Anda di halaman 1dari 33

PERSALINAN

PRETERM
Disusun Oleh :

Nining Istighosah NPM: 131020140501


Safitri NPM: 131020140502
Indah Nurfazriah NPM: 131020140511
Ferina NPM: 131020140512
Dian Melani NPM: 131020140517
Dewina Susanti NPM: 131020140519
Latar Belakang
 Kelahiran prematur merupakan
tantangan utama dalam perawatan
kesehatan perinatal. Sebagian besar
kematian perinatal terjadi pada bayi
prematur, dan kelahiran prematur
merupakan faktor risiko penting untuk
penurunan neurologis dan cacat.
 Beberapa negara memiliki data
prevalensi nasioanal akurat kelahiran
prematur. Secara global, diperkirakan 13
juta bayi yang lahir sebelum usia
kehamilan 37 minggu setiap tahunnya.
Umumnya tertinggi di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah,
dan meningkat di beberapa negara
berpenghasilan menengah dan tinggi.
Definisi
 Kelahiran prematur didefinisikan
sebagai bayi yang lahir hidup sebelum
37 minggu kehamilan selesai.
 Selain itu, lebih rinci akan membantu
dalam program, terbagi dalam cukup
prematur (33-36 minggu usia
kehamilan), prematur (<32 minggu) dan
sangat prematur (<28 minggu).
Etiologi
 Hasil kelahiran prematur dari sejumlah
jalur yang berbeda, namun penyebab
pastinya masih belum diketahui.
 Faktor Ibu :
1. Infeksi Cairan Amnion dan Korioamnion
2. Vaginosis Bacterialis
3. Faktor Gaya Hidup : Ibu perokok
4. Perdarahan : Abruptio Plasenta,
Plasenta Previa
 Infeksi
 Faktor Janin
1. Karena kehamilan Ganda
Peningkatan
Kehamilan Ganda ukuran melebihi
(Gemelli) kemampuan
uterus

Menginisiasi
Tarikan mekanis terjadinya
myometrium persalinan
preterm

Aktivasi reseptor
oksitosin sintesis
prostaglandin dlm
amnion myometrium &
sel-sel serviks
Lanjutan…
2. Stress Pada Ibu dan Janin
Janin stres mungkin timbul dalam
hubungannya dengan terhambatanya
pertumbuhann. Ibu stres dapat
disebabkan oleh faktor-faktor
lingkungan. Pada kedua kasus tersebut
dipostulasikan bahwa sekresi berlebih
dari kortisol menyebabkan meningkatnya
regulasi dari produksi CRH dalam
plasenta.
Faktor Lainnya
 Genetik
Gen untuk relaksin desidua merupakan
salah satu kandidat. Defek pada protein
trifunctional mitokondria defek janin atau
polimorfisme dalam kompleks gen
interleukin-1, reseptor 2-adrenergik, atau
faktor nekrosis tumor (TNF) mungkin
juga terlibat dalam ruptur membran yang
prematur.
Prevalensi Kelahiran Prematur
 Sebuah publikasi terbaru memperkirakan
sekitar 13 juta bayi prematur yang lahir
setiap tahun di seluruh dunia. Namun,
data tingkat negara yang tidak tersedia
untuk sebagian besar LMICs.
 Tingkat kelahiran prematur di kisaran
literatur yang diterbitkan dari 5% di HICs
menjadi 25% pada LMICs. Data berbasis
populasi untuk sebagian LMICs langka,
terutama dari Afrika.
Patogenesis
miometrium yang
berkontraksi
berlebihan

persalinan prematur
distensi pada
membran

perdarahan
desidua

aktivasi
endokrin infeksi intra-
sebelum uterus atau
janin peradangan
dewasa
 Produk-produk bakteri seperti
endotoksin merangsang monosit
desidua untuk memproduksi sitokin,
termasuk interleukin-1, faktor nekrosis
tumor, dan interleukin-6, yang pada
gilirannya merangsang asam arakidonat
dan kemudian memproduksi
prostaglandin. Prostaglandin E2 dan F2
bertindak sebagai parakrin untuk
merangsang kontraksi miometrium.
Pencegahan Kelahiran Preterm
1. Progesteron
 Progesteron dianggap menghambat
produksi sel proinflamasi sitokin dan
prostaglandin dalam uterus dan
menghambat kontraktilitas miometrium.
Studi Penelitian
 Pada tahun 2003, Da Fonseca et al. melaporkan
bahwa perempuan dengan risiko tinggi kelahiran
prematur dan secara acak menerima 100-mg
progesteron supositoria vagina sehari antara 24
dan 33 minggu memiliki jumlah persalinan
prematur yang lebih rendah (13,8% pada 37
minggu, 2,8% sebelum 34 minggu) versus
kelompok plasebo (28% sebelum 37 minggu,
18,6% sebelum 34 minggu).
 Dalam studi serupa Mies et al.
menggunakan suntikan mingguan dari 17
α hydroxyprogesterone capruate (250
mg) pada ibu dengan usia kehamilan
antara 16 dan 36 minggu, hasilnya
ternyata dapat mengurangi rata-rata
persalinan prematur sebanyak 55-36%
sebelum usia kehamilan 37 minggu dan
19-11% sebelum usia kehamilan 32
minggu.
2. Ligasi Cervix Cerclage
Terdapat 3 kondisi diamana penggunaan
cerclage cervix bermanfaat pada
pencegahan kelahiran preterm :
1. wanita dengan riwayat kelahiran prematur
pada tengah trimester ketiga yang
berulang dan wanita yang didiagnosis
memiliki cervix yang inkompeten
2. wanita yang memiliki cervix yang pendek
saat dilakukan USG
3. pada saat cervix yang inkompeten baru
dikenali pada ibu dengan kelahiran
preterm yang mengancam
 Rescue cerclage cervix dilakukan pada
wanita dengan dilatasi cervix dan
menonjol dari membran ke dalam
vagina tetapi tidak disertai kontraksi
uterus sebelumnya.
3. Obat Anti Inflamasi Non Steroid
(OAINS)
 Terdapat beberapa penelitian
penggunaan OAINS dalam pengelolaan
akut kelahiran prematur, terdapat
beberapa studi acak penggunaan
OAINS sebagai profilaksis. OAINS
berhubungan dengan efek samping
pada janin secara signifikan, khususnya
oligohidramnios dan penyempitan
ductus arteriosus.
Manifestasi Klinis Persalinan Preterm

 The American Academy of Pediatrics and


the American College of Obstetricians and
Gynecologists merumuskan criteria untuk
membuktikan adanya persalinan preterm,
yaitu: (3)
1. Kontraksi 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali
dalam 60 menit ditambah perubahan
progresif pada cervix
2. Dilatasi cervix > 1 cm
3. Pendataran cervix 80% atau lebih.
Lanjutan…
 Adapun kriteria lainnya dari Ingemarsson's
untuk mendiagnosis persalinan prematur:
1. Kehamilan 28-36 minggu
2. Kontraksi uterus yang menyakitkan,
teratur, yang terjadi pada interval kurang
dari 10 menit, selama paling sedikit 30
menit, menggunakan tocography eksternal
3. Selaput utuh
4. Uterus mendatar atau hampir mendatar
dan berdilatasi antara 1 dan 4 cm.
Perubahan Pada Serviks
 Dilatasi Cervix
Ellwood (1996)
mengevaluasi cervix
pada wanita nulipara dan
multipara dengan usia
kehamilan 18 dan 30
minggu menggunakan
USG transvaginal
 Panjang Cervix
Lams dkk menggunakan
sonografi transvaginal untuk
mengukur panjang cervix 2915
wanita pada usia gestasi
sekitar 24 minggu dan sekali
lagi pada 28 minggu yang
tidak mempunyai resiko dalam
persalinan preterm.
Rata-rata panjang cervix pada
minggu ke-24 adalah sekitar
35 mm, dan wanita yang
mempunyai cervix yang
memendek progresif
mengalami peningkatan angka
kelahiran preterm.
 Fibronectin Janin
 Lockwood dkk. melaporkan bahwa
penemuan fibronektin janin pada sekret
servikovagina sebelum selaput ketuban
pecah dapat menjadi suatu petanda
adanya ancaman persalinan preterm.
 Fibronektin janin diukur dengan
menggunakan enzyme linked
immunosorbent assay dan nilai di atas 50
ng/mL dianggap sebagai hasil positif.
Penatalaksanaan
 Amniosentesis untuk Mendeteksi
Infeksi
The American College Obstetrics and
Ginecology (2003) menyimpulkan
bahwa tidak ada bukti melakukan
amniocentesis rutin untuk
mengidentifikasi suatu infeksi.
Terapi Kortikosteroid Kematangan Paru
Janin
 Liggins dan Howie (1972) mencobanya
pada wanita. Terapi kortikosteroid efektif
dalam menurunkan insidensi dari
respiratory distress
 National Institute of Health Consensus
Development merekomendasikan
penggunaan kortikosteoid untuk
pematangan paru-paru janin yang
terancam kelahiran preterm.
 Pemberian Tokolitik
Pertimbangan terapi tokolitik meliputi
lebih dari 6 kontraksi per jam
mengakibatkan perubahan serviks,
(transvaginal panjang serviks <25 mm,>
50% penipisan serviks, atau serviks
pelebaran ≥20 mm).
 Agen tokolitik yang paling umum
digunakan untuk mengobati persalinan
prematur adalah sebagai berikut:
a. Magnesium sulfat (MgSO4)
b. Indometasin: Sebuah tokolitik pertama
untuk persalinan dini prematur (<30
minggu) atau persalinan prematur
terkait dengan polihidramnion
c. Nifedipine
 The American College Obstetrics and
Gynecologist (2007) menyimpulkan
bahwa obat tokolitik tidak secara jelas
memperlama gestasi, namun dapat
menunda persalinan pada wanita
selama 48 jam. Fungsi ini dapat
memfasilitasi transportasi pengiriman
ibu ke RS pusat atau memberikan waktu
untuk pemasukan kortikosteroid.
Skema Sistem Rujukan di Pelayanan
Kesehatan (Bidan)
Simpulan
 Pada wanita dengan persalinan
prematur yang akut, tokolitik dapat
diberikan dengan kortikosteroid. Namun
obat-obatan tokolitik mempunyai potensi
yang berbahaya dan harus digunakan
dengan hati-hati dan harus terawasi.
Terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai