Anda di halaman 1dari 19

PENEGAKAN HUKUM KASUS HAK ASASI MANUSIA

(STUDY KASUS MUNIR)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak Asasi Manusia selanjutnya disebut HAM, merupakan suatu hasil

perjuangan yang sejak dahulu sampai sekarang terus diperjuangkan agar mendapat

tempat sebagaimana mestinya Hak Asasi Manusia adalah hak yang dimiliki manusia

dari lahir dan Negara mempunyai tanggung jawab untuk melindungi hak asasi setiap

individu tersebut. Belajar dari peristiwa di masa lalu, Indonesia mempunyai sejarah

kelam mengenai HAM yang sampai saat ini belum terselesaikan, sejak beralihnya

rezim pada tahun 1998, serangan terhadap para Pembela HAM tidak mengalami

penurunan. Salah satunya adalah kasus pembunuhan terhadap aktivis HAM dan juga

salah satu tokoh pejuang HAM di Indonesia, yaitu Munir Said Thalib (selanjutnya

disebut Munir). Sosok pejuang yang terkenal dengan kegigihannya dalam

memperjuangkan HAM ini pada tanggal 7 September 2004 dinyatakan tewas diracun

didalam pesawat Garuda saat sedang melakukan perjalanan ke Singapura-

Amsterdam untuk melanjutkan studi S2 bidang hukum humaniter di Universitas

Utrecht, Belanda. Kasus Munir merupakan kasus dari banyaknya Kasus HAM yang

ada di indonesia. Yang sampai saat ini belum menemukan titik terang dalam

kasusnya dalam hal ini kita kita melihat bagaimana kasus HAM harus di perkuat

khususnya dalam pelanggaran HAM sendiri. Seperti Pepatah runcing ke bawah

tumpul ke atas merupakan istilah bagi pelanngaran HAM yang hanya berlaku kepada

1
orang-orang lemah tetapi tidak berlaku orang-orang yang berkedudukan tinggi untuk

telepas dari jeratan hukum. 1

Kasus kematianmunir merupkan contoh refleksi kasus HAM yang ada di

Indonesia bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah yang masih terlihat jelas

mememtingkan kepentingan sendiri dan tidak mementingkan kepentingan

masyakarakat Indonesia. Indonesia seharusnya benar-benar memperhatikan hak

keadilan hak merasa aman dan hak individu karena ini termasuk dari

pertanggungjawaban bagi setiap negara.

B. Rumusan Masalah :

Bagaimana upaya penyelesaian runtutan kasus munir di Indonesiaa?.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia

Dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 mengenai HAM menngartikan

hak asasi manusia sebagai perangkat hak keberadaan manusia sebagai makhluk

Tuhan Yang Maha Esa., hak asasi manusia adalah hak dasar milik manusia, bersifat

umum sebagai pemberian dari Tuhan Yang memiliki semesta dari ia hidup dan

berada dalam kandungan, dan hak kodrati atau asasi yang tidak apat dipisahkan dari

keinginan pribadi manusia itu sendiri. UU No. 39 Tahun 1999 mencangkup

beberapa asas dasar HAM diantaranya adalah:

1. Pada insan memiliki suatu hak dalam pengakuan, jaminan, perlindungan dan

mendapatkan suatu bentuk perilaku hukum yang mana harus adil serta

memiliki kepasrian hukum dan prialku hukum yang sama di depan hukum
1
Soehino. (2013). Hak Asasi Manusia Perkembangan Pengaturan Dan Pelaksanaan Hak Asasi Manusia
Di Indonesia.
Yogyakarta: Bpfe- Yogyakarta .Hal 3-4

2
2. Setuap insan harus mendapatkan perlindungan HAM dan kebebasan yang

mendasar dari manusia tanpa adanya bentuk dekriminasi.

3. Hak hidup, tidak disiksa, kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani,

beragama, hak atas tidak diperbudak, diakui sebagai pribadi dan persamaan di

hadapan hukum, yang sama sekali tidak dapat dikurangi pada saat keadaan apa

pun dan untuk siapa pun.

4. Setiap insan harus diakui sebagai individu yang dapat menuntut dan

mendapatkan perlakuan yang disususl dengan perlindungan yang sama dan

seimbang yang bersifat obyektif dan tidak dapat di intervensi oleh siap pun

atau pihak mana pun.

5. Setiap ihsan akan harus mendapatkan bantuan Hukum yang didalamnya

terdapat perlindungan yang adil menurut hukum dan seuai dengan martabat

kemanusian dimata hukum. 2

Dalam hal ini saya benturkan dengan kasus HAM yang tidak menemukan titik

terang sampai saat ini kasus kemanusian di Indonesia adalah kasus aktivis pejuang

HAM yakni MUNIR. Yang berasal dari Malang, Jawa Timur dan lahir pada tanggal

8 Desember 1965 tepatnya di Kota Batu. Munir Said Thalib merupakan seorang

pejuang hak-hak asasi manusia Indonesia Munir Said Thalib menjadi pendiri dari

Komosi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS).

Saya akan menceritakan kasus prosedur mengenai awal kejadian kasus munir

Said Thalib mengenai kasus pembunuhanya .

2
Riyadi, E. (2018). Hukum Hak Asasi Manusia Perspektif Interasional, Regional Dan Nasional. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.Hal 6-7

3
Tertanggal 6 September 2004 Munir Said Thalib bergegas untuk ke

Amsterdam dalam rangka melanjutkan studi program master (S2) di Universitas

Utrecth Belanda. Munir Said Thalib mengunakan pesawat Garuda Indonesia GA-974

pada saat itu pukul 21.55 WIB untuk sampai di Singapura yang kemudian

dilanjutkan transit di Singapura dan Kembali terbang ke Amsterdam. Pada pukul

00;04 Munir Said Thalib tiba di singapra jam singapura.Selanjutya pada jam 01:50

Munir Saod Thalib tiba di Amsterdam.. Munir Said Thalib sampai harus bolak balik

ke toilet. Pilot meminta Pramuraga tersebut untuk tetap terus memamntau keadaan

Munir Said Thalib . Munir Said Thalib Lansung dialihkan ke tempat duduk di

sebelah seorang penumpang yang pada saat itu berprofesi dokter yang juga pada saat

itu membantu memberikan pertolongan . Waktu yang dihabiskan untuk sampai di

Amsterdam yakni 12 jam. Kabar bahwa polisi Belanda (Institut Forensik Belanda)

menemukan beberapa kenjagngaal yakni jejak-jejak senyawa arsenikum pada saat

setelah otopsi. Hal ini juga dikonfirmasi kembali oleh polisi Indonesia. Belum

diketahui siapa yang telah meracuni Munir Said Tahlib , meskipun ada yang

menduga bahwa memmang ada orang-orang yang berusaha dan ingin

menyingkirkannya.3

Salah satu yang dicurigai adalah kebencian para elit orde baru terhadap

gerakan „human right‟ Munir Said Thalib. Mereka “Rezim” yang telah sesuka hati

menindas, membunuh, dan membantai rakyat kecil mendapat perlawanan keras dari

Munir Said Thalib . Munir Said Thalib tidak pernah lelah terus mencari kebenaran

dan fakta yang belom terungkap untuk memecahkan kasus-kasus pembantaian orang

dan rakyat yang tidak berdosa. Meskipun dirinya dan keluarganya menerima

3
Ihsan, Y. W. (1990). Laporan Keadaan Hak Asasi Manusia Di Indonesia Tahun 1989. Jakarta: Yayasan
Bantuan Lembaga Hukum.Hal 13

4
berbagai macam terror dari mulai pembunuhan, Munir Said Thalib tetap Istiqomah

melangkahkan kakinya untuk perjuangannya dengan darah jadi taruhannya.

. Kemudian pada akhirnya, 20 Desember 2005 Pollycarpus BP dijatuhi

hukuman 20 tahun hukuman penjara. Walaupun sampai detik ini, Pollycarpus tidak

pernah mengakui bawhwa dirinya sebagai pembunuh dalam Munir Said Thalib

,Namun itu di perkuat dengan berbagai alat bukti dan Proses pemalsuan surat tugas

dan lain sebagainya yang dikatakan janggal. Kemudian, banyak sekali pertanyaan

yang muncul , untuk dasar apa Pollycarpus membunuh Munir. 4 Apakah dia

bermusuhan atau ada orang lain yang mengintruskikan untuk membunuh Munir Said

Thalib . Tidak ada cerita yang jelas dan dapat menggambarkan hubungan mereka

berdua.

Penyelidik pun dilanjut , akhirnya muncul babak baru yakni terungkap nomor

yang pernah terhubung oleh Pollycarpus adalah agen Intelinjen Senior yakni

seorang mantan petinggi TNI, dan Mayor Jenderal (Purn) Muchdi Purwoprandjono.

Mayjen (Purn) Muchdi PR pernah menjabat sebagai Komandan Koppassus TNI

Angkatan Darat yang pada saat iru pernah ditinggali Prabowo Subianto (pendiri

Partai Gerindra). Dan , ia juga pernah menjabat sebagai Deputi Badan Intelijen

Indonesia..

Jaksa juga mejelaskan beberapa fakta yang terkuap dari keterangan saksi yang

diberikan, barang bukti, dan ditambah keterangan terdakwa yang kurang lebih

menempuh proses 17 kali sidang. Dimana ada beberapa barang bukti yakni surat

dari Badan Intelijen Negara untuk maskapai Garuda Indonesia pada bulan Juni 2004

yang mengintrusikan Pollycarpus sebagai petugas keamanan penerbangan . Hal

4
Dewantara, A. (2014). Kasus Pelanggaran Ham Pembunuhan Munir Said Thalib”. Jurnal Baris, Vol 1-
8.

5
tersebut sangat tidak masuk akal karena Badan Intelijen Negara ikut andil dalam

urusan bisnis Garuda hingga mengintruksikan Pollycarpus untuk ikut terbang

bersama Munir Said Thalib . Jaksa juga memperlihatkan bukti history panggilan dari

nomor telepon yang diduga milik Pollycarpus ke nomor yang diduga milik Muchdi,

atau sebaliknya, yang tercatat dalam panggilan history. 5

Selain itu, dalam proses persidangan Muchdi PR memberikan keterangan yang

tidak sesuai dari awal ampai akhir dan beberapa kali berprilaku kurang sopan. Usaha

para jaksa untuk memecahkan kasus pembunuhan dan menuntut pelaku pembunuh

kandas ditangan majelis hak PN Jakarta Selatan yang diketuai Suharto. Pada tanggal

31 Desember 2008, majelis hakim menjatuhkan vonis bebas kepada Muchdi Pr atas

keterlibatannya dalam pembunuhan Munir Said Thalib.

Kemudian Kasus HAM juga menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan

tanggung jawab pemerintah dan kewajiban pemerintah sebagai mana mestinya yang

tertuang dalam hal ini yakni, Pemerintah yang wajib dan memiliki suatu tanggung

jawab yakni menghormati, melindungi ,menjunjung tinggi dan menengakan Hak-hak

atas dasar manusia yang tertuang dalam Undang-undang dan peraturan Indonesia dan

hukum yang bersifat internasonal yang pastinya berfokus pada Hak asasi manusia

yang dapat di implementasikan oelh negara Republik Indonesia.

Ini merupakan Langkah yang konkrit dalam efektif di bidang hukum

selanjutnya Hak yang berdampingan dengan kebebasan yang diatur dalam

Perundang-undangan ini hanya dapat dibatasi oleh undang-undang, semata-mata

untuk menjamin bentuk pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia

dan kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum, dan kepentingan
5
Ihsan, Y. W. (1990). Laporan Keadaan Hak Asasi Manusia Di Indonesia Tahun 1989. Jakarta: Yayasan
Bantuan Lembaga Hukum.Hal 15

6
untuk bangsa. Yang selanjutnya kebebasan ini bukan serta merta menjadi kegiatan

formalitas saja yang tertuang pada Undang-undang namun mennjadi landasan kuat

untuk menjamin pengakuan dan pengormatan terhadap hak asasi manusia itu

sendiri. 6

Kemudian saya lanjutan Tidak ada landasan atau ketentuan mengenai

bagaimana didalam undangpundang boleh mengartikan pemerintah, Golongan yang

Bersama pemerintah, Partai politik, atau Pihak mana pun untuk melakukan

pembenaran dalam mengurangi, menghapus hak asasi manusia bahkan merusak

nilai-nilai hak asasi manusia atau mengangu kebebassan dasar yang sudah tercantum

dalam Undang-undang Penjelasan diatas merupakan bagaimana seharusnya upaya

pemerintah dalam mengatasi kasus HAM yang ada di Indonesia munir adalah salah

satu kasus HAM yang sampai saat ini belum menemukan titik terang mengingta

kasus HAM pada hari ini yang mendekati kasus kaduluarsa kita sama-sama mengerti

bagaimana seorang pejuang HAM meninggal diatas pesawat yang dimana semua

sangat tersusun rapi dari mulai kematiannya. Seharusnya para penguasa sadar bahwa

negara Indonesia sebenarnya adalah negara pengurus. Mereka seharusnya mengurus

rakyatnya dengan baik bukan hanya memiliki niat untuk tetap mempertahankan

kekuasaannya saja dan merugikan rakyat demi kepentingan mereka sendiri.

Kebijaksanaan untuk segera menyelesaikan kasus Munir pun dapat menunjukan

kepada rakyat bahwa hukum di Indonesia bisa ditegakkan hal inilah yang mungkin

harus segera pemerintah lakukan demi mendapatkan kepercayaan rakyat bahwa

masih adanya keadilan disuatu negara. Bukan hanya sesumbar Hjanji yang sering

mereka lakukan ketika masih mencaji calon wakil rakyat.

6
Dewantara, A. (2014). Kasus Pelanggaran Ham Pembunuhan Munir Said Thalib”. Jurnal Baris, Vol 1-
8.

7
B. Pelanggaran HAM yang Tak Kunjung Usai

Kasus HAM yang dialami seorang pejuang aktivis Munir Said Thalib

merupakan bukti yang tidak bisa di indahkan mengenai bagaimana hari lemahnya

penyeleseaian pemerintah mengenai kasus HAM di Indonesia .Sebaiknya dalam

kasus Munir Said Thalib dijadikan pembelajaran dan refelksi bagaimana hari ini kita

sama-sama mengugurkan kegiatan-kegiatan yang bersifat otoriter karena pada

dasarnya setiap warga negara berhak mendapat kebenaran, hak untuk hidup,hak

keadilan secara penuh dan hak rasa aman untuk tinggal di negaranya. Dimana dalam

hal ini Indonesia menganut system demokrasi yang mana setiap warganya dapat

memberikan kontribusinya dan hak yag sama untuk menjunjung tinggi nilai Ham

bagi seluruh warga negara indionesia yang masih hidup dinegaranya.

Pemerintah yang masih belom secara tegas mengatasi kasus pelanggaran HAM

yang ada di Indonesia karena memang peraturang yang mengatur mengenai kasus

begitu rumit dan Panjang dalam kasus hak asasi manusia tersebut.7 Kemudian

kebijakan pemerintah yang tidak displin dalam melaksankan Undang-undang yang

telah dirancang bahkan ditetapkan sehingga masih banyak seklai kelonggaran dan

peraturan yang tidak sesuai dengan kasus HAM yang terjadi di Indonesia. Kasus

Munir Said Thalib merupakan kasus yang dikaitkan dengan pemerintah karena

mengungkap mengenai Hak asasi manusia sehingga pemerintah dinilai sengaja

menyembunyikan “keburukan” pemerintah sebelumnya agar citra baik pemerintahan

tidak tercemar tentang hak asasi manusia, dan UU No. 26 Tahun 2000. 8

Penjelasan diatas bertolak belakangan denga napa yang dialami oleh seorang

Munir Said Thalib sebagaia warga negara Indonesia yang hanya ingin menjunjung
7
Afriyanti, I. (2013). Manat Cerpen Klup Solidaritas Suami Hilang Dan Aku Membunuh Munir. Jurnal
Bastra , 12.
8
Marzuki, S. (2012). Pengadilan Ham Di Indonesia. Jakarta: Erlangga.

8
tinggi hak dan kewajiban pemerintah bagi warga negaranya pada pemerintahan orde

baru, Sehingga dengan terbunuhnya Munir Said Thalib jelas merupakan kasus

pelanggaran HAM. Jika kita liat negara menurut Aristoles dan Plato, Indonesia

merupakan bentuk negara yang konstitusinya tidak ideal karena menganut paham

demokrasi. 9

Demokarasi itu sendiri dikatakan oleh Plato tidak ideal karena sistemnya yang

memberikan kebebasan. Kebebasan yang dikatakan ini adalah tidak adanya hukum,

rakyat yang memerintah dan mementingkan kepentingan serta keperluan diri sendiri.

Yang menyebabkan semua orang bebas berbuat semaunya tanpa rasa takut jika kelak

dituntut oleh hukum. Demokrasi semakin lemah karena tidak dipimpin oleh seorang

yang bijaksana, sehingga menyebabkan negara menjadi kacau. Seharusnya yang

terjadi disini adalah negara Demokrasi harusnya mementingkan HAM yang

seharusnya bisa memberikan hukum keadilan yang baik untuk kasus kematian

Munir, karena hal ini termasuk dalam pelanggaran hak asasi manusia. Akan tetapi

sepertinya dalam hal ini pemerintah juga ikut andil dalam menangani kasus ini, sebab

mereka mengangap Munir memiliki bukti penting tentang khasus-khasus HAM yang

terjadi di Indonesia. Beberapa pelaku yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan

Munir yang telah diketahui pun ditangkap. Karena dalam kasus itu disebutkan bahwa

pelaku memang dengan sengaja membunuh aktivis Munir. Tetapi tidak adanya

orientasi hukum yang jelas menyebabkan rakyat menjadi anarkis, banyak yang
10
menuntut kejelasan dari kematian aktivis Munir yang sebenarnya.

9
Undang-Undang Nomor . 39 Tahun 1999
10
Riyadi, E. (2018). Hukum Hak Asasi Manusia Perspektif Interasional, Regional Dan Nasional. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

9
Akan tetapi sepertinya negara dengan sengaja menutup kasus tersebut tanpa

kejelasan yang pasti. Karena kelemahan hukum di Indonesia menyebabkan kasus

tersebut menjadi semakin tidak jelas dan lama kelamaan dilupakan. Karena

kepentingan dari perseorangan yang memiliki jabatan lebih dalam negara

menyebabkan kasus ini diperlambat dan dipersulit kejelasannya. Karena kepentingan

perseorangan tersebutlah yang membuat hukum di Indonesia semakin lemah

Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan oleh mayoritas yang

menyebabkan kaum minoritas akan kalah. Dalam hal ini juga dapat ditarik

kesimpulan karena Munir adalah salah satu aktivis HAM yang berpengaruh dalam

penentangan orde baru yang dipimpin oleh presiden Soeharto yang menyebabkan

kasusnya menjadi lemah. Soeharto dikenal sebagai presiden kedua RI yang tegas dan

dapat memimpin negara Indonesia paling lama yaitu ± 32 tahun lamanya. Tidak ada

yang berani menentangnya karena sekali seseorang berani menyatakan menentang

maka yang terjadi akan mendapat ancaman mati. Semua pengiat HAM dalam masa

rezim otoriter Soeharto dan tentara tentunya sadar akan resiko itu. Soeharto

cenderung dalam golongan kelompok mayoritas menyebabkan kasus kematian Munir

yang cenderung kedalam golongan kelompok minoritas menjadi kalah dan tidak

jelas. Kelompok golongan berkuasa yang terlalu menjunjung tinggi kekuasaannya

membuat mereka melupakan amanat rakyat. Mereka melupakan fakta bahwa

rakyatlah yang memiliki andil penuh dalam negara Demokrasi. 11 Munir adalah salah

satu dari sekian banyaknya rakyat Indonesia yang berusaha memperjuangkan hak

asasi manusia di negaranya. Presiden Soeharto yang bertindak semena-mena

membuat Munir memiliki tekat kuat untuk memperjuangkan HAM di Indonesia.

11
Undang Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban

10
Tetapi hal itu semata-mata tidaklah membuat para penguasa terkesan justru yang

terjadi adalah sebaliknya Munir mendapatkan banyak pertentangan dari orang atas

yang tidak menyukai perjuangan HAM yang dilakukan olehnya, sehingga hal ini lah

yang sebenarnya memicu para penguasa banyak yang ingin mencelakakannya

bahkan sampai berakibat kematian. Banyaknya motif terselubung yang membuat

Munir memang sengaja dibunuh. Diantarannya adalah Munir dianggap memiliki

data-data penting negara tentang pelanggaran HAM dan juga pembunbuhan Munir

dikaitkan dengan pembantaian terorisme pada tahun 2004 menjadi agen nasional.

Pembebasan pidana para tersangka membuat kasus ini kembali gelap dan tidak

ada arah yang pasti. Padahal banyak bukti dan saksi yang telah ditunjukan tetapi

sepertinya hal itu tidak dilihat sebagai masalah yang serius oleh Makamah Agung.

Pollycarpus merupakan tersangka utama dalam kasus pembunuhan Munir pun

dibebaskan dari segala dakwaan karena tidak adanya bukti kuat yang dapat

menyatakan jika ialah yang telah dengan sengaja membunuh Munir. Hanya kasus

pemalsuan surat tugasnya lah yang membuat Pollycarpus mendapat hukuman pidana

penjara. Ketidakadilan hukum dan ketidakseriusan pihak pemerintah dalam

menangani hal ini yang menimbulkan kasus ini semakin suram. Jika ada ketegasan

hukum maka kasus Munir mungkin akan segera terungkap. Seharusnya hukum

dikedepankan agar dapat mencegah penyelewengan para golongan atas yang paling

berkuasa,12

Negara dibangun untuk bersama akan tetapi banyak masyarakat yang tertindas

oleh kalangan atas, karena hukum yang tidak bisa berpihak pada kaum kalangan

bawah. Dalam pandangan aristoles dan pluto mengenai negara demokrasi tentang

12
Soehino. (2013). Hak Asasi Manusia Perkembangan Pengaturan Dan Pelaksanaan Hak Asasi Manusia
Di Indonesia. Yogyakarta: Bpfe- Yogyakarta .

11
HAM pemerintah pada jaman bapak SBY pernah melakukan Tindakan yakni

membentuk komitmen pemerintah dalam menegakkan supremasi hukum, pada

tanggal 23 Desember 2004 yang dipimpim oleh Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono membentuk Tim Pencari Fakta (selanjutnya disebut TPF) berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 111 tahun 2004 dan dimana peranggkat anggota yan

terlibat dalam hal ini dalah masyarakat sipil dan berfungsi membantu kelancaran

Polri dalam menuntaskan kasus terbunuhnya pejuang HAM yakni Munir Said Thalib.

Setelah melalui beberapa kendala, team Pencarian Fakta mulai bekerja efektif pada

Januari 2005. Sejak disahkannya, pada saat 3 bulan pertama masa kerjanya, Team

Pencarian Fakta telah berhasil mengungkapkan faktafakta keikutsertaan seorang co-

pilot maskapai terkait atau maskapai penerbangan Nasional PT Garuda Indonesia,

dalam penyelesaian kasus pembunuhan Munir. TPF juga berhasil menjelaskan fakta-

fakta keikutsertaan agensi management Garuda dalam kasus kejahatan tersebut.

Sampai pada tahap ini TPF sudah menyerahkan temuan-temuan mereka kepada Tim

Penyidik. Pada 3 (tiga) bulan kedua sekaligus masa terakhir tugasnya, TPF

mengembangkan semua temuan-temuan yang sudah di dapat sebelumnya dan

berhasil mengidentifikasi adanya hubungan antara tersangka Pollycarpus Budihari

Priyanto (selanjutnya disebut PBP) dengan Badan Intelijen Negara (selanjutnya

disebut BIN) Dimasa akhir kerjanya,. Laporan TPF memuat 3 poin rekomendasi

untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah, isi rekomendasi tersebut yaitu: 13

1. Pembunuhan Munir Said Thalib merupakan kasus yang melibatkan 2 orang saja.

Sehingga yang terlibat dalam kasus Pembunuhan Munir Said Thalib harus

diperiksa secara Intens

13
Marzuki, S. (2012). Pengadilan Ham Di Indonesia. Jakarta: Erlangga.

12
2. Proses dalam pengusutan kasus pejuang HAM yakni munir terhalang oleh

beberapa factor internal yakni POLRI sehingga Langkah -langkah yang pasti

berupa pengumpulan rekam kerja Polri dalam penanganan kasus Munir Said

Thalib.

3. Perlu adanya pembentukan Lembaga khusus yang berada dibawah tanggung

jawab Presiden untuk melanjutkan Langkah-langkah yang ditempuh oleh Team

Pencarian Fakta sebagai bentuk komitmen berkelanjutan dari Presiden untuk

mengungkap kasus Munir Said Thalib ini.

Penjelasan singkat mengenai kasus pembunuhan Munir diatas jelas

mempertontonkan proses pengungkapan kasus Munir Said Thalib yang hanya

mengulang sejarah saja. Proses hukum yang ditempuh pun meragukan karena tidak

mampu menyeret aktor utama dalam kasus ini ke meja pengadilan, sehingga tidak

terciptanya hukum yang pada hakikatnya harus bertumpu pada keadilan yanga mana

keadilan ini keadilan bagi seluruh masyarakat dan hukum yang adil pun akan

menjadi produk yang sia-sia jika pada tidak terwujudnya keadilan masyarakat.

Dalam hukum sendiri memiliki tuuan yakni mengatur masyarakat secara adil dan

keadilan itu harus dilaksanakan oleh pemerintah dan suatu negara memiliki

kekuasaan untuk mentertibkan masyarakat, untuk dapat taa pada reaturan yang

ditetapkan Hukum dapat berjalan sebagaimana mestinya apabila adanya kekuasaan,

akan tetapi kekuasaan yang tidak boleh melanggar hak-hak dan kepentingan

individu, karena fungsi hukum juga ialah sebagai perlindungan bagi kepentingan

manusia. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Philipus M. Hadjon bahwa

pengertian perlindungan hukum bagi rakyat berkaitan dengan rumusan yang dalam

kepustakaan bahasa Inggris berbunyi “legal protection of the individual in relation to

13
acts of administrative authorities” dan dalam kepustakaan bahasa Belanda

“rechtsbescherming van de burgers tegen de overhead”. Secara ketatabahasaan,

dalam bahasa asing atau ingris kata perlindungan disebut dengan protection

Perlindungan hukum menemukan relevansinya dalam konteks negara hukum. Dalam

konteks negara Indonesia, negara hukum seharusnya selaras dengan Pancasila

sebagai tonggak atau landasannya sehingga dengan sendirinya akan terwujud

perlindungan hukum bagi masyarakat karena pengakuan akan harkat dan suatu

martabat secara unsur melekat pada nilai-nilai Pancasila.

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang prosedur Perlindungan

Korban dan Saksi Dalam Pelanggaran HAM Berat, perlindungan hukum yakni suatu

bentuk pelayanan public yang ada di dalam pemerintah untuk memberi rasa aman

dari golongan mana saja ,di pengadilan. 14

Suatu perlindungan dapat dikatakan benar -benatr sebagai perlindungan apabila

mengandung nilai-nilai sebagai berikut yaitu :

1. Terdapat unsur pengayoman dari peran pemerintah terhadap warganya

2. Hukum atau jaminan atas hukum yang diterimanya

3. Hak-hak atas warga negara Indonesia

4. Terdapat saksi hukuman bagi siapa saja yang melanggarya tanpa pandang bulu.

Suatu perselisihan tentang nilai-nilai atau suatu tuntunan berkenaan tentang

status,kuasa, dan sumber dari kekayaan yang mana penyedianya tidak memenuhi

oleh pihak-pihak yang beselisih yang tidak bermaksud untuk memperoleh barang

yang ia inginkan melaikan juga memojokan,merugikan atas mengahancurkan lawan

mereka .”Dari hal ini kita mengambil teori konflik ini karena dalam kasus kematian

14
Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999

14
Munir merupakan konflik antara Munir dan para aktivis HAM dengan para kalangan

atas atau penguasa. Para pengiat HAM banyak yang tidak sepaham dengan tindakan

pemerintah. Bermaksud untuk mendapatkan keadilan untuk masyarakat tetapi

tindakan seperti itulah yang dianggap melawan dan patut untuk disingkirkan

keberadaannya. Konfik Munir pun sampai sekarang tidak pernah ada penyelesaian

bahkan sepertinya para pemimpin dengan sengaja tidak ingin menangani kembali

kasus ini. 15

“Konflik adalah perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutantuntutan

berkenaan dengan status, kuasa, dan sumber-sumber kekayaan yang penyediaannya

tidak mencukupi, dimana pihak-pihak yang sedang berselisih tidak hanya bermaksud

untuk memperoleh barang yang diinginkan, melainkan juga memojokkan,

merugikan, atau menghancurkan lawan mereka.” Dari sini dapat mengambil teori

konflik ini karena dalam kasus kematian Munir merupakan konflik antara Munir dan

para aktivis HAM dengan para kalangan atas atau penguasa. Para pegiat HAM

banyak yang tidak sepaham dengan tindakan pemerintah. Bermaksud untuk

mendapatkan keadilan untuk masyarakat tetapi tindakan seperti itulah yang dianggap

melawan dan patut untuk disingkirkan keberadaannya. Konfik Munir pun sampai

sekarang tidak pernah ada penyelesaian bahkan sepertinya para pemimpin dengan

sengaja tidak ingin menangani kembali kasus ini. Banyak teka-teki dalam hal ini

mereka para kalangan kaum atas yang tidak ingin kekuasaanya hancur terlibat

berusaha keras untuk menuntupi kebenaran yang ada pada kasus kematian Munir

yang sebenarnya. Para golongan penguasa merasa perlu mempertahankan


15
Riyadi, E. (2018). Hukum Hak Asasi Manusia Perspektif Interasional, Regional Dan Nasional. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

15
kekuasaannya walaupun harus menghancurkan mereka yang sekiranya menggangu.

Termasuk Munir yang mereka rasa termasuk orang yang mungkin mengancam

kekuasaan mereka pun juga menjadi korbannya. Jika memang kematian Munir

hanyalah kasus pembunuhan biasa seharusnya masalah itu sudah terselesaikan atau

seharusnya pemerintah serius dalam menanganinya sejak lama mungkin kasus itu

juga sudah terselesaikan. Mungkin para kaum atas berpendapat bahwa Munir

memang sudah seharusnya disingkirkan agar mereka tetap berkuasa tanpa ada orang

yang mengancam kekuasaan mereka tersebut. Seharusnya para penguasa sadar

bahwa negara Indonesia sebenarnya adalah negara pengurus. Mereka seharusnya

mengurus rakyatnya dengan baik bukan hanya memiliki niat untuk tetap

mempertahankan kekuasaannya saja dan merugikan rakyat demi kepentingan mereka

sendiri. .16Bagaimanapun juga warga negara adalah tanggungan dari negara yang

seharusnya dipastikan Hak dan Kewajibanya sehinggga ia merasa aman dan tentram

tinggal di Indonesia. 17

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

HAM adalah anugerah yang diberikan Allah SWT umtuk umat manusia dan

tak ada satupun orang pun yang dapat mengganggu secara permanen , bahkan

sebesar pemerintah. Jadi sudah seharusnya aparat negara memaparkan apa yang

seharusnya rakyat miliki yang diantaranya adalah hak keadilan dan hak kebenaran

negara yang bukan hanya tempat tinggal untuk warganya tetapi menjadi penjamin

16
Riyadi, E. (2018). Hukum Hak Asasi Manusia Perspektif Interasional, Regional Dan Nasional. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
17
Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta, LP3M UMY,
hal 216

16
secara penuh atas Hak dan kewajibanya sebagai mestinya dan kita sama memiliki

perlindungan atas negara tidak ada yang dikurang atau dilebihka semua sama dimata

hukum01.

B. Saran

Apakah hari ini bahkan sampai hari ini Indonesia akan melahirkan kasus-kasus

munir selanjutnya dimana hak dan kewajiban di tekan dan tidak didengar Jika

memang kematian Munir hanyalah kasus pembunuhan biasa seharusnya masalah itu

sudah terselesaikan atau seharusnya pemerintah serius dalam menanganinya sejak

lama mungkin kasus itu juga sudah terselesaikan.Kebijakan pemerintah mengenai

kasus HAM yang terus bergilir dan tidak menemukan titik terang adalah bukti bahwa

Indonesia masih belom mengungkapan kebenaran yang semestinya.

17
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Gunawan Yordan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern,
Yogyakarta, LP3M UMY,
Ihsan, Y. W. (1990). Laporan Keadaan Hak Asasi Manusia Di Indonesia. Tahun 1989.
Jakarta: Yayasan Bantuan Lembaga Hukum.
Laura, M. F. (2015). Hak Asasi Tersangka Pidana. Jakarta: Prenada Media Group.
Marzuki, S. (2012). Pengadilan HAM di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Munir , F., & Laura, S. (2015). Hak Asasi Tersangka Pidsns . Jakarta: Prenada Media
Group.
Riyadi, E. (2018). Hukum Hak Asasi Manusia Perspektif Interasional, Regional Dan
Nasional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Soehino. (2013). Hak Asasi Manusia
Perkembangan Pengaturan Dan Pelaksanaan Hak Asasi Manusia Di Indonesia.
Yogyakarta: Bpfe- Yogyakarta .
JURNAL
Dewantara, A. (2014). Kasus Pelanggaran Ham Pembunuhan Munir Said Thalib”.
Jurnal Baris, Vol 1-8.
Noor Fitriana, E. (2019). Dekonstruksi Dalam Cerpen Monolog "Aku, Pembunuh
Munir" Karya Seno Gumira Ajidarma. Jentera.Vol 1-9
Afriyanti, I. (2013). Manat Cerpen Klup Solidaritas Suami Hilang Dan Aku Membunuh
Munir. Jurnal Bastra , Vol1-12.
Kenjiro, J., Tri Angga, A., & Agus Santoso, A. (2020). Hak Asasi Manusia Ditinjau
Dari Segi Keadilan. Hubisintek , Vol 1-5
Lembar Penilaian :

No Nama UK 1 UK Final Persentase Keterangan


Mahasiswa Bekerja (0-
100)
20170610055 Melati Ya ya 100 Mengerjakan
maharani membantu
mencari
refrensi dan
mengetik
20170610449 M.Nur ya ya 100 Mengerjakan
Iskandar membantu
Arnel mencari

18
refrensi dan
mengetik

19

Anda mungkin juga menyukai