PRETERM
Disusun Oleh :
Menginisiasi
Tarikan mekanis terjadinya
myometrium persalinan
preterm
Aktivasi reseptor
oksitosin sintesis
prostaglandin dlm
amnion myometrium &
sel-sel serviks
Lanjutan…
2. Stress Pada Ibu dan Janin
Janin stres mungkin timbul dalam
hubungannya dengan terhambatanya
pertumbuhann. Ibu stres dapat
disebabkan oleh faktor-faktor
lingkungan. Pada kedua kasus tersebut
dipostulasikan bahwa sekresi berlebih
dari kortisol menyebabkan meningkatnya
regulasi dari produksi CRH dalam
plasenta.
Faktor Lainnya
Genetik
Gen untuk relaksin desidua merupakan
salah satu kandidat. Defek pada protein
trifunctional mitokondria defek janin atau
polimorfisme dalam kompleks gen
interleukin-1, reseptor 2-adrenergik, atau
faktor nekrosis tumor (TNF) mungkin
juga terlibat dalam ruptur membran yang
prematur.
Prevalensi Kelahiran Prematur
Sebuah publikasi terbaru memperkirakan
sekitar 13 juta bayi prematur yang lahir
setiap tahun di seluruh dunia. Namun,
data tingkat negara yang tidak tersedia
untuk sebagian besar LMICs.
Tingkat kelahiran prematur di kisaran
literatur yang diterbitkan dari 5% di HICs
menjadi 25% pada LMICs. Data berbasis
populasi untuk sebagian LMICs langka,
terutama dari Afrika.
Patogenesis
miometrium yang
berkontraksi
berlebihan
persalinan prematur
distensi pada
membran
perdarahan
desidua
aktivasi
endokrin infeksi intra-
sebelum uterus atau
janin peradangan
dewasa
Produk-produk bakteri seperti
endotoksin merangsang monosit
desidua untuk memproduksi sitokin,
termasuk interleukin-1, faktor nekrosis
tumor, dan interleukin-6, yang pada
gilirannya merangsang asam arakidonat
dan kemudian memproduksi
prostaglandin. Prostaglandin E2 dan F2
bertindak sebagai parakrin untuk
merangsang kontraksi miometrium.
Pencegahan Kelahiran Preterm
1. Progesteron
Progesteron dianggap menghambat
produksi sel proinflamasi sitokin dan
prostaglandin dalam uterus dan
menghambat kontraktilitas miometrium.
Studi Penelitian
Pada tahun 2003, Da Fonseca et al. melaporkan
bahwa perempuan dengan risiko tinggi kelahiran
prematur dan secara acak menerima 100-mg
progesteron supositoria vagina sehari antara 24
dan 33 minggu memiliki jumlah persalinan
prematur yang lebih rendah (13,8% pada 37
minggu, 2,8% sebelum 34 minggu) versus
kelompok plasebo (28% sebelum 37 minggu,
18,6% sebelum 34 minggu).
Dalam studi serupa Mies et al.
menggunakan suntikan mingguan dari 17
α hydroxyprogesterone capruate (250
mg) pada ibu dengan usia kehamilan
antara 16 dan 36 minggu, hasilnya
ternyata dapat mengurangi rata-rata
persalinan prematur sebanyak 55-36%
sebelum usia kehamilan 37 minggu dan
19-11% sebelum usia kehamilan 32
minggu.
2. Ligasi Cervix Cerclage
Terdapat 3 kondisi diamana penggunaan
cerclage cervix bermanfaat pada
pencegahan kelahiran preterm :
1. wanita dengan riwayat kelahiran prematur
pada tengah trimester ketiga yang
berulang dan wanita yang didiagnosis
memiliki cervix yang inkompeten
2. wanita yang memiliki cervix yang pendek
saat dilakukan USG
3. pada saat cervix yang inkompeten baru
dikenali pada ibu dengan kelahiran
preterm yang mengancam
Rescue cerclage cervix dilakukan pada
wanita dengan dilatasi cervix dan
menonjol dari membran ke dalam
vagina tetapi tidak disertai kontraksi
uterus sebelumnya.
3. Obat Anti Inflamasi Non Steroid
(OAINS)
Terdapat beberapa penelitian
penggunaan OAINS dalam pengelolaan
akut kelahiran prematur, terdapat
beberapa studi acak penggunaan
OAINS sebagai profilaksis. OAINS
berhubungan dengan efek samping
pada janin secara signifikan, khususnya
oligohidramnios dan penyempitan
ductus arteriosus.
Manifestasi Klinis Persalinan Preterm