Anda di halaman 1dari 74

PONDASI TIANG PANCANG

Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Sriwijaya
Oleh : M.Sang Gumilar,SST,MT
MINGGU 4
PENDAHULUAN
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan
untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah
penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya
panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan
utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat
dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam tanah dan
dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan
karakteristik penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan berbeda-beda.
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban
bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahanan, dan hal-hal
yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab
itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat
dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tanah atau
lubang yang digali dan diisi dengan pasir dan batu.
TUJUAN PEMAKAIAN TIANG PANCANG
Tiang pancang umumnya digunakan:
1. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah stratum/lapisan
tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat.
2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan bawah tanah dibawah
bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling.
3. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui kombinasi perpindahan isi
tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.
4. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah tepi atau
didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi.
5. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo getaran dan
frekuensi alamiah dari sistem tersebut.
6. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir, khususnya jika erosi
merupakan persoalan yang potensial.
7. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air melalui air dan
kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang
ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban lateral
(Bowles, 1991).
1.TIANG PANCANG KAYU
Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu
1. Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam pengangkutan.
2. Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk pemancangan tidak
menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada tiang pancang beton precast.
3. Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat masuk lagi ke
dalam tanah.
4. Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untuk end bearing pile
sebab tegangan tekanannya relatif kecil.
5. Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal dibandingkan dengan
tiang-tiang pancang selain dari kayu, maka apabila tiang ini menerima beban
horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu ini akan melentur dan segera kembali
ke posisi setelah beban horizontal tersebut hilang. Hal seperti ini sering terjadi pada
dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu.
• Kerugian pemakaian tiang pancang kayu:
•· Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air
tanah yang terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang
terendah itu letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk
penggalian.
•· Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif
kecil di bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau beton
terutama pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan turun.
•· Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung
tiang pancang kayu dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung
tiang tersebut hancur. Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus, maka pada
waktu dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan terhadap arah
yang telah ditentukan.
•· Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif
dan jamur yang menyebabkan kebusukan.
2.PONDASI TIANG
1. Pondasi Tiang Pancang
2. Pondasi Tiang Bor
Keuntungan pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile:
1. Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang
besar, hal ini tergantung dari mutu beton yang di gunakan.
2. Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile maupun
friction pile.
3. Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air
tanah seperti tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian
tanah yang banyak untuk poernya.
4. Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap
pengaruh air maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya
cukup tebal untuk melindungi tulangannya.
Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile
1. Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu
Precast reinforced concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan.
2. Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti
memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini
dapat dipergunakan.
3. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih
sulit dan memerlukan waktu yang lama.
4. Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini
tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka
untuk melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat
penyambung khusus.
• Keuntungan pemakaian Cast in Place
1. Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.
2. Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada
resiko rusak dalam transport.
3. Panjang tiang dapat disesuaikan dengan
keadaan dilapangan.

• Kerugian pemakaian Cast in Place


1. Pada saat penggalian lubang, membuat
keadaan sekelilingnya menjadi kotor akibat
tanah yang diangkut dari hasil pengeboran
tanah tersebut.
2. Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang
khusus.
3. Beton yang dikerjakan secara Cast in Place
tidak dapat dikontrol.
3.PONDASI TIANG PANCANG BAJA
• Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus
berupa profil baja gilas biasa, tetapi tiang pancang
pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang
pancang pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi
dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus
K250.
• Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil
H. Karena terbuat dari baja maka kekuatan dari tiang
ini sendiri sangat besar sehingga dalam
pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan
bahaya patah seperti halnya pada tiang beton
precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan
sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang
pancang yang panjang dengan tahanan ujung yang
besar.
• Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap
texture tanah, panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan
kelembaban tanah.
• a. Pada tanah yang memiliki texture tanah yang kasar/kesap, maka
karat yang terjadi karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir
mendekati keadaan karat yang terjadi pada udara terbuka.
• b. Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka
akan menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang
terjadi karena terendam air.
• c. Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan
tanah yang padat akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan
pasir tersebut juga akan akan menghasilkan karat yang kecil sekali pada
tiang pancang baja.
• Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja:
1. Tiang pancang ini mudah dalam dalam hal penyambungannya.
2. Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi.
3. Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak menimbulkan
bahaya patah.

• Kerugian pemakaian Tiang Pancang Baja:


1. Tiang pancang ini mudah mengalami korosi.
2. Bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan oleh rintangan besar.
Minggu 5
PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG
Pondasi diperlukan agar konstruksi dapat aman terhadap geser dan
ketidakstabilitasan tanah, pemilihan pondasi disesuaikan dengan
kondisi dan keadaan tanah.
Beban-beban yang diterima oleh pondasi tiang pancang adalah:
a. Beban Vertikal
b. Berat sendiri pondasi
c. Stabilitas pondasi tiang pancang
Analisis daya dukung
1. Daya Dukung Tiang Pancang dari data Sondir
2. Daya Dukung Tiang Pancang dari data N -SPT
Daya Dukung Tiang Pancang dari data Sondir
Perhitungan Luas dan Keliling Tiang Pancang
Jarak antar Tiang
Perhitungan pembagian tekanan :

1. Beban Sentris
2.Beban Exsentris
Beban normal eksentris dapat diganti menjadi beban normal sentris ditambah dengan momen.
Kemampuan Tiang dalam Kelompok
CONTOH KASUS
Gambaran posisi Tiang Pancang
Daya Dukung Tiang Pancang dari data NSPT
CONTOH KASUS

Data-data Pondasi
Jenis tiang pancang : Tiang Pancang Square 25x25 cm2
Direncanakan Kedalaman tiang Tiang Pancang (L) = 24 m
-Luas (A) =pxl
= 25 x 25 cm2
= 625 cm2
-Keliling tiang (K) = 4S
= 4 x 25
= 100 cm
BOR LOG
Pekerjaan : Pembangunan Akses Jalan dan Sumur Pembangunan sungai Anggur Selatan Mulai : 09 September 2021
Pemilik : PT. Seleraya Belida Selesai : 10 September 2021
Kode titik : BH 01 Korlap : Yana Sutisna
Lokasi : Desa Meliling Kec. Gelumbang Prabumulih Prov. Sumsel
MAT : 0,60 Meter
Koreksi Pengaruh
Dalam Jumlah Pukulan (Uji SPT) Energi N60
UDS Deskripsi Grafik N60 vs Kedalaman
(m)
N1 N2 N3 NM CR N60 0 20 40 60 80 100
0 0
0,00 0
1,00 Lempung sangat lunak merah kekuningan
2,00 2 1
2,00 1 1 1 2 0,56 1
Lempung sangat lunak hitam organik 3,00
3,00
4 1
4,00 1 1 1 2 0,64 1
5,00
Lempung sangat lunak putih
6 3
6,00 1 2 3 5 0,64 3
7,00
8,00
8 6
8,00 2 4 4 8 0,71 6
9,00

10,00 3 4 6 10 8
10 0,75 8 Lempung sangat lunak berpasir putih

11,00

12,00 3 5 6 11 0,75 8 12,00 12 8

13,00

14,00 4 8 10 18 0,75 14 14 14
Lempung lunak berpasir putih
15,00

16,00 5 9 11 20 0,75 15 16,00 16 15

17,00

18,00 6 12 13 25 0,75 19 18 19
Lempung berpasir padat abu-abu
19,00

20,00 8 18 21 39 0,75 29 20 29
20,50
21,00

22,00 9 15 21 36 0,75 27 22 27

23,00

24,00 11 20 25 45 0,75 34 24 34

25,00

26,00 11 22 26 48 0,75 36 Lempung berlanau padat abu-abu


26 36

27,00

28,00 12 23 26 49 0,75 37 28 37

29,00

30,00 12 24 29 53 0,75 40 30 40

31,00

32,00 13 25 30 55 0,75 41 32 41

33,00

34,00 14 28 32 60 0,75 45 Lempung berlanau sangat padat abu- 34 45


35,00 abu

36,00 14 28 32 60 0,75 45 36 45
37,00

38,00 17 30 32 62 0,75 47 38,00


38 47
BOR LOG
Pekerjaan : Pembangunan Akses Jalan dan Sumur Pembangunan sungai Anggur Selatan Mulai : 08 September 2021
Pemilik : PT. Seleraya Belida Selesai : 09 September 2021
Kode titik : BH 02 Korlap : Yana Sutisna
Lokasi : Desa Meliling Kec. Gelumbang Prabumulih Prov. Sumsel
MAT : 0,70 Meter
Koreksi Pengaruh
Dalam Jumlah Pukulan (Uji SPT) Energi N60
UDS Deskripsi Grafik N60 vs Kedalaman
(m)
N1 N2 N3 NM CR N60 0 20 40 60 80 100
0 0
0,00 0 Lempung sangat lunak merah kekuningan 1,00
1,00
Lempung sangat lunak hitam organik 2,00 2 1
2,00 1 1 1 2 0,56 1
3,00
4 3
4,00 2 2 3 5 0,64 3
Lempung sangat lunak putih
5,00
6 4
6,00 2 2 4 6 0,64 4
7,00 7,00
8 7
8,00 3 4 6 10 0,71 7
9,00

10,00 4 4 7 10 8
11 0,75 8
11,00
Lempung lunak berpasir putih
12,00 4 5 7 12 0,75 9 12 9

13,00

14,00 5 7 10 17 0,75 13 14 13

15,00 15,00

16,00 5 10 13 23 0,75 17 16 17

17,00

18,00 7 12 15 27 0,75 20 18 20
Lempung berpasir padat abu-abu
19,00

20,00 8 17 20 37 0,75 28 20 28

21,00 21,00

22,00 8 17 20 37 0,75 28 22 28

23,00

24,00 11 22 25 47 0,75 35 24 35

25,00
Lempung berlanau padat abu-abu
26,00 11 23 28 51 0,75 38 26 38

27,00

28,00 12 24 27 51 0,75 38 28 38

29,00
29,00
30,00 12 25 29 54 0,75 41 30 41

31,00

32,00 14 27 31 58 0,75 44 32 44

33,00

34,00 15 29 33 62 0,75 47 Lempung berlanau sangat padat abu-abu


34 47
35,00

36,00 16 29 35 64 0,75 48 36 48
37,00

38,00 18 28 35 63 0,75 47 38,00


38 47
Kekuatan satu Tiang Pancang ( Qu) Persamaan Vesic
Qu = Qp (daya dukung Ujung) + Qs (daya dukung gesek)
= Ap x Cu x Nc* + Nspt x As
Nc* = 4/3 ln (Irr+1) + π/2+1
Irr = 200 , maka didapat nilai Nc* = 8,27
Maka Qp = Ap x Cu x Nc* = 0,0625 x 200 x 8.27 = 103,375 kN
Qu BH-01 = Ap x Cu x Nc* + Nspt x As
= 0,0625 x 200 x 8,27 + 912
= 1015,375 kN

Qu BH-02 = Ap x Cu x Nc* + Nspt x As


= 0,0625 x 200 x 8,27 + 952
= 1028,375 Kn

Diambil yg paling kecil Qu = 1015,375 Kn = 103.54 ton


Daya dukung ijin kelompok tiang, Qall group
Qall group = Qs . Jumlah Tiang . Eg
= (103,54) (8) (0,947)
= 784,4 ton > ∑V = 600 ton j
adi konstruksi aman
PELAKSANAAN PONDASI TIANG PANCANG
Alat Pancang
Dalam pemasangan tiang kedalam tanah, tiang dipancang dengan alat
pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul
getar atau pemukul yang hanya dijatuhkan.
Ada 5 jenis :
1. Pemukul Jatuh (drop hammer)
2. Pemukul Aksi Tiang (single-acting hammer)
3. Pemukul Aksi Double (double-acting hammer)
4. Pemukul Diesel (diesel hammer)
5. Pemukul Getar (vibratory hammer)
DROP HAMMER
Pemukul jatuh terdiri dari blok
pemberat yang dijatuhkan dari
atas. Pemberat ditarik dengan
tinggi jatuh tertentu kemudian
dilepas dan menumbuk tiang.
Pemakaian alat tipe ini membuat
pelaksanaan pemancangan
berjalan lambat, sehingga alat ini
hanya dipakai pada volume
pekerjaan pemancangan yang
kecil.
SINGLE-ACTING HAMMER
Pemukul aksi tunggal berbentuk
memanjang dengan ram yang
bergerak naik oleh udara atau
uap yang terkompresi,
sedangkan gerakan turun ram
disebabkan oleh beratnya
sendiri. Energi pemukul aksi
tunggal adalah sama dengan
berat ram dikalikan tinggi jatuh
DOUBLE-ACTING HAMMER
Pemukul aksi double
menggunakan uap atau udara
untuk mengangkat ram dan
untuk mempercepat gerakan
ke bawahnya. Kecepatan
pukulan dan energi output
biasanya lebih tinggi daripada
pemukul aksi tunggal.
DIESEL HAMMER
Pemukul diesel terdiri dari
silinder, ram, balok anvil dan
sistem injeksi bahan bakar.
Pemukul tipe ini umumnya kecil,
ringan dan digerakkan dengan
menggunakan bahan bakar
minyak. Energi pemancangan
total yang dihasilkan adalah
jumlah benturan dari ram
ditambah energi hasil dari
ledakan
Diesel hammer
VIBRATORY HAMMER
• Pemukul getar merupakan
unit alat pancang yang
bergetar pada frekuensi
tinggi
Proses Pemancangan
A. Pekerjaan Persiapan
1. Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal
saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar
harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk
mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter.

2. Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat


dengan hati-hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang
tidak diinginkan.

3. Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana


pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data
jumlah pukulan terakhir (final set).
4. Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi stock
material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangan.

5. Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.

6. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang berikutnya bila level
kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum
tercapai.

7. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang
pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.

8. Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan tanah
keras/final set yang ditentukan.

9. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan
B. Proses Pengangkatan
1. Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan )
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan
tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan
lapangan.
Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang
adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum
pada bentangan, haruslah sama dengan momen minimum pada titik angkat tiang
sehingga dihasilkan momen yang sama.
Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah
dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat
yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan dan untuk lebih jelas dapat
dilihat oleh gambar.
2. Pengangkatan dengan satu tumpuan
• Metode pengangkatan ini biasanya
digunakan pada saat tiang sudah siap akan
dipancang oleh mesin pemancangan sesuai
dengan titik pemancangan yang telah
ditentukan di lapangan.
• Adapun persyaratan utama dari metode
pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak
antara kepala tiang dengan titik angker
berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini,
haruslah diperhatikan bahwa momen
maksimum pada tempat pengikatan tiang
sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.
C. Proses Pemancangan
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada
patok titik pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.
3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet
yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah
ditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil
diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal.
Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gate
pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan,
terutama untuk tiang batang pertama.
6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara
kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
Proses penyambungan tiang :
a. Tiang diangkat dan kepala tiang
dipasang pada helmet seperti yang
dilakukan pada batang pertama.
b. Ujung bawah tiang didudukkan
diatas kepala tiang yang pertama
sedemikian sehingga sisi-sisi pelat
sambung kedua tiang telah
berhimpit dan menempel menjadi
satu.
c. Penyambungan sambungan las
dilapisi dengan anti karat
d. Tempat sambungan las dilapisi
dengan anti karat.
D. Quality Control
1. Kondisi fisik tiang
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan
2. Toleransi
Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan berlangsung.
Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan penyimpangan arah
horizontal dibatasi tidak leboh dari 75 mm.

3. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di
sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan
untuk penetrasi setiap setengah meter.
4. Final set
Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai
perhitungan.
Metode Pelaksanaan Pondasi Bored Pile

Penggunaan teknologi dalam metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi


sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Penggunaan metode
pemasangan pondasi bored pile yang tepat, praktis, cepat dan aman sangat
membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga target percepatan waktu, efesiensi biaya dan peningakatan mutu
sebagaimana ditetapkan dapat tercapai. Secara umum tahapan pekerjaan
pondasi bored pile sebagai berikut :

Persiapan lokasi (site preparation), yaitu mengukur area koordinat-


koordinat tiang bor yang direncanakan mengacu pada BM (Bench Mark)
yang ada di lokasi pekerjaan. Kemudian melaksanakan stripping, cut and
fill pada lokasi pembuatan tiang bor agar kinerja peralatan yang digunakan
effisien dan stabil. Jika diperlukan, mempersiapkan akses yang akan dilalui
truk-truk mixer dari batching plant ke lokasi pembuatan tiang bor.
Memasang stand pipe. Stand pipe dipasang dengan ketentuan bahwa
pusat dari stand pipe harus berada pada titik as bangunan pondasi
yang telah disurvei terlebih dahulu. Pemasangan stand pipe dilakukan
dengan bantuan alat berat seperti excavator.

Pembuatan drainase dan kolam air. Kolam air berfungsi untuk


penampungan air bersih yang akan digunakan untuk pekerjaan
pengeboran sekaligus untuk tempat penampungan air bercampur
lumpur hasil dari pengeboran. Ukuran kolam air berkisar 3m x 3m x
2,5m dan drainase penghubung dari kolam ke stand pipe berukuran
1,2m, dan kedalaman 0,7 m (tergantung kondisi lapangan). Jarak kolam
air tidak boleh terlalu dekat dengan lubang pengeboran, sehingga
lumpur dalam air hasil pengeboran mengendap dulu sebelum airnya
mengalir kembali ke lubang pengeboran.
1. Setting mesin bor.
2. Proses pengeboran (drilling work).
3. Instalasi tulangan dan pipa tremie (steel cage and tremie pipe installation).
4. Pengecoran material beton (concreting).
5. Penutupan kembali (back filling).

Anda mungkin juga menyukai