Anda di halaman 1dari 4

2.

5 Pelanggaran dan Peradilan HAM


Pengadilan hak asasi manusia diatur dalam salah satu instrumen Pancasila
yaitu Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000. Menurut aturan tersebut, Pengadilan
HAM bertujuan untuk memelihara perdamaian, kepastian, keadilan, dan perasaan
aman kepada perorangan maupun masyarakat dalam upaya penyelesaian pelanggaran
HAM berat. Pengadilan HAM bertugas dan berwenang dalam pemeriksaan dan
pemutusan perkara pelanggaran HAM yang berat. Kewenangan tersebut juga berlaku
di luar batas teritorial wilayah Indonesia yang dilakukan oleh warga negara Indonesia.
Lembaga ini hanya berwenang untuk memeriksa orang yang berusia di atas 18 tahun.1
Menurut UU No. 39 Tahun 1999, pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap
perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian, membatasi, dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan
tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum
yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

 Jenis-Jenis Pelanggaran HAM


Berdasarkan sifatnya, pelanggaran HAM dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pelanggaran HAM Biasa
Adalah kasus pelanggaran HAM yang ringan dan tidak sampai
mengancam keselamatan jiwa orang. Namun, ini tetap saja termasuk
dalam kategori berbahaya apabila terjadi dalam jangka waktu yang
lama. Beberapa contoh pelanggaran HAM ringan adalah pencemaran
lingkungan secara sengaja, penggunaan bahan berbahaya pada
makanan yang disengaja, dan lain-lain.

2. Pelanggaran HAM Berat


Adalah pelanggaran HAM yang mengancam nyawa manusia seperti
pembunuhan, penganiayaan, perampokan, perbudakan, atau
penyanderaan.
Menurut UU. RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM,
Pelanggaran HAM Berat dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1
Kristina, “Instrumen Pancasila yang Mengatur Pengadilan Hak Asasi Manusia”, dalam
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5837227/instrumen-pancasila-yang-mengatur-pengadilan-hak-
asasi-manusia, diakses 13 April 2022.
a. Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan
dengan maksud menghancurkan atau memusnahkan seluruh
atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, atau
kelompok agama.
b. Kejahatan kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan
sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik.
Serangan ini juga ditujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil. Bentuknya berupa pembunuhan, pemusnahan,
perbudakan, pengusiran atau pemindahan penduduk secara
paksa, perampasan kemerdekaan, dan masih banyak lagi.2

2.5.1 Contoh Pelangaran HAM di Indonesia

1. Pembantaian Westerling (1946-1947)


Contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia pada
Desember 1946 adalah pembantaian Westerling. Sedikitnya 40.000
orang rakyat Indonesia dibantai oleh pasukan Belanda di bawah
komando Raymond Pierre Paul Westerling di Sulawesi Selatan.
Pembantaian ini dilakukan mulai dari Desember 1946 hingga Februari
1947. Target utama mereka adalah warga sipil yang mendukung
kemerdekaan Indonesia.
Awalnya, pasukan Belanda hanya menyiksa dan menembaki para pria
dan pemuda. Di hadapan wanita dan anak-anak, mereka yang dituduh
langsung ditembak mati di tempat. Rumah-rumah mereka pun dibakar.
Tak berhenti di sana, pasukan yang kian beringas kemudian juga
memburu warga sipil, perempuan dan anak-anak.

2. Kerusuhan Tanjung Priok (1984)


Bentrokan antara aparat dan warga yang berawal dari urusan politis dan
meluas menjadi masalah SARA terjadi di Tanjung Priok, Jakarta Utara,
pada 12 September 1984. Dalam peristiwa ini, ratusan orang tewas
akibat kekerasan dan penembakan yang dilakukan secara membabi buta

2
Faqihah M Itsnaini, “Pelanggaran HAM: Pengertian, Jenis, dan Contoh Kasusnya”, dalam
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5550068/pelanggaran-ham-pengertian-jenis-dan-contoh-
kasusnya, diakses 13 April 2022.
oleh aparat bersenjata. Sementara ratusan orang lainnya menderita
luka-luka dan ratusan orang ditangkap.

3. Operasi Militer Aceh (1989-1998)


Berbagai pelanggaran HAM terjadi saat pemerintah Indonesia
melakukan operasi militer di Aceh. Aceh dalam status Daerah Operasi
Militer (DOM) pada 1989-1998. Misi pasukan Kopassus saat itu adalah
memburu pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ingin
memisahkan Aceh dari Indonesia. Saat menjalankan misi, tidak sedikit
anggota militer yang melakukan pelanggaran HAM, seperti
penyekapan, penyiksaan, pembunuhan, dan pemerkosaan terhadap
rakyat Aceh atau yang diduga anggota GAM. Akibatnya, banyak
korban yang merupakan penduduk sipil berjatuhan.

4. Penculikan Para Aktivis (1997-1998)


Pada tahun 1997 hingga 1998 terjadi penculikan aktivis pro demokrasi
yang dilakukan menjelang jatuhnya Presiden Soeharto pada tahun
1998. Penculikan dilakukan oleh tim khusus beranggotakan tentara
yang disebut Tim Mawar. Akibat penculikan ini, terdapat 13 aktivis
yang masih hilang dan satu orang meninggal. Sementara sembilan
aktivis lain telah dilepas.

5. Tragedi Trisakti (1998)


Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Bentrokan terjadi antara
aparat dan mahasiswa yang sedang melakukan demonstrasi menuntut
Soeharto untuk turun dari jabatan presiden. Aparat keamanan
menembakkan peluru ke arah para mahasiswa. Tak hanya dengan
peluru karet, mereka juga menggunakan peluru tajam. Akibatnya,
empat mahasiswa Universitas Trisakti meninggal dan puluhan lainnya
luka-luka.
6. Tragedi Semanggi (1998-1999)
Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998. Saat itu,
puluhan ribu mahasiswa dan elemen masyarakat sipil lainnya
melakukan demonstrasi menolak pelaksanaan Sidang Istimewa MPR
yang menunjuk BJ Habibie sebagai presiden menggantikan Soeharto.
Bentrokan yang terjadi antara massa dan aparat menyebabkan 17 warga
sipil tewas dan 109 lainnya terluka.
Sementara itu, tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 saat
ribuan mahasiswa, buruh, lembaga non-pemerintah dan profesi
berdemonstrasi menuntut pembatalan UU Penanggulangan Keadaan
Bahaya (PKB). Bentrokan terjadi saat massa dibubarkan paksa oleh
aparat. Sebanyak 11 orang tewas, termasuk seorang mahasiswa, dan
217 lainnya terluka akibat terkena tembakan, injakan dan pukulan.3

DAFTAR PUSTAKA

Kristina. 2021. “Instrumen Pancasila yang Mengatur Pengadilan Hak Asasi Manusia”. Dalam
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5837227/instrumen-pancasila-yang-
mengatur-pengadilan-hak-asasi-manusia. Diakses 13 April 2022.

M Itsnaini, Faqihah. 2021. “Pelanggaran HAM: Pengertian, Jenis, dan Contoh Kasusnya”.
Dalam https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5550068/pelanggaran-ham-
pengertian-jenis-dan-contoh-kasusnya. Diakses 13 April 2022.

Harruma, Issha. 2022. “Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia”. Dalam


https://nasional.kompas.com/read/2022/03/18/02450081/contoh-kasus-pelanggaran-
ham-di-indonesia?page=all. Diakses 13 April 2022.

3
Issha Harruma, “Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia”, dalam
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/18/02450081/contoh-kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia?
page=all, diakses 13 April 2022.

Anda mungkin juga menyukai