Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PARTUS PREMATURUS

1. Pengertian
Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur,
yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat,
serta dilatasi dan pembukaan serviks secara bertahap (Norwitz & Schorge,
2008).
Persalinan prematur adalah suatu persalinan dari hasil konsepsi yang
dapat hidup tetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara 1000- 2500
gram atau tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu (Wiknjosastro,
2007).
Partus prematur adalah persalinan paa umur kehamilan kurang dari 37
mingggu atau berat badan lahir antara 500 sampai 2499 gram. (Sastrawinata,
2003).
Partus prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari
259 hari dihitung dari hari terakhir haid ibu (Firmansyah, 2006).
Jadi dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa partus
prematurus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang ditandai dengan
adanya tanda- tanda persalinan yang terjadi lebih dari 20 minggu dan kuarang
dari 37 minggu dengan berat badan lahir bayi kuang dari 2500 gram.
2. Kalsifikasi
Menurut usia kehamilannya maka persalinan prematur dibedakan menjadi
beberapa, yaitu:
a) Usia kehamilan 32 – 36 minggu disebut persalinan prematur (preterm)
b) Usia kehamilan 28 – 32 minggu disebut persalinan sangat prematur (very
preterm)
c) Usia kehamilan 20 – 27 minggu disebut persalinan ekstrim prematur
(extremely preterm)

Menurut berat badan lahir, bayi prematur dibagi dalam kelompok:


a) Berat badan bayi 1500 – 2500 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR)
b) Berat badan bayi 1000 – 1500 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir
Sangat Rendah (BBLSR).
c) Berat badan bayi < 1000 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir
Ekstrim Rendah (BBLER) (Krisnadi, 2009).
3. Etiologi
Penyebab sekitar 50% kelahiran premature tidak diketahui. Namun,
sepertiga persalinan premature terjadisetelah ketuban pecah dini (PROM).
Komplikasi kehamilan lain, yang berhubungan dengan persalinan premature,
meliputi kehamilan multi janin, hidramnion, serviks tidak kompeten, plasenta
lepas secara premature dan infeksi tertentu (seperti, polinefritis dan
korioamnionitis) (Andersen, Merkatz, 1990).
Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti partus prematurus tidak
diketahui, namun menurut Rompas (2004) ada beberapa resiko yang dapat
menyebabkan partus prematur, yaitu :
a) Faktor resiko mayor: Kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus,
serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus
pada trimester II lebih dari satu kali, riwayat persalinan prematur
sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi
konisasi dan iritabilitas uterus.
b) Faktor resiko minor : Penyakit yang disertai demam, perdarahan
pervaginam setelah kehamilan 12 minggu, riwayat pielonefitis, merokok
lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus trimester II, riwayat abortus
pada trimester I lebih dari satu kali.

Terdapat beberapa faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya


persalinan preterm (prematur) atau berat badan lahir rendah adalah :
a) Faktor Maternal :
Gizi saat hamil yang kurang
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Penyakit menahun ibu: hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah
(perokok)
Faktor pekerja yang terlalu berat
Trauma pada ibu semasa hamil
b) Faktor kehamilan :
Hamil dengan hidramnion
Hamil ganda
Perdarahan antepartum
Komplikasi hamil: pre-eklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini.
c) Faktor janin:
Cacat bawaan
Infeksi dlam rahim.
Janin mati/ IUFD.
4. Tanda dan gejala
a) Kontraksi uterus yang teratur sedikitnya 3 – 5 menit sekali selama 45 detik
dalam waktu minimal 2 jam.
b) Pada fase aktif, intensitas dan frekuensi kontraksi meningkat saat pasien
melakukan aktivitas.
c) Usia kehamilan antara 20 – 36 minggu.
d) Ketuban pecah prematur
e) Taksiran berat janin sesuai usia kehamilan antara 20 – 37 minggu.
f) Presentasi janin abnormal lebih sering ditemukan pad persalinan preterm.
(Menurut FKUI. Kapita Selekta Kedokteran. 2001).
Tanda & Gejala Partus Prematur
a) Sakit kram seperti menstruasi dapat membingungkan dengan sakit lingkar
ligamen
b) Sakit punggung, berbeda dengan yang dalami oleh wanita hamil.
c) Tekanan atau sakit suprapubik, dapat membingungkan dengan infeksi
saluran kencing.
d) Sensasi tekanan atau berat pelvik
e) Diarrhea
f) Kontraksi uterus yang tidak normal (sakit atau tidak) terasa lebih sering dari
pada setiap 10 menit untuk 1 jam atau lebih dan tidak sembuh dengan
berbaring.
g) Pecah membran prematur (Menurut Rustam Mochtar.1998)
Bila persalinan kemudian menjadi nyata, maka pengobatan dapat
dimulai. Bila tidak fungsi uterus dievaluasi lebih lanjut dengan menggunakan
topografi ekstenal untuk merekam dan lamanya kontraksi, pembukaan serviks
yang progresif, merupakan tanda persalinan.
5. Patafisiologi
Enzim sitokinin dan prostaglandin, ruptur membran, ketuban pecah, aliran
darah ke plasenta yang berkurang mengakibatkan nyeri dan intoleransi aktifitas
yang menimbulkan kontraksi uterus, sehingga menyebabkan persalinan
prematur.
Jika tanda persalinan terus terjadi makan akan masuk pada beberapa
kala yang perlu diobservasi.
Kala I
Secara klinis dapat dinyatakan ada partus jika telah terjadi His dan wanita
mengeluarkan lendir bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu
darah ini berasal dari kanalis servikalis karena serviks mulai membuka dan
mendatar. Ketika serviks membuka, maka pembuluh-pembuluh darah disekitar
canalis servikalis akan pecah. Pembukaan serviks sebagai akibat His terjadi
dalam 2 fase, yaitu :
1) Fase laten, berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai 3 cm.
2) Fase aktif, dibagi jadi 3 fase, yaitu :
Fase akselerasi, dalam 2 jam pembukaan tadi menjadi 4 cm.
Fase dilatasi maksimal, dalam 2 jam pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm.
Fase deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu
2 jam pembukaan 9 menjadi lengkap (10 cm).
Fase-fase diatas dijumpai pada primigravida. Pada multi gravida pun
terjadi, tapi waktunya menjadi lebih pendek.
Kala II
Pada kala II His menjadi lebih kuat dan lebih cepat (kurang lebih 2-3
menit sekali). Pada fase ini kepala janin sudah masuk tulang panggul,
sehingga dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengejan. Wanita juga merasakan tekanan pada
rektum dan hendak BAB. Kemudian perineum mulai menonjoldan menjadi
melebar dengan membukanya anus. Labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian, kepala janin tampak dalam vulva pada waktu His. Dengan his dan
kekuatan mengedan kepala janin dilahirkan denagn suboksiput dibawah
simpisis, serta dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat
sebentar his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota badan bayi.
Pada primigravida, kala II berlangsung sekitar 1,5 jam dan multigravida ½ jam.
Jika lebih dari 2 jam maka harus dilakukan terminasi karena dapat
menyebabkan asfiksia pada janin.
Kala lll
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Plasenta akan lepas dalam 6-15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah. Jika >30 menit belum keluar
maka dapat dikatakan terjadi retensio plasenta dan, perlu dikeluarkan secara
manual (manual Plasenta).
Kala lV
Kala ini dianggap penting untuk mengamati apakah ada atau tidak
perdarahan post-partum (max 500ml) dan keadaan umum ibunya serta baik
tidaknya kontraksi uterus. Lama observasi 1 jam.
Akibat dari persalinan prematur berdampak pada janin dan pada ibu.
Pada janin, menyebabkan kelahiran yang belum pada waktunya sehingga
terjailah imaturitas jaringan pada janin. Salah satu dampaknya terjdilah
maturitas paru yang menyebabkan resiko cidera pada janin.
Sedangkan pada ibu, resiko tinggi pada kesehatan yang menyebabkan
ansietas dan kurangnya informasi tentang kehamilan mengakibatkan
kurangnya pengetahuan untuk merawat dan menjaga kesehatan saat
kehamilan.
6. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis.

b) Urinalisis.

c) Ultrasonografi untuk melihat taksiran berat janin, posisi janin dan letak
plasenta.

d) Amniosentesis untuk melihat kematangan beberapa organ janin, seperti


rasio lasitin, spingo myelin, surfaktan, dll.
7. Komplikasi
a) Pada Ibu
Menyebabkan ansietas dan kurangnya informasi tentang kehamilan
mengakibatkan kurangnya pengetahuan untuk merawat dan menjaga
kesehatan saat kehamilan. Selain itu komplikasi yang dapt terjadi pada ibu
selama persalinan adalah :
Retensio plasenta
Atonia uteri
HPP ( Hemoragic post partum )
b) Pada Bayi
Imaturitas organ vital
Berat badan lahir rendah
Adaptasi terhadap rangsangan belum sempurna
Asfiksia

A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam asuhan keperawatan pada ibu
dengan Partus prematur adalah sebagai berikut :
a. Identitas klien
Data biologis/fisiologis meliputi; keluhan utama, riwayat kesehatan masa
lalu, riwayat penyakit keluarga, riwayat obstetrik (GPA, riwayat kehamilan,
persalinan, dan nifas), dan pola kegiatan sehari-hari sebagai berikut :
1) Sirkulasi :
Perubahan tekanan darah dan nadi (mungkin tidak tejadi sampai
kehilangan darah bermakna)
Pelambatan pengisian kapiler
Pucat, kulit dingin/lembab
Perdarahan vena gelap dari uterus ada secara eksternal (placentaa
tertahan)
Dapat mengalami perdarahan vagina berlebihan
Haemoragi berat atau gejala syock diluar proporsi jumlah kehilangan
darah.

2) Eliminasi :
Kesulitan berkemih dapat menunjukan haematoma dari porsi atas
vagina
3) Nyeri/Ketidaknyamanan :
Sensasi nyeri terbakar/robekan (laserasi), nyeri tekan abdominal
(fragmen placenta tertahan) dan nyeri uterus lateral.
4) Keamanan :
Laserasi jalan lahir: darah memang terang sedikit menetap (mungkin
tersembunyi) dengan uterus keras, uterus berkontraksi baik; robekan
terlihat pada labia mayora/labia minora, dari muara vagina ke
perineum; robekan luas dari episiotomie, ekstensi episiotomi kedalam
kubah vagina, atau robekan pada serviks.
5) Seksualitas :
Uterus kuat; kontraksi baik atau kontraksi parsial, dan agak menonjol
(fragmen placenta yang tertahan).
Kehamilan baru dapat mempengaruhi overdistensi uterus (gestasi
multipel, polihidramnion, makrosomia), abrupsio placenta, placenta
previa.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi; keadaan umum, tanda vital, pemeriksaan
obstetrik (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi).
c. Pemeriksaan laboratorium.
Dapat didapatkan hasil pemeriksaan darah lengkap dengan Hb < Hb 10
gr%.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan Volume Cairan
2) Nyeri akut
3) Ansietas
4) Resiko Infeksi
3. Intervensi

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Kekurangan Volume Cairan NOC NIC
Definisi: 1.      Keseimbangan Cairan Mengurangi Perdarahan : Postpartum
Keadaan individu yang mengalami2.      Status Nutrisi : Asupan 1.Monitor pasien secara ketat akan perdarahan.
penurunan cairan intravaskuler, Makanan dan Cairan 2.Monitor jumlah dan karakter (nature) kehilangan
interstisial, dan / atau cairan intrasel. Tujuan dan Kriteria Hasil: darah pasien.
Diagnosis ini merujuk ke dehidrasi yang Setelah dilakukan tindakan 3.Catat kadar Hb/Ht sebelum dan setelah kehilanga
merupakan kehilangan cairan saja tanpa keperawatan selama 2x24 darah sebagai indikasi.
perubahan dalam natrium. jam klien mampu : 4.Kaji koagulasi, termasuk prothrombin time (PT),
Batasan Karakteristik: Mempertahankan partial thomboplastin time (PTT), fibrinogen,
Penurunan status mental keseimbangan cairan, degradasi fibrin/split products, dan jumlah platelet
Penurunan tekanan darah dengan indikator : jika diperlukan
Penurunan volume nadi Memiliki asupan cairan oral 5. Kaji kecendrungan transport oksigen di tingkat
Penurunan tekanan nadi dan atau intravena yang jaringan misalnya melalui (PaO2, SaO2, dan tingkat
Penurunan turgor kulit adekuat Hb dan cardiac output).
Penurunan turgor lidah TTV dalam rentang normal. 6. Berikan tambahan darah (misalnya berupa
Penurunan pengisian vena Nadi : 60 -100x/menit platelet, dan plasma darah) yang sesuai.

Kulit kering RR : 16- 24 X/menit Manajemen Cairan

Membrane mukosa kering Suhu : 36- 37 0C 1. Monitor status hidrasi (seperti: kelembapan
Hematokrit meningkat TD : 110 / 70 mmHg mukosa membrane, nadi).
Suhu tubuh meningkat Hb dan Hematokrit dalam 2. Monitor tanda-tanda vital
Faktor yang berhubungan: batas normal Hb : 12- 14 3.Monitor adanya indikasi retensi/overload cairan
Kehilangan volume cairan aktif gr/dl, Hct : 33- 45 % (seperti :edem, asites, distensi vena leher).
Kegagalan mekanisme pengaturan  Menunjukan status nutrisi, 4.Monitor status nutrisi
dengan indikator : 5.Kaji ketersediaan produk darah untuk trsanfusi
Keseimbangan asupan dan 6.Berikan cairan IV
haluaran yang seimbang. HE
Memiliki asupan cairan oral 1.Instruksikan pasien dan/atau kaluaga terhadap
dan/atau intravena yang tanda-tanda perdarahan dan tindakan pertama yang
adekuat. dibutuhkan segera selama terjadi perdarahan
(misalnya mencari perawat).
2.Instruksikan  pasien dan keluarga terhadap
keparahan kehilangan darah dan tindakan yang
tepat untuk dilakukan.
2. Nyeri Akut NOC NIC
Definisi: 1.        Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri
Pengalaman emosional dan sensori yang
2.        Tingkat Kenyamanan 1.Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi:
tidak menyenangkan yang muncul dari
3.        Tingkatan nyeri lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi,
kerusakan jaringan secara aktual dan Tujuan dan Kriteria Hasil: kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor
potensial atau menunjukkan adanya Setelah dilakukan tindakan presipitasi.
kerusakan (Assosiation for Study of Pain) : keperawatan selama 2x24 2.Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif
serangan mendadak atau perlahan dari jam klien mampu : dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi,
intensitas ringan sampai berat yang  Mengontrol nyeri, dengan kualitas, intensitas dan penyebab.
diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri indikator : 3.Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat
kurang dari 6 bulan.  Mampu mengenali faktor menyatakan pengalaman nyerinya serta dukungan
Batasan Karakteristik: penyebab dalam merespon nyeri.
Melaporkan nyeri secara verbal dan  Mampu melaporkan gejala 4.Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari-
nonverbal pada tenaga kesehatan hari (tidur, nafsu makan, aktifitas, kesadaran, mood,
Menunjukkan kerusakan  Mampu mengenali gejala- hubungan social, performance kerja dan melakukan
Posisi untuk mengurangi nyeri gejala nyeri tanggung jawab sehari-hari
Faktor yang berhubungan:  Mempertahankan tingkat 5.Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan
Agen cedera (biologi, psikologi, kimia, kenyamanan, dengan respon pasien.
fisika) indikator : 6.Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup.

 Dapat melakukan aktivitas 7.Kolaborasikan dengan pasien, orang terdekat dan


seperti biasa tanpa harus tenaga profesional lain untuk memilh tenik non
merasakan nyeri. farmakologi

 Menunjukan tingkat nyeri, Pemberian Analgesik


dengan indikator : 1.Menentukan lokasi, karakteristik, mutu, dan

 Mampu melaporkan adanya intensitas nyeri sebelum mengobati klien.


nyeri, frekuensi nyeri dan 2.Cek riwayat alergi obat.
episode lamanya nyeri. 3.Tentukan jenis analgesic yang digunakan (narkotik,

 Tanda-tanda vital kembali non narkotik atau NSAID) berdasarkan tipe dan
tingkat nyeri.
normal. 4.Tentukan analgesic yang cocok, rute pemberian
dan dosis optimal.
5.Mengevaluasi efektivitas analgesic pada interval
tertentu, terutama setelah dosis awal, pengamatan
juga diakukan melihat adanya tanda dan gejala
buruk atau tidak menguntungkan ( berhubungan
dengan pernapasan, depresi, mual muntah, mulut
kering dan konstipasi).
6.Kolaborasikan dengan dokter jika terjadi perubahan
obat, dosis, rute pemberian, atau interval, serta
membuat rekomendasi spesifik berdasar pada
prinsip equianalgesic.
HE
1.Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab,
berapa lama terjadi, dan tindakan pencegahan.
2. Anjurkan pasien untuk memonitor sendiri nyeri.
3. Ansietas NOC NIC
Definisi: 1.  Tingkat ansietas Penurunan Ansietas
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran 2.  Pengendalian-Diri terhadap 1.Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan
yang samar disertai respons autonom ansietas pasien
(sumber sering kali tidak spesifik atau Tujuan dan Kriteria Hasil: 2.Kaji untuk factor budaya (misalnya, konflik nilai)
tidak dikethui oleh individu); perasaan Setelah dilakukan tindakan yang menjadi penyebab ansietas
takut yang disebabkan oleh antisipasi keperawatan selama 2x24 3.Menentukan kemampuan pengambilan keputusan
terhadap bahaya. Perasaan ini merupakan jam klien mampu untuk: pasien
isyarat kewaspadaan yang 1.  Ansietas berkurang, 4.Gunakan pendekatan yang tenag dan meyakinkan
memperingatkan bahaya yang akan terjadi dibuktikan oleh bukti tingkat 5.Nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap
dan memampukan individu melakukan ansietas hanya ringan perilaku pasien
tindakan ntuk menghadapi ancaman. sampai sedang, dan selalu 6.Dampingi pasien (misalnya Selama prosedur) ntuk
Batasan Karakteristik: menunjukan pengendalian- meningkatkan keamanan dan mangurangi rasa
Mengekspresikan kekhawatiran akibat diri terhadap ansietas, takut
perubahan dalam peristiwa hidup kosentrasi dan koping 7.Berikan pijatan punggung/pijatan leher, jika perlu
Gerakan tidak relevan (misalnya, mengeret 2.  Menunjukan pengendalian- 8.Jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan
kaki, gerakan lengan) diri terhadap ansietas, yang 9.Bantu pasien untuk mengidentifikasikan situasi
Gelisah dibuktikan oleh indikator yang mencetuskan ansietas
Memandang sekilas sebagai berikut (sebutakan HE
Insomnia 1-5: tidak pernah, jarang, 1.Sediakan informasi factual menyangkut diagnosis,
Resah kadang-kadang, sering atau terapi, dan prognosis
Ketakutan selalu) : 2.Instruksikan pasien tentang penggunaan tehnik
Perasaan tidak adekuat Merencanakan strategi relaksasi
Fokus pada diri sendiri koping untuk situasi penuh 3.Jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yg

Gugup tekanan biasanya dialami selama prosedur.

Nyeri dan peningktan ketidakberdayaan Mempertahankan performa

yang persisten peran


Memantau distorsi persepsi
Marah sensori
Menyesal Memantau manifestasi
Wajah tegang perilaku ansietas
Peningkatan keringat Menggunakan tehnik
Terguncang relaksasi untuk meredakan
Tremor di tangan ansietas
Suara bergetar
Kesadaran terhadap gejala-gejala fisiologis
Faktor yang Berhubungan:
Ancaman atau perubahan pada status
peran, fungsi peran, lingkungan, status
kesehatan, status ekonomi, atau pola
interaksi.
4. Resiko Infeksi NOC NIC
Definisi: 1. Status Imun Kontrol Infeksi
Kenaikan resiko karena diserang oleh 2. Kontrol Infeksi 1.Batasi jumlah pengunjung/pembezuk.
organisme penyakit. Tujuan dan Kriteria Hasil: 2.Gunakan sabun anti mikroba untuk mencuci tangan
Batasan Karakteristik: Setelah dilakukan tindakan dengan benar.
Penyakit kronik keperawatan selama 2x24 jam 3.Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
Mendapatkan kekebalan yang tidak klien mampu untuk: perawatan pada pasien.
adekuat 1.  Menunjukan status imun, 4.Gunakan aturan umum.
Pertahanan utama yang tidak adekuat dengan indikator : 5.Gunakan sarung tangan yang bersih.
(e.g., kerusakan kulit, jaringan yang luka, Tidak adanya infeksi 6.Bersihkan dan siapkan tempat sebagai persiapan
pengurangan dalam tindakan, perubahan berulang, tidak adanya untuk prosedur infasi/pembedahan.
pada sekresi PH, mengubah gerak tumor, Reaksi tes kulit 7.Jaga lingkungan agar tetap steril selama insersi di
peristaltic) cocok dengan tempat tidur.
Pertahanan kedua yang tidak adekuat pembukaan, Kadar zat 8.Jaga lingkungan agar tetap steril ketika mengganti
(pengurangan hemoglobin, leucopenia, terlarut pada antibody saluran dan botol TPN.
respon yang menekan sesuatu yang dalam batas normal 9.Tutup/jaga kerahasiaan system ketika melakukan
menyebabkan radang) 2.  Menunjukan kontrol infeksi, pemeriksaan invasive hemodynamic.
Pertambahan pembukaan lingkungan pada degan indikator : 10. Ganti peripheral IV dan balutan berdasarkan
pathogen Mendeskripsikan mode petunju CDC.
Agen farmasi (ex: zat yang menghambat transmisi, 11.Pastikan keadaan steril saat menangani IV.
reaksi imun) mendeskripsikan factor- 12.Tingkatkan pemasukkan nutrisi yang tepat.
Membran amniotic pecah sebelum faktor yang menyertai 13.  Tingkatkan pemasukan cairan yang tepat.
waktunya transmisi, mendeskripsi- 14.  Lakukan terapi antibiotic yang tepat.
Memperpanjang perpecahan pada kan tanda-tanda dan HE
membrane amniotic gejala, Mendeskripsikan 1.Ajarkan mencuci tangan untuk memperbaiki

Trauma/luka berat aktivitas-aktivitas kesehatan pribadi.


meningkatkan daya tahan 2.Ajarkan teknik mencuci tangan yang benar.
Destruksi jaringan
terhadap infeksi. 3.Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda
dan gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya
pada tim kesehatan.
4. Ajarkan pasien untuk memakan antibiotic sesuai
resep.

Anda mungkin juga menyukai