Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

HAM atau Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap
manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat
diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung
tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan,
keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di


Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus
permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Pada hakikatnya
Hak Asasi Manusia terdiri atas dua hak dasar yang paling fundamental, adalah
hak persamaan dan hak kebebasan. Dari kedua hak dasar inilah lahir hak-hak asasi
lainnya atau tanpa kedua hak dasar ini, hak asasi manusia lainnya sulit akan
ditegakkan.

Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita
tidak memperhatikan hak orang lain, maka yang terjadi adalah benturan hak atau
kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang nantinya
akan dapat menimbulkan pelanggaran atas hak azasi manusia itu sendiri.
Pelanggaran atas hak azasi manusia dapat dilihat dari fenomena kasus
terbunuhnya aktivis pro demokrasi Munir. Apa yang dilakukan Munir sehingga
membuat dia kemudian dibunuh, banyak pertanyaan yang belum terjawab dalam
kasus ini. Kematiannya yang mengejutkan banyak pihak dan sampai saat ini
belum terungkap siapa otak dibalik pembunuhan berencana itu menjadikan kasus
ini sebagai pelanggaran ham yang dapat mencederai kesatuan bangsa.

Pemerintah pada tahun 2004 sudah menegaskan akan menuntaskan kasus ini
agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, karena sudah banyak kasus pelanggaran
2

ham yang terjadi di Indonesia. Hal ini dikhawatirkan akan membuat stigma
negatif kepada negara Indonesia yang akan berdampak pula kepada stabilitas
nasional baik politik, hukum, maupun keamanan. Pencapaian pemerintah dalam
mengusut tuntas kasus pelanggaran pada umumnya dan kasus Munir pada
khususnya belum sepenuhnya terealisasikan. Diperlukan lagi peran aktif para
penegak hukum agar kasus ini cepat selesai dan dibutuhkan nya kontrol dari
masyarakat agar prosesnya berjalan sebagaimana mestinya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa saja yang telah dilakukan Munir sehingga menyebabkan dia dibunuh?
2. Bagaimana upaya pemerintah dalam penyelesaian kasus pembunuhan
Munir?
3

BAB II
PEMBAHASAN

Reformasi 1998 yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang


sangat masif terkait dengan kebebasan berpendapat, menyampaikan aspirasi dan
sikap, berserikat dan berkumpul, dan segala hal yang terkait dengan hak asasi
manusia. 1 Meskipun belum sepenuhnya baik dikarenakan masih terdapat banyak
kekurangan, setidaknya reformasi ini memberikan suatu hembusan angin segar
bagi berjalannya penegakan hak asasi manusia di Indonesia.2

Salah seorang aktivis KontraS yang cukup terkenal pada masa setelah reformasi
adalah Munir Said Thalib atau yang lebih dikenal dengan Munir. 3 Selain karena
aktivitasnya yang mengusut berbagai kasus pelanggaran hak asasi manusia, mulai
dari kasus pembunuhan Marsinah 1994, penghilangan orang pada masa transisi
1997-1998 sampai ikut mengusut kekerasan pada DOM Timor-Timur, Aceh, dan
Papua, keberaniannya menantang politik militer pada masa transisi hingga ia
mendapatkan penghargaan The Leaders for The Millenium dari majalah Asia
Week tahun 2000, tapi ia juga sangat dikenal karena pembunuhannya pada 7
September 2004 yang dianggap sebagai salah satu bentuk dari tindakan kejahatan
oleh Negara dalam hal ini aparat Negara terhadap kemanusiaan.4 Terlebih lagi
pembunuhan ini dapat dikatakan dilakukan dengan cara yang sangat terorganisir
dan merupakan upaya agar kejahatan ini tidak diketahui oleh khalayak umum.

1
Munir Said Thalib (lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1965 – meninggal di Jakarta di
dalam pesawat jurusan ke Amsterdam, 7 September 2004 pada umur 38 tahun) adalah pria
keturunan Arab yang juga seorang aktivis HAM Indonesia.

2
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran
hakasasi manusia yang berat (http://www.komnasham.go.id)

3
Istri almarhum Munir, mengatakan penuntasan kasus kematian Munir ini sangat penting agar
tidak ada lagi aktivis yang dibunuh atau disiksa karena perjuangannya
(http://www.voaindonesia.com)
4
Kemanusiaan Adalah Nilai Luhur. Tak Ada yang Dapat Membinasakannya, Termasuk Perang
(http://dennyja-world.com)
4

KontraS, yang berdiri pada 20 Maret 1998 merupakan gugus tugas yang dibentuk
oleh sejumlah organisasi civil society dan tokoh masyarakat.5 Gugus tugas ini
semula bernama KIP-HAM yang telah terbentuk pada tahun 1996. Sebagai sebuah
komisi yang bekerja memantau persoalan HAM, KIP-HAM banyak mendapat
pengaduan dan masukan dari masyarakat, baik masyarakat korban maupun
masyarakat yang berani menyampaikan aspirasinya tentang problem HAM yang
terjadi di daerah. Pada awalnya KIP-HAM hanya menerima beberapa pengaduan
melalui surat dan kontak telefon dari masyarakat. Namun lama kelamaan sebagian
masyarakat korban menjadi berani untuk menyampaikan pengaduan langsung ke
sekretariat KIP-HAM. Dalam beberapa pertemuan dengan masyarakat korban,
tercetuslah ide untuk membentuk sebuah lembaga yang khusus menangani kasus-
kasus orang hilang sebagai respon praktik kekerasan yang terus terjadi dan
menelan banyak korban. Selanjutnya, disepakatilah pembentukan sebuah komisi
yang menangani kasus orang hilang dan korban tindak kekerasan dengan nama
KontraS.6

Munir adalah seorang aktivis yang sangat aktif memperjuangkan hak-hak orang
tertindas. Gelar SH didapatkannya dari sebuah universitas terkemuka di Malang,
Unibraw. Selama menjadi mahasiswa, Munir dikenal sebagai aktivis kampus yang
sangat gesit. Ia pernah menjadi Ketua senat mahasiswa fakultas hukum Unibraw
pada tahun 1998, koordinator wilayah IV asosiasi mahasiswa hukum indonesia
pada tahun 19989, anggota forum studi mahasiswa untuk pengembangan berpikir
di Unibraw pada tahun 1988, Sekretaris dewan perwakilan mahasiswa hukum

5
Civil Society pada umumnya diartikan sebagai kebebasan dalam melaksanakan otoritas sosial,
jauh dari campur tangan kekuasaan politik atau Negara. Tapi bukan berarti terjadinya pemisahan
mutlak antara Negara dan masyarakat (http://www.gema-nurani.com/2012/01/interpretasi-civil-
society/)
6
KontraS tidak hanya menangani masalah penculikan dan penghilangan orang secara paksa tapi
juga diminta oleh masyarakat korban untuk menangani berbagai bentuk kekerasan yang terjadi
baik secara vertikal (http://www.kontras.org/index.php?hal=profile)
5

Unibraw pada tahun 1988, sekretaris al-Irsyad cabang Malang pada 1988, dan
menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).7

Munir mewujudkan keseriusannya dalam bidang hukum dengan cara melakukan


pembelaan- pembelaan terhadap sejumlah kasus, terutama pembelaannya terhadap
kaum tertindas. Ia juga mendirikan dan bergabung dengan berbagai organisasi,
bahkan juga membantu pemerintah dalam tim investigasi dan tim penyusunan
Rancangan Undang-Undang (RUU).8

Beberapa kasus yang pernah ia tangani yaitu pada kasus Araujo yang dituduh
sebagai pemberontak melawan pemerintahan Indonesia untuk memerdekakan
Timor timur dari Indonesia pada 1992, kasus Marsinah (seorang aktivis buruh)
yang dibunuh oleh militer pada tahun 1994, menjadi penasehat hukum warga
Nipah, Madura, dalam kasus pembunuhan petani-petani oleh militer pada tahun
1993, menjadi penasehat hukum mahasiswa dan petani di Pasuruan, dalam kasus
kerusuhan di PT.Chief Samsung, dengan tuduhan sebagai otak kerusuhan pada
tahun 1995, Penasehat hukum Muhadi (sopir) yang dituduh melakukan
penembakan terhadap seorang polisi di Madura, Jawa Timur pada 1994, penasehat
hukum para korban dan keluarga Korban Penghilangan Orang secara paksa 24
aktivis politik dan mahasiswa di Jakarta pada tahun 1997 hingga 1998, penasehat
hukum korban dan keluarga korban pembantaian dalam tragedi Tanjung Priok
1984 hingga 1998, penasehat hukum korban dan keluarga korban penembakan
mahasiswa di Semanggi I (1998) dan Semanggi II (1999), penasehat hukum dan
koordinator advokasi kasus- kasus pelanggaran berat HAM di Aceh, Papua,
melalui KontraS.9 Termasuk beberapa kasus di wilayah Aceh dan Papua yang
dihasilkan dari kebijakan operasi Militer. Munir juga aktif di beberapa kegiatan

7
HmI didirikan oleh Prof.Lafran Pane pada 5 Februari 1947 atau bertepatan dengan 14 Rabiul
Awal 1366 H. Ditengah situasi Indonesia mempertahankan kemerdekaannya, HmI menjadi
harapan masyarakat Indonesia pada saat itu (http://pbhmi.org/?q=node/2)

8
Setiap Rancangan Undang-Undang dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan
bersama (www.dpr.go.id)
9
KontraS adalah singkatan dari Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan.
6

advokasi dalam bidang perburuhan, pertanahan, Lingkungan, Gender dan


sejumlah kasus pelanggaran hak sipil dan politik. 10

Munir wafat pada tanggal 7 September 2004, di pesawat Garuda GA-974 kursi 40
G dalam sebuah penerbangan menuju Amsterdam, Belanda.11 Perjalanan itu
adalah sebuah perjalanan untuk melanjutkan study-nya ke Universitas Utrecht. Ia
dibunuh dengan menggunakan racun arsenik yang yang ditaruh ke makanannya
oleh Pollycarpus Budihari Priyanto.12 Pollycarpus adalah seorang pilot Garuda
yang waktu itu sedang cuti. Dan pada saat keberangkatan Munir ke Belanda,
secara kontroversial ia diangkat sebagai corporate security oleh Dirut Garuda.13
Pada tanggal 12 November 2004 dikeluarkan kabar bahwa polisi Belanda (Institut
Forensik Belanda) menemukan jejak-jejak senyawa arsenikum setelah otopsi.14
Hal ini juga dikonfirmasi oleh polisi Indonesia. Belum diketahui siapa yang telah
meracuni Munir, meskipun ada yang menduga bahwa oknum-oknum tertentu
memang ingin menyingkirkannya karena sikap Munir yang masih terus mencari
otak dibalik kasus-kasus pelanggaran ham.

Pada 20 Desember 2005 Pollycarpus Budihari Priyanto dijatuhi vonis 20 tahun


dan mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Indra Setiawan, dengan

10
International Covenant on Civil and Political Rights atau biasa disingkat dengan ICCPR
bertujuan untuk mengukuhkan pokok-pokok HAM di bidang sipil dan politik. Komisi HAM PBB
tersebut berhasil menyelesaikan rancangan kovenan sesuai dengan keputusan Majelis Umum PBB
pada 1951 dan setelah dilakukan pembahasan pasal demi pasal, akhirnya Majelis Umum PBB
melalui Resolusi No. 2200 A (XXI) mengesahkan UU tersebut.
(http://www.lbhyogyakarta.org/2013/04/hak-sipil-sebagai-pelindung-kebebasan-fundamental-
individu/).
11
Belanda juga dikenal dengan 'Holland', nama yang merujuk pada dua provinsi yang terletak di
pesisir barat, Holland Utara dan Selatan yang merupakan bagian paling berkembang dan terkaya
selama abad ke-17 (http://www.nesoindonesia.or.id/tinggal-di-belanda/tentang-belanda).

12
Pollycarpus Budihari Priyanto (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26 Januari 1961; umur 52
tahun) adalah salah seorang anggota pilot senior maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang
merupakan tersangka kasus pembunuhan seorang aktivis HAM, Munir

13
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service
airline (maskapai dengan pelayanan penuh) (http://www.garuda-indonesia.com/id/investor-
relations/about-garuda-indonesia/corporate-profile/index.page)
14
Otopsi adalah pemeriksaan yang dilakukan pada jenazah yang kematiannya diduga tidak wajar.
Tujuannya adalah untuk mencari sebab - sebab kematian.
7

hukuman 1 tahun hukuman penjara atas pembunuhan terhadap Munir. Hakim


menyatakan bahwa Pollycarpus, seorang pilot Garuda yang sedang cuti, menaruh
arsenik di makanan Munir, karena dia ingin mendiamkan pengkritik pemerintah
tersebut. Hakim Cicut Sutiarso menyatakan bahwa sebelum pembunuhan
Pollycarpus menerima beberapa panggilan telepon dari sebuah telepon yang
terdaftar oleh agen intelijen senior, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Selain itu
Presiden Susilo juga membentuk tim investigasi independen, namun hasil
penyelidikan tim tersebut tidak pernah diterbitkan ke publik. Pada akhir tahun
2004,di Mabes Polri terjadi pertemuan antara Kepolisian, Kejaksaan
Agung, Dephuk dan HAM, serta aktivis HAM untuk membahas tindak lanjut tim
independen kasus Munir. Presiden SBY mengesahkan Tim Pencari Fakta untuk
Kasus Munir yang anggotanya melibatkan kalangan masyarakat sipil dan
berfungsi membantu Polri dalam menyelidiki kasus terbunuhnya Munir.15

Orang pertama yang menjadi tersangka pertama pembunuhan Munir (dan


akhirnya terpidana) adalah Pollycarpus Budihari Priyanto. Selama persidangan,
terungkap bahwa pada 7 September 2004, seharusnya Pollycarpus sedang cuti.
Lalu ia membuat surat tugas palsu dan mengikuti penerbangan Munir ke
Amsterdam.16 Aksi pembunuhan Munir semakin terkuat tatkala Pollycarpus
‘meminta’ Munir agar berpindah tempat duduk dengannya. Sebelum pembunuhan
Munir, Pollycarpus menerima beberapa panggilan telepon dari sebuah telepon
yang terdaftar oleh agen intelijen senior yang diduga adalah Muchdi PR seorang
Mayor Jenderal Kopassus.17 Usaha para jaksa membongkar kasus pembunuhan
dan menuntut pelaku pembunuh kandas ditangan majelis hakim PN Jakarta
15
. Kepolisian dan Kejaksaan Agung Indonesia terus mengabaikan bukti dan rekomendasi dari
Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Munir, yang dibentuk presiden, di mana laporannya
menemukan keterlibatan perwira senior intelijen dalam pembunuhan ini
(http://www.hrw.org/ru/node/110029).
16
Majelis Eksaminasi Publik atas kasus pembunuhan Munir menuduh Mahkamah Agung (MA)
mengabaikan keterkaitan antara surat palsu dengan dakwaan pembunuhan berencana
(http://www.antaranews.com/print/55939/ma-dituduh-abaikan-keterlibatan-pollycarpus-dalam-
pembunuhan-munir)
17
Kopassus merupakan satuan yang bercirikan daya gerak, daya tempur dan daya tembak yang
tinggi. Mampu beroperasi dengan tidak tergantung pada waktu, tempat, cuaca atau kondisi medan
yang bagaimanapun sulitnya di 3 matra (darat,laut maupun udara)
(http://www.kopassus.mil.id/page.php?lang=id&menu=page_view&page_id=48)
8

Selatan yang diketuai Suharto. Tanggal tanggal 31 Desember 2008, majelis


hakim menvonis bebas Muchdi Pr atas keterlibatannya dalam pembunuhan aktivis
HAM – Munir. Banyak yang menduga, Pollycarpus dan Muchdi PR hanyalah alat
yang digunakan oleh pembunuh sebenarnya agar kasus ini tidak terungkap hingga
tuntas.

Peran pemerintah nampaknya belum terlalu maksimal dalam penanganan kasus


ini, namun tahun 2012 lalu Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Navi Pillay
mengatakan, ia telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan
menegaskan bahwa Komisi Tinggi HAM PBB meminta pemerintah Indonesia
membuka kembali penyelidikan atas kasus pembunuhan aktivis HAM Munir.
Pillay datang ke Indonesia untuk menghadiri Bali Democracy Forum. Selain soal
kasus Munir, Pillay juga mendorong pemerintah untuk menyelidiki kasus
penghilangan paksa para aktivis mahasiswa di akhir 1990-an dan kasus
pelanggaran HAM di Aceh dan Papua. Kasus yang sampai sekarang masih
menjadi misteri ini akan selalu diingat baik oleh keluarga, para kerabat sesama
aktivis, dan masyarakat luas sampai otak dari pelaku pembunuhan sebenarnya
tertangkap dan dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku di negara
kita.
9

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kasus pembunuhan aktivis pro demokrasi Munir sampai saat ini masih
menjadi misteri, para terpidana yang sudah mendapatkan vonis dari para penegak
hukum tidak memuaskan para aktivis yang sampai saat ini masih aktif
menyuarakan desakan untuk segera menangkap dan mengadili pelaku utama
pembunuhan berencana ini. Pelanggaran ham berat ini akan menjadi pekerjaan
rumah pemerintah khususnya para penegak hukum agar senantiasa tidak takut
dalam melaksanakan tugasnya dalam menangkap dan mengadili siapapun warga
negara yang melakukan kesalahan, tidak peduli apakah jabatan dan kedudukan
nya tinggi sekalipun. Sampai saat ini penyelidikan masih terus dilakukan dalam
upaya menangkap pelaku utama pembunuhan Munir, baik dari pemerintah
Indonesia sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian Munir yang
mengatasnamakan ham, juga segala upaya dari keluarga dan rekan sesam aktivis
masih gencar dilakukan. Baik lewat cara konvensional maupun cara yang modern
seperti kampanye bernamakan “Kami Tidak Lupa” yang merupakan cerminan dari
ketidakpuasan terhadap hukum yang ada di Indonesia. Kasus ini hendaknya juga
menjadi pelajaran bahwasanya kedudukan warga negara Indonesia sama di mata
hukum dan undang-undang yang berlaku. Tidak ada warga negara yang kebal
hukum dan dapat lolos dari jeratan pengadilan.

3.2 SARAN

1. Tuntaskan kasus pembunuhan Munir agar pelanggaran ham tidak semakin


berkembang di masyarakat.

2. Para aparat penegak hukum tidak boleh takut terhadap ancaman dari
pihak-pihak luar yang akan mengganggu jalan nya proses penyelidikan hingga
selesai.
10

3. Bagi para keluarga dan rekan sesama aktivis juga elemen masyarakat yang
peduli terhadap kasus ini hendaknya bersabar karena penetapan pelaku ataupun
aktor intelektual kasus ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, agar hasil
yang di dapat nanti juga maksimal dan sesuai dengan apa yang sudah
diperjuangkan.
11

DAFTAR PUSTAKA

Panggabean, Meicky Shoreamanis . Keberanian Bernama Munir:Mengenal Sisi-


Sisi Personal Munir. Jakarta: Mizan, 2008. http://resensibuku.com
(accessed October 14, 2013).

Wendratama, . Kasus Pembunuhan Munir : Kejahatan yang Sempurna? . Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama, 2009. (accessed October 14, 2013).

http://www.kontras.org/index.php?hal=profile

http://www.voaindonesia.com/content/pbb-minta-pemerintah-indonesia-buka-
kembali-kasus-munir/1545222.html

http://nasional.sindonews.com/read/2013/05/22/15/751867/jejak-berdarah-rezim-
militerisme-orde-baru

http://news.okezone.com/read/2013/09/07/337/862396/redirect

http://www.voaindonesia.com/content/kasus-pembunuhan-munir-harus-diungkap-
secara-tuntas/1501163.html

http://nasional.kompas.com/read/2008/06/19/22025444

http://www.tempo.co/topik/masalah/1148/kasus-Munir

http://politik.kompasiana.com/2012/09/07/munir-hak-asasi-manusia-dan-keadilan-
491609.html

http://new.jurnalmetro.com/2012/09/07/presiden-diminta-tuntaskan-kasus-munir/

http://www.jurnas.com/halaman/4/2012-05-05/208097

http://jurnalberita.com/2011/09/pengusutan-kasus-munir-utang-negara/

http://prasetya.ub.ac.id/berita/Diskusi-Publik-Jalan-Terjal-Mengungkap-Kasus-
Munir-4711-id.html

http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2012-09-07/suciwati-kasus-munir-
presiden-menjilat-ludah-sendiri/1012112
12

http://theglobejournal.com/hukum/komnas-ham-diminta-kawal-kasus-
pelanggaran-ham-di-aceh/index.php

http://www.gobookee.org/kasus-pelanggaran-ham-internasional/

http://www.lbhyogyakarta.org/2013/04/hak-sipil-sebagai-pelindung-kebebasan-
fundamental-individu/).

http://www.nesoindonesia.or.id/tinggal-di-belanda/tentang-belanda

http://www.garuda-indonesia.com/id/investor-relations/about-garuda-
indonesia/corporate-profile/index.page

http://www.hrw.org/ru/node/110029

http://www.antaranews.com/print/55939/ma-dituduh-abaikan-keterlibatan-
pollycarpus-dalam-pembunuhan-munir

http://www.kopassus.mil.id/page.php?lang=id&menu=page_view&page_id=48

Anda mungkin juga menyukai