Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.

“R” G3P2002
UK 34/35 MINGGU DENGAN PRETERM
Di Ruang Mina RSM SITI KHODHIJAH GURAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Klinik I

Dosen Pembimbing :

Eko Arik Susmiatin M.Kep.,Sp.Kep.J

Disusun oleh :
INA SAPUTRI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KARYA HUSADA PARE KEDIRI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dengan kasus “Intranatal di Ruang Mina RSM SITI KHODIJAH
GURAH” disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik pada tanggal 31 Mei 2023 oleh
mahasiswa S! Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.
Nama : Ina Saputri
NIM : 202001066
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Intranatal Di Ruang Mina RSM SITI KHODIJAH
GURAH

Kediri, 31 Mei 2023


Mengetahui,
Mahasiswa

Ina Saputri
NIM.202001066

Pembimbing Akademik Clinical Intructor (CI)

Eko Arik Susmiatin M.Kep.Sp.Kep.J Ayu Widi Astutik S.ST.Keb.


LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Persalinan atau intranatal ataupun partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai(inpartu)sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap) . Ibu
dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (
Damayanti, 2015).
Persalinan prematur merupakan persalinan yang terjadi sebelum 37 minggu masa
kehamilannya selesai. Berdasarkan konvensi, usia kehamilan dilaporkan dalam minggu setelah
mencapai minggu yang lengkap yaitu 7 hari. Kehamilan 36 minggu dan 6 hari dilaporkan
sebagai usia kehamilan 36 minggu dan bukan kehamilan 37 minggu.1 Persalinan preterm
merupakan komplikasi pada 7-10% kehamilan dan menjadi penyebab morbiditas dan
mortalitas perinatal yang paling sering.
B. Etiologi
Teori kehamilan:
1. teori penurunan hormon progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot rahim sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron dan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron
menurun sehingga menimbulkan his.
2. Teori oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot
rahim.
3. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar progesteron dan progesteron
yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.
4. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium pada
setiap umur kehamilan.
5. Pengaruh janin
Hipofisa dan suprarenal janin memegang peranan oleh karena pada anencepalus,
kehamilan sering lama dari biasanya.
6. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta.
7. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan
misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan prematur. Kombinasi dari keadaan obstetrik,
sosiodemografi, dan faktor medik mempunyai pengaruh terhadap terjadinya persalinan
preterm. Tak jarang pula hanya risiko tunggal seperti distensi berlebih uterus, ketuban pecah
dini, atau trauma. Banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat patogenik yang merupakan
mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan perubahan serviks,
yaitu:
1) Aktivasi aksis hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) baik pada ibu maupun janin,
akibat strea pada ibu maupun janin
2) Inflamasi desidua korioamnion atau sistemik akibat infeksi asenden dari traktus
genitourinaria atau infeksi sistemik
3) Perdarahan desidua 4) Peregangan uterus patologik.

Faktor risiko
a. Faktor Janin dan Plasenta
a) Kehamilan Kembar Rata-rata kehamilan kembar dua hanya mencapai usia
kehamilan 35 minggu, sekitar 60% mengalami persalinan prematur pada usia
kehamilan 32 minggu sampai < 37 minggu dan 12% terjadi persalinan sebelum
usia kehamilan 32 minggu. Pada kehamilan triplet (kembar 3) rata-rata
kehamilannya hanya akan mencapai 29,9 minggu, quadruplet (kembar empat)
hanya mencapai 29,9 minggu, dan quintuplet (kembar 5) 100% akan lahir prematur
dalam usia kehamilan < 29 minggu apabila tidak dilakukan intervensi yang baik.
b) Perdarahan Antepartum Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi
setelah umur kehamilan 28 minggu. Kalsifikasi klinis perdarahan antepartum
adalah plasenta previa, solusio plasenta, vasa previa, perdarahan yang belum jelas
sumbernya. Perdarahan yang belum jelas sumbernya mugkin disebabkan oleh
rupture sinus marginalis maupun vasa previa. Vasa previa baru menimbulkan
perdarahan antepartum setelah pemecahan selaput ketuban
c) Polihidramnion Polihidramnion adalah keadaan cairan amnion yang berlebihan,
yaitu lebih dari 2000 ml. peregangan uterus pada kehamilan dengan
polihidramnion dapat menyebabkan regangan selaput ketuban dan meningkatkn
resiko KPD. KPD merupakan salah satu faktor resiko persalinan preterm, jadi
kehamilan dengan polihidramnion meningkatkan resiko persalinan preterm.
b. Faktor Ibu
a) Inkompetensi Serviks
Inkompetensi serviks ditandai oleh embukaan serviks tanpa nyeri pada trimester
kedua atau mungkin awal trimester ketiga, disertai prolaps dan penggelembungan
membrane ke dalam vagina, diikuti oleh rupture membrane dan pekspulsi janin
imatur. Persalinan prematur dapat juga berlangsung karena janin dengan cairan
ketubannya terlalu berat untuk disangga oleh rahim dengan serviks inkompeten,
ketuban dapat segera pecah atau didahului kontraksi rahim.
b) Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Pecahnya
selaput ketuban berhubungan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi
dalam kolagen matriks ekstraselular amnion, korion, dan apoptosis membrane
janin. Membran janin dan desidua bereaksi terhadap stimulti seperti infeksi dan
peregangan selaput ketuban dengan memproduksi mediator seperti prostaglandin,
sitokinin, dan protein hormon yang merangsang aktivitas matrix degrading
enzyme.
c) Paritas
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang pernah
dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak diketahui maka dipakai umur
kehamilan lebih dari 24 minggu. 14 Ibu yang belum pernah hamil ataupun
melahirkan memiliki resiko kesehatan yang lebih besar dibandingkan dengan ibu
yang pernah melahirkan 1 atau 2 kali. Hal ini disebabkan karena kehamilan
merupakan hal yang pertama kali dialami oleh ibu. Ibu hamil dengan kehamilan
pertama sering kali mengalami banyak ketakutan selama masa kehamilannya. Hal
tersebut dapat meningkatkan efek stress pada ibu sehingga dapat memicu
terjadinya persalinan preterm.
d) Usia Ibu
Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun. Pada kehamilan
diusia kurang dari 20 tahun secara fisik dan psikis masih kurang, misalnya dalam
perhatian untuk pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya.
Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun berkaitan dengan kemunduran dan
penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia
ini.

C. Manifestasi Klinis
Penilaian klinik:
Kriteria persalinan prematur antara lain kontraksi yang teratur dengan jarak 7-8 menit
atau kurang dan adanya pengeluaran lendir kemerahan atau cairan pervaginam dan
diikuti salah satu berikut;
1) Pada periksa dalam
a. Pendataran 50-8-% atau lebih
2) Pembukaan 2 cm atau lebih
3) Mengukur panjang serviks dengan vaginal probe USG
a. Panjang serviks kurang dari 2 cm pasti akan terjadi persalinan prematur
b. Tujuan utama adalah bagaimana mengetahui dan menghalangi terjadinya
persalinan prematur.
Tanda gejala persalinan prematur
a. Kram seperti nyeri haid (mungkin sulit dibedakan dengan nyeri pada ligaentum teres
uteri)
b. Nyeri tumpul pada pinggang (berbeda dari nyeri pinggang yang biasa terjadi pada
kehamilan)
c. Nyeri atau tekanan suprapubis (mungkin sulit dibedakan dengan gejala infeksi saluan
kemih)
d. Sensasi tekanan atau berat pada panggul
e. Perubahan karakter atau jumlah rabas vagina (lebih kental, lebih encer, encer,
bercampur darah, cokelat, bening)
f. Diare
g. Kontraksi uterus tidak terpalpasi (sangat nyeri atau tidak nyeri) yang dirasakan lebih
sering dari 10 menit sekali selama satu jam atau lebih dan tidak kunjung reda setelah
berbaring.
h. Ketuban pecah dini.

D. Patofisiologi
Patofisiologi Persalinan pada wanita melibatkan serangkaian peristiwa yang progesif
dimulai dengan aktivasi hypothalamic pituitary adrenal (HPA) dan peningkatan corticotropin
releasing hormone (CRH) plasenta, hal ini menyebabkan penurunan fungsi progesterone dan
aktivasi esterogen yang kemudian akan mengaktivasi CAPs, oksitosin, dan prostaglandin.
Peristiwa biologis ini akan menyebabkan pematangan serviks, kontraksi uterus, aktivasi
desidua dan membrane janin serta pada kala II persalinan akan meningkatkan oksitosin ibu.
Perbedaan mendasar antara persalinan matur dan prematur adalah aktivasi fisiologis
komponen-komponen pathway tersebut pada proses matur, sedangkan partus prematur berasal
dari proses patologis yang mengaktivasi salah satu atau beberapa komponen pathway tersebut.
CRH diketahui secara sentral dalam maturase dan persalinan manusia. Peningkatan kadar CRH
dihubungkan dengan umur kehamilan. Wanita yang mengalami persalinan prematur memiliki
konsentrasi CRH maternal yang lebih tinggi pada usia kehamilan 16 minggu dan kadar CRH
lebih cepat meningkat dari pada wanita yang melahirkan aterm.
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
1. Kala 1 dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
terbagi dalam 2 fase. Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 5 cm dan fase aktif (7 jam)
servik membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit
4. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos partum. (Taber, 1994)
Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda inpartus

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Esterogen dan Kepala bayi Kontraksi Kontraksi uterus


progesteron turun jelek

Rahim
Oksitosin Rasa ingin kecil,tebal Atonia uteri
mengejan

Gangguan Plasenta lepas


Ketegangan Robek jalan
rasa Ekspulsi Heacting
otot rahim lahir
nyaman
Risiko
Nyeri perdarahan Nyeri Gangguan
Nyeri
persalinan akut integritas
persalinan
jaringan

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
b. Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya
gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
c. Pemeriksaan urin gula d. Pemeriksaan darah.
2. Ultrasonografi (USG): Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk
mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
3. Stetoskop Monokuler: Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas
terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
4. Memakai alat Kandiotokografi (KTGE: Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound
untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi
kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat
gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama.
F. Penatalaksanaan
1. Kala I
a. Mengukur TTV
b. Auskultasi DJJ
c. Memperhatikan konraksi uterus, dilatasi uterus, penuruan presentasi terendah dan
kemajuan persalinan serta perineum
2. Kala II
a. Mengajari ibu untuk mengejan
3. Kala III
a. Pengawasan terhadap perdarahan
b. Memperhatikan tanda plasenta lepas
4. Kala IV
a. Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
b. Kontraksi rahim
c. Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu

G. Komplikasi
1. Maternal
a. Ketuban pecah dini
b. Persalinan prematur
c. Distosia
d. Hamil posterm
e. Tidak ada kemajuan dalam persalinan
f. Emboli cairan ketuban
g. Perdarahan

2. Infant
a. Gawat janin
b. Distosia
c. Kelainan posisi janin
d. Janin>1
e. Prolaps tali pusat

H. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas Pasien: Nama, jenis kelamin, suku/budaya, agama, tingkat a. Riwayat
kehamlan,persalinan dan nifas yang lalu
b. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: keadaan waktu hamil keluhan yang di
rasakan selama hamil, imunisasi dan pemeriksaan selama, kehamilan (ANC),
hamil ke berapa
c. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi:
- Menarche
- Siklus haid
- Lama haid
- banyak haid
- dismenorhoe
- HPHT
- HPL
2) Riwayat pernikahan :
- Usia pernikahan suami-istri
- Pernikahan Riwayat KB :Apakah klien mengikuti program KB/tidak, Jenis
KB yang di gunakan
d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Apakah dalam keluarga terdapat penyakit
keturunan,ataupun penyakit menular.
e. Pemeriksaan Fisik Asuhan Kebidan RSUD

1. Kala I
a. Memeriksa tanda-tanda vital.
b. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi serviks dan penurunan
karakteristitik yang mengambarkan kontraksi uterus: frekuensi, iernal,
intensitas, durasi, tonus.
c. Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi serviks pada kehamilan
pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya.
d. Pembukaan serviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa
kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan.
e. Spasi abdomen (leopard) untuk memberikan informasi jumlah fetus, letak
janin, penurunan janin.
f. Pemeriksaan vagina: membran, serviks, fetus, station.
g. Diagnostik dan laboratorium: spesimen urine komos tes darah ruptur membran,
cairan amnion (warna, karakter dan jumlah)

2. Kala II
a. Tanda yang menyertai kala II: Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, adanya
mual, bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas, pembukaan serviks, his
lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB,
ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah
mengatakan saya ingin BA, pada waktu his kepala janin tampak di vulva.
b. Melakukan monitoring terhadap: His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas),
keadaan janin (penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh tidak,
nadi dan tekanan darah.
c. Durasi kala II kemajuan pada kala II: Primigravida berlangsung 45-60 menit,
multipara berlangsung 15-30 menit.
3. Kala III
a. Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
1) Adanya kontraksi vunds yang kuat
2) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih
sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
3) Keluarnya darah hitam dari introuterus
4) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.
5) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal,
atau membran poetus terlihat pada introitus).
b. Status Fisik mental Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan
dijumpai, curah jantung meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal ke
plasenta berhenti.didapatkan melalui pemerssaan: Suhu, nadi, dan pernafasan,
pemeriksaan terhadap perdarahan (warna darah dan jumlah darah)
c. Tanda-tanda masalah potensial: Saat praktisi keperawatan primer mengeluarkan
plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran
atau perubahan pernafasan

4. Kala IV
a) Tanda tanada vital: Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV
observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah
melahirkan seperti: pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam
pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari
cardiovaskuler.
b) Kandung kemih: Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung
kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada
perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung
kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing.
c) Lochea: Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan
kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat
dicatat hasil dan bekuannya.
d) Perinium: Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk
mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan
perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum.
e) Temperatur: Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan
dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal
selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin
berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.
f) Kenyamanan: Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan
selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidaknyamanannya.
g) Tanda-tanda potensial masalah: Karena pendarahan dapat menyebabkan
potensial masalah komplikasi,perawat harus waspada adanya potensial
komplikasi (Nurarif, 2015).

2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan kognitif perawat dalam pengembangan daya berpikir
dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu pengetahuan, pengalaman,
dan dan pengertian tentang substansi ilmu keperawatan dan proses keperawatan.

3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang menggambarkan respon manusia
keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual atau potensial dari individu atau
kelompok Ketika perawat secara legal mengidentifikasi dan dapat memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi,
menyingkirkan, atau mencegah perubahan.
Diagnosa yang sering muncul pada masa intranatal antara lain;
a. Kala I :
- Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus
- Gangguan rasa nyaman b.d ketegangan otot rahim
b. Kala II : Nyeri persalinan d.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
c. Kala III : Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
d. Kala IV :
- Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit
- Nyeri akut b.d hecting

4. Intervensi keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan
pasien (Santa, 2019).
Intervensi :
1. Nyeri persalinan :
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, intensitas nyeri
b. Idektifikasi skala nyeri
c. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
d. Jelaskan strategi untuk mengurangi nyeri
2. Gangguan rasa nyaman:
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, intensitas nyeri
b. Idektifikasi skala nyeri
c. Identifikasi penyebab nyeri
d. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
e. Jelaskan strategi untuk mengurangi nyeri
3. Risiko perdarahan:
a. Monitor tanda gejala perdarahan
b. Pertahankan bedrest
c. Jelaskan tanda gejala perdarahan
d. Anjurkan segera melapor jika teradi perdarahan
e. Kolaborasi pemberian darah
5. Gangguan integritas jaringan:
a. Observasi penyebab gangguan integritas jaringan
b. Bersihkan area yang luka
c. Lakukan tindakan hecting
d. Jelaskan bahwa tidak perlu tarak terhadap makanan apapun
e. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan genitalia
6. Nyeri akut:
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, intensitas nyeri
b. Idektifikasi skala nyeri
c. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
d. Jelaskan strategi untuk mengurangi nyeri.
e. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Implementasi merupakan tahap proses keperawatan
dimana perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung
terhadap pasien.

f. Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai berikut:
S : respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakandapat di ukur dngan menanyakan kepada pasien langsung
O : respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Dapat diukur dengan mengobsevasi perilaku pasien pada saat tindakan dilakukan
A : analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah
masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontraindikasi dengan
masalah yang ada
P : pernecanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respon pasien yang
terdiridari tindakan lanjutan pasien dan tindakan lanjut oleh perawat.

Dewi, K. L. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL PADA NY. R DENGAN


DIAGNOSA KETUBAN PECAH DINI DAN OLIGOHIDRAMNION DI RUANG
VK RSI SULTAN AGUNG SEMARANG (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Sultan Agung).
Sheva Rahma Oktaviana, S. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Intranatal
Dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman: Nyeri (Doctoral
dissertation, Universitas Kusuma Husada Surakarta).
Meo, M. L. N. (2022). KEPERAWATAN MATERNITAS 1: MANAJEMEN NYERI
INTRAPARTUM. FATIMA PRESS, 70.
Damayanti. I. P.. Maita & Triana. (2014). Buku ajar: Asuhan kebidanan komprehensif
pada ibu bersalin dan bayi baru lahir. Yogyakarta: Deepublish

Anda mungkin juga menyukai