Karya ilmiah ini dibuat dalam kegiatan pelaksanaan tugas pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan institut teknologi dan bisnis Ahmad Dahlan
BAB I
PENDAHULUAN
Kriminalitas yang ada telah menjadi suatu fenomena biasa yang sering terjadi
seiring dinamisasi kehidupan manusia berjalan, tak terkecuali pada lingkup sosial dalam
kemanusiaan, Pembully-an adalah hal lumrah yang sering kita temukan akhir akhir ini,
tidak ada negara yang bisa menghindari masyarakatnya dari tindak bullying padahal
perlakuan ini melanggar suatu hak yang diberikan manusia dalam hidupnya, yakni
kesejahteraan dan ketenangan dalam menjalani hidup manusia tersebut.
Namun adanya perkembangan aturan dalam hak asasi manusia tidak menjadikan
tindak kriminalitas itu sekejap musnah dari permukaan bahkan karena hal itu membuat
para kriminil menciptakan hal hal baru dalam tindakannya dan pastinya mereka telah
mengantisipasi resiko aturan yang telah dibuat. Maka dari itu Hak Asasi manusia yang
telah seharusnya terwujudkan pada setiap manusia lebih ditingkatkan kembali tanpa
mengenyampingkan kewajiban kewajiban seseorang dalam bernegara.
Dewasa ini penegakan hak asasi manusia pada setiap individu telah disadari oleh
hampir semua orang yang telah mencapai usia dewasanya namun keterlambatan atas
kesadaran bahwa disamping manusia memiliki hak juga memiliki kewajiban itu yang
menjadi problematika umum di masyarakat sekarang ini atau dengan bentuknya hak-hak
individu seperti misalkan hak asasi manusia pada anak serta orang tua.
Generasi lama memiliki keyakinan yang kolo atas rasa menghargai kepada yang
lebih muda, kemudian terkait dalam status kesenjangan sosial serta berbagai macam hal
yang menimbulkan perampasan hak asasi manusia ini memiliki rantai yang akarnya telah
tersebar dimana-mana, namun meskipun rantai belenggu ini tidak bisa sekaligus
dimusnahkan seluruhnya karena penyebab terjadinya hal tersebut oleh manusia itu
sendiri, oleh sebab itu pengamanan dan keadilan dari betrokan atas hak asasi manusia
sudah semestinya menjadi hal yang patut dimiliki oleh setiap individu dengan rasa
menghargai di dalamnya.
Hak asasi manusia dibentuk agar setiap individu menghargai satu sama lain, tanpa
ada dan pembedaan karena selama suatu hal itu telah hidup sebagai manusia meskipun
masih dalam bentuk janin yang baru ditiupkan roh padanya ia telah mendapat hak nya
sebagai manusia, oleh karena itu makalah ini dibuat dan dijelaskan tentang “HAK ASASI
MANUSIA” dengan tujuan agar hal tersebut dapat tersebar luas di kalangan masyarakat
tanpa pandang bulu, dan semoga dapat menjadi pelajaran baik bagi penulis maupun para
pembaca yang Budiman untuk membangun generasi Indonesia maju saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
HAM merupakan hak yang dimiliki setiap orang untuk menjamin harkat dan
martabatnya sebagai manusia dan merupakan pemberian Tuhan Yang Maha Esa bukan
merupakan pemberian negara atau pihak lain, tidak dapat dipindahkan dan dihapus dengan
alasan apapun dan kewajiban semua pihak terutama negara untuk melindungi dan
menegakan HAM. Dalam hal ini contohnya dapat kita ambil dari tindak bully-ing
sebelumnya, bahwasannya HAM yang dimiliki pada korban sudah sepatutnya ditegakkan,
namun hal ini sering kali menjadi suatu pandangan yang kurang baik Seperti akan di pandang
sebagai orang pengadu, orang yang lemah, pengecut dan sebagainya. Hal ini tentunya
memiliki dampak traumatis pada korban apalagi zaman sekarang yang semuanya
bergantung pada strata sosial yang menyebabkan kesenjangan sosial baik dalam
kesejahteraan maupun tingkat keadilan yang tersebar dimasyarakat.
konsep HAM merupakan perluasan secara horizontal generasiI, sehingga konsep HAM
mencakup juga bidang sosial, ekonomi, politik dan budaya. Konsep HAM merupakan ramuan
dari hak hukum,sosial, ekonomi, politik dan budaya menjadi apa yang disebut hak akan
pembangunan (the rigt to development).
Visi filsafat berasal dari teologi / agama-agama, yang menempatkan jati diri manusia
pada tempat yang tinggi sebagai makhluk Tuhan.
Visi yuridis-konstitusional, tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab negara
sebagai suatu nation-state.
Visi politik umumnya berwujud pelanggaran HAM, baik oleh sesama warga
masyarakat yang lebih kuat maupun oleh oknum-oknum pejabat pemerintah
Adapun konsep HAM dalam Perspektif Dimensi Perkembangan (generasi) yakni ; 1) Sarat
dengan hak-hak yuridis, seperti tidak disiksa dan ditahan, 2) Hak akan " equality before the
law" Dalam Pasal 27 ayat (1) UUD RI 1945 secara tegas telah memberikan jaminan bahwa
“segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”, 3) Hak akan
fair trial yakni peradilan yang adil dengan prinsip yang dari terbangunnya masyarakat dan
sistem hukum yang adil. Tanpa penerapan prinsip peradilan yang adil, orang – orang yang
tak bersalah akan banyak memasuki sistem peradilan pidana dan kemungkinan besar akan
masuk dalam penjara. Lalu praduga tak bersalah sebagaimana telah disebutkan dalam Pasal
8 ayat 1 UU Kekuasaan Kehakiman menerangkan bahwa setiap orang yang disangka,
ditangkap, ditahan, dituntut, atau dihadapkan di depan pengadilan wajib dianggap tidak
bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan telah
memperoleh kekuatan hukum tetap. Namun, Dalam kenyataannya, asas praduga tak
bersalah seringkali disampingkan. Misalnya, perintah tembak di tempat dalam operasi
ketertiban dan keamanan atau saat penangkapan yang dilakukan kepolisian. Contoh lainnya,
yakni pemukulan yang dilakukan petugas saat dalam penyidikan atau bukan.
HAM di bidang politik / Hak berserikat yakni berkumpul yang bertujuan damai, hak
memilih untuk ikut/tidak terlibat dalam sebuah perkumpulan, Hak berpartisipasi dalam
pemerintahan, termasuk hak terlibat dalam pemerintahan di negaranya. Pelanggaran yang
secara dominan dilakukan oleh negara yang mestinya justru bertugas untuk melindunginya.
Misalnya di Perancis, "Pernyataan hak-hak asasi manusia dan warga negara " (Declaration
des droits de l'homme et du citoyen), merupakan reaksi keras terhadap
kesewenangwenangan Raja. Salah seorang pemerhati HAM mengembangkan suatu skala
guna mengukur derajat keseriusan pelanggaran hak – hak asasi manusia Pembunuhan besar
– besaran (genosida), Rasialisme resmi, Terorisme resmi berskala besa, Pemerintahan
totaliter menolak secara sadar untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan dasar manusia,
Perusakan kualitas lingkungan (esocide) dan Kejahatan – kejahatan perang.
HAM yang ditegakkan menitik beratkan pada prinsip yang dimiliki. Berikut
penjelasan mengenai Prinsip-prinsip HAM secara umum terdapat 3 prinsip dasar HAM yaitu
Menurut pasal 1 angka 6 UU Nomor 39 tahun 1999, pelanggaran hak asasi manusia
adalah adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara
baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia
Adapun jenis pelanggaran HAM ada 2 yakni, pelanggaran HAM tidak berat, misalnya
antara lain: pemukulan, penganiayaan, pencemaran nama baik, menghalangi orang untuk
mengekspresikan pendapatnya, dan pelanggaran berat contohnya Teror merupakan bentuk
pelanggaran hak asasi manusia yang kejam (berat), karena menimbulkan ketakutan sehingga
rasa aman sebagai hak setiap orang tidak lagi dapat dirasakan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan sebelumnya maka poin poin penting yang
kita dapat akan disimpulkan sebagai berikut :
1. Hak Asasi Manusia adalah sebuah hal mendasar yang eksistensinya akan
hilang saat berpisah dari manusia tersebut begitupun sebaliknya.
2. konsep HAM merupakan perluasan secara horizontal generasiI, sehingga konsep
HAM mencakup juga bidang sosial, ekonomi, politik dan budaya
3. Visi yang digunakan dalam Prinsip HAM dalam prespektif dimensia adalah ; visi
fillsafat, Visi yuridis-konstitusional, visi politik.
4. Adapun prinsip-prinsip HAM adalah ; Prinsip keadilan ( equlity ), obyektivitas/
nonselektivitas, prinsip martabat ( Dignity ), prinsip humanitiy, Negara hukum,
bersifat Universal.
5. Pelanggaran HAM terbagi menjadi 2 bagian yakni ; pelangggaran ringan dan
pelanggaran berat.
Referensi literasi :
1. https://brainly.co.id/tugas/16390494
2. https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/nasional/read/
2022/04/08/03000081/jenis-pelanggaran-ham-ringan-dan-berat
3. https://badiklat-jateng.kemenkumham.go.id/galeri-foto/51-sampai-saat-ini-bagi-
banyak-orang-mindset-tentang-ham-adalah-mindset-dengan-persepsi-bahwa-
bicara-mengenai-ham-adalah-hanya-bicara-mengenai-pelanggaran-ham
4. https://badiklat-jateng.kemenkumham.go.id/galeri-foto/51-sampai-saat-ini-bagi-
banyak-orang-mindset-tentang-ham-adalah-mindset-dengan-persepsi-bahwa-
bicara-mengenai-ham-adalah-hanya-bicara-mengenai-pelanggaran
5. https://www.hukumonline.com/berita/a/asas-praduga-tak-bersalah-
lt6260c079c8d6d
6. https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/nasional/read/
2022/05/21/04000081/apa-itu-asas-praduga-tak-bersalah
7. https://www.jdih.tanahlautkab.go.id/artikel_hukum/detail/realitas-hukum-dalam-
asas-equality-before-the-law#:~:text=Dalam%20Pasal%2027%20ayat%20(1,itu
%20dengan%20tidak%20ada%20kecualinya