3
HAL YANG BERPENGARUH TERHADAP DAYA
DUKUNG DAN PENURUNAN SISTEM FONDASI
4
INVESTIGASI TANAH UNTUK PERENCANAAN
FONDASI
• Test pit
• Boring (tangan atau mesin)
• CPT (sondir)
• SPT (Standard Penetration Test)
• Vane Shear
• Sampling: Undisturbed (UDS) dan Disturbed (DS) Sample
• Uji laboratorium: index dan engineering properties
5
ALASAN MENGGUNAKAN TIANG DALAM
6
• Pada kondisi di mana gaya uplift relatif besar
(pada bangunan laut/offshore structure)
7
FONDASI TIANG BERDASARKAN
BAHAN PEMBUATNYA
1. Tiang Baja
2. Tiang Beton
3. Tiang Kayu
8
1. FONDASI TIANG BAJA
Qall As f s
As = luas penampang;
fs = tegangan izin baja (0.5 fy).
9
1. FONDASI TIANG BAJA
Qall As f s
As = luas penampang;
fs = tegangan izin baja (0.5 fy).
10
• Panjang: 15 m hingga 60 m
• Berat: 300 kN hingga 1200 kN
Keuntungan:
• Mudah penggunaannya, terutama dalam hal pemotongan dan
penyambungan
• Dapat menahan gaya tumbukan yang besar saat pemancangan
• Dapat menembus lapisan keras
• Dapat menahan beban-beban yang besar
Kerugian:
• Relatif mahal
• Ada resiko karat
• Sangat berisik saat pemancangan
• Beberapa type penampang bisa rusak saat dipancang di tanah keras
11
12
2. FONDASI TIANG BETON
Qall As f s Ac f c
• As = luas penampang baja;
• Ac = luas penampang beton;
• fs = tegangan izin baja (0.5 fy).
• fc = tegangan izin beton.
13
FONDASI TIANG BETON
• Panjang: 10 m hingga 15 m
• Berat: 300 kN hingga 3000 kN
Keuntungan
• Dapat menahan gaya tumbukan yang besar saat pemancangan
• Tahan karat
• Dapat dengan mudah disambung dengan struktur beton di atasnya
Kerugian
• Masalah dalam transportasi/pengangkutan
• Kesulitan saat pemotongan
14
Fondasi Tiang Beton (Beton Pre Cast)
15
Fondasi Tiang Beton (Beton Cast in Place)
16
3. FONDASI TIANG KAYU
• Panjang tiang antara 10 hingga 20m
• Dibedakan menjadi beberapa klas, sesuai
peruntukannya. Menurut ASCE (1959)
– Klas A: untuk menopang beban berat dengan
diameter minimum 356mm
– Klas B: untuk beban medium, dan minimum
diameter pada ujung-nya adalah 305 hingga
330mm
– Klas C: untuk pekerjaan-pekerjaan sementara
Dapat digunakan tiang pracetak (precast solid piles) atau tiang pratekan. Sedang untuk konstruksi
sementara (tak permanen) digunakan tiang pancang kayu.
b.Perairan Dalam
• Penggunaan tiang pancang beton masif tidak begitu menguntungkan, karena bobot tiang yang terlalu
besar sehingga susah saat dipancangkan.
• Tiang yang sering dipergunakan adalah profil H atau pipa.
• Tiang pipa lebih banyak dipergunakan karena tiang pipa akan menerima gaya friksi (drag forces
18 akibat gelombang dan arus) yang lebih kecil.
PEMILIHAN MATERIAL TIANG
A. FAKTOR LOKASI DAN TIPE BANGUNAN
2. Bangunan Darat
• Penggunaan ketiga kategori tiang (displacement dan non displacement) bisa dilakukan
• Biasanya tiang bor (bored & Cast in Situ Piles) merupakan alternatif yang lebih murah. Diameter tiang bor
bisa dibuat cukup besar. Untuk mendapatkan daya dukung ujung yang lebih besar bisa dilakukan
pembesaran pada ujung bawah tiang. Tiang jenis ini sangat cocok untuk daerah perkotaan, karena bisa
mengurangi kemungkinan terangkatnya tanah (ground heave), kebisingan dan getaran.
• Untuk beban upper structure yang cukup berat bisa digunakan driven & cast in situ piles. Meskipun
demikian tiang pancang mempunyai harga lebih mahal daripada tiang bored & cast in situ piles.
• Tiang pancang kayu dipergunakan untuk upper structure yang relatif ringan.
19
PEMILIHAN MATERIAL TIANG
B. FAKTOR KEADAAN LAPISAN TANAH
• Bored pile biasanya digunakan untuk tanah liat yang keras sampai sangat keras. Bored pile tidak
digunakan pada tanah liat lunak atau pada tanah berbutir lepas (pasir). Tiang dengan dasar yang
membesar hanya bisa diletakkan pada tanah liat keras atau pada lapis batuan lunak.
• Tiang pancang tidak bisa digunakan pada tanah berbatu atau pada lapisan dimana terdapat lensa
tanah keras
• Cast in situ piles tidak bisa digunakan untuk penetrasi yang dalam, karena keterbatasan dari
penyambungan dan penarikan (pengangkatan) casing.
• Pemancangan tiang pada tanah berbutir kasar atau yang banyak mengandung bongkahan batu akan
lebih cocok dengan menggunakan tiang dengan dinding tipis atau profil H dibandingkan dengan
20 penggunaan tiang pancang beton masif.
FONDASI DALAM
PEMBAGIAN JENIS FONDASI DALAM:
21
1. FONDASI TIANG PANCANG
22
Hammer
Tiang
Tanah
23
Ram
Capblock
Helmet
Cushion
24
25
SAMBUNGAN TIANG PANCANG
26
27
KALENDERING PADA SAAT
PEMANCANGAN
28
Final Set = ? In/10 blows
Spesifikasi:
Tiang Beton, end bearing = 1 in/ 10 blows
Tiang Baja , end bearing = 1 cm/ 10 blows
29
2. Fondasi Tiang Bor
30
31
32
33
3.2.1 Dry Method
1. Dry method
34
2. Casing method
3.2.1 Casing Method
35
36
Pengeboran
tanah untuk
fondasi
Dry metod and casing
37
38
3. Slurry
3.2.1 method
Slurry Method
39
40
MANFAAT SLURRY PADA PENGEBORAN
▪ Menahan cutting agar tidak mengendap ke dasar lubang bor ketika sirkulasi berhenti
41
APA ITU LUMPUR BENTONITE
(BENTONITE SLURRY)
▪ Lumpur bentonite mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis air
▪ Berat jenis lumpur bentonite akan menekan dinding galian tanah ke segala arah
sehingga dengan sendirinya mampu mencegah longsoran tanah galian. Hal ini berarti
akan menstabilkan dinding galian hingga lubang galian tersebut akan dicor
▪ Perbedaan antara berat jenis lumpur bentonite dengan air tersebut akan memaksa air
tanah keluar dari lubang galian (meluap) sehingga isi lubang galian yang semula
berupa air tanah akan digantikan dengan lumpur bentonite
42
Drilling using bentonite
6. Casing
1. Casings 2. Drilling. 3. Recycling 4. Rebar 5. Concrete removal
Installation of the Excavation of the soil with Cleaning the slurry Install temporary casing Pouring the con- Remove
temporary casing the auger or bucket, with the desander & crete into the bore- temporary
with the rotary drive stabilisation of the rebar cage. Can be by hole through the casing with the
of the drill rig or borehole with bentonite crane or with auxiliary tremie pipe. Remove rotary drive
casing slurry. Drilling rock and winch of the drill rig slurry by pumping of the drill rig
vibrator obstructions with special back to the tank or casing
equipment & tools vibrator
43
DRILLING TOOLS
Auger
Drill Bucket Cleaning bucket
Tapered rock auger Round shank Core Barrel Roller bit core barrel
44
Verticality Check Prior to Install Casing
Check Position of
casing using Total
Station prior
drilling process
starting
46
Drilling Activity
▪ Check Depth of
drilling result using
measurement tape
and steel plumb
48
INSTALL STEEL REBAR CAGE
49
TREMIE PIPE INSTALLATION
50
CONCRETING ACTIVITY
51
PULL OUT CASING AFTER CONCRETING
52
BORED PILE USING BENTONITE
53
BORED PILE USING BENTONITE
Bentonite Mixer
54
BORED PILE USING BENTONITE
55
BORED PILE USING BENTONITE
Desanding Process
56
LARGE DIAMETER BORED PILE
57
OFF SHORE DRILLING
58
Off shore drilling
59
FONDASI TIANG
KLASIFIKASI FONDASI TIANG:
BERDASARKAN PERPINDAHAN TANAH
British Standard Code of Practical for Foundation
(CP. 2004)
60
FONDASI TIANG
KLASIFIKASI FONDASI TIANG:
62