Anda di halaman 1dari 7

Metode penelitian

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Uji Sondir


Tes sondir disebut juga dengan Cone Penetration Test (CPT). Jenis
tes ini sering dilakukan untuk memperkirakan besarnya daya dukung tanah
pada pondasi dalam. Meskipun demikian, kadang-kadang digunakan juga
untuk memperkirakan daya dukung pondasi dangkal. Pengujian dilakukan
dengan mendorong konus (kerucut) kedalam tanah dan perlawanan tanah
terhadap ujung konus maupun lekatan tanah terhadap selimut batang
konus diukur, sehingga didapatkan nilai tahanan ujung (qc) dan lekatan
selimut (fs).

Tabel 1. Tingkat konsistensi tanah lempung dari sondir (Terzaghi dan


Peck, 1948)

Daya Dukung Tanah Menggunakan Pondasi Dangkal


Untuk pondasi pondasi dangkal pada tanah pasir maupun lempung
menurut Meyerhorf (1976) dihitungan dengan persamaan berikut :
qult = qc . B(1 +d/B) 1/40 .................. (1)
Dengan: qult = kapasitas dukung ultimit pondasi
qc = tahanan konus dari sondir
d = kedalaman pondasi
B = lebar pondasi (diasumsikan 1 m)

Khayrunnisyah Yahya 15.301010.009 Page 1


Metode penelitian

Daya Dukung Tanah Menggunakan Pondasi Tiang


Untuk menentukan daya dukung tiang tunggal dengan beban vertikal
dapat dihitung berdasarkan data-data penyelidikan tanah. Daya dukung
pondasi tiang tunggal dapat dihitung berdasarkan data lapangan dan data
laboratorium yang terdapat pada laporan penyelidikan tanah. Perhitungan
daya dukung pondasi berdasarkan data lapangan yaitu data sondir (CPT).

Metode ini diantaranya dikemukakan oleh Mayerhorf ( 1956) yang


menyatakan bahwa tahanan ujung tiang mendekati tahanan ujung sondir
dengan rentang 2/3 qc hingga 1,5 qc dan Mayerhorf menganjurkan untuk
keperluan praktis agar digunakan qp = qc .Selanjutnya tahanan selimut
pada tiang dapat diambil langsung dari gesekan total ( jumlah hambatan
lekat = JHL ) dikalikan dengan keliling tiang , sehingga formula untuk
metode langsung dapat dituliskan :

Q ult = qp x Ap + JHL x kll

Rumusan ini diambil di Indonesia dengan mengambil angka keamanan 3


Untuk untuk tahanan ujung dan angka keamanan 5 untuk gesekannya.
Sehingga daya gukung ijin pondasi dapat dinyatakan dalam :

𝑞𝑝.𝐴𝑝 𝐽𝐻𝐿∗𝑘𝑙𝑙
Q ult = + …………………….……………………… (2)
3 5

Keterangan :

Ap = Luas penampang tiang

kll = keliling tiang

JHL = jumlah hambatan lekat

qp = tahanan ujung tiang

Penurunan Pondasi Dangkal

Pada tanah homogen dengan tebal yang tak terhingga persamaan


penurunan segera atau penurunan elastis dari fondasi yang terletak di

Khayrunnisyah Yahya 15.301010.009 Page 2


Metode penelitian

permukaan tanah yang homogen (Steinbrenner 1934) dinyatakan dalam


bentuk persamaan sebagai berikut:

𝑞𝐵
Si = (1 − 𝜇 2 )Ip ………………………………………………...(3)
𝐸

Keterangan :

Si = penurunan segera (m)

q = tekanan pada dasar fondasi (kN/m2)

B = lebar fondasi, (m)

E = modulus elastisitas (kN/m2) Bowles (1977) memberikan

persamaan yang dihasilkan dari pengumpulan data sondir sebagai berikut :


E = 3 qc (kg/cm2) untuk tanah pasir dan E = 2 sampai 8 qc (kg/cm2) untuk
tanah lempung

μ = rasio poisson , secara umum diambil

μ = 0,3 (tanah pasir ) dan μ= 0,4 (tanah lempung)

Ip = faktor pengaruh Tabel 2

Tabel 2. Faktor pengaruh Im (Lee,1962) dan Ip (Scheicher 1962) untuk


fondasi kaku dan faktor pengaruh untuk fondasi fleksibel ( Terzaghi, 1943)

Sumber: Bowles 1977

Khayrunnisyah Yahya 15.301010.009 Page 3


Metode penelitian

Penurunan Pondasi Tiang

Perkiraan penurunan yang terjadi pada pondasi tiang merupakan


masalah yang rumit yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
terjadinya gangguan pada tegangan tanah pada saat pemancangan dan
ketidakpastian mengenai distribusi dan posisi pengalihan beban (load
transfer) dari tiang ke tanah. Salah satu metode yang digunakan untuk
menghitung penurunan pada pondasi tiang tunggal adalah menggunakan
Metode Empiris (Vesic,1970). Rumus yang digunakan yaitu :

𝐷 𝑄𝐿
S = 100 + 𝐴𝑝𝐸𝑝 …………………………………………………(3)

Keterangan :
S = penurunan pondasi tiang tunggal
D = diameter tiang
Q = daya dukung tiang
L = panjang tiang
Ap = Luas penampang tiang
Ep = modulus elastisitas bahan tiang beton.
(Fahriani et al., 2015)

a. Hand Bor
Pengujian ini merupakan cara kerja membuat lubang pada tanah
dengan ukuran tertentu, dan dengan tenaga manusia. Tujuan pengeboran
ini adalah untuk mendapatkan atau mendeskripsikan susunan lapisan
tanah. Dari pengorbanan ini dapat dilakukan pengambilan tanah sebagai
bahan untuk penelitian tanah selanjutnya di laboratorium.

b. Sand Cone Test

Standar SNI untuk pengujian kepadtan tanah dengan sand cone test :

 SNI 03-2828-1992 (Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat


konus pasir

Khayrunnisyah Yahya 15.301010.009 Page 4


Metode penelitian

Standar AASHTO untuk pengujian sand cone test :

 AASHTO T-191 (Density of soil In-Place by the Sand-Cone Method)


Standar ASTM untuk pengujian Sand Cone test :
 ASTM D-1556 (Standart Test Method For Denisty and Unit Weight of
Soil in Place by the Sand cone Method) Standar ASTM untuk
pengujian sand cone)
Hasil pengujian dengan sand cone test adalah, berat isi kering tanah
atau material lapis dasar pondasi, yang merupakan kepadatan lapangan
tanah atau lapis dasar pondasi yang diperiksa. Untuk memenuhi
persyaratan spesifikasi teknis, pada umumnya harus dilakukan pengujian
kepadatan laboratorium untuk material tanah atau lapis dasar pondasi yang
digunakan dan kepadatan lapangan harus memenuhi presentase tertentu
(missal 95% atau 98% atau 100%) dari kepadatan laboratorium yang
disyaratkan dalam spesifikasi yang berlaku pada proyek yang
bersangkutan.
2.2 Parameter Tanah
Ada beberapa parameter-parameter tanah yang menjadi acuan
untuk mendapatkan korelasi data laboratorium berdasarkan observasi di
lapangan. Hasil pengujian Standard Penetration Test (SPT) selain
mendapatkan nilai (N-SPT), juga dapat diketahui struktur geologi tanah
pada titik lokasi pengujian. Dengan melakukan pendekatan struktur
geologi tanah dapat diketahui angka pori (e), kadar air dalam keadaan
jenuh (w), berat volume kering, dan berat jenis tanah (Gs) untuk
mendapatkan korelasi data yang akan digunakan untuk analisis daya
dukung pondasi tiang pancang

Khayrunnisyah Yahya 15.301010.009 Page 5


Metode penelitian

2.3 Kapasitas Ijin Tiang


Fungsi faktor aman untuk kapasitas ijin tiang adalah :
1.Untuk memberikan keamanan terhadap ketidakpastian dari nilai kuat
geser dan kompresibilitas yang mewakili kondisi lapisan tanah.
2.Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam diantara tiang-tiang
masih dalam batas-batas toleransi.
3.Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung
beban yang bekerja.
4.Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang
tunggal atau kelompok tiang masih dalam batas- batas toleransi.
5.Untuk mengantisipasi adanya ketidakpastian metode hitungan yang
digunakan.
Sehubungan dengan butir (4) dari hasil banyak pengujian-pengujian beban
tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor yang berdiameter kecil sampai
sedang (600 mm), penurunan akibat beban kerja (working load) yang
terjadi lebih kecil dari 10 mm untuk faktor aman yang tidak kurang dari

Khayrunnisyah Yahya 15.301010.009 Page 6


Metode penelitian

2,5 Tomlinson, 1977 (dalam Hardiyatmo, 2011). Besarnya beban kerja


(working load) atau kapasitas dukung tiang ijin ( aQ ) dengan
memperhatikan keamanan terhadap keruntuhan adalah nilai kapasitas
ultimit ( uQ ) dibagi dengan faktor aman (F) yang sesuai.
Variasi besarnya faktor aman yang telah banyak digunakan untuk
perancangan tiang pancang :

𝑄𝑢
Qa = 2,5

Qa = kapasitas dukung tiang ijin

Qu = kapasitas ultimit

2,5 = Nilai faktor aman yang disarankan Tomlinson, (1977).

(Yusti, 2014)

Khayrunnisyah Yahya 15.301010.009 Page 7

Anda mungkin juga menyukai