Grace Jaselyn Siburian1), Joy Cathrine Okta Kasih2), Ladyna Velisa Ginting3), Lia Kristiani
Manihuruk4), Nazwa Aiska Purba5)
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Medan.
ABSTRAK
Jurnal ini mendalami kasus pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said
Thalib di Indonesia sebagai studi kasus pelanggaran HAM berat. Dalam mengkaji peristiwa
ini, penulis mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang memengaruhi penegakan hukum,
termasuk keterlibatan aktor-aktor politik dan lembaga penegak hukum. Hasil analisis
menunjukkan bahwa kasus Munir mencerminkan tantangan serius dalam upaya mencapai
keadilan dan akuntabilitas dalam sistem hukum Indonesia. Selain itu, jurnal ini mengulas
dampaknya terhadap kesadaran HAM, tekanan internasional, tuntutan reformasi hukum,
perlindungan aktivis HAM, pengungkapan kebenaran, dan perlunya pengawasan masyarakat
sipil yang lebih kuat dalam mendorong perubahan positif. Kesimpulannya, kasus Munir
menggaris bawahi pentingnya reformasi hukum dan penegakan hukum yang lebih kuat untuk
memastikan perlindungan HAM dan keadilan di Indonesia.
ABSTRACT
This journal explores the murder case of Human Rights (HAM) activist Munir Said
Thalib in Indonesia as a case study of serious human rights violations. In examining this
incident, the author identified key factors that influenced law enforcement, including the
involvement of political actors and law enforcement agencies. The results of the analysis
show that Munir's case reflects serious challenges in efforts to achieve justice and
accountability in the Indonesian legal system. In addition, this journal reviews its impact on
human rights awareness, international pressure, demands for legal reform, protection of
human rights activists, truth disclosure, and the need for stronger civil society oversight in
encouraging positive change. In conclusion, Munir's case underlines the importance of legal
reform and stronger law enforcement to ensure the protection of human rights and justice in
Indonesia.
1
I. PENDAHULUAN khususnya dalam pelanggaran HAM
sendiri. Seperti Pepatah runcing ke bawah
Hak warga negara adalah seperangkat tumpul ke atas merupakan istilah bagi
hak yang melekat dalam diri manusia pelanggaran HAM yang hanya berlaku
dalam kedudukannya sebagai anggota dari kepada orang-orang lemah tetapi tidak
sebuah negara. Hak asasi sifatnya berlaku orang-orang yang berkedudukan
universal, tidak terpengaruh status tinggi untuk terlepas dari jeratan hukum.
kewarganegaraan seseorang. HAM atau Kasus kematian Munir merupakan contoh
Hak Asasi Manusia adalah hak yang refleksi kasus HAM yang ada di Indonesia
melekat pada diri setiap manusia sejak bagaimana kebijakan - kebijakan
awal dilahirkan yang berlaku seumur pemerintah yang masih terlihat jelas
hidup dan tidak dapat diganggu gugat mememtingkan kepentingan sendiri dan
siapa pun. Sebagai warga negara yang baik tidak mementingkan kepentingan
kita mesti menjunjung tinggi nilai hak masyakarakat Indonesia. Indonesia
asasi manusia tanpa membeda-bedakan seharusnya benar-benar memperhatikan
status, golongan, keturunan, jabatan, dan hak keadilan hak merasa aman dan hak
lain sebagainya. Hak Asasi Manusia individu karena ini termasuk dari
merupakan suatu hasil perjuangan yang pertanggungjawaban bagi setiap negara.
sejak dahulu sampai sekarang terus
diperjuangkan agar mendapat tempat Tujuan dari jurnal ini adalah untuk
sebagaimana mestinya. Hak Asasi mengulas pemberlakuan hukum dan
Manusia ialah hak yang dimiliki manusia pelanggaran HAM dari kasus tersebut,
dari lahir dan Negara mempunyai menggambarkan kronologi kejadian, dan
tanggung jawab untuk melindungi hak dampak kasus ini terhadap hak asasi
asasi setiap individu tersebut. manusia di Indonesia. Jurnal ini juga
bertujuan untuk menyebarkan informasi
Belajar dari peristiwa di masa lalu, dan membangkitkan kesadaran tentang
Salah satunya adalah kasus pembunuhan pentingnya keadilan dan penegakan hak
terhadap aktivis HAM dan juga salah satu asasi manusia di masyarakat.
tokoh pejuang HAM di Indonesia, yaitu
Munir Said Thalib (Munir). Sosok pejuang II. TINJAUAN LITERATUR
yang terkenal dengan kegigihannya dalam
memperjuangkan HAM ini pada tanggal 7 II.1. KONSEP DAN PRINSIP HAK
September 2004 dinyatakan tewas diracun ASASI MANUSIA (HAM)
didalam pesawat Garuda saat sedang Pembicaraan tentang Hak Asasi
melakukan perjalanan ke Singapura- Manusia (HAM) tidak terlepas dari adanya
Amsterdam untuk melanjutkan studi S2 pengakuan terhadap adanya hukum alam
bidang hukum humaniter di Universitas (natural law) yang merupakan cikal bakal
Utrecht, Belanda. Kasus Munir merupakan munculnya Hukum HAM. Menurut G.
kasus dari banyaknya Kasus HAM yang Singer sebagaimana yang dikutip oleh
ada di indonesia. Yang sampai saat ini Dede Rosyada menyatakan, bahwa
belum menemukan titik terang dalam "hukum alam merupakan suatu konsep dari
kasusnya dalam hal ini kita kita melihat prinsip-prinsip umum moral dan sistem
bagaimana kasus HAM harus di perkuat keadilan dan berlaku untuk
2
seluruh umat manusia". Awal individual. Hak-hak ini menjamin suatu
perkembangannya, HAM dipahami ruang kebebasan di mana individu
semata-mata sebagai hak atas kebebasan sendirilah yang berhak menentukan dirinya
(freedom). Menurut John Locke bahwa sendiri.
jika dilihat dari sudut pandang negatif,
maka munculnya HAM seperti berniat b) Generasi Kedua Hak Asasi
menghalau campur tangan (intervensi) Manusia
yang tidak diinginkan terhadap kehidupan “Persamaan” atau “hak-hak generasi
pribadi. Hak asasi manusia adalah hak-hak kedua” diwakili oleh perlindungan bagi
yang dimiliki manusia semata-mata karena hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak-
ia manusia. hak ini muncul dari tuntutan agar negara
Umat manusia memilikinya bukan menyediakan pemenuhan terhadap
karena diberikan kepadanya oleh kebutuhan dasar setiap orang, mulai dari
masyarakat atau berdasarkan hukum makan sampai pada kesehatan. Hak-hak
positif, melainkan semata mata generasi kedua pada dasarnya adalah
berdasarkan martabatnya sebagai tuntutan akan persamaan sosial. Hak-hak
manusia.Dalam arti ini, maka meskipun ini sering pula dikatakan sebagai “hak-hak
setiap orang terlahir dengan warna kulit, positif ”. Yang dimaksud dengan positif di
jenis kelamin, bahasa, budaya dan sini adalah bahwa pemenuhan hak-hak
kewarganegaraan yang berbeda-beda, ia tersebut sangat membutuhkan peran aktif
tetap mempunyai hak-hak tersebut. Inilah negara.
sifat universal dari hak-hak tersebut. Selain c) Generasi Ketiga Hak Asasi
bersifat universal, hak-hak itu juga tidak Manusia
dapat dicabut (inalienable). Artinya
seburuk apapun perlakuan yang telah “Persaudaraan” atau “hak-hak generasi
dialami oleh seseorang atau betapa pun ketiga” diwakili oleh tuntutan atas “hak
bengis nya perlakuan seseorang, ia tidak solidaritas” atau “hak bersama”. Hak-hak
akan berhenti menjadi manusia dan karena ini muncul dari tuntutan gigih negara-
itu tetap memiliki hak-hak tersebut. negara berkembang atau Dunia Ketiga atas
Dengan kata lain, hak-hak itu melekat tatanan internasional yang adil. Melalui
pada dirinya sebagai makhluk insani. tuntutan atas hak solidaritas itu, negara-
negara berkembang menginginkan
a) Generasi Pertama Hak Asasi terciptanya suatu tatanan ekonomi dan
Manusia hukum internasional yang kondusif bagi
“Kebebasan” atau “hak-hak generasi terjaminnya hak-hak berikut:
pertama” sering dirujuk untuk mewakili hak atas pembangunan
hak-hak sipil dan politik, yakni hak-hak hak atas perdamaian
asasi manusia yang “klasik”. Hak-hak
hak atas sumber daya alam
generasi pertama itu sering pula disebut
sendiri
sebagai “hak-hak negatif ”. Artinya tidak
hak atas lingkungan hidup yang
terkait dengan nilai-nilai buruk, melainkan
baik
merujuk pada tiadanya campur tangan
terhadap hak-hak dan kebebasan
3
hak atas warisan budaya disiram dengan air keras oleh dua orang
sendiri. penyerang pada 11 April 2017. Kasus
pembunuhan Novel Baswedan di
Prinsip-prinsip HAM yang dapat kita lihat Indonesia memiliki dampak yang
yaitu sebagai berikut: signifikan terhadap perkembangan hak
1. Saling Bergantung asasi manusia (HAM). Kasus pembunuhan
(Interdependence) Novel Baswedan mempengaruhi
perkembangan hak asasi manusia di
Artinya, hak asasi manusia Indonesia dengan menyoroti perlindungan
menunjukkan bahwa pemenuhan suatu hak terhadap pekerja lembaga anti-korupsi dan
asasi manusia bergantung pada pemenuhan pentingnya penegakan hukum yang adil
hak lainnya. dan transparan. Kasus ini juga
2. Tak Terbagi (Indivisibility) menunjukkan perlunya reformasi dalam
sistem hukum dan penegakan hukum di
Hak asasi manusia tidak bisa dipisah- Indonesia untuk melindungi hak asasi
pisahkan termasuk di dalamnya adalah hak manusia dan memerangi korupsi.
sipil-politik, sosial budaya, hak ekonomi,
dan hak-hak kolektif III. METODE PENELITIAN
4
IV. ANALISIS KASUS pembunuhan berencana dan pada
Desember 2005. Jaksa Penuntut Umum
Kronologi peristiwa, Identifikasi (JPU) menuntut menuntut hukuman
Pelaku, Penyelidikan /Pegadilan dan penjara seumur hidup untuk Pollycarpus.
dugaan motif
5
Valerine JL Kriekhof dengan anggota September 2019
hakim agung Hakim Nyak Pha dan Koalisi Keadilan untuk Munir mendesak
Muchsin. Presiden Jokowi mengumumkan ke publik
dokumen hasil penyelidikan tim pencari
28 Januari 2010 fakta (TPF) kasus pembunuhan aktivis
MA menghukum Garuda Indonesia dengan HAM Munir Said Thalib. Hal itu mengacu
mewajibkan memberikan ganti rugi kepada pada Keputusan Presiden Nomor 111
istri Munir, Suciwati, lebih dari Rp 3 Tahun 2004 tentang Pembentukan Tim
miliar. Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Munir.
6
Kasus pembunuhan terhadap Aktivis terhadap kemanusiaan. Kejahatan terhadap
Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said kemanusiaan ini tercantum di Pasal 9 dari
Thalib termasuk ke dalam pelanggaran undang-undang tersebut, dan unsurnya
HAM berat. Hal ini sesuai dengan Pasal 7 sudah terpenuhi.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2000, tindak pidana pembunuhan masuk
Isi dari pasal 7 UU Nomor 26 Tahun ke dalam kategori kejahatan terhadap
2000 tentang Pengadilan Hak Asasi kemanusiaan. Pasal 340 KUHP disebut
Manusia adalah sebagai berikut: dimaksudkan sebagai kejahatan terhadap
kemanusiaan.
Pasal 7 menetapkan dua jenis
pelanggaran HAM berat, yaitu Berikut adalah isi dari Pasal 340 UU
kejahatan genosida dan kejahatan Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
terhadap kemanusiaan. Hak Asasi Manusia:
Kejahatan genosida adalah
Pasal 340 berbunyi: “Barangsiapa
perbuatan dengan maksud
dengan sengaja dan dengan rencana
menghancurkan atau memusnahkan
terlebih dahulu merampas nyawa
seluruh atau sebagian kelompok
orang lain, diancam karena
bangsa, ras, etnis, dan agama,
pembunuhan dengan rencana,
dengan cara membunuh,
dengan pidana mati atau pidana
menimbulkan penderitaan,
penjara seumur hidup atau selama
menciptakan kehidupan yang
waktu tertentu, paling lama dua
mengakibatkan kemusnahan,
puluh tahun.”
memaksakan tindakan yang
mencegah kelahiran, atau Pasal ini mengatur tentang
memindahkan anak-anak secara pembunuhan berencana yang merupakan
paksa. salah satu bentuk kejahatan terhadap
Kejahatan terhadap kemanusiaan kemanusiaan. Pelaku yang dengan sengaja
adalah perbuatan yang dilakukan dan direncanakan terlebih dahulu
sebagai bagian dari serangan yang merampas nyawa orang lain dapat dikenai
meluas atau sistematik yang hukuman mati, pidana penjara seumur
ditujukan secara langsung terhadap hidup, atau pidana penjara selama waktu
penduduk sipil, dengan cara tertentu, paling lama dua puluh tahun.
membunuh, memusnahkan,
memindahkan secara paksa, VI. DAMPAK DAN IMPLIKASI
menahan secara sewenang-wenang,
VI.1. DAMPAK KASUS MUNIR
menyiksa, memperkosa,
TERHADAP HAM DI INDONESIA
menjadikan budak seksual,
memaksa kehamilan atau Hak Asasi Manusia atau HAM adalah
sterilisasi, atau bentuk kekerasan satu hak dasar manusia tanpa memandang
lainnya. ras, suku, agama, status sosial dan jenis
kelamin yang bersifat mutlak dan tidak
Pasal 7, salah satu pelanggaran hak
bisa diganggu gugat. Dalam undang-
asasi manusia yang berat adalah kejahatan
7
undang kita menegaskan bahwa HAM muncul rasa yang tidak aman bagi para
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan penggiat HAM yang memperjuangkan
dilindungi oleh Negara, pemerintah, hak-hak masyarakat di Indonesia. Rasa
hukum dan semua orang.Walaupun tegas tidak aman dan terancam bagi para aktivis
tertulis dan dijamin dalam Undang-undang HAM tentu menjadi satu masalah dalam
bahwa HAM harus dijunjung tinggi oleh kemajuan HAM di Indonesia.
semua orang, namun sampai saat ini
pelanggaran HAM terus tetap terjadi. Permintaanya tersebut dilakukan atas
Bahkan seperti sulit untuk diusut. tanggapan terhadap anggota Komnas
Beberapa kasus pelanggaran HAM yang HAM Sandrayati Moniaga yang
terjadi di Indonesia dibiarkan berlarut-larut mengatakan bahwa masih terjadi
tidak menemui titik terang seperti halnya perbedaan pendapat diantara anggota
kasus Munir. Komnas HAM untuk dapat
mengkualifikasikan kasus Munir sebagai
Respons Komnas HAM pelanggaran HAM berat.
8
Beberapa dampak dari kasus Munir media dalam mendokumentasikan dan
terhadap HAM di Indonesia adalah: mengawasi perkembangan kasus HAM,
serta menginformasikan masyarakat
1. Peningkatan Kesadaran HAM: Kasus tentang hak-hak mereka.
Munir meningkatkan kesadaran akan isu-
isu HAM di Indonesia dan menarik 7. Gerakan Masyarakat Sipil: Kasus ini
perhatian masyarakat Indonesia terhadap memotivasi kelompok-kelompok
pentingnya melindungi dan memajukan masyarakat sipil untuk berkolaborasi
HAM. dalam memerangi pelanggaran HAM dan
memajukan perlindungan HAM di
2. Tekanan Internasional: Kasus Munir Indonesia.
memicu tekanan dari komunitas
internasional terhadap pemerintah VI.2. IMPLIKASI TERHADAP
Indonesia untuk mengungkap dan SISTEM PERADILAN DAN
mengadili para pelaku di balik PENEGAKAN HUKUM DI
pembunuhan Munir. Ini menggarisbawahi INDONESIA
pentingnya mematuhi standar HAM
internasional. Sejumlah persidangan terkait kasus
Munir perlu dikaji kembali. Jika proses
3. Reformasi Institusi: Kasus ini pengadilan kasus Munir tidak dilakukan
mendorong tuntutan untuk melakukan secara benar oleh negara, maka layak
reformasi dalam lembaga penegakan kasus itu dibuka kembali sebagai kasus
hukum, khususnya dalam hal transparansi, pelanggaran HAM. Kasus pembunuhan
akuntabilitas, dan independensi. Terdapat terhadap aktivis HAM, Munir Said Thalib
permintaan untuk menghilangkan praktik- atau akrab disapa Cak Munir tak hanya
praktik pelanggaran HAM di dalam sistem mendapat perhatian masyarakat di
hukum Indonesia. Indonesia tapi juga internasional. Tercatat
ada beberapa persidangan yang telah
4. Peran Aktivis HAM: Kasus Munir telah digelar terkait kasus pembunuhan cak
mengilhami aktivis HAM di Indonesia Munir antara lain persidangan dengan
untuk lebih berani dan aktif dalam terdakwa Pollycarpus, dan persidangan
memperjuangkan hak-hak asasi manusia, dengan terdakwa Muchdi PR. Kalangan
bahkan dalam menghadapi risiko dan masyarakat sipil menilai proses pengadilan
ancaman. yang digelar itu belum memberikan
keadilan.
5. Pemberantasan Impunitas: Kasus ini
Jaksa Agung periode 1999-2001,
memicu tuntutan agar para pelaku
Marzuki Darusman, menilai kasus Munir
pelanggaran HAM, termasuk yang terlibat
belum selesai dan pengadilan yang selama
dalam pembunuhan Munir, diadili dan
ini telah digelar layak ditelaah kembali.
dihukum. Hal ini memperkuat prinsip
Mengacu pasal 1 poin 6 UU No.39 Tahun
keadilan dan penegakan hukum.
1999 tentang HAM, dia menjelaskan jika
6. Peningkatan Peran Media: Kasus Munir proses pengadilan tidak dilakukan secara
menciptakan peran yang lebih aktif bagi benar oleh negara, maka layak masalah itu
9
dibuka kembali sebagai kasus pelanggaran
HAM.
10
Rahmanto, T. Y. (2017). Prinsip Non- https://www.hukumonline.com/berita/a/ma
Intervensi Bagi ASEAN Ditinjau rzuki-darusman--negara-perlu-
Dari Perspektif Hak Asasi tetapkan-kasus-munir-sebagai-
Manusia. Jurnal HAM, 8(2), 145- pelanggaran-ham-
159. lt6359116590116/
https://news.detik.com/berita/d-
5528531/4-tahun-teror-air-keras-
novel-baswedan-bicara-
perjuangan-kebenaran
https://www.grobogan.go.id/info/artikel/55
4-ham-adalah-hak-setiap-
manusia-seumur-hidup
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6285269/sejarah-kasus-munir-
kronologi-dari-tahun-2004-
hingga-2022/amp
https://www.asumsi.co/post/61503/penunt
asan-kasus-munir-akan-jadi-
bukti-ham-dijunjung-tinggi-di-
indonesia/
11