1. Beban Sentris
2.Beban Exsentris
Beban normal eksentris dapat diganti menjadi beban normal sentris ditambah dengan momen.
Kemampuan Tiang dalam Kelompok
CONTOH KASUS
Gambaran posisi Tiang Pancang
Daya Dukung Tiang Pancang dari data NSPT
CONTOH KASUS
Data-data Pondasi
Jenis tiang pancang : Tiang Pancang Square 25x25 cm2
Direncanakan Kedalaman tiang Tiang Pancang (L) = 24 m
-Luas (A) =pxl
= 25 x 25 cm2
= 625 cm2
-Keliling tiang (K) = 4S
= 4 x 25
= 100 cm
BOR LOG
Pekerjaan : Pembangunan Akses Jalan dan Sumur Pembangunan sungai Anggur Selatan Mulai : 09 September 2021
Pemilik : PT. Seleraya Belida Selesai : 10 September 2021
Kode titik : BH 01 Korlap : Yana Sutisna
Lokasi : Desa Meliling Kec. Gelumbang Prabumulih Prov. Sumsel
MAT : 0,60 Meter
Koreksi Pengaruh
Dalam Jumlah Pukulan (Uji SPT) Energi N60
UDS Deskripsi Grafik N60 vs Kedalaman
(m)
N1 N2 N3 NM CR N60 0 20 40 60 80 100
0 0
0,00 0
1,00 Lempung sangat lunak merah kekuningan
2,00 2 1
2,00 1 1 1 2 0,56 1
Lempung sangat lunak hitam organik 3,00
3,00
4 1
4,00 1 1 1 2 0,64 1
5,00
Lempung sangat lunak putih
6 3
6,00 1 2 3 5 0,64 3
7,00
8,00
8 6
8,00 2 4 4 8 0,71 6
9,00
10,00 3 4 6 10 8
10 0,75 8 Lempung sangat lunak berpasir putih
11,00
13,00
14,00 4 8 10 18 0,75 14 14 14
Lempung lunak berpasir putih
15,00
17,00
18,00 6 12 13 25 0,75 19 18 19
Lempung berpasir padat abu-abu
19,00
20,00 8 18 21 39 0,75 29 20 29
20,50
21,00
22,00 9 15 21 36 0,75 27 22 27
23,00
24,00 11 20 25 45 0,75 34 24 34
25,00
27,00
28,00 12 23 26 49 0,75 37 28 37
29,00
30,00 12 24 29 53 0,75 40 30 40
31,00
32,00 13 25 30 55 0,75 41 32 41
33,00
36,00 14 28 32 60 0,75 45 36 45
37,00
10,00 4 4 7 10 8
11 0,75 8
11,00
Lempung lunak berpasir putih
12,00 4 5 7 12 0,75 9 12 9
13,00
14,00 5 7 10 17 0,75 13 14 13
15,00 15,00
16,00 5 10 13 23 0,75 17 16 17
17,00
18,00 7 12 15 27 0,75 20 18 20
Lempung berpasir padat abu-abu
19,00
20,00 8 17 20 37 0,75 28 20 28
21,00 21,00
22,00 8 17 20 37 0,75 28 22 28
23,00
24,00 11 22 25 47 0,75 35 24 35
25,00
Lempung berlanau padat abu-abu
26,00 11 23 28 51 0,75 38 26 38
27,00
28,00 12 24 27 51 0,75 38 28 38
29,00
29,00
30,00 12 25 29 54 0,75 41 30 41
31,00
32,00 14 27 31 58 0,75 44 32 44
33,00
36,00 16 29 35 64 0,75 48 36 48
37,00
6. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang berikutnya bila level
kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum
tercapai.
7. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang
pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.
8. Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan tanah
keras/final set yang ditentukan.
9. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan
B. Proses Pengangkatan
1. Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan )
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan
tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan
lapangan.
Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang
adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum
pada bentangan, haruslah sama dengan momen minimum pada titik angkat tiang
sehingga dihasilkan momen yang sama.
Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah
dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat
yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan dan untuk lebih jelas dapat
dilihat oleh gambar.
2. Pengangkatan dengan satu tumpuan
• Metode pengangkatan ini biasanya
digunakan pada saat tiang sudah siap akan
dipancang oleh mesin pemancangan sesuai
dengan titik pemancangan yang telah
ditentukan di lapangan.
• Adapun persyaratan utama dari metode
pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak
antara kepala tiang dengan titik angker
berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini,
haruslah diperhatikan bahwa momen
maksimum pada tempat pengikatan tiang
sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.
C. Proses Pemancangan
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada
patok titik pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.
3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet
yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah
ditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil
diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal.
Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gate
pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan,
terutama untuk tiang batang pertama.
6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara
kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
Proses penyambungan tiang :
a. Tiang diangkat dan kepala tiang
dipasang pada helmet seperti yang
dilakukan pada batang pertama.
b. Ujung bawah tiang didudukkan
diatas kepala tiang yang pertama
sedemikian sehingga sisi-sisi pelat
sambung kedua tiang telah
berhimpit dan menempel menjadi
satu.
c. Penyambungan sambungan las
dilapisi dengan anti karat
d. Tempat sambungan las dilapisi
dengan anti karat.
D. Quality Control
1. Kondisi fisik tiang
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan
2. Toleransi
Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan berlangsung.
Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan penyimpangan arah
horizontal dibatasi tidak leboh dari 75 mm.
3. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di
sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan
untuk penetrasi setiap setengah meter.
4. Final set
Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai
perhitungan.
Metode Pelaksanaan Pondasi Bored Pile