Anda di halaman 1dari 62

UNIVERSITAS JAMBI

TEKNIK FONDASI II (PTS464)


PERTEMUAN MINGGU KE-2
Fondasi Dalam

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Ir. Dila Oktarise Dwina, S.T., M.T.
Nurza Purwa Abiyoga S.T., M.Sc. 1
PRINSIP UMUM
PERENCANAAN FONDASI
DEFINISI UMUM:
Fondasi adalah suatu konstruksi bagian dasar bangunan
yang berfungsi meneruskan beban dari struktur atas ke
lapisan tanah di bawahnya.

HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI:


• Keruntuhan geser
• Deformasi yang berlebihan
2
KRITERIA DALAM MENDESAIN FONDASI

• Fondasi harus aman dalam mendukung beban


Untuk menyatakan sebuah fondasi aman dalam mendukung beban, maka
sistem fondasi harus mempunyai nilai keamanan, SF = 3.
• Fondasi tidak bergerak/berpindah hingga batas toleransi tertentu
Batas toleransi pergerakan bervariasi tergantung pada jenis struktur,
fungsi bangunan, dan jenis elemen bangunan yang didukung oleh sistem
fondasi-tanah tersebut.

3
HAL YANG BERPENGARUH TERHADAP DAYA
DUKUNG DAN PENURUNAN SISTEM FONDASI

• Kondisi pelapisan tanah dasar tempat fondasi bertumpu


• Fondasi: bentuk, dimensi, dan elevasi
• Beban fondasi

4
INVESTIGASI TANAH UNTUK PERENCANAAN
FONDASI

• Test pit
• Boring (tangan atau mesin)
• CPT (sondir)
• SPT (Standard Penetration Test)
• Vane Shear
• Sampling: Undisturbed (UDS) dan Disturbed (DS) Sample
• Uji laboratorium: index dan engineering properties

5
ALASAN MENGGUNAKAN TIANG DALAM

• Terdapat gaya lateral atau


• Tanah keras relatif jauh bending moment yang relatif
kedalam. besar pada bangunan

• Tidak dijumpai tanah keras,


• Fondasi berada pada lapisan
sehingga kekuatan fondasi
yang berpotensi mengalami
hanya mengandalkan friksi
kembang susut yang relatif
di sepanjang tiang.
besar

6
• Pada kondisi di mana gaya uplift relatif besar
(pada bangunan laut/offshore structure)

• Untuk abutment atau pier jembatan, di mana


tanah setempat berpotensi mengalami longsor.

7
FONDASI TIANG BERDASARKAN
BAHAN PEMBUATNYA

1. Tiang Baja
2. Tiang Beton
3. Tiang Kayu

8
1. FONDASI TIANG BAJA

• Umumnya berbentuk pipa atau


penampang H.
• Kapasitas izin:

Qall  As f s
As = luas penampang;
fs = tegangan izin baja (0.5 fy).

9
1. FONDASI TIANG BAJA

• Umumnya berbentuk pipa atau


penampang H.
• Kapasitas izin:

Qall  As f s
As = luas penampang;
fs = tegangan izin baja (0.5 fy).

10
• Panjang: 15 m hingga 60 m
• Berat: 300 kN hingga 1200 kN
Keuntungan:
• Mudah penggunaannya, terutama dalam hal pemotongan dan
penyambungan
• Dapat menahan gaya tumbukan yang besar saat pemancangan
• Dapat menembus lapisan keras
• Dapat menahan beban-beban yang besar
Kerugian:
• Relatif mahal
• Ada resiko karat
• Sangat berisik saat pemancangan
• Beberapa type penampang bisa rusak saat dipancang di tanah keras
11
12
2. FONDASI TIANG BETON

• Umumnya beton precast atau cast in situ.


• Kapasitas izin:

Qall  As f s  Ac f c
• As = luas penampang baja;
• Ac = luas penampang beton;
• fs = tegangan izin baja (0.5 fy).
• fc = tegangan izin beton.

13
FONDASI TIANG BETON

• Panjang: 10 m hingga 15 m
• Berat: 300 kN hingga 3000 kN
Keuntungan
• Dapat menahan gaya tumbukan yang besar saat pemancangan
• Tahan karat
• Dapat dengan mudah disambung dengan struktur beton di atasnya
Kerugian
• Masalah dalam transportasi/pengangkutan
• Kesulitan saat pemotongan

14
Fondasi Tiang Beton (Beton Pre Cast)

• Dapat dibuat dengan high-strength prestressing cables.


• Kekuatan batas dari kabel baja: 1800 MN/m2
• Panjang yang umum dipakai: 10 m hingga 45 m
• Panjang maksimum: 60 m
• Berat tiang: 7500 hingga 8500 kN

15
Fondasi Tiang Beton (Beton Cast in Place)

• Dapat dibuat dengan bantuan casing.


• Panjang yang umum dipakai: 5 m hingga 15 m
• Panjang maksimum: 30 m hingga 40 m
• Perkiraan berat umum tiang: 200 kN hingga 500 kN
• Berat maksimum tiang: 800 kN

16
3. FONDASI TIANG KAYU
• Panjang tiang antara 10 hingga 20m
• Dibedakan menjadi beberapa klas, sesuai
peruntukannya. Menurut ASCE (1959)
– Klas A: untuk menopang beban berat dengan
diameter minimum 356mm
– Klas B: untuk beban medium, dan minimum
diameter pada ujung-nya adalah 305 hingga
330mm
– Klas C: untuk pekerjaan-pekerjaan sementara

• Apabila terdapat resiko beban lateral


Metode penyambungan pada tiang kayu.
maupun cabut, maka sambungan tidak
17
disarankan.
PEMILIHAN MATERIAL TIANG
A. FAKTOR LOKASI DAN TIPE BANGUNAN
1. Bangunan Kelautan (dermaga, platform, jetty, dll.)
a. Perairan Dangkal

Dapat digunakan tiang pracetak (precast solid piles) atau tiang pratekan. Sedang untuk konstruksi
sementara (tak permanen) digunakan tiang pancang kayu.

b.Perairan Dalam
• Penggunaan tiang pancang beton masif tidak begitu menguntungkan, karena bobot tiang yang terlalu
besar sehingga susah saat dipancangkan.
• Tiang yang sering dipergunakan adalah profil H atau pipa.
• Tiang pipa lebih banyak dipergunakan karena tiang pipa akan menerima gaya friksi (drag forces
18 akibat gelombang dan arus) yang lebih kecil.
PEMILIHAN MATERIAL TIANG
A. FAKTOR LOKASI DAN TIPE BANGUNAN
2. Bangunan Darat

• Penggunaan ketiga kategori tiang (displacement dan non displacement) bisa dilakukan

• Biasanya tiang bor (bored & Cast in Situ Piles) merupakan alternatif yang lebih murah. Diameter tiang bor
bisa dibuat cukup besar. Untuk mendapatkan daya dukung ujung yang lebih besar bisa dilakukan
pembesaran pada ujung bawah tiang. Tiang jenis ini sangat cocok untuk daerah perkotaan, karena bisa
mengurangi kemungkinan terangkatnya tanah (ground heave), kebisingan dan getaran.

• Untuk beban upper structure yang cukup berat bisa digunakan driven & cast in situ piles. Meskipun
demikian tiang pancang mempunyai harga lebih mahal daripada tiang bored & cast in situ piles.

• Tiang pancang kayu dipergunakan untuk upper structure yang relatif ringan.

19
PEMILIHAN MATERIAL TIANG
B. FAKTOR KEADAAN LAPISAN TANAH

• Bored pile biasanya digunakan untuk tanah liat yang keras sampai sangat keras. Bored pile tidak
digunakan pada tanah liat lunak atau pada tanah berbutir lepas (pasir). Tiang dengan dasar yang
membesar hanya bisa diletakkan pada tanah liat keras atau pada lapis batuan lunak.

• Tiang pancang tidak bisa digunakan pada tanah berbatu atau pada lapisan dimana terdapat lensa
tanah keras

• Cast in situ piles tidak bisa digunakan untuk penetrasi yang dalam, karena keterbatasan dari
penyambungan dan penarikan (pengangkatan) casing.

• Pemancangan tiang pada tanah berbutir kasar atau yang banyak mengandung bongkahan batu akan
lebih cocok dengan menggunakan tiang dengan dinding tipis atau profil H dibandingkan dengan
20 penggunaan tiang pancang beton masif.
FONDASI DALAM
PEMBAGIAN JENIS FONDASI DALAM:

• Fondasi tiang pancang


• Fondasi tiang hidraulik
• Fondasi bor (dengan dan tanpa casing)

21
1. FONDASI TIANG PANCANG

22
Hammer

Tiang

Tanah
23
Ram

Capblock
Helmet

Cushion

24
25
SAMBUNGAN TIANG PANCANG

26
27
KALENDERING PADA SAAT
PEMANCANGAN

28
Final Set = ? In/10 blows

Spesifikasi:
Tiang Beton, end bearing = 1 in/ 10 blows
Tiang Baja , end bearing = 1 cm/ 10 blows
29
2. Fondasi Tiang Bor

30
31
32
33
3.2.1 Dry Method

1. Dry method

34
2. Casing method
3.2.1 Casing Method

35
36
Pengeboran
tanah untuk
fondasi
Dry metod and casing

37
38
3. Slurry
3.2.1 method
Slurry Method

39
40
MANFAAT SLURRY PADA PENGEBORAN

▪ Mengangkat cutting dari dalam lubang bor dan mengendapkannya ketika di


permukaan

▪ Mendinginkan mata bor

▪ Meminimalkan gesekan antara pipa bor dengan dinding lubang bor

▪ Menahan dinding lubang bor agar tidak runtuh

▪ Sebagai media informasi

▪ Menahan cutting agar tidak mengendap ke dasar lubang bor ketika sirkulasi berhenti

41
APA ITU LUMPUR BENTONITE
(BENTONITE SLURRY)

▪ Lumpur bentonite mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis air

▪ Berat jenis lumpur bentonite akan menekan dinding galian tanah ke segala arah
sehingga dengan sendirinya mampu mencegah longsoran tanah galian. Hal ini berarti
akan menstabilkan dinding galian hingga lubang galian tersebut akan dicor

▪ Perbedaan antara berat jenis lumpur bentonite dengan air tersebut akan memaksa air
tanah keluar dari lubang galian (meluap) sehingga isi lubang galian yang semula
berupa air tanah akan digantikan dengan lumpur bentonite
42
Drilling using bentonite

6. Casing
1. Casings 2. Drilling. 3. Recycling 4. Rebar 5. Concrete removal

Installation of the Excavation of the soil with Cleaning the slurry Install temporary casing Pouring the con- Remove
temporary casing the auger or bucket, with the desander & crete into the bore- temporary
with the rotary drive stabilisation of the rebar cage. Can be by hole through the casing with the
of the drill rig or borehole with bentonite crane or with auxiliary tremie pipe. Remove rotary drive
casing slurry. Drilling rock and winch of the drill rig slurry by pumping of the drill rig
vibrator obstructions with special back to the tank or casing
equipment & tools vibrator

43
DRILLING TOOLS

Auger
Drill Bucket Cleaning bucket

Tapered rock auger Round shank Core Barrel Roller bit core barrel
44
Verticality Check Prior to Install Casing

Boom Check Verticality

Casing Verticality Control


45
Casing Position Control

Check Position of
casing using Total
Station prior
drilling process
starting

46
Drilling Activity

Drilling with Auger Drilling with Soil Bucket


47
Check Drilling Depth

▪ Check Depth of
drilling result using
measurement tape
and steel plumb

48
INSTALL STEEL REBAR CAGE

49
TREMIE PIPE INSTALLATION

50
CONCRETING ACTIVITY

51
PULL OUT CASING AFTER CONCRETING

52
BORED PILE USING BENTONITE

Bentonite Site Setting up

53
BORED PILE USING BENTONITE

Bentonite Mixer

Bentonite Plant, Piping system

54
BORED PILE USING BENTONITE

Bentonite Supply during drilling

55
BORED PILE USING BENTONITE

Supply Fresh bentonite and pumping


out working bentonite during desanding process

Desanding Process

56
LARGE DIAMETER BORED PILE

57
OFF SHORE DRILLING

58
Off shore drilling

59
FONDASI TIANG
KLASIFIKASI FONDASI TIANG:
BERDASARKAN PERPINDAHAN TANAH
British Standard Code of Practical for Foundation
(CP. 2004)

A. Large Displacement Piles


 Yang termasuk dalam kategori ini adalah tiang masif atau pun tiang berlubang dengan
ujung tertutup.
 Pelaksanaan di lapangan dapat dengan dipancang atau ditekan sampai elevasi yang
dituju, sehingga terjadi perpindahan tanah yang cukup besar dari tempatnya semula.

60
FONDASI TIANG
KLASIFIKASI FONDASI TIANG:

B. Small Displacement Piles


 Tiang dipancang atau ditekan ke dalam tanah sampai pada elevasi yang diinginkan.
 Perbedaan dengan tipe tiang yang pertama adalah, bahwa tiang tipe small
displacement mempunyai penampang yang lebih kecil.
 Yang termasuk dalam kategori ini adalah tiang baja penampang H atau I, tiang pipa
atau box, dengan ujung terbuka, yang memungkinkan tanah masuk melalui penampang
yang berlubang.
 Tiang pancang berulir juga termasuk dalam kategori ini.
61
FONDASI TIANG
KLASIFIKASI FONDASI TIANG:

C. Non Displacement Piles


 Tiang tipe ini ditanamkan ke dalam tanah dengan cara pemindahan tanah terlebih dahulu
(dibor, digali secara manual atau dengan mesin). Setelah lubang selesai dibuat baru
dilaksanakan pengisian lubang dengan tiang (dicor).
 Dengan demikian mobilisasi friksi tidak sebesar friksi pada displacement piles

62

Anda mungkin juga menyukai