Tulisan Ilmiah Salah Satu dari 12 Kasus Pelanggaran Ham yang Berat di
Masa Lalu yang Menurut KOMNAS HAM Belum Terselesaikan.
B. Pembahasan
Munir Said Thalib Munir adalah seorang aktivis hak asasi manusia yang
sangat dikenal dan dihormati di Indonesia. Dia aktif dalam memperjuangkan hak
asasi manusia dan sering kali mengkritik tindakan pelanggaran hak asasi manusia
oleh pemerintah Indonesia. Kematian Munir Pada tanggal 7 September 2004,
Munir meninggal dalam penerbangan Garuda Indonesia GA974 dari Jakarta
menuju Amsterdam. Awalnya, kematian ini dianggap sebagai kematian alami
karena serangan jantung. Namun, pemeriksaan lebih lanjut mengungkap bahwa
Munir meninggal karena keracunan arsenik. Investigasi dan Penuntutan Kematian
Munir memicu kemarahan dan kecurigaan luas di Indonesia dan internasional.
Sejumlah pihak, termasuk keluarga Munir dan organisasi hak asasi manusia,
mendesak untuk penyelidikan mendalam. Setelah penyelidikan yang panjang dan
kontroversial, Pollycarpus Budihari Priyanto, seorang mantan pegawai Garuda
Indonesia, dihukum atas keterlibatan dalam pembunuhan Munir pada tahun 2008.
Ia dinyatakan bersalah karena meracuni Munir dengan arsenik. Meskipun
Pollycarpus Budihari Priyanto dihukum, banyak yang percaya bahwa ada
konspirasi yang lebih luas di balik pembunuhan Munir.
C. Penutup
Ketika HAM tercipta maka ia seperti tangan Tuhan dalam bentuk kalimat
yang memberikan perlindungan secara penuh. Tidak ada satupun yang boleh
mengganggu HAM manusia meskipun sekelas pemerintah. Sudah seyogyanya
pemerintah paham terkait urgensi dari HAM tersebut, dimana dalam HAM
terdapat keadilan dan kebenaran yang harus ditegakkan. Bukan malah sebaliknya,
menurut penulis, kasus HAM Munir memperlihatkan arogansi pemerintah kepada
masyarakat, bahwa mereka bukan mengayomi namun malah memberikan tekanan
penuh terhadap kekuasaan yang mereka miliki. Ibarat transaksi jual beli, mereka
telah membeli hukum yang ada di Indonesia. Mengusut kasus Munir hingga tuntas
rasa-rasanya hanyalah sebuah hal tidak penting bagi mereka. Padahal, Negara
menjamin terkait perlindungan kepada warga negaranya yang tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang prosedur Perlindungan
1
Riyadi, E. (2018). Hukum Hak Asasi Manusia Perspektif Internasional, Regional Dan Nasional.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
2
Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta, LP3M
UMY, hal 216
Korban dan Saksi Dalam Pelanggaran HAM Berat, perlindungan hukum yakni
suatu bentuk pelayanan public yang ada di dalam pemerintah untuk memberi rasa
aman dari golongan mana saja, di pengadilan. Suatu perlindungan dapat dikatakan
benar-benar sebagai perlindungan apabila mengandung nilai-nilai sebagai berikut
yaitu :
1. Terdapat unsur pengayoman dari peran pemerintah terhadap warganya
2. Hukum atau jaminan atas hukum yang diterimanya
3. Hak-hak atas warga negara Indonesia
4.Terdapat saksi hukuman bagi siapa saja yang melanggarnya tanpa pandang bulu.
Namun, pada kasus pelanggaran HAM masa lampau terhadap Munir tidak
ada satupun poin diatas yang terealisasikan, dimana Pada tanggal 31 Desember
2008, majelis hakim menjatuhkan vonis bebas kepada Muchdi Pr atas
keterlibatannya dalam pembunuhan Munir Said Thalib. Padahal, dalam proses
persidangan Muchdi PR memberikan keterangan yang tidak sesuai dari awal
sampai akhir dan beberapa kali berperilaku kurang sopan. Usaha para jaksa untuk
memecahkan kasus pembunuhan dan menuntut pelaku pembunuh kandas di
tangan majelis hakim PN Jakarta Selatan yang diketuai Suharto. Gambaran
tersebut menjadi indikator betapa lemahnya penyelesaian pemerintah mengenai
kasus HAM di Indonesia. Otoritas pemerintah membuat hukum yang seharusnya
suci justru menjadi ternoda dengan kepentingan oknum tertentu. Sehingga,
Indonesia sebagai negara demokrasi seperti tulisan sampah diatas kertas. Jika
pemerintah tidak melakukan ketegasan maka cepat atau lambat akan terjadi
kasus-kasus pelanggaran HAM, akan terdapat Munir Munir baru yang tidak
memperoleh indahnya demokrasi dan keadilan. Jadi sudah seharusnya aparat
negara memaparkan apa yang seharusnya rakyat miliki yang diantaranya adalah
hak keadilan dan hak kebenaran negara yang bukan hanya tempat tinggal untuk
warganya tetapi menjadi penjamin secara penuh atas Hak dan kewajiban sebagai
mestinya dan kita sama memiliki perlindungan atas negara tidak ada yang
dikurangi atau dilebihkan semua sama dimata hukum.