuhan geser
• Deformasi yang berlebihan
h
Pall Pall
During Construction Post Construction
Beban timbunan
Muka Galian
PEMBAGIAN JENIS FONDASI:
1. Fondasi Dangkal lapisan tanah keras dangkal
1. Index properties:
Vv Vw
• Angka pori: e e
n
• Derajat kejenuhan: S
Vs 1 n Vv
Vv e
• Prositas: n n • Atterberg Limit: LL, PL, dan PI
V 1 e
2. Engineering Properties:
• Sudut geser dalam:
• Kohesi: c
• Koefisien konsolidasi: Cc
INVESTIGASI TANAH UNTUK
PERENCANAAN FONDASI:
1. Test pit
2. Boring (tangan atau mesin)
3. CPT (sondir)
4. SPT (Standard Penetration Test)
5. Vane Shear
6. Sampling: Undisturbed (UDS) dan Disturbed (DS)
Sample
7. Uji laboratorium: index dan engineering properties
CONTOH STRATIGRAFI TANAH:
KLASIFIKASI FONDASI TIANG:
MATERIAL
a. Tiang kayu
b. Tiang baja
c. Tiang beton
d. Tiang composite
a. Perairan Dangkal
Dapat digunakan tiang pracetak (precast solid piles) atau
tiang pratekan. Sedang untuk konstruksi sementara (tak
permanen) digunakan tiang pancang kayu.
b. Perairan Dalam
Penggunaan tiang pancang beton masif tidak begitu
menguntungkan, karena bobot tiang yang terlalu besar
sehingga susah saat dipancangkan.
Tiang yang sering dipergunakan adalah profil H atau pipa.
Tiang pipa lebih banyak dipergunakan karena tiang pipa
akan menerima gaya friksi (drag forces akibat gelombang
dan arus) yang lebih kecil.
FAKTOR LOKASI DAN TIPE BANGUNAN
1. Bangunan Darat
• Penggunakan ketiga kategori tiang (displacement dan non
displacement) bisa dilakukan
• Biasanya tiang bor (bored & Cast in Situ Piles) merupakan alternatif
yang lebih murah. Diameter tiang bor bisa dibuat cukup besar. Untuk
mendapatkan daya dukung ujung yang lebih besar bisa dilakukan
pembesaran pada ujung bawah tiang. Tiang jenis ini sangat cocok
untuk daerah perkotaan, karena bisa mengurangi kemungkinan
terangkatnya tanah (ground heave), kebisingan dan getaran.
• Untuk beban upper structure yang cukup berat bisa digunakan
driven & cast in situ piles. Meskipun demikian tiang pancang
mempunyai harga lebih mahal daripada tiang bored & cast in situ
piles.
• Tiang pancang kayu dipergunakan untuk upper structure yang relatif
ringan.
FAKTOR KEADAAN LAPISAN
• Bored pile biasanya digunakan untuk tanah liat yang keras sampai
sangat keras. Bored pile tidak digunakan pada tanah liat lunak atau
pada tanah berbutir lepas (pasir). Tiang dengan dasar yang
membesar hanya bisa diletakkan pada tanah liat keras atau pada
lapis batuan lunak.
• Tiang pancang tidak bisa digunakan pada tanah berbatu atau pada
lapisan dimana terdapat lensa tanah keras
• Cast in situ piles tidak bisa digunakan untuk penetrasi yang dalam,
karena keterbatasan dari penyambungan dan penarikan
(pengangkatan) casing.
• Pemancangan tiang pada tanah berbutir kasar atau yang banyak
mengandung bongkahan batu akan lebih cocok dengan
menggunakan tiang dengan dinding tipis atau profil H dibandingkan
dengan penggunaan tiang pancang beton masif.
FAKTOR KETAHANAN TIANG
Tiang Kayu
Perlu diperhatikan masalah pembusukan, terutama untuk tiang yang
terletak di atas muka air tanah
Tiang Baja
Akan dapat memberikan pelayanan yang lama pada tanah biasa, tetapi
akan sangat mudah terkorosi apabila berhubungan dengan air laut.
Untuk itu diperlukan perlindungan dengan system Cathodic Protection
atau Anoda System-Impressed Current.
DAYA DUKUNG AXIAL
Q
Point Bearing Piles:
Tanah
keras
DAYA DUKUNG AXIAL
Q
Friction Piles:
Tanah
keras
DAYA DUKUNG AXIAL
Qult = Qe + Qs
Qult : Daya dukung maximum
Qall = Qult / SF Qe : Daya dukung ujung
Qs : Daya dukung friksi
Qall : Daya dukung ijin
SF : Faktor keamanan = 2,5 – 4,0
DAYA DUKUNG UJUNG
tanah kohesif (c-soils)
Meyerhof: Qe = Ap . c . Nc’
Terzaghi: Qe = Ap . qult
qult = 1,3 c Nc + q Nq
Tomlinson: Qe = Ap . c . Nc’
200
100
80
60
40
Nc 20
20
1 1
0 10 20 30 40
Soil friction angle, (deg)
DAYA DUKUNG UJUNG
tanah granular (-soils)
Meyerhof:
qp
Daya dukung membesar
(Lb/D)cr dengan bertambahnya
kedalaman pemancangan,
dan mencapai max. pada
Lb/D=L/D (Lb/D)=(Lb/D)cr
Qe = Ap . qp = Ap ( c. Nc + q . Nq)
Karena c = 0 Qe = Ap . qp = Ap . q . Nq Ap . ql
ql = 50 . Nq. tan
Qe max. = Ap . ql = Ap . 50 . Nq . tan
DAYA DUKUNG UJUNG
tanah granular (-soils)
Terzaghi: Qe = Ap (q Nq aq + B N a)
Tomlinson:
Qe = Ap q Nq
DAYA DUKUNG FRIKSI
QS = AS . f = p . L . f QS = (p . L . f)
As : Luas selimut tiang
P : Keliling penampang
L : Panjang tiang QS = p . (L . f ) D: konstan
f : tahanan friksi
L1
L
L2
L3
DAYA DUKUNG FRIKSI
tanah kohesif
2. -Method: (untuk = 0) f = . Cu
3. -Method: f = . v’
= K . tanR
R : drained friction angle of remolded clay
K = 1 - sinR tanah NC
K = (1 - sinR) OCR
. tanah OC
DAYA DUKUNG FRIKSI
tanah kohesif
Variasi dan
DAYA DUKUNG FRIKSI
tanah kohesif
Qu = Qe + Qs
Qe = Ae ( c . Nc + q’ . Nq + 0,3 . . D . N )
Karena umumnya D << L maka D bisa diabaikan, sehingga:
Qe = Ae ( c . Nc + q’ . Nq)
Tomlinson (sumuran):
D2 fn2 tanah
tanah asli
fS asli lunak
padat
tanah
fe asli
padat
fe fe
Fn = (ca + 0 . tan ) As
= ( ca + k0 . . Dn . tan ) Dn . p
GAYA GESER NEGATIF
(Negative Skin Friction)
Tanah kohesif: Fn = ca . Dn . p ( = 0)
Qe Qs
Faktor Keamanan: SF
Q Fn
DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil Sondir )
Qe = qe . Ae
q c1 q c 2
Dimana : qe
2
DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil Sondir )
Qe = 10 . Ckd . Ae [ton]
Satuan: d
Qe [ton], qc [kg/cm2], dan Ae [m2]
L L
Q s q sdL S1 f sdL
0 0
Kayu 1.2
Beton/baja penampang segi empat:
- Ujung flat 0.6
- Ujung lancip 1.1
Driven cast in-situ 1.3
Pipa baja/profil H 0.7
DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil Sondir )
p n
Qs
20 i=1
qci . li tanah berlapis
Satuan:
Qs [ton], qc [kg/cm2], dan Ae [m2]
DAYA DUKUNG AXIAL BERDASARKAN
DATA LAPANGAN
(Berdasarkan Hasil Sondir )
l1
l2
l3
Ns A s
Qu QaFs 40Ne A e
5
Dimana :
Qu dan Qa dalam [ton]
Ne = Nilai SPT rata-rata dihitung dari ujung tiang sampai 2 kali
diameter di bawahnya
Ns = Nilai SPT rata-rata sepanjang selimut tiang
Ae = Luas penampang tiang [m2]
As = Luas selimut [m2]
Fs = 4
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
• Gaya gempa
• Gaya angin pada struktur atas
• Tekanan tanah aktif (abutment jembatan)
• Tumbukan kapal (dermaga)
Kriteria Perencanaan
EI
R 4 (dalam satuan panjang)
KD
EI
T 5 (dalam satuan panjang)
h
h .x
h : modulus variasi K
D
tanah NC tanah OC
pendek (kaku) L 2T L 2R
panjang (elastis) L 4T L 3,5R
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Metoda Brinch Hansen
zx zL
L L
p z
n
B( x z ) p z
n
B( z x )
Hu z 0 zx
(e x)
7. Momen maximum terjadi pada posisi gaya lintang sama dengan nol
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Metoda Broms
Metoda ini bisa dipakai untuk menghitung daya dukung tiang dengan
beban lateral baik pada tiang kaku (pendek) maupun tiang lentur
(panjang). Meskipun demikian metoda Broms hanya dipakai untuk
menghitung daya dukung tiang pada tanah lempung ( = 0) saja atau
pada tanah pasir (c = 0) saja.
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Tiang Pendek (short pile)
Pada Tanah Halus ( = 0) dengan Kondisi Short Term Loading
Asumsi dasar: tegangan tanah yang terjadi akibat beban lateral sampai dengan
kedalaman 1,50 B dari permukaan tanah adalah sama dengan
nol. Hal ini disebabkan oleh adanya efek penyusutan tanah.
Free Head:
Hu
M max H u (e 1,50B 0,50 ) (A)
9.cu .B
4. Dari dua persamaan (A) dan (B) dengan dua variabel yaitu Mmax dan Hu bisa
dihitung Mmax dan Hu
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Fixed Head:
H 0
H u 9.cu .B.( L 1,50 B )
Maka :
1
M max 9.cu .B.( L 1,50 B ) ( L 1,50 B ) 1,50 B
2
1
M max .9.cu .B.( L2 2 ,25.B 2 )
2
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Secara grafis, baik pada free head atau fix head, harga Hu bisa dihitung
dengan menggunakan nomogram di bawah ini :
Asumsi dasar pada kasus ini adalah resultan tekanan pasif pada ujung tiang
untuk tanah berbutir kasar dapat digantikan oleh gaya horisontal P
Free Head:
1. Diagram reaksi tanah pada tiang untuk tiap kedalaman z dihitung dengan cara:
pz = 3.B.p0z.Kp (1)
B : lebar tiang
p0z : Tekanan tanah efektif pada kedalaman z
Kp : koefisien tekanan tanah pasif (Rankin)
Kp = tan2 (450 + /2)
L
R
L/3
P
3BLKp
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
L
R ( 3 BLK p ) 1,5 BL2 K p
2 (2)
H 0 H u R P 0 H u R P
L RL (3)
R. H u ( e L ) 0 H u
3 3( e L )
x x
Hu (3BLK p ) . 0
L 2
Hu Hu
x2 x
1,5BK p 1,5BK p
x x x
M max H u ( e x ) ( 3 BLK p ) . .
L 2 3
H u ( e x ) 0 ,5( BK p x 3 )
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Fixed Head:
L 2
M max 3 BLK p . . L BL3 K p
2 3
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Baik pada free head maupun fixed head, harga Hu bisa ditentukan dengan
menggunakan nomogram berikut :
Berdasarkan anggapan, bahwa gaya pasif yang dimobilisasi sepanjang tiang pada
long pile adalah tak terhingga, maka beban lateral batas (Hu) yang dapat ditahan
oleh tiang dinyatakan dalam momen tahanan maximum dari penampang tiang.
2M u
2. Fixed head pile Hu
(e zf )
dimana:
zf = 1,50 m untuk pasir & lempung keras
Pemodelan kantilever untuk tiang zf = 3,00 m untuk lempung lunak & lanau
dengan beban lateral
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Broms juga menggembangkan cara untuk menghitung Hu dan Mmax dengan asumsi
diagram tegangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini:
1. Gambar diagram tegangan tanah dan momen lentur seperti Gambar dibawah ini:
Hu
1,5B
P f/2
f
9.cu.B
P = 9 cu B f
Mmax = Hu (e + 1,50B + f/2)
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Hu
3. Karena Hu = P = 9 cu B f, maka f
9 cu B
Mu
Hu free head, pada lempung
( e 1,5 B f / 2 )
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Fixed Head:
H 0 H u P
Mu
Mu
Hu
Hu M x 0
1,5B
P f/2 f
f 2M u P H u ( 1,5 B f ) 0
2
Mu
f
Mu
9.cu.B 2M u H u H u ( 1,5 B f ) 0
2
2M u
Hu
( 1,5 B f / 2 )
M max H u ( e 0 ,67 f )
Mu
Hu
Hu
e 0 ,54
BK p
2. H = 0
f 3
H u R 3 BfK p . f 2 K p B
2 2 3BfKp
2H u Hu
f 0 ,82
3BK p BK p
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Hu
2
M max H u ( e f )
e 3
M max
R
f Hu
( e 23 f )
M max
Hu
e 2
.0 ,82
3
BK p
3.B..f.Kp
M max
Hu
Hu
e 0 ,54
Free body diagram tegangan free head, BK p
Long pile, tanah granular
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Tahapan Perhitungan:
Fixed Head:
Pada fixed head akan timbul lendutan seperti Gambar di bawah ini:
Mu
Hu
Mu
e
Hu
f
R
Mu
Mu
3.B..f.Kp
f
2M u H u ( e f ) H u
3
2M u
Hu
e 23 f
3 2M u
BK p f
2 e 23 f
Hu
f 0 ,82
BK p
FONDASI TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL
Dengan demikian harga Hu menjadi:
2M u
Hu
Hu
e 0 ,82
BK p
Selain itu juga tersedia nomogram untuk menentukan harga Hu sebagai fungsi
dari momen tahan Mu dari penampang tiang pada tanah granular (c=0).
Le z f e (1)
dimana: Le : panjang ekivalen
zf : Jarak dari muka tanah ke titik jepit dasar
zf = 1,4 R untuk tanah dengan harga modulus konstan (OC)
zf = 1,8 T untuk tanah dengan modulus naik linear (NC & pasir)
Le max = L/T >4 untuk tanah dengan modulus naik linear (NC & pasor)
Beban aksial kritis yang bisa menyebabkan tekuk dihitung dengan formula:
2 EI
Pcr untuk free head pile
4( e z f )2
Terdapat beberapa macam cara untuk menghitung lendutan (defleksi) tiang akibat beban
lateral. Salah satu cara yang paling sederhana adalah seperti fomula di bawah:
H ( e z f )3
y untuk free head pile
3 EI
H ( e z f )3
y untuk fixed head pile
12 EI
e e
zf zf
Defleksi Tiang Vertikal Akibat Beban Lateral
Kh B
4 EI : kekakuan penampang tiang
4 EI
Short/Rigid Pile
Free head pile dengan harga L < 1,5 mempunyai defleksi sebesar:
1,5e
4H( 1 )
y0 L
k h Bl
Defleksi Tiang Vertikal Akibat Beban Lateral
Fixed head pile dengan harga L < 0,5 mempunyai defleksi sebesar:
H
y0
k h BL
dimana kh adalah modulus of subgrade reaction yang menurut Broms diambil
sebesar k1.
Dimana E50 adalah modulus sekan dari kurva tegangan-regangan tanah pada
50% tegangan leleh
Defleksi Tiang Vertikal Akibat Beban Lateral
Pada tanah granular perilaku tiang dilihat dari harga yang diturunkan oleh Broms.
nh
5 dimana harga nh bisa dilihat pada tabel di bawah
EI
Defleksi tiang akibat beban lateral bisa dihitung dengan cara sebagai berikut:
Short Pile (L < 2)
1,33e
18 H 1
y0 L free head pile
L2 nh
2H
y0 fixed head pile
L2 nh
b)
a)
c)
FONDASI GRUP TIANG
s s
6 piles
s s
s s
s s s
Triple row for a wall
FONDASI GRUP TIANG
Efisiensi Grup Tiang
Apabila jarak antar tiang dalam satu grup (kepala tiang) tidak memenuhi jarak minimum
yang disyaratkan, maka daya dukung grup tiang tidak akan sama dengan daya dukung
satu tiang dikalikan dengan jumlah tiang dalam grup tersebut, melainkan ada satu
faktor pengali yang besarnya kurang dari satu dan biasa disebut dengan efisiensi grup
tiang. Dengan demikian daya dukung total grup tiang bisa dituliskan:
Qug = Qut × n × Eg
(n 1)m (m 1)n
Eg 1 Q
90mn
a b c
Qug = Qut × n × Eg
Menurut Coyle dan Sulaiman formula daya dukung berdasakan keruntuhan blok adalah:
D : kedalaman tiang
W
W : lebar grup tiang
L : panjang grup tiang
f = c
L
: friksi antara tanah dengan selimut tiang
: faktor adhesi empiris (Tomlinson)
c : kohesi Definisi W dan L pada
keruntuhan blok
FONDASI GRUP TIANG
Distribusi Gaya Dalam Grup Tiang
Beban luar yang bekerja pada kepala tiang selanjutnya didistribusikan ke semua tiang
dalam grup. Perhitungan distribusi gaya ke masing-masing tiang didasarkan atas teori
elastisitas, yakni:
V My x Mx y
Qu
n x2 y2
Mx
1. 0 .qn .B
i (1)
Eu
e1 e 2
mv (2)
(1 e1 )p
Harga mv hasil uji konsolidasi bisa dipergunakan langsung untuk menghitung penurunan
konsolidasi apabila hubungan angka pori dengan tegangan adalah linear. Tetapi bila
hubungan tersebut nonlinear, maka mv harus dihitung dengan persamaan (2) di atas.
Dengan harga mv selanjutnya bisa dihitung besarnya penurunan oedometer pada pusat
pembebanan fondasi dengan cara:
oed d .m v . z .H (3)
FONDASI GRUP TIANG
dimana: d : faktor kedalaman
z : pertambahan tegangan pada tengah lapisan (=p) akibat
tegangan kontak qn yang bekerja pada dasar ekivalen
H : tebal lapisan
c g . oed (4)