Anda di halaman 1dari 29

Pondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan dengan tujuan :

- meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah lunak
karena lapisan tanah keras terletak sangat dalam
- mengangker
bangunan menahan gaya angkat ke atas akibat tekanan
hidrostatis atau momen penggulingan
- menahan gaya horisontal dan gaya yang arahnya miring
- memadatkan tanah pasir sehingga kapasitas dukungnya bertambah

Gambar Panjang dan beban maksimum untuk berbagai macam tipe


tiang
yang umum dipakai (Carson, 1965)

1. Tiang kayu
Tiang pancang yang terbuat dari kayu umumnya berdiameter 10 25 cm.
Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang
pancang sebagai pondasi. Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk
daerah rawa dan daerah-daerah dimana sangat banyak terdapat hutan
kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga mudah memperoleh balok/tiang
kayu yang panjang dan lurus dengan diameter yang cukup besar untuk di
gunakan sebagai tiang pancang. Tiang kayu cerucuk yang digunakan untuk
perbaikan kapasitas dukung tanah lunak umumnya berdiameter 8 10 cm
dengan panjang 4 m.
Untuk menghindari kerusakan pada waktu pemancangan, ujung tiang dapat
dilindungi dengan pelindung dari besi tergantung jenis tanahnya. Beban
maksimum yang dapat dipikul oleh tiang kayu tunggal dapat mencapai

270 300 kN. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila
tiang kayu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah muka air
tanah. Tiang pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk apabila
dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti.
Keuntungan dari penggunaan tiang pancang kayu :
tiang pancang kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam
pengangkutan
kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk
pemancangan tidak menimbulkan kesulitan
mudah untuk dipotong apabila tiang kayu sudah tidak dapat masuk lagi ke
dalam tanah
tiang pancang kayu lebih baik digunakan untuk friction pile dari pada untuk
end bearing pile sebab tegangan tekannya relatif kecil
relatif fleksibel terhadap arah horisontal dibandingkan dengan tiang-tiang
pancang selain kayu, sehingga apabila tiang ini menerima beban horisontal
yang tidak tetap, tiang pancang kayu akan melentur dan segera kembali ke
posisi setelah beban horisontal tersebut hilang. Hal ini sering terjadi pada
dermaga dimana terdapat tekanan ke samping dari kapal dan perahu.
Kerugian dari penggunaan tiang pancang kayu :
karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah
yang terendah agar dapat tahan lama, maka biaya untuk penggalian akan
bertambah apabila air tanah yang terendah itu letaknya sangat dalam
umur tiang pancang kayu lebih kecil di bandingkan dengan tiang pancang
yang di buat dari baja atau beton, terutama pada daerah yang muka air
tanahnya sering naik dan turun
tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan
jamur yang menyebabkan kebusukan

Gambar Tiang Kayu

Sambungan Tiang Kayu

2. Tiang beton pracetak


Tiang beton pracetak umumnya berbentuk prisma atau bulat dengan diameter
20 60 cm dan panjang 20 40 m. Beban maksimum tiang berkisar antara
300 800 kN. Tiang-tiang dicetak di suatu tempat kemudian diangkut ke
lokasi pembangunan.
Keuntungan dari penggunaan tiang pancang beton pracetak :

beban tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan


prosedur pemancangan tidak dipengaruhi oleh air tanah
tiang dapat dipancang sampai kedalaman yang dalam
pemancangan tiang dapat menambah kepadatan tanah granuler

Kerugian dari penggunaan tiang pancang pracetak :


- penggembungan permukaan tanah dan gangguan tanah dapat terjadi
- tiang kadang-kadang rusak akibat pemancangan
- pemancangan menjadi sulit bila diameter tiang terlalu besar
- pemancangan menimbulkan gangguan suara, getaran, dan deformasi tanah
yang dapat menimbulkan kerusakan bangunan disekitarnya
- penulangan dipengaruhi oleh tegangan yang terjadi pada waktu
pengangkutan dan pemancangan tiang

Gambar Tiang beton pracetak


3. Tiang beton cetak di tempat
Tiang beton cetak di tempat terdiri dari 2 tipe yaitu :
a. tiang yang terselubung pipa
pipa baja dipancang terlebih dahulu ke dalam tanah, kemudian adukan
beton dimasukkan ke dalam lubang dan pipa tetap tinggal di dalam tanah.
Contohnya tiang Standar Raimond.
b. tiang yang tidak terselubung pipa
pipa baja dipancang ke dalam tanah, kemudian adukan beton dimasukkan
ke dalam lubang namun pipa ditarik keluar dari dalam tanah ketika atau
sesudah pengecoran. Contohnya tiang Franki.
Urutan pelaksanaan tiang Franki adalah sebagai berikut :
- casing ditancapkan tidak terlalu dalam sebagai pada posisi titik tiang
kemudian diisi adukan beton dengan faktor air semen rendah sebagai
sumbat (plug)
- plug ditumbuk dengan hammer dan plug akan turun diikuti oleh pipa
casing. Air tanah tidak akan masuk ke dalam pipa casing karena ada plug
- setelah mencapai kedalaman tertentu, casing ditahan dan plug tetap
ditumbuk sampai keluar dari pipa casing dan bentuknya akan membesar
- proses penumbukan plug di dasar casing hanya akan menimbulkan getaran
dan suara yang relatif kecil sehingga tidak mengganggu jika dibandingkan
dengan pemancangan tiang pancang
- pengecoran tiang beton dilakukan dengan pipa tremi sambil mengangkat
casing
- tiang Franki selesai dan siap dihubungkan dengan pile cap. Pada sistem ini
tidak ada tanah yang dibuang
Keuntungan dari penggunaan tiang Franki :

panjang tiang dapat disesuaikan dengan kondisi tanah


pembesaran ujung tiang dapat menambah kapasitas dukung tanah
penulangan tidak dipengaruhi oleh masalah pengangkutan atau tegangan
yang timbul akibat pemancangan
tiang dapat dipancang dengan ujung tertutup sehingga tidak dipengaruhi
oleh air tanah
gangguan suara dan getaran dapat direduksi

Kerugian dari penggunaan tiang Franki :


- penggembungan permukaan tanah dan gangguan tanah dapat terjadi
- pemancangan dapat mengakibatkan terangkatnya tiang yang lebih dulu
dipancang
- mutu beton tidak dapat diketahui setelah selesai pelaksanaan
- mutu beton dapat berkurang akibat pengaruh air pada penarikan pipa
selubung

Gambar Tiang standar Raimond

Gambar Tiang Franki


4. Tiang bor
Tiang bor dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih
dahulu, baru kemudian diisi dengan tulangan dan dicor beton. Umumnya tiang
ini digunakan pada tanah yang stabil dan kaku sehingga memungkinkan untuk
membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah mengandung air,
pipa baja dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ditarik ke atas
pada waktu pengecoran beton. Dasar tiang dapat dibesarkan untuk
menambah tahanan dukung ujung tiang.
Keuntungan dari penggunaan tiang bor :
- tidak ada resiko kenaikan permukaan tanah
- kedalaman tiang dapat bervariasi
- tanah dapat diambil dan diperiksa di laboratorium
- tiang dapat dipasang sampai kedalaman yang dalam dengan diameter
besar
- dapat dilakukan pembesaran ujung bawah jika tanah dasar berupa lempung
atau batu lunak
- penulangan tidak dipengaruhi oleh tegangan pada waktu pengangkutan
dan pemancangan
Kerugian dari penggunaan tiang bor :
- pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan bila tanah berupa
pasir atau tanah yang berkerikil
- air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan
tanah sehingga mengurangi kapasitas dukung tanah terhadap tiang

mutu beton dapat berkurang akibat pengaruh air pada saat pengecoran
beton
pembesaran ujung bawah tiang tidak dapat dilakukan bila tanah berupa
pasir

Gambar Tiang bor

Gambar mesin bor dan auger

Gambar pemasangan casing

Gambar pengambilan tanah dengan


cleaning bucket

Pembuangan tanah hasil pengeboran

Belling tools untuk pembesaran


bagian bawah

Pengecekan kedalaman lubang

Pemasangan tulangan

Penyambungan tulangan

Tulangan di dalam lubang bor

Pipa tremie untuk pengecoran

Pengecoran beton dengan corong


pipa tremie

Air dan lumpur terdorong keluar oleh


adukan beton
5. Tiang baja profil

Adukan beton

Tiang baja profil termasuk tiang pancang dengan bahan terbuat dari baja
profil. Tiang ini mudah penanganannya dan dapat mendukung beban pukulan
yang besar waktu dipancang pada lapisan yang keras.
Keuntungan dari penggunaan tiang pancang baja :.
mudah dalam penyambungan
memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi
tidak mudah patah pada saat pengangkatan dan pemancangan
Kerugian dari penggunaan tiang pancang baja :
mudah mengalami korosi
bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan oleh rintangan besar

Gambar Tampang melintang tiang baja profil

1. Tiang dukung ujung (point / end bearing pile)


Adalah tiang yang kapasitas dukungnya ditentukan oleh tahanan ujung tiang.
Umumnya tiang dukung ujung berada pada lapisan tanah lunak yang berada
di atas tanah keras. Tiang-tiang dipancang sampai mencapai batuan dasar
atau lapisan keras lain yang dapat mendukung beban sehingga tidak
mengakibatkan penurunan yang berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya
ditentukan dari tahanan dukung lapisan keras yang berada di bawah ujung
tiang.
2. Tiang gesek (friction pile)
Adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih ditentukan oleh perlawanan
gesek antara dinding tiang dan tanah di sekitarnya. Tahanan gesek dan
pengaruh konsolidasi lapisan tanah di bawahnya diperhitungkan pada
hitungan kapasitas tiang.

Gambar Tiang ditinjau dari cara mendukungnya

Kapasitas ultimit netto tiang tunggal (Q u) adalah jumlah dari tahanan ujung
bawah ultimit (Qb) dan tahanan gesek ultimit (Q s) antara dinding tiang dan tanah
di sekitarnya dikurangi dengan berat sendiri tiang.

Qu=Qb +Q sW p
dimana :

Qu

= kapasitas ultimit netto tiang tunggal

Qb

= tahanan ujung bawah ultimit

Qs

= tahanan gesek ultimit

Wp

= berat sendiri tiang

Tahanan ujung bawah ultimit (

Q b ) dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan kapasitas dukung ultimit pondasi dangkal.

c
( b N c + pb N q +0,5 d N )
Q b= A b . q u= Ab
dimana :

qu

= tahanan ujung per satuan luas tiang (kN/m 2)

Ab

= luas penampang ujung bawah tiang (m 2)

cb

= kohesi tanah di sekitar ujung tiang (kN/m 2)

pb

= tekanan overburden pada ujung tiang (kN/m2)


=

.z
= kedalaman dari permukaan tanah (m)

= berat volume tanah (kN/m3)


= diameter tiang (m)

Nc , Nq , N

= faktor-faktor kapasitas dukung (fungsi dari )

Tahanan gesek dinding tiang (

Qs ) dapat dianalisis dari teori Coulomb.

c
( d + K d po tg d )
Q s= A s . d =A s
dimana :

As

= luas selimut tiang (m2)

= tahanan geser dinding tiang (kN/m2)

cd

= adhesi antara dinding tiang dan tanah (kN/m2)

Kd

= koefisien tekanan tanah lateral pada dinding tiang

= sudut gesek antara dinding tiang dan tanah

po

= tekanan overburden rata-rata (kN/m2)

Gambar Tahanan ujung dan tahanan gesek beserta model keruntuhan

Akibat sulitnya memperoleh contoh tanah tak terganggu pada tanah granuler,
maka estimasi kapasitas tiang sering diperoleh dari data pengujian di lapangan
seperti pengujian penetrasi standar (SPT) dan pengujian penetrasi kerucut statis
(sondir).
a. Tahanan ujung ultimit
Karena nilai kohesi (c) = 0 dan diameter tiang relatif sangat kecil
dibandingkan dengan panjangnya maka suku persamaan

0,5 d N

c b N c =0

dan

dapat diabaikan.

Tahanan ujung bawah ultimit pada tanah granuler menjadi

Qb= A b . p'b . N q
dimana :

Qb

= tahanan ujung bawah ultimit (kN)

Ab

= luas penampang ujung tiang (m2)

p'b

= tekanan vertikal efektif tanah pada dasar tiang


bila panjang tiang lebih besar dari kedalaman kritis
maka

'

pb

sama

dengan tekanan vertikal efektif pada kedalaman

Nq

zc

zc

= faktor kapasitas dukung

Faktor kapasitas dukung

Nq

tergantung pada rasio kedalaman penetrasi

tiang terhadap diameter dan sudut gesek dalam tanah ( ). Sudut gesek dalam
tanah umumnya diambil dari nilai N hasil uji SPT. Hubungan antara nilai

dan N yang disarankan oleh Peck,dkk. (1974) ditunjukkan oleh gambar di


bawah ini.

Gambar Hubungan dan N-SPT (Peck, dkk., 1974)


Untuk hubungan antara nilai

Davis (1980) menyarankan nilai

dan

Nq

N q , Tomlinson (1969), Poulos dan


yang diusulkan oleh Berezantzev

(1961). Nilai-nilainya merupakan fungsi dari sudut gesek dalam dan L/d
( L = kedalaman/panjang tiang, dan d = lebar/diameter tiang). Gambar di
bawah ini digunakan untuk ujung tiang yang dipancang ke dalam tanah
granuler dengan kedalaman minimal 5 kali lebar/diameter tiang. Untuk
penembusan tiang yang dangkal, nilai

Nq

dapat diambil dari nilai yang

diberikan oleh Terzaghi untuk pondasi dangkal.

Gambar Hubungan Nq dan (Berezantsev, 1961)


Berdasarkan pengamatan Vesic (1967) untuk mengamati besarnya tahanan
ujung maksimum tiang pada tanah granuler, Poulos dan Davis (1980)
menyarankan bentuk variasi distribusi tegangan vertikal efektif dan
kedalaman seperti pada gambar di bawah ini. Tekanan vertikal bertambah

sampai mencapai kedalaman tertentu (

z c ), sesudah itu konstan (yaitu sama

dengan tekanan overburden efektif pada kedalaman

z c ).

Gambar Distribusi tegangan vertikal di sekitar tiang pada tanah pasir


(Poulos dan Davis, 1980)
Nilai kedalaman kritis menurut cara US Army Corps tergantung pada
kepadatan tanah granuler, yaitu:
- zc = 10 d untuk pasir lepas
- zc = 15 d untuk pasir dengan kepadatan sedang
- zc = 20 d untuk pasir padat
b. Tahanan gesek dinding ultimit
Karena tanah granuler mempunyai nilai kohesi (c) = 0 serta lolos air
(mempunyai permeabilitas besar), maka perhitungan harus didasarkan pada
nilai tegangan efektif.

d '=
'

Qs= A s . K d . po . tg
'

Qs=F w . A s . K d . po . tg
Faktor koreksi bentuk tiang

Fw

digunakan untuk membedakan tahanan

gesek dinding antara tiang yang berdiameter seragam di sepanjang tiang


dengan tiang yang meruncing ke bawah. Untuk tiang berdiameter seragam,

Fw

= 1.

Tahanan gesek dinding tiang persatuan luas (


'

f s=K d . p0 .tg

fs ) :

Kd

dimana :

= koefisien tekanan tanah lateral pada dinding tian

d '

= sudut gesek antara dinding tiang dan tanah

As

= luas selimut tiang (m2)

po '

tekanan overburden efektif rata-rata di sepanjang tiang

(kN/m )

z
zc

'

'

po= . z

p'o= ' . z c

untuk
untuk

z zc

z> z c

= kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah (m)


=

kedalaman

kritis,

yaitu

kedalaman

dimana

tekanan

overburden efektif dianggap konstan dihitung dari titik ini

Gambar Hubungan zc/d dan Kd tg untuk tiang pada tanah pasir (Poulos dan
Davis, 1980)
dan faktor Fw untuk tiang meruncing
Nilai
Cops

Kd

dan

Kt

untuk tiang pada tanah granuler menurut US Army

Kd

Kt

Tiang tekan

Tiang tarik

1 - 2
1
1

0,5 - 0,7
0,5 - 0,7
0,7 - 1

Tanah
Pasir
Lanau
Lempung

Hubungan nilai N-SPT dengan kerapatan relatif (Dr) tanah pasir


Nilai N

Kepadatan relatif (Dr)

< 4
sangat tidak padat
4 - 10
tidak padat
10 - 30
sedang
30 - 50
padat
sangat padat
50
Sudut gesek antara dinding tiang pancang dan tanah granuler () menurut US
Army Corps

Bahan tiang

0,67 - 0,83
0,90 - 1,00
0,80 - 1,00

Baja
Beton
Kayu

c. Kapasitas tiang ultimit netto tiang pada tanah granuler adalah :

Qu= A b . p'b . N q+ A s . K d . p'o . tg W p

untuk tiang seragam

Qu= A b . p'b . N q+ F w . A s . K d . p'o . tg W p untuk tiang meruncing


Q u = kapasitas ultimit netto tiang tunggal

dimana :

Ab

= luas penampang ujung bawah tiang (m 2)

As

= luas selimut tiang (m2)

Nq

= faktor-faktor kapasitas dukung

Kd

= koefisien tekanan tanah lateral pada dinding tiang

Fw

po '

= faktor koreksi bentuk

d '

= sudut gesek efektif antara dinding tiang dan tanah

= tekanan overburden efektif rata-rata di sepanjang tiang

(kN/m2)
'

'

po= . z

untuk

z zc

p'o= ' . z c

untuk

z> z c

pb ' = tekanan overburden efektif tanah pada ujung bawah tiang


dengan

memperhatikan

kedalaman

zc

tekanan

vertikal

maksimum

pada

(kN/m )

Dalam menentukan sudut gesek dalam tanah () untuk hitungan kapasitas


ultimit netto, prosedur yang disarankan oleh Poulos dan Davis (1980) adalah :
-

untuk tiang yang dipancang,


tahanan ujung ditentukan dengan memperhatikan nilai di bawah ujung

Nq

tiang. Nilai

ditentukan dengan mengambil sudut gesek dalam pada

akhir pemancangan menurut Kishida (1967) yaitu

( ' +40 o)

'

= sudut gesek dalam tanah asli di


lapangan
pemancangan)

(sebelum

tahanan gesek tiang ditentukan dengan memperhatikan nilai


sepanjang tiang. Nilai

K d . tg

dan

zc / d

di

ditentukan dengan

mengambil sudut gesek dalam untuk perancangan yaitu


'

+10
-

untuk tiang bor,


penentuan nilai

Nq

dan

zc / d

ditentukan dengan mengambil

' 3o
K d . tg

penentuan nilai

diambil dari gambar dibawah ini yang

berdasarkan pada sudut gesek dalam tanah asli ( ).

Kapasitas ultimit tiang yang dipancang dalam tanah kohesif adalah jumlah dari
tahanan gesek dinding tiang dan tahanan ujungnya. Besar tahanan gesek tiang
tergantung pada bahan dan bentuk tiang.
a. Tahanan ujung ultimit
Bila tiang terletak pada tanah lempung, kapasitas tiang dihitung pada kondisi
pembebanan tak terdrainase (undrained), kecuali jika lempung termasuk jenis
lempung terkonsolidasi berlebihan (highly overconsolidation).
Jika lempung jenuh, maka

= 0

Nq

= 1

= 0

= 0

Tahanan ujung bawah ultimit (

Qb ) adalah

Q b= A b (c b . N c + pb )
dimana :

Qb

= tahanan ujung bawah ultimit (kN)

Ab

= luas penampang ujung bawah tiang (m 2)

c b = kohesi pada kondisi tak terdrainase (undrained) tanah yang

pb
Nc

terletak di bawah ujung tiang yang nilainya diambil dari


contoh tanah tak terganggu (kN/m2)
= tekanan overburden pada dasar tiang (kN/m2)
= faktor kapasitas dukung (fungsi dari )
= 9 menurut Skempton (1959)

b. Tahanan gesek dinding ultimit

Qs=F w . c d . A s
dimana :

F w . a d . c u . A s

Qs

= tahanan gesek dinding ultimit (kN)

Fw

= faktor koreksi bentuk tiang

As

= 1
= 1,2

untuk tiang berdiameter seragam pada tanah kohesif


untuk tiang meruncing pada tanah kohesif

= luas selimut tiang (m2)

c d = adhesi antara dinding tiang dan tanah di sekitarnya (kN/m 2)


ad = faktor adhesi
c u = kohesi tak terdrainase (kN/m2)

Gambar Faktor adhesi untuk tiang pancang dalam tanah lempung (McClelland,
1974)
c. kapasitas ultimit tiang

cb . N c + p
A b ( b )+ F w . ad . cu . A s W p
Q u=
Karena berat sendiri tiang () mendekati sama dengan berat tanah yang
dipindahkan akibat adanya tiang, maka
dengan

Wp

A b . pb

dapat dianggap sama

. Maka persamaan di atas menjadi :

Qu= A b . c b . N c + F w . a d . c
u . As
dimana :

Qu

= kapasitas ultimit netto tiang (kN)

Ab

= luas penampang ujung bawah tiang (m 2)

c b = kohesi terdrainase (undrained) tanah di bawah dasar tiang


(kN/m2)

Nc
Fw

As

= faktor kapasitas dukung (fungsi dari )


= 9 menurut Skempton (1959)
= faktor koreksi bentuk tiang
= 1
= 1,2

untuk tiang berdiameter seragam pada tanah kohesif


untuk tiang meruncing pada tanah kohesif

= luas selimut tiang (m2)

ad = faktor adhesi
c u = kohesi tak terdrainase (kN/m2)

Stabilitas kelompok tiang tergantung pada :


- kemampuan tanah di sekitar dan di bawah kelompok tiang
- pengaruh konsolidasi tanah yang terletak di bawah kelompok tiang

Gambar Perbandingan zone tertekan pada tiang tunggal dan kelompok tiang
(a) tiang tunggal
(b) kelompok tiang
Kapasitas kelompok tiang tidak selalu sama dengan jumlah kapasitas tiang
tunggal yang berada dalam kelompoknya. Hal ini dapat terjadi bila :
- tiang dipancang dalam lapisan pendukung yang mudah mampat
- tiang dipancang dalam lapisan tanah yang tidak mudah mampat namun di
bawahnya terdapat lapisan tanah lunak

Gambar (a) Pengujian tiang pada tiang tunggal

Tekanan pada lapisan tanah lunak tidak begitu besar


(b) Saat beban struktur telah bekerja dalam kelompok tiang
Tekanan pada lapisan tanah lunak sangat besar

Pondasi tiang apung (floating pile)

secara keseluruhan pondasi tiang


dipancang ke dalam tanah lempung lunak
sehingga sebagian besar beban didukung oleh
tahanan gesek dinding.
Kapasitas kelompok tiang apung dipengaruhi oleh :
- jumlah kapasitas tiang tunggal dalam kelompok tiang bila jarak tiang jauh,
atau
- tahanan gesek tiang yang dikembangkan oleh gesekan antara bagian luar
kelompok tiang dengan tanah di sekelilingnya, jika jarak tiang terlalu dekat
Pada saat pondasi tiang turun akibat menerima beban :
- jarak tiang besar tanah di antara tiang-tiang tidak bergerak sama sekali
- jarak tiang kecil
tanah di antara tiang-tiang juga ikut bergerak turun
kelompok tiang dapat dianggap sebagai satu tiang besar
dengan lebar yang sama dengan lebar kelompok tiang
keruntuhan blok adalah model keruntuhan dimana tanah
yang terletak di antara tiang bergerak kebawah bersamasaa dengan tiangnya

Gambar Tipe keruntuhan dalam kelompok tiang


(a) tiang tunggal
(b) Kelompok tiang

Gambar Kelompok tiang dalam tanah lempung yang bekerja sebagai blok
Untuk menghitung kapasitas tiang yang berkaitan dengan keruntuhan blok,
Terzaghi dan Peck (1948) mengambil asumsi sebagai berikut :
- pelat penutup tiang (pile cap) sangat kaku
- tanah yang berada di dalam kelompok tiang-tiang berkelakuan seperti blok
padat
Kapasitas ultimit menurut Terzaghi dan Peck (1948) :

Qg =2 D ( B+ L ) c+1,3 . c b . N c . B . L
Qg

dimana :
>

= kapasitas ultimit kelompok tiang (kN), nilainya tidak boleh

n .Q u
dengan

kohesi

adalah jumlah tiang dalam kelompok

terdrainase (undrained) tanah di sekeliling tiang

(kN/m )

c b = kohesi terdrainase (undrained) tanah di bawah dasar tiang


(kN/m2)
B
L
D

Nc

= lebar kelompok tiang, dihitung dari pinggir tiang-tiang (m)


= panjang kelompok tiang (m)
= kedalaman tiang di bawah permukaan tanah (m)
= faktor kapasitas dukung

Faktor pengali 1,3 adalah untuk luasan kelompok tiang yang berbentuk empat
persegi panjang, untuk bentuk luasan lainnya dapat disesuaikan dengan
persamaan kapasitas dukung Terzaghi untuk pondasi dangkal.
Dalam hitungan kapasitas kelompok tiang, dipilih hal-hal berikut :
-

jika kapasitas kelompok tiang (


tiang (

Qg )

<

kapasitas tiang tunggal x jumlah

n .Q u )

maka dipakai adalah kapasitas kelompok tiang


-

jika kapasitas kelompok tiang (


tiang (

n .Q u )

Qg )

>

Qg )

kapasitas tiang tunggal x jumlah

maka dipakai adalah kapasitas tiang tunggal x jumlah tiang (

n .Q u )

Efisiensi kelompok tiang

E g=

Qg
n .Qu

E g=1

dimana :

keruntuhan
keruntuhan

( n '1 ) m+ ( m1 ) n '
90 mn '

Eg

efisiensi kelompok tiang

Qg

beban maksimum kelompok tiang yang mengakibatkan

Qu

beban maksimum tiang tunggal yang mengakibatkan

= jumlah tiang dalam kelompok

m = jumlah baris tiang


n ' = jumlah tiang dalam satu baris

= arc tg

= jarak pusat ke pusat tiang

= diameter tiang

(d /s )

Gambar Definisi jarak s dalam perhitungan efisiensi tiang

Tiang-tiang yang dipasang dengan


jarak < 2,5 d dapat menyebabkan
terangkatnya
tiang
yang
telah
dipancang terlebih dahulu.

Pemancangan tiang ke dalam tanah granuler menyebabkan tanah di sekitar


tiang pada radius paling sedikit 3 kali diameter tiang memadat. Jika tiang-tiang
dipancang berkelompok, tanah yang berada di area kelompok tiang akan
mempunyai kepadatan yang tinggi. Bila kelompok tiang ini dibebani, tiang-tiang
dan tanah akan bergerak bersama-sama sebagai satu kesatuan.
Jika jarak tiang dekat, pada waktu pemancangan tiang di dekatnya, tegangan
efektif lateral akan bertambah sehingga tahanan gesek dinding tiang juga
bertambah.
Dari pengujian model yang dilakukan oleh Vesic (1969), disimpulkan bahwa
efisiensi kelompok tiang dapat mencapai 2 bila jarak tiang 2 sampai 3 kali
diameter tiang.

Jika beban

bekerja pada tiang, maka tiang akan bergerak ke bawah

sedangkan tanah relatif diam. Pada kondisi ini, tahanan ujung bawah
tahanan gesek tiang

Qs

Qb

dan

akan bekerja ke atas, yaitu sebagai gaya perlawanan

beban Q yang bekerja pada tiang.


Pada kondisi tertentu (misalnya pada proses konsolidasi tanah lunak), tanah di
sepanjang dinding tiang bergerak ke bawah relatif terhadap tiang (artinya tanah
bergerak ke bawah sedangkan tiang diam). Akibatnya arah gaya gesek dinding
tiang menjadi ke bawah sehingga menjadi gaya tambahan yang harus didukung
oleh tiang.
Penurunan tanah lunak di sekitar tiang dapat pula terjadi akibat pembangunan
struktur baru di dekatnya. Seringkali tanah timbunan yang digunakan terdiri dari
tanah granuler yang mempunyai kuat geser tinggi sehingga menimbulkan gesek
dinding negatif yang tinggi pula.
Gaya gesek dinding negatif (negatif skin friction)
gaya gesek oleh tanah
pada dinding tiang yang bekerja ke
bawah.
Merupakan tambahan beban bagi tiang yang harus ditambahkan dengan beban
struktur.

Gambar Tiang dipengaruhi gaya gesek dinding


(a) positif
(b) negatif
1. Gaya Gesek Dinding Negatif pada Tiang Tunggal
Gaya gesek dinding negatif pada tiang tunggal berpengaruh sampai
kedalaman tertentu yang disebut dengan titik netral.
Titik netral
titik dimana gerakan tanah relatif terhadap dinding tiang
adalah nol
Di bawah titik netral, gaya gesek dinding menjadi positif.
Gaya gesek dinding negatif per satuan luas (

ca

) adalah

'
'
'
'
c a= p o . K d . tand = p o . K d . tan

dimana :

ca

gaya gesek dinding negatif per satuan luas tiang

tekanan overburden efektif tanah rata-rata dengan

tunggal (kN/m2)

p 'o

memperhitungkan
pengaruh
timbunan (bila ada) (kN/m2)

tambahan

beban

akibat

Gaya gesek dinding negatif total tiang tunggal (dalam m 2) adalah

= As . c a
Q

dimana :

As

= gaya gesek dinding negatif total tiang tunggal


=

luas selimut dinding tiang yang dipengaruhi oleh gaya

gesek dinding negatif


(m2)

ca

gaya gesek dinding negatif per satuan luas tiang

tunggal (kN/m2)
Tabel koefisien

K d . tan

'

menurut Brom (1976)

Jenis tanah

K d . tan

Urugan batu
Pasir atau kerikil
Lanau atau lempung terkonsolidasi normal dengan
PI 50 %
Lempung terkonsolidasi normal dengan PI > 50 %

0,4
0,35

'

0,3
0,2

2. Gaya Gesek Dinding Negatif pada Kelompok Tiang


Pada kelompok tiang dengan tipe tiang dukung ujung (end bearing pile) yang
terletak dalam tanah yang berkonsolidasi, penurunan ke bawah akibat gaya
gesek dinding negatif lebih kecil dibandingkan dengan tiang tunggal. Hal ini
disebabkan pemancangan tiang di dekatnya cenderung mereduksi penurunan
tiang di dalam kelompoknya.
Dari persamaan berikut, dapat dilihat bahwa beban tanah timbunan harus
didukung oleh masing-masing tiang dan gaya gesek dinding negatif akan
bertambah bila jarak tiang bertambah.

1
[ 2 D ( L+ B ) cu+ B L H ]
n
Q

dimana :

gaya gesek dinding negatif masing-masing tiang

dalam kelompok tiang (kN)

D
L
B

= jumlah tiang dalam kelompok


= kedalaman tiang sampai titik netral (m)
= panjang area kelompok tiang (m)
= lebar area kelompok tiang (m)

cu = kohesi tak terdrainase rata-rata pada lapisan sedalam D

(kN/m2)
H

= tinggi timbunan (m)


= berat volume tanah timbunan (kN/m3)

Pada kelompok tiang dengan jarak tiang jauh, beban tiang akan bertambah
akibat gaya gesek dinding negatif. Masing-masing tiang mendukung beban
yang dihasilkan dari gesek dinding maksimum ke bawah sampai titik netral.
Pada kelompok tiang dengan jarak tiang dekat, penambahan beban akibat
gaya gesek negatif hanya terjadi pada tiang-tiang luar.

Gambar Gesek dinding negatif pada kelompok tiang (Broms, 1976)

Jika

Q adalah beban yang bekerja pada masing-masing tiang, bagian ujung

Q
( t)

bawah tiang akan memikul beban ultimit

sebesar (dengan

memperhitungkan gaya gesek dinding negatif) :

Qt =Q+

Jika beban

1
[ 2 D ( L+ B ) cu + B L H ]
n
Qt

>

Q b (tahanan ujung bawah tiang tunggal), maka

penurunan pondasi tiang akan menjadi berlebihan. Maka bila pondasi tiang
dimaksudkan untuk mendukung beban bangunan yang berada di atas
timbunan baru, kedua nilai

Qt

dan

Qb

harus diperhitungkan.

Dalam menghitung
kapasitas tiang ijin,
disarankan untuk menggunakan
faktor aman sebesar 2,5 - 3. Karena beban seluruhnya didukung oleh
tahanan ujung bawah tiang, maka

Q+ Q
Q Q
F= b = b
Qt

Qt

Qb .

dimana :

faktor aman dengan memperhatikan gaya

gesek dinding negatif

Qb

dengan

Qu

tahanan ujung bawah ultimit yang besarnya sama

(kN)
=

kelompok tiang (kN)

gaya gesek dinding negatif masing-masing tiang dalam

Anda mungkin juga menyukai