BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perjuangan yang sejak dahulu sampai sekarang terus diperjuangkan agar mendapat
tempat sebagaimana mestinya Hak Asasi Manusia adalah hak yang dimiliki manusia
dari lahir dan Negara mempunyai tanggung jawab untuk melindungi hak asasi setiap
individu tersebut. Belajar dari peristiwa di masa lalu, Indonesia mempunyai sejarah
kelam mengenai HAM yang sampai saat ini belum terselesaikan, sejak beralihnya
rezim pada tahun 1998, serangan terhadap para Pembela HAM tidak mengalami
penurunan. Salah satunya adalah kasus pembunuhan terhadap aktivis HAM dan juga
salah satu tokoh pejuang HAM di Indonesia, yaitu Munir Said Thalib (selanjutnya
memperjuangkan HAM ini pada tanggal 7 September 2004 dinyatakan tewas diracun
Utrecht, Belanda. Kasus Munir merupakan kasus dari banyaknya Kasus HAM yang
ada di indonesia. Yang sampai saat ini belum menemukan titik terang dalam
kasusnya dalam hal ini kita kita melihat bagaimana kasus HAM harus di perkuat
tumpul ke atas merupakan istilah bagi pelanngaran HAM yang hanya berlaku kepada
1
orang-orang lemah tetapi tidak berlaku orang-orang yang berkedudukan tinggi untuk
keadilan hak merasa aman dan hak individu karena ini termasuk dari
B. Rumusan Masalah :
BAB II
PEMBAHASAN
hak asasi manusia sebagai perangkat hak keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa., hak asasi manusia adalah hak dasar milik manusia, bersifat
umum sebagai pemberian dari Tuhan Yang memiliki semesta dari ia hidup dan
berada dalam kandungan, dan hak kodrati atau asasi yang tidak apat dipisahkan dari
1. Pada insan memiliki suatu hak dalam pengakuan, jaminan, perlindungan dan
mendapatkan suatu bentuk perilaku hukum yang mana harus adil serta
memiliki kepasrian hukum dan prialku hukum yang sama di depan hukum
1
Soehino. (2013). Hak Asasi Manusia Perkembangan Pengaturan Dan Pelaksanaan Hak Asasi Manusia
Di Indonesia.
Yogyakarta: Bpfe- Yogyakarta .Hal 3-4
2
2. Setuap insan harus mendapatkan perlindungan HAM dan kebebasan yang
3. Hak hidup, tidak disiksa, kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani,
beragama, hak atas tidak diperbudak, diakui sebagai pribadi dan persamaan di
hadapan hukum, yang sama sekali tidak dapat dikurangi pada saat keadaan apa
4. Setiap insan harus diakui sebagai individu yang dapat menuntut dan
seimbang yang bersifat obyektif dan tidak dapat di intervensi oleh siap pun
terdapat perlindungan yang adil menurut hukum dan seuai dengan martabat
Dalam hal ini saya benturkan dengan kasus HAM yang tidak menemukan titik
terang sampai saat ini kasus kemanusian di Indonesia adalah kasus aktivis pejuang
HAM yakni MUNIR. Yang berasal dari Malang, Jawa Timur dan lahir pada tanggal
8 Desember 1965 tepatnya di Kota Batu. Munir Said Thalib merupakan seorang
pejuang hak-hak asasi manusia Indonesia Munir Said Thalib menjadi pendiri dari
Saya akan menceritakan kasus prosedur mengenai awal kejadian kasus munir
2
Riyadi, E. (2018). Hukum Hak Asasi Manusia Perspektif Interasional, Regional Dan Nasional. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.Hal 6-7
3
Tertanggal 6 September 2004 Munir Said Thalib bergegas untuk ke
Utrecth Belanda. Munir Said Thalib mengunakan pesawat Garuda Indonesia GA-974
pada saat itu pukul 21.55 WIB untuk sampai di Singapura yang kemudian
00;04 Munir Said Thalib tiba di singapra jam singapura.Selanjutya pada jam 01:50
Munir Saod Thalib tiba di Amsterdam.. Munir Said Thalib sampai harus bolak balik
ke toilet. Pilot meminta Pramuraga tersebut untuk tetap terus memamntau keadaan
Munir Said Thalib . Munir Said Thalib Lansung dialihkan ke tempat duduk di
sebelah seorang penumpang yang pada saat itu berprofesi dokter yang juga pada saat
Amsterdam yakni 12 jam. Kabar bahwa polisi Belanda (Institut Forensik Belanda)
setelah otopsi. Hal ini juga dikonfirmasi kembali oleh polisi Indonesia. Belum
diketahui siapa yang telah meracuni Munir Said Tahlib , meskipun ada yang
menyingkirkannya.3
Salah satu yang dicurigai adalah kebencian para elit orde baru terhadap
gerakan „human right‟ Munir Said Thalib. Mereka “Rezim” yang telah sesuka hati
menindas, membunuh, dan membantai rakyat kecil mendapat perlawanan keras dari
Munir Said Thalib . Munir Said Thalib tidak pernah lelah terus mencari kebenaran
dan fakta yang belom terungkap untuk memecahkan kasus-kasus pembantaian orang
dan rakyat yang tidak berdosa. Meskipun dirinya dan keluarganya menerima
3
Ihsan, Y. W. (1990). Laporan Keadaan Hak Asasi Manusia Di Indonesia Tahun 1989. Jakarta: Yayasan
Bantuan Lembaga Hukum.Hal 13
4
berbagai macam terror dari mulai pembunuhan, Munir Said Thalib tetap Istiqomah
hukuman 20 tahun hukuman penjara. Walaupun sampai detik ini, Pollycarpus tidak
pernah mengakui bawhwa dirinya sebagai pembunuh dalam Munir Said Thalib
,Namun itu di perkuat dengan berbagai alat bukti dan Proses pemalsuan surat tugas
dan lain sebagainya yang dikatakan janggal. Kemudian, banyak sekali pertanyaan
yang muncul , untuk dasar apa Pollycarpus membunuh Munir. 4 Apakah dia
bermusuhan atau ada orang lain yang mengintruskikan untuk membunuh Munir Said
Thalib . Tidak ada cerita yang jelas dan dapat menggambarkan hubungan mereka
berdua.
Penyelidik pun dilanjut , akhirnya muncul babak baru yakni terungkap nomor
yang pernah terhubung oleh Pollycarpus adalah agen Intelinjen Senior yakni
seorang mantan petinggi TNI, dan Mayor Jenderal (Purn) Muchdi Purwoprandjono.
Angkatan Darat yang pada saat iru pernah ditinggali Prabowo Subianto (pendiri
Partai Gerindra). Dan , ia juga pernah menjabat sebagai Deputi Badan Intelijen
Indonesia..
Jaksa juga mejelaskan beberapa fakta yang terkuap dari keterangan saksi yang
diberikan, barang bukti, dan ditambah keterangan terdakwa yang kurang lebih
menempuh proses 17 kali sidang. Dimana ada beberapa barang bukti yakni surat
dari Badan Intelijen Negara untuk maskapai Garuda Indonesia pada bulan Juni 2004
4
Dewantara, A. (2014). Kasus Pelanggaran Ham Pembunuhan Munir Said Thalib”. Jurnal Baris, Vol 1-
8.
5
tersebut sangat tidak masuk akal karena Badan Intelijen Negara ikut andil dalam
bersama Munir Said Thalib . Jaksa juga memperlihatkan bukti history panggilan dari
nomor telepon yang diduga milik Pollycarpus ke nomor yang diduga milik Muchdi,
tidak sesuai dari awal ampai akhir dan beberapa kali berprilaku kurang sopan. Usaha
para jaksa untuk memecahkan kasus pembunuhan dan menuntut pelaku pembunuh
kandas ditangan majelis hak PN Jakarta Selatan yang diketuai Suharto. Pada tanggal
31 Desember 2008, majelis hakim menjatuhkan vonis bebas kepada Muchdi Pr atas
tanggung jawab pemerintah dan kewajiban pemerintah sebagai mana mestinya yang
tertuang dalam hal ini yakni, Pemerintah yang wajib dan memiliki suatu tanggung
atas dasar manusia yang tertuang dalam Undang-undang dan peraturan Indonesia dan
hukum yang bersifat internasonal yang pastinya berfokus pada Hak asasi manusia
untuk menjamin bentuk pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia
dan kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum, dan kepentingan
5
Ihsan, Y. W. (1990). Laporan Keadaan Hak Asasi Manusia Di Indonesia Tahun 1989. Jakarta: Yayasan
Bantuan Lembaga Hukum.Hal 15
6
untuk bangsa. Yang selanjutnya kebebasan ini bukan serta merta menjadi kegiatan
formalitas saja yang tertuang pada Undang-undang namun mennjadi landasan kuat
untuk menjamin pengakuan dan pengormatan terhadap hak asasi manusia itu
sendiri. 6
Bersama pemerintah, Partai politik, atau Pihak mana pun untuk melakukan
nilai-nilai hak asasi manusia atau mengangu kebebassan dasar yang sudah tercantum
pemerintah dalam mengatasi kasus HAM yang ada di Indonesia munir adalah salah
satu kasus HAM yang sampai saat ini belum menemukan titik terang mengingta
kasus HAM pada hari ini yang mendekati kasus kaduluarsa kita sama-sama mengerti
bagaimana seorang pejuang HAM meninggal diatas pesawat yang dimana semua
sangat tersusun rapi dari mulai kematiannya. Seharusnya para penguasa sadar bahwa
rakyatnya dengan baik bukan hanya memiliki niat untuk tetap mempertahankan
kepada rakyat bahwa hukum di Indonesia bisa ditegakkan hal inilah yang mungkin
masih adanya keadilan disuatu negara. Bukan hanya sesumbar Hjanji yang sering
6
Dewantara, A. (2014). Kasus Pelanggaran Ham Pembunuhan Munir Said Thalib”. Jurnal Baris, Vol 1-
8.
7
B. Pelanggaran HAM yang Tak Kunjung Usai
Kasus HAM yang dialami seorang pejuang aktivis Munir Said Thalib
merupakan bukti yang tidak bisa di indahkan mengenai bagaimana hari lemahnya
kasus Munir Said Thalib dijadikan pembelajaran dan refelksi bagaimana hari ini kita
dasarnya setiap warga negara berhak mendapat kebenaran, hak untuk hidup,hak
keadilan secara penuh dan hak rasa aman untuk tinggal di negaranya. Dimana dalam
hal ini Indonesia menganut system demokrasi yang mana setiap warganya dapat
memberikan kontribusinya dan hak yag sama untuk menjunjung tinggi nilai Ham
Pemerintah yang masih belom secara tegas mengatasi kasus pelanggaran HAM
yang ada di Indonesia karena memang peraturang yang mengatur mengenai kasus
begitu rumit dan Panjang dalam kasus hak asasi manusia tersebut.7 Kemudian
telah dirancang bahkan ditetapkan sehingga masih banyak seklai kelonggaran dan
peraturan yang tidak sesuai dengan kasus HAM yang terjadi di Indonesia. Kasus
Munir Said Thalib merupakan kasus yang dikaitkan dengan pemerintah karena
tidak tercemar tentang hak asasi manusia, dan UU No. 26 Tahun 2000. 8
Penjelasan diatas bertolak belakangan denga napa yang dialami oleh seorang
Munir Said Thalib sebagaia warga negara Indonesia yang hanya ingin menjunjung
7
Afriyanti, I. (2013). Manat Cerpen Klup Solidaritas Suami Hilang Dan Aku Membunuh Munir. Jurnal
Bastra , 12.
8
Marzuki, S. (2012). Pengadilan Ham Di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
8
tinggi hak dan kewajiban pemerintah bagi warga negaranya pada pemerintahan orde
baru, Sehingga dengan terbunuhnya Munir Said Thalib jelas merupakan kasus
pelanggaran HAM. Jika kita liat negara menurut Aristoles dan Plato, Indonesia
merupakan bentuk negara yang konstitusinya tidak ideal karena menganut paham
demokrasi. 9
Demokarasi itu sendiri dikatakan oleh Plato tidak ideal karena sistemnya yang
memberikan kebebasan. Kebebasan yang dikatakan ini adalah tidak adanya hukum,
rakyat yang memerintah dan mementingkan kepentingan serta keperluan diri sendiri.
Yang menyebabkan semua orang bebas berbuat semaunya tanpa rasa takut jika kelak
dituntut oleh hukum. Demokrasi semakin lemah karena tidak dipimpin oleh seorang
seharusnya bisa memberikan hukum keadilan yang baik untuk kasus kematian
Munir, karena hal ini termasuk dalam pelanggaran hak asasi manusia. Akan tetapi
sepertinya dalam hal ini pemerintah juga ikut andil dalam menangani kasus ini, sebab
mereka mengangap Munir memiliki bukti penting tentang khasus-khasus HAM yang
terjadi di Indonesia. Beberapa pelaku yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan
Munir yang telah diketahui pun ditangkap. Karena dalam kasus itu disebutkan bahwa
pelaku memang dengan sengaja membunuh aktivis Munir. Tetapi tidak adanya
orientasi hukum yang jelas menyebabkan rakyat menjadi anarkis, banyak yang
10
menuntut kejelasan dari kematian aktivis Munir yang sebenarnya.
9
Undang-Undang Nomor . 39 Tahun 1999
10
Riyadi, E. (2018). Hukum Hak Asasi Manusia Perspektif Interasional, Regional Dan Nasional. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
9
Akan tetapi sepertinya negara dengan sengaja menutup kasus tersebut tanpa
tersebut menjadi semakin tidak jelas dan lama kelamaan dilupakan. Karena
menyebabkan kaum minoritas akan kalah. Dalam hal ini juga dapat ditarik
kesimpulan karena Munir adalah salah satu aktivis HAM yang berpengaruh dalam
penentangan orde baru yang dipimpin oleh presiden Soeharto yang menyebabkan
kasusnya menjadi lemah. Soeharto dikenal sebagai presiden kedua RI yang tegas dan
dapat memimpin negara Indonesia paling lama yaitu ± 32 tahun lamanya. Tidak ada
maka yang terjadi akan mendapat ancaman mati. Semua pengiat HAM dalam masa
rezim otoriter Soeharto dan tentara tentunya sadar akan resiko itu. Soeharto
yang cenderung kedalam golongan kelompok minoritas menjadi kalah dan tidak
rakyatlah yang memiliki andil penuh dalam negara Demokrasi. 11 Munir adalah salah
satu dari sekian banyaknya rakyat Indonesia yang berusaha memperjuangkan hak
11
Undang Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban
10
Tetapi hal itu semata-mata tidaklah membuat para penguasa terkesan justru yang
terjadi adalah sebaliknya Munir mendapatkan banyak pertentangan dari orang atas
yang tidak menyukai perjuangan HAM yang dilakukan olehnya, sehingga hal ini lah
data-data penting negara tentang pelanggaran HAM dan juga pembunbuhan Munir
dikaitkan dengan pembantaian terorisme pada tahun 2004 menjadi agen nasional.
Pembebasan pidana para tersangka membuat kasus ini kembali gelap dan tidak
ada arah yang pasti. Padahal banyak bukti dan saksi yang telah ditunjukan tetapi
sepertinya hal itu tidak dilihat sebagai masalah yang serius oleh Makamah Agung.
dibebaskan dari segala dakwaan karena tidak adanya bukti kuat yang dapat
menyatakan jika ialah yang telah dengan sengaja membunuh Munir. Hanya kasus
pemalsuan surat tugasnya lah yang membuat Pollycarpus mendapat hukuman pidana
menangani hal ini yang menimbulkan kasus ini semakin suram. Jika ada ketegasan
hukum maka kasus Munir mungkin akan segera terungkap. Seharusnya hukum
dikedepankan agar dapat mencegah penyelewengan para golongan atas yang paling
berkuasa,12
Negara dibangun untuk bersama akan tetapi banyak masyarakat yang tertindas
oleh kalangan atas, karena hukum yang tidak bisa berpihak pada kaum kalangan
bawah. Dalam pandangan aristoles dan pluto mengenai negara demokrasi tentang
12
Soehino. (2013). Hak Asasi Manusia Perkembangan Pengaturan Dan Pelaksanaan Hak Asasi Manusia
Di Indonesia. Yogyakarta: Bpfe- Yogyakarta .
11
HAM pemerintah pada jaman bapak SBY pernah melakukan Tindakan yakni
Keputusan Presiden Nomor 111 tahun 2004 dan dimana peranggkat anggota yan
terlibat dalam hal ini dalah masyarakat sipil dan berfungsi membantu kelancaran
Polri dalam menuntaskan kasus terbunuhnya pejuang HAM yakni Munir Said Thalib.
Setelah melalui beberapa kendala, team Pencarian Fakta mulai bekerja efektif pada
Januari 2005. Sejak disahkannya, pada saat 3 bulan pertama masa kerjanya, Team
dalam penyelesaian kasus pembunuhan Munir. TPF juga berhasil menjelaskan fakta-
Sampai pada tahap ini TPF sudah menyerahkan temuan-temuan mereka kepada Tim
Penyidik. Pada 3 (tiga) bulan kedua sekaligus masa terakhir tugasnya, TPF
disebut BIN) Dimasa akhir kerjanya,. Laporan TPF memuat 3 poin rekomendasi
1. Pembunuhan Munir Said Thalib merupakan kasus yang melibatkan 2 orang saja.
Sehingga yang terlibat dalam kasus Pembunuhan Munir Said Thalib harus
13
Marzuki, S. (2012). Pengadilan Ham Di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
12
2. Proses dalam pengusutan kasus pejuang HAM yakni munir terhalang oleh
beberapa factor internal yakni POLRI sehingga Langkah -langkah yang pasti
berupa pengumpulan rekam kerja Polri dalam penanganan kasus Munir Said
Thalib.
mengulang sejarah saja. Proses hukum yang ditempuh pun meragukan karena tidak
mampu menyeret aktor utama dalam kasus ini ke meja pengadilan, sehingga tidak
terciptanya hukum yang pada hakikatnya harus bertumpu pada keadilan yanga mana
keadilan ini keadilan bagi seluruh masyarakat dan hukum yang adil pun akan
menjadi produk yang sia-sia jika pada tidak terwujudnya keadilan masyarakat.
Dalam hukum sendiri memiliki tuuan yakni mengatur masyarakat secara adil dan
keadilan itu harus dilaksanakan oleh pemerintah dan suatu negara memiliki
kekuasaan untuk mentertibkan masyarakat, untuk dapat taa pada reaturan yang
akan tetapi kekuasaan yang tidak boleh melanggar hak-hak dan kepentingan
individu, karena fungsi hukum juga ialah sebagai perlindungan bagi kepentingan
manusia. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Philipus M. Hadjon bahwa
pengertian perlindungan hukum bagi rakyat berkaitan dengan rumusan yang dalam
13
acts of administrative authorities” dan dalam kepustakaan bahasa Belanda
dalam bahasa asing atau ingris kata perlindungan disebut dengan protection
perlindungan hukum bagi masyarakat karena pengakuan akan harkat dan suatu
Korban dan Saksi Dalam Pelanggaran HAM Berat, perlindungan hukum yakni suatu
bentuk pelayanan public yang ada di dalam pemerintah untuk memberi rasa aman
4. Terdapat saksi hukuman bagi siapa saja yang melanggarya tanpa pandang bulu.
status,kuasa, dan sumber dari kekayaan yang mana penyedianya tidak memenuhi
oleh pihak-pihak yang beselisih yang tidak bermaksud untuk memperoleh barang
mereka .”Dari hal ini kita mengambil teori konflik ini karena dalam kasus kematian
14
Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999
14
Munir merupakan konflik antara Munir dan para aktivis HAM dengan para kalangan
atas atau penguasa. Para pengiat HAM banyak yang tidak sepaham dengan tindakan
tindakan seperti itulah yang dianggap melawan dan patut untuk disingkirkan
keberadaannya. Konfik Munir pun sampai sekarang tidak pernah ada penyelesaian
bahkan sepertinya para pemimpin dengan sengaja tidak ingin menangani kembali
kasus ini. 15
tidak mencukupi, dimana pihak-pihak yang sedang berselisih tidak hanya bermaksud
merugikan, atau menghancurkan lawan mereka.” Dari sini dapat mengambil teori
konflik ini karena dalam kasus kematian Munir merupakan konflik antara Munir dan
para aktivis HAM dengan para kalangan atas atau penguasa. Para pegiat HAM
mendapatkan keadilan untuk masyarakat tetapi tindakan seperti itulah yang dianggap
melawan dan patut untuk disingkirkan keberadaannya. Konfik Munir pun sampai
sekarang tidak pernah ada penyelesaian bahkan sepertinya para pemimpin dengan
sengaja tidak ingin menangani kembali kasus ini. Banyak teka-teki dalam hal ini
mereka para kalangan kaum atas yang tidak ingin kekuasaanya hancur terlibat
berusaha keras untuk menuntupi kebenaran yang ada pada kasus kematian Munir
15
kekuasaannya walaupun harus menghancurkan mereka yang sekiranya menggangu.
Termasuk Munir yang mereka rasa termasuk orang yang mungkin mengancam
kekuasaan mereka pun juga menjadi korbannya. Jika memang kematian Munir
hanyalah kasus pembunuhan biasa seharusnya masalah itu sudah terselesaikan atau
seharusnya pemerintah serius dalam menanganinya sejak lama mungkin kasus itu
juga sudah terselesaikan. Mungkin para kaum atas berpendapat bahwa Munir
memang sudah seharusnya disingkirkan agar mereka tetap berkuasa tanpa ada orang
mengurus rakyatnya dengan baik bukan hanya memiliki niat untuk tetap
sendiri. .16Bagaimanapun juga warga negara adalah tanggungan dari negara yang
seharusnya dipastikan Hak dan Kewajibanya sehinggga ia merasa aman dan tentram
tinggal di Indonesia. 17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HAM adalah anugerah yang diberikan Allah SWT umtuk umat manusia dan
tak ada satupun orang pun yang dapat mengganggu secara permanen , bahkan
sebesar pemerintah. Jadi sudah seharusnya aparat negara memaparkan apa yang
seharusnya rakyat miliki yang diantaranya adalah hak keadilan dan hak kebenaran
negara yang bukan hanya tempat tinggal untuk warganya tetapi menjadi penjamin
16
Riyadi, E. (2018). Hukum Hak Asasi Manusia Perspektif Interasional, Regional Dan Nasional. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
17
Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta, LP3M UMY,
hal 216
16
secara penuh atas Hak dan kewajibanya sebagai mestinya dan kita sama memiliki
perlindungan atas negara tidak ada yang dikurang atau dilebihka semua sama dimata
hukum01.
B. Saran
Apakah hari ini bahkan sampai hari ini Indonesia akan melahirkan kasus-kasus
munir selanjutnya dimana hak dan kewajiban di tekan dan tidak didengar Jika
memang kematian Munir hanyalah kasus pembunuhan biasa seharusnya masalah itu
kasus HAM yang terus bergilir dan tidak menemukan titik terang adalah bukti bahwa
17
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Gunawan Yordan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern,
Yogyakarta, LP3M UMY,
Ihsan, Y. W. (1990). Laporan Keadaan Hak Asasi Manusia Di Indonesia. Tahun 1989.
Jakarta: Yayasan Bantuan Lembaga Hukum.
Laura, M. F. (2015). Hak Asasi Tersangka Pidana. Jakarta: Prenada Media Group.
Marzuki, S. (2012). Pengadilan HAM di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Munir , F., & Laura, S. (2015). Hak Asasi Tersangka Pidsns . Jakarta: Prenada Media
Group.
Riyadi, E. (2018). Hukum Hak Asasi Manusia Perspektif Interasional, Regional Dan
Nasional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Soehino. (2013). Hak Asasi Manusia
Perkembangan Pengaturan Dan Pelaksanaan Hak Asasi Manusia Di Indonesia.
Yogyakarta: Bpfe- Yogyakarta .
JURNAL
Dewantara, A. (2014). Kasus Pelanggaran Ham Pembunuhan Munir Said Thalib”.
Jurnal Baris, Vol 1-8.
Noor Fitriana, E. (2019). Dekonstruksi Dalam Cerpen Monolog "Aku, Pembunuh
Munir" Karya Seno Gumira Ajidarma. Jentera.Vol 1-9
Afriyanti, I. (2013). Manat Cerpen Klup Solidaritas Suami Hilang Dan Aku Membunuh
Munir. Jurnal Bastra , Vol1-12.
Kenjiro, J., Tri Angga, A., & Agus Santoso, A. (2020). Hak Asasi Manusia Ditinjau
Dari Segi Keadilan. Hubisintek , Vol 1-5
Lembar Penilaian :
18
refrensi dan
mengetik
19