Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN: 2442-7470

Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018


e-ISSN: 2579-4442

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE


EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Mahpudin
mahpudin893@gmail.com
Universitas Majalengka

ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan yang muncul pada
siswa yang disebabkan oleh proses pembelajaran masih menggunakan metode
ceramah, sehingga menyebabkan proses pembelajaran terkesan monoton dan
menimbulkan rasa jenuh dan bosan pada diri siswa serta tidak ada pengalaman
belajar yang bermakna, sehingga hasil belajar siswa yang kurang baik. Maka perlu
dilakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen agar proses
pembelajaran lebih bermakna dan meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen dan peningkatan hasil belajar siswa
setelah menggunakan metode eksperimen. Dalam Penelitian ini menggunakan
metode penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian Kemmis & Tagart.
Hasil penelitian menunjukan metode eksperimen sangat efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil belajar mengalami
peningkatan dan mengalami ketuntasan belajar sebesar 100%.
Kata Kunci : Metode eksperimen, Hasil Belajar

1
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

Latar belakang pelajaran yang di berikan dan perubahan


Manusia merupakan makhluk hidup psikomotor (keterampilan). Materi
yang diciptakan Tuhan dalam keadaan pelajaran yang diberikan kepada siswa
yang sangat sempurna, manusia berbeda mampu untuk memahami, menghayati dan
dengan hewan ataupun makhluk hidup lain mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari
yang bukan manusia. Ciri yang mendasar sebagai akibat dari siswa mengikuti
yang menjadikan manusia sebagai makhluk kegiatan belajar mengajar disekolah. Jadi
hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna ketiga aspek yang berubah pada diri siswa
adalah kemampuan berpikir. Kemampuan itu baik kognitif, afektif, dan psikomotor
berpikir manusia harus terus menerus merupakan akibat dari siswa belajar.
dipupuk dan diberdayakan denngan mealui Proses pembelajaran di kelas harus
pendidikan. menarik dan dilakukan dengan sadar dan
Pendidikan adalah usaha sadar dan disengaja serta nyaman baik yang
terencana untuk mewujudkan suasana dirasakan oleh guru ataupun oleh peserta
belajar dan proses pembelajaran agar siswa didik agar siswa memperoleh pengalaman
secara aktif mengembangkan potensi belajar dan hasil yang maksimal. Hal ini
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 Bab
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, IV Pasal 19 Ayat 1 (Purnomodan Abdi:
kecerdasan, akhlak mulia, serta 2012:160) menyatakan:
keterampilan yang diperlukan dirinya, Proses pembelajaran pada satuan
masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No. pendidikan diselenggarakan secara
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan interaktif, inspiratif, menyenangkan,
nasional). Oleh karenanya pendidikan menantang, memotivasi peserta didik
dapat diartikan sebagai suatu proses yang untuk berpartisipasi aktif serta
dilakukan secara sadar oleh individu untuk memberikan ruang yang cukup bagi
suatu perubahan dari tidak tahu menjadi prakarsa, keaktifitas dan kemandirian
tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi sesuai dengan bakat, minat dan
bersikap benar, dari tidak terampil menjadi perkembangan fisik serta psiklogi
terampil melakukan sesuatu. peserta didik.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan Proses pembelajaran harus dapat
pendidikan adalah dengan jalan mengkondisikan siswa secara positif dan
mengoptimalkan kegiatan belajar. Belaja mampu merangkul semua siswa bukan
rmerupakan perubahan dalam tingkah laku hanya pada siswa yang pintar saja tapi
sebagai akibat dari interaksi antara harus memperhatikan siswa yang
stimulus dan respon (Teori Behavioristik). mempunyai kesulitan belajar juga,
Dapat diartikan bahwa belajar adalah sehingga tercipta suasana pembelajaran
perubahan yang dialami siswa dalam hal yang menyenangkan karena tidak ada lagi
kemampuannya untuk bertingkah laku siswa yang merasa dianak tirikan.
dengan cara yang baru sebagai hasil Pembelajaran yang menarik bukanlah
interaksi antara stimulus dan respon. sekedar menyenangkan tanpa ada tujuan
Belajar bukan hanya menghafal, pembelajaran tetapi ada sesuatu yang harus
mengingat pelajaran yang di berikan guru di capai dalam proses pembelajaran.
di dalam kelas, akan tetapi terdapat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
perubahan perilaku siswa, maka perubahan pengetahuan yang rasional dan obyektif
itu terjadi pada segi kognitif (kemampuan tentang alam semesta dengan segala
berpikir). Pengalaman belajar dapat isinya.IPA merupakan ilmu yang
merubah pola pikir yang lebih maju, mempelajari peristiwa-peristiwa yang
perubahan afektif (sikap) terhadap mata terjadi di alam.IPA perlu diajarkan di

2
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat
karena termasuk dalam kurikulum suatu dan dengar, 70% dari apa yang kita
sekolah. Ada beberapa alasan mengapa katakan dan 90% dari apa yang kita
IPA diajarkan di SD yaitu : (1) sangat katakan dan kita lakukan”. Oleh sebab itu,
bermanfaat bagisuatu bangsa, sebab IPA metode pembelajaran dan pengalaman
merupakan dasar teknologi sebagai tulang belajar siswa menjadi penting dalam proses
punggung pembangunan dan pengetahuan, belajar siswa untuk meningkatkan hasil
(2) suatu mata pelajaran yang memberikan belajar siswa.
konsep berpikir kritis, (3) IPA bukan Sesuai dengan karakteristik
pelajaran hafalan, melainkan pelajaran pembelajaran IPA dan gambaran terhadap
keterampilan secara menyeluruh baik fisik permasalahan yang ditemukan,
maupun psikis dan (4) IPA memiliki nilai- makametode eksperimen dianggap metode
nilai dan potensi pendidikan yang dapat yang tepat digunakan dalam kegiatan
membentuk kepribadian secara pembelajaran IPA di kelas. Penerapan
menyeluruh. metode eksperimen dalam pembelajaran
Pada kenyataannya, setiap individu diharapkan mampu menjadikan proses
mempunyai pandangan yang berbeda pembelajaran lebih hidup dan berjalan dua
tentang mata pelajaran IPA. Banyak yang arah yakni dari guru ke siswa dan
memandang IPA sebagai mata pelajaran sebaliknya sehingga proses pembelajaran
yang menyenangkan dan ada juga yang lebih menyenangkan dan menciptakan
memandang IPA sebagai mata pelajaran pengalaman belajar siswa dan akhirnya
yang membosankan karena terlalu banyak dapat meningkat kan hasil belajar siswa.
materi dan teori yang harus di hafalkan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
Data yang diperoleh dalam studi dilakukan penelitian dengan judul
pendahuluan untuk mengetahui keadaan “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
awal siswa di SD menunjukan bahwa hasil Metode Eksperimen Pada Mata Pelajaran
belajar siswa pada mata pelajaran IPA IPA di Kelas V SD”
materi daur air masih tergolong rendah.
Rata-rata nilai tes siswa yaitu 57,24 dengan Pembelajaran IPA di SD
tingkat keberhasilan siswa yang menguasai Rustaman, dkk (2011:1.5) menyatakan
materi ajar sebanyak 27,58%. Sebagian “hakikat sains adalah produk, proses dan
besar siswa beranggapan bahwa mata penerapannya (teknologi), termasuk sikap
pelajaran IPA merupakan matapelajaran dan nilai yang terdapat di dalamnya”. Ilmu
yang cukup menguras pikiran karena Pengetahuan alam (IPA) atau sains adalah
cakupan materi yang harus mereka catat bidang ilmu pengetahuan yang didalamnya
dan hafalkan. Hal ini yang menjadi faktor terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum
siswa kurang menyenangi matapelajaran dan teori yang dapat dicapai melalui proses
IPA. pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA
Permasalahan-permasalahan di atas tidak cukup dengan siswa menguasai sains
perlu segera mendapatkan penanganan dengan menghapal konsep, prisip teori dan
yang serius. Salah satu penanganan yang lain-lain, tapi dalam pembelajaran IPA
bisa dilakukan adalah dengan perbaikan harus memberikan kesempatan kepada
metode mengajar yang digunakan oleh siswa untuk berbuat, berpikir dan bertindak
guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. seperti ilmuwan. Dengan demikian
Vernon A. Magnesen (Suyanto dan pembelajaran IPA adalah memberikan
Djihad:2012:60) menyatakan bahwa “kita kesempatan dan bekal kepada siswa untuk
belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% memproses IPA dan menerapkan dalam
dari apa yang kita dengar, 30% dari apa kehidupan sehari-hari melalui cara-cara

3
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

yang benar dan mengikuti etika keilmuwan 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
dan etika yang berlaku dimasyarakat agar positif dan kesadaran tentang adanya
tidak berdampak buruk terhadap hubungan yang saling mempengaruhi
lingkungan. antara IPA, lingkungan, teknologi dan
Proses pembelajaran IPA menekankan masyarakat.
pada pemberian pengalaman langsung 4) Mengembangkan keterampilan proses
untuk mengembangkan kompetensi agar untuk menyelidiki alam sekitar,
menjelajahi dan memahami alam sekitar memecahkan masalah dan membuat
secara ilmiah, hal ini dilakukan sebagai keputusan.
cara berpikir siswa untuk memperoleh
pemahaman tentang alam dan sifat- Hasil Belajar
sifatnya, cara menyelidiki bagaimana Suyanto dan Djihad (2013:235)
fenomena-fenomena alam dapat dijelaskan menyatakan hasil belajar adalah
sebagai batang tubuh pengetahuan yang kemampuan dan pengalaman belajar yang
dihasilkan dari keingintahuan seseorang. di miliki siswa setelah melakukan aktivitas
Siswa dituntut untuk aktif dan kreatif belajar yang mencakup tiga aspek yaitu
dalam proses pembelajaran IPA, hal ini aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hal
dilakukan agar siswa mempunyai ini sesuai dengan Bloom (Sutikno:2013:79)
keterampilan untuk menyelidiki atau membagi hasil belajar menjadi tiga
mengamati hal-hal yang terjadi di kawasan yaitu:
lingkungan atau alam sekitarbahkan bisa a. Kognitif
memperagakan atau menggunakan objek Kawasan kognitif berkenaan dengan
tertentu sehingga siswa dapat menjawab ingatan atau pengetahuan dan kemampuan
rasa ingin tahu mereka. intelektual serta keterampilan-keterampilan
Pendidikan IPA diarahkan untuk yang dimiliki pembelajar setelah
menemukan dan berbuat sehingga dapat melakukan proses pembelajaran. Kawasan
membantu siswa untuk memperoleh kogitif dibagi atas enam macam
pemahaman yang lebih mendalam tentang kemampuan intelekual mengenai
alam sekitar. Cahyo (2013:213) lingkungan yang disusun secara hirarkis
menyatakan “Pendidikan IPA diharapkan dari yang paling sederhana sampai kepada
menjadi wahana bagi peserta didik untuk yang paling kompleks, yaitu:
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, Pengertahuan,Pemahaman, Penerapan,
serta prospek pengembangan lebih lanjut Analisis, Sintesis, dan Penilaian
dalam penerapnya di dalam kehidupan b. Afektif
sehari-hari”. Hal ini sejalan dengan tujuan Kawasan afektif menggambarkan
pembelajaran IPA di SD/MI yang tertuang sikap-sikap dan nilai. Dengan kata lain
dalam Kurikulum Tingkat Satuan kawasan afektif adalah sikap peserta didik
Pendidikan (KTSP) 2006 (Sapriati, dkk: yang menunjuk kearah pertumbuhan secara
2009:8.24) yaitu: batiniah dan hanya akan terjadi apabila
1) Memperoleh keyakinan terhadap peserta didik menerima dengan sadar sikap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan nilai yang diterimanya, kemudian
berdasarkan keberadaan, keindahan mengambil sikap sehingga menjadi bagian
dan keteraturan alam ciptaan-Nya. dari dirinya dalam membentuk nilai dan
2) Mengembangkan pengetahuan dan menentukan tingkah laku dirinya sendiri.
pemahaman konsep-konsep IPA yang c. Psikomotor
bermanfaat dan dapat diterapkan Kawasana psikomotor adalah
dalam kehidupan sehari-hari. kemampuan-kemampuan menggiatkan dan
mengkoordinasikan gerak. kawasan

4
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

psiomotor memiliki kaitan yang erat dengan hasil eksperimen siwa lain dan
dengan kemampuan dalam melakukan mendiskusikannya apabila terdapat
kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik dalam kekeliruan atau perbedaan dari hasil
berbagai mata pelajaran. Adapun hierarki ekperimen yang dilakukan. Hal ini
kemampuan dalam kawasan psikomotor bertujuan untuk mengetahui letak
adalah: Imitasi, manipulasi, presisi, kesalahan dari eksperimen yang dilakukan.
artikulasi. Iru dan Arihil (2012:33) menyatakan
prosedur metode eksperimen dapat
Metode Eksperimen dilakukan sebagai berikut:
Iru dan Arihi (2012:32) menyatakan a) Mempersiapkan alat bantu(alat
“metode eksperimen adalah metode eksperimen).
mengajar yang dalam penyajian atau Guru harus menentukan dan
pembahasan materinya melalui percobaan mempersiapkan semua alat peraga
atau mencobakan sesuatu serta mengamati yang akan dibutuhkan ketika proses
secara proses”. Sedangakan Suyanto dan ekaperimen serta bagaimana alat
Djihad(2012:146) menyatakan metode peraga itu diperoleh apakah dengan
eksperimen adalah suatu metode yang melibatkan siswa atau tidak.
biasa digunakan di suatu pelajaran sains b) Petunjuk dan informasi tentang tugas-
dan dalam metode eksperimen ada tugas yang harus dilaksanakan dalam
percobaan yang dilakukan secara langsung eksperimen.
oleh siswa untuk menyelidiki atau Guru harus mempersiapkan lembar
menemukan konsep-konsep sains spesifik kerja siswa (LKS) yang disusun secara
dan prinsip-prinsip untuk pengujian rinci dan jelas tentang aturan dan tugas
hipotesis. yang harus dilakukan pada saat proses
Eksperimen dilakukan bertujuan untuk eksperimen berlangsung.
mencoba mengerjakan sesuatu serta c) Pelaksanaan eksperimen dengan
mengamati proses dan hasil suatu menggunakan lembaran kerja atau
percobaan, selain itu eksperimen bertujuan pedoman eksperimen yang disusun
untuk memperkuat pelajaran konsep- secara sistematis sehingga siswa dalam
konsep yang sebelumnya yang telah pelaksanaannya tidak banyak
dipelajari dari buku pelajaran.Pelaksanaan mendapat kesulitan dan membuat
metode eksperimen dapat dilaksanakan di laporan.
dalam kelas maupun tempat khusus yang d) Penguatan perolehan temuan-temuan
memang diperuntukkan untuk melakukan eksperimen dilakukan dengan diskusi,
eksperimen misalnya ruang laboratorium tanya jawab dan/atau tugas.
dan proses pembelajaran dengan metode Kegiatan eksperimen saja tidak cukup
eksperimen dapat dilakukan secara dalam proses pembelajaran. Oleh
berkelompok yaitu siswa dibagi kedalam sebab itu, kegiatan eksperimen harus
beberapa kelompok atau dapat juga diikuti dengan kegiatan yang lain
dilakukan secara perorangan. seperti tanya jawab, tugas atau diskusi
Kegiatan eksperimen mengajarkan untuk mendapatkan penguatan atau
siswa untuk meneliti dan membuat kesimpulan hasil eksperimen.
kesimpulan dari hasil percobaan yang e) Kesimpulan
dilakukan seperti para ilmuwan meneliti Pembuatan kesimpulan perlu
gejala tertentu dan berusaha untuk dilakukan agar siswa mendapat
mendapatkan hasil-hasil yang diperlukan. jawaban yang sesungguhnya dan tidak
Setelah eksperimen selesai siswa salah dalam memahami konsep yang
membandingkan hasil eksperimennya sebenarnya.

5
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai


Metode Penelitian guru sehingga hasil belajar siswa
Metode penelitian yang digunakan meningkat. Desain penelitian tindakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kelas yang digunakan mengacu kepada
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan desain Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu
kelas merupakan salah satu upaya guru model siklus yang dilakukan secara
dalam bentuk berbagai kegiatan yang berulang dan berkelanjutan yang meliputi
dilakukan untuk memperbaiki dan atau tahap perencanaan (plan), pelaksanaan
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. (act), observasi (observe), dan refleksi
Wardani, dkk. (2006:14) mengemukakan (reflect).
bahwa “Penelitian tindakan kelas adalah Berikut merupakan alur PTK desain
penelitian yang dilakukan oleh guru di Kemmis dan Mc. Taaggart.
dalam kelasnya melalui refleksi diri,

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus 1 Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus 2 Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus 3 Pengamatan

Refleksi

Gambar1 Alur PTK Desain Kemmis & Mc. Taggart

1. Perencanaan yang akan di ajarkan, menyiapkan


Pada tahap perencanaanini sumber belajar berupa buku paket
peneliti menyusun Rencana mata pelajaran IPA. Menentukan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), model pembelajaran, menyusun
dengan melihat kurikulum yang instrumen penilaian. Hal ini dilakukan
digunakan, menganalisis materi yang agar pada saat pelaksanaan
nanti akan diberikan, kemudian pembelajaran sesuai dengan tujuan
menentukan Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran yang hendak dicapai.

6
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

2. Pelaksanaan
Pada tahap ini, pelaksanaan Nilai Rata-Rata
pembelajaran yang dilakukan sesuai
80
dengan perencanaan yang telah dibuat
baik mengenai penggunaan metode 60
pembelajaran, penggunaan media 40
pembelajaran, dan perangkat 20
pembelajaran lainnya.
0
3. Observasi
Pada kegiatan observasi peneliti Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
mengamati siswa yang sedang
Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa
melakukan pembelajaran dengan
metode eksperimen. Mengamati
Berdasarkan hasil observasi yang
keaktifan siswa, kerja sama siswa,
dilakukan pada saat proses pembelajaran.
kekompakan. Observasi ini juga
terlihat respon yang cukup baik dari
mengamati bahwa pembelajaran harus
siswa, siswa menjadi lebih antusias dalam
sesuai dengan apa yang telah
mengikuti pembelajaran. terlebih lagi
direncanakan, sehingga peneliti
metode eksperimen dapat membawa siswa
mengetahui apakah ada kendala atau
mendapatkan pengalaman langsung dalam
tidak.
membuktikan materi ajar dalam mata
4. Refleksi
pelajaran IPA sehingga siswa lebih mudah
Pada tahapan ini peneliti
dalam memahami materi ajar.
melakukan evaluasi dengan
memberikan instrumen penilaian Kesimpulan dan Saran
berupa tes lisan maupun tertulis. Tes Kesimpulan
ini dimaksudkan untuk mengetahui
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
sejauh mana ketercapaian hasil belajar
siswa dengan metode eksperimen. dilaksanakan, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
Hasil Penelitian 1. Sebelum menggunakan metode
Sebelum menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA,
eksperimen, hasil belajar siswa pada mata skor rata-rata hasil belajar siswa
pelajaran IPA belum mencapai tingkat masih rendah. Hal ini terlihat dari
yang dikatakan berhasil atau optimal. hal kondisi awal hasil belajar siswa pada
ini bisa terlihat dari nilai rata-rata pra pra siklus rata-rata skor hasil belajar
siklus siswa yang masih rendah yaitu hanya sebesar 46,25. Nilai tersebut
46,25. Setelah diterapkan pembelajaran masih dibawah KKM.
dengan menggunakan metode eksperimen, 2. Proses pembelajaran dengan
hasil tes pada setiap siklus mengalami menggunakan metode eksperimen
peningkatan. Hal ini terlihat dari rata-rata cukup baik. Selama pembelajaran
hasil belajar siswa pada siklus I sebesar berlangsung siswa antusias untuk
61,25. meningkat menjadi 67,25 di siklus mengikuti pelajaran dengan baik,
II, dan menjadi 75 pada siklus III. motivasi mereka meningkat karena
mereka lebih dapat memaknai materi
Supaya lebih mudah dipahami, berikut
ajar yang disampaikan.
disajikan peningkatan hasil belajar siswa
3. Setelah menggunakan metode
pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III
eksperimen, jika dilihat dari hasil
dalam bentuk diagram pada Gambar 2
belajar siswa rata-rata skor hasil
berikut:
7
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

belajar siswa mengalami peningkatan Madya, S. (2009). Teori dan Praktik


pada setiap siklusnya. Dari pra siklus Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
dengan rata-rata hasil belajar siswa Alfabeta
sebesar 46,25, siklus I rata-rata hasil
belajar siswa 61,25 meningkat di
siklus II menjadi 67,25 lalu Purnomo, H dan Abdi, H.K(2012)Model
mengalami peningkatan lagi di siklus Reward dan Punishment Perspektif
III menjadi 75. Hal ini menunjukkan Pendidikan Islam. Cetakan 1.
bahwa penggunaan metode Yogyakarta: Deepublish.
eksperimen epektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Rustaman, N. dkk (2011) Materi dan
Pembelajaran IPA SD. Edisi 1.
Saran Jakarta: Universitas terbuka.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, membuktikan bahwa Sapriati, A. Dkk (2009)Pembelajaran IPA
media audio visual efektif dalam di SD.Edisi 1.Jakarta: Universitas
meningkatkan hasil belajar siswa. Saran Terbuka. Departemen Pendidikan
yang dapat peneliti sampaikan adalah Nasional.
Guru diharapkan dapat melakuka
terobosan-terobosan baru yang dapat Sutikno, S.M (2013) Belajar dan
menggugah minat belajar siswa seperti Pembeljaran Upaya Kreatif dalam
dalam penggunaan media pembelajaran Mewujudkan Pembelajaran yang
sehingga dapat menghasilkan kualitas berhasil. Lombok: Holistika.
pembelajaran yang memuaskan.
Penelitian yang dilakukan terbatas Suyanto dan Djihad, A. (2012)Bagaimana
pada penggunaan metode eksperimen pada Menjadi Calon Guru dan Guru
kelas V Sekolah Dasar, mata pelajaran Profesional. Cetakan ke-1.
IPA. Untuk itu perlu dilakukan penelitian Yogyakarta: Multi Presindo.
yang menjadi tindak lanjut dari penelitian
ini, yaitu penggunaan metode eksperimen Syarifudin, dkk (2011) Pembelajaran PKn
pada tingkatan usia yang berbeda dan pada di SD. Cetakan ke-2. Yogyakarta:
materi ajar yang berbeda. Deepublish.

Daftar Pustaka Wardani, W., dkk. (2006). Penelitian


Cahyo, N.A (2013) Panduan Aplikasi Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Teori-teori Belajar Mengajar. Terbuk
Jogjakarta: DIVA Perss.

Depdiknas (2003)Sistem Pendidikan


NasionalNo. 23 Tahun 2003.

Iru, I dan Arihi, S.O.D (2012). Analisis


Penerapan Pendekatan, Metode,
Startegi dan Model
Pembelajaran.Cetakan ke-1.
Yogyakarta:Multi Presindo.

Anda mungkin juga menyukai