Sholekatul Maftukhah
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (ickamaftukhah@yahoo.com)
Budiyono
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa mengggunakan model pembelajaran snowball throwing. Metode
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Data penelitian
diperoleh dari observasi dan tes.. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas guru mengalami peningkatan
selama dua siklus dengan persentase ketuntasan 66% pada siklus I dan 89% pada siklus II. Aktivitas
siswa juga mengalami peningkatan selama dua siklus dengan persentase ketuntasan 62,5%pada siklus I
dan 91% pada siklus II. Pada hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan selama dua siklus dengan
persentase ketuntasan 42% pada siklus I dan 83% pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V.
Kata Kunci: model pembelajaran Snowball Throwing, hasil belajar, materi pecahan.
Abstract
The purpose of this research is described the activity of teachers and students during the process of
learning and improve student learning result with the model Snowball Throwing learning. A method of
this research is Classroom Action Research (CAR) conducted a total of two cycles. Research data
obtained from observation and tests. The research results shows that the activity of the teacher
experience increased during two cycles with the completeness percentage 66% on first cycle and 89% on
second cycle. The activity of students has also increased during the two cycles with the completeness
percentage 62,5% on first cycle and 91% on second cycle. On the student learning result has also
increased during the two cycles with the completeness percentage 42% on first cycle and 83% on second
cycle. Thus it may conclude that model Snowball Throwing learning can improve student learning result
on fifth grade.
Keywords: model Snowball Throwing learning, learning result, fragment material.
271
JPGSD.Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016,
Kabupaten Sidoarjo adalah karena SDN Waru I Sidoarjo Bagaimana aktivitas guru dalam penerapan model
masih menggunakan kurikulum KTSP 2006. Sehingga pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan
peneliti dapat fokus meneliti pada mata pelajaran tertentu hasil belajar siswa materi pecahan pada Kelas V SDN
yaitu matematika. Selain itu, adanya keterbukaan sekolah Waru 1 Sidoarjo? (2) Bagaimana aktivitas siswa dalam
dan dukungan dari kepala sekolah dan guru SDN Waru mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru
1/384 Sidoarjo untuk mau menerima dan bekerjasama dengan model pembelajaran Snowball Throwing untuk
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan hasil belajar siswa materi pecahan pada
memperbaiki kualitas pembelajaran dan meningkatkan Kelas V SDN Waru 1 Sidoarjo? (3) Bagaimana hasil
hasil belajar siswa dalam rangka meningkatkan mutu belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
pendidikan sekolah. Snowball Throwing materi pecahan pada Kelas V SDN
Setiap siswa harus memiliki pemahaman akan konsep Waru 1 Sidoarjo?.
secara baik dengan begitu dapat memberikan kesempatan Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan
dalam meningkatkan kemampuan berpikir siswa dengan penelitian ini yaitu : (1) Untuk Mendeskripsikan aktivitas
menemukan sendiri persoalan yang ada, sehingga dapat guru dalam penerapan model pembelajaran Snowball
menjadikan siswa seorang pribadi yang kreatif, inovatif Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi
dan mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat. pecahan pada Kelas V SDN Waru 1 Sidoarjo (2) Untuk
Guru sebagai pendidik harus dapat memberikan Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam mengikuti
pemahaman konsep yang baik terhadap siswanya. pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan model
Dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan
efektif dan menyengangkan, guru dapat dapat menumbuh hasil belajar siswa materi pecahan pada Kelas V SDN
kembangkan potensi anak dalam memahami berbagai Waru 1 Sidoarjo (3) Untuk Mendeskripsikan hasil belajar
konsep. siswa dengan menerapkan model pembelajaran Snowball
Dalam proses pembelajaran, penggunaan model Throwing materi pecahan pada Kelas V SDN Waru 1
pembelajaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan Sidoarjo.
belajar siswa. Solusi dari peneliti dengan adanya Menurut julianto, dkk, (2011:1) Model pembelajaran
permasalahan pembelajaran tersebut adalah dengan pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran. Dengan penggunaan tergambar dari awal sampai akhir (sintak pembelajaran)
model pembelajaran ini diharapkan dapat yang disajikan secara khas oleh guru dalam proses
mengembangkan pengetahuan guru dalam memahami pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, model
bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, teknik dan
mengembangkan kemampuan yang membentuk taktik pembelajaran.
kepribadian peserta didik, serta memahami tentang Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
bagaimana siswa belajar (Winataputra, Udin, suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
2008:1).Jenis model yang akan peneliti gunakan adalah merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
model pembelajaran Snowball Throwing (pelemparan dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
bola salju). Dalam model pembelajaran ini seluruh siswa perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-
dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce,
dikelas. Sehingga pembelajaran akan terasa lebih dalam Ngalimun, 2014:7). Selanjutnya Joyce menyatakan
menyenangkan dengan begitu siswa dapat menerima bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke
pembelajaran dengan mudah. Model ini diterapkan dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta
dengan melempar segumpalan kertas untuk menunjuk didik sedimikan rupa sehingga tujuan pembelajaran
siswa yang diharuskan menjawab soal dari guru. Model tercapai. Arends (dalam Ngalimun, 2014:7) menyatakan
ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana “The term teching model refers to a particular approacj
pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi to instruction that includes its goals synatx, evironment,
tersebut. Peneliti menganggap perlu digunakannya model and management system.” Istilah model pengajaran
pembelajaran dalam proses pembelajaran. Oleh karena mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu
itu, peneliti memilih judul “Penerapan model termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan
pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan sistem pengelolaannya, sehingga model pembelajaran
hasil belajar siswa materi pecahan pada Kelas V SDN mempunyai makna yang lebih luas daripada pendekatan,
Waru 1 Sidoarjo” . strategi, metode atau prosedur.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, Berdasarkan pengertian - pengertian model
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : (1) pembelajaran diatas, dapat disimpulkan bahwa model
Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing
pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar agar memungkinkan terjadinya saling sharing pengetahuan
pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan baik, menarik, dan pengalaman dalam upaya menyelesaikan
mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang logis. permasalahan yang mungkin timbul dalam diskusi yang
Menurut Huda (2013:226) Model pembelajaran berlangsung secara lebih interaktif dan menyenangkan.
Snowball Throwing atau yang juga sering dikenal dengan Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,
Snowball Fight merupakan pembelajaran yang diadopsi model pebelajaran snowball throwing merupakan
pertama kali dari game fisik dimana segumpalan salju pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan
dilempar dengan maksud memukul orang lain. Dalam konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta
konteks pembelajaran, Snowball Throwing diterapkan dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana
dengan melempar segumpalan kertas untuk menunjuk pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi
siswa yang diharuskan menjawab soal dari guru. Model tersebut. Penerapan model pembelajaran snowball
ini digunakan untuk memberikan konsep pemahaman throwing dapat meningkatkan minat belajar siswa melalui
materi yang sulit kepada siswa serta dapat juga aktivitas membuat soal, menjawab soal, mengemukakan
digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan jawaban, dan menyimpulkan atau menilai jawaban dari
dan kemampuan siswa dalam materi tersebut. Model kelompok lain.
pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap Sintaks model pembelajaran snowball throwing
menerima pesan orang lain dan menyampaikan pesan adalah sebagai berikut : (1) Guru menyampaikan materi
tersebut kepada teman satu kelompoknya. Lemparan yang akan disajikan lalu guru membentuk kelompok –
pertanyaan menggunakan kertas yang diremas menjadi kelompok beserta ketua kelompoknya. Ketua kelompok
bola kertas dan dilemparkan ke siswa lainnya. Siswa dipilih berdasarkan referensi dari guru kelas kemudian
yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab guru memanggil semua ketua kelompok untuk
pertanyaan di dalamnya. mendapatkan materi lanjutan dari guru (2) setelah itu
Menurut Ngalimun (2014:175), Model Pembelajaran setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing
Snowball Throwing adalah jenis model pembelajaran – masing kemudian menjelaskan materi yang
kooperatif yang dalam pelaksanaannya didesain seperti disampaikan oleh guru kepada teman sekelompoknya.
permainan melempar bola yang bertujuan untuk Siswa boleh bertanya tentang materi yang kurang
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Pola dipahami kepada ketua kelompok (3) masing – masing
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk
(sintak pembelajaran) pada model pembelajaran ini menuliskan satu pertanyaan (soal) apa saja yang
adalah : informasi materi secara umum, membentuk menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok, pemanggilan ketua dan diberi tugas kelompok (4) lalu siswa membentuk kertas tersebut
membahas materi tertentu di kelompok, bekerja seperti bola dan dilempar dari kelompok satu ke
kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan kelompok lain serta masing – masing siswa menjawab
diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain pertanyaan yang yang tertulis dalam kertas tersebut
menjawab secara bergantian, penyimpulan, refleksi dan selama ±15 menit (6) siswa juga menuliskan nama dan
evaluasi. nomor absen pada lembar kertas yang diterima, masing –
Menurut Aris Shoimin (2014:174), Model masing siswa mengumpulkan lembar kertas yang telah
pembelajaran Snowball Throwing merupakan dikerjakan di meja guru (7) lalu guru mengambil secara
pengembangan dari model pembelajaran diskusi dan acak beberapa lembar kertas tersebut dan secara bersama
merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. – sama mengerjakan dengan siswa (8) siswa membentuk
Hanya saja, pada model ini, kegiatan belajar diatur kelompok beranggotakan 2-3 siswa dengan teman
sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat sebangku, kemudian guru membagikan LKS (Lembar
berlangsung dengan lebih menyenangkan. Kerja Siswa) kepada setiap kelompok untuk mengukur
Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh tingkat pemahaman siswa (9) lima kelompok siswa
Vygotsky bahwa perkembangan tergantung baik pada pertama yang mengumpulkan LKS tercepat dan benar
faktor biologis menentukan fungsi – fungsi elementer akan mendapat reward (hadiah) (10) guru mengevaluasi
memori, atensi, persepsi, dan stimulus respon, faktor dan menutup pembelajaran.
sosial sangat oenting, artinya bagi perkembangan fungsi Menurut Slameto (2003:2), belajar merupakan suatu
mental lebih tinggi untuk perkembangan konsep, proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai
penalaran logis, dan pengambilan keputusan (Trianto, hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
2011:26). memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
Dengan penerapan metode ini, diskusi kelompok tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
dan interaksi antar siswa dari kelompok yang berbeda
273
JPGSD.Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016,
Selain itu menurut Bell-Gredler (dalam Winataputra, Menurut Muhsetyo (2008:45) pecahan adalah suatu
2008 :15) menyatakan bahwa belajar adalah proses yang lambang yang memuat pasangan berurutan bilangan –
𝑝
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam bilangan bulat p dan q (q ≠ 0), ditulis dengan untuk
𝑞
competencies (kemampuan), skills (keterampilan) dan
menyatakan nilai x yang memenuhi hubungan p : q = x.
attitudes (sikap). Kemampuan, keterampilan dan sikap
Hubungan antara bilangan pecahan, perbandingan,
tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan
dan skala sangat erat kaitannya, karena bilangan pecahan
mulai dari masa bayi. Rangkaian proses belajar itu
merupakan simbol dari perbandingan maupun skala.
dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam
Perbandingan merupakan pernyataan bagian dari jumlah
pendidikan informal, keturutsertaannya dalam pendidikan
atau kumpulan tertentu. Pernyataan perbandingan harus
formal dan atau pendidikan non formal. Kemampuan
ditulis dengan pecahan yang sangat sederhana. Cara
belajar inilah yang membedakan manusia dengan
menyederhanakan perbandingan sama halnya dengan
makhluk lainnya.
menyederhanakan pecahan, yaitu dibagi dengan bilangan
Belajar juga sering diartikan sebagai penambahan,
yang sama. Skala, perbandingan, dan pecahan
perluasan, dan pendalaman pengetahuan, nilai dan sikap,
mempunyai hubungan yang erat. Hal ini karena ketiganya
serta keterampilan. Fontana (dalam Winataputra, 2008
memiliki simbol (tanda) yang sama, yaitu tanda bagi ( : ).
:18) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan
Saat kita mengamati peta yang tergantung di dinding,
yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil
atau pada atlas, di setiap sudut peta tersebut selalu tertulis
dari pengalaman. Sedangkan Gagne (dalam Winataputra,
kata skala yang disertai angka yang merupakan
2008 :18) juga menyatakan bahwa belajar adalah suatu
perbandingan. Dapat disimpulkan, skala adalah
perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan
perbandingan jarak yang bersesuaian pada peta dengan
bukan berasal dari proses pertumbuhan.
jarak sesungguhnya. Misalkan, S = skala, M = jarak pada
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan 𝑀
peta, dan A = jarak sesungguhnya maka : 𝑆 = .
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah 𝐴
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
tingkah laku pada diri seseorang, perubahan tersebut METODE
karena adanya suatu pengalaman sebagai akibat dari Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
interaksi antara individu dan lingkungan. Kelas (PTK), yaitu proses pengkajian masalah
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:20), hasil pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam
belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara
belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari
dampak pengiring. Kedua dampak tersebut berdampak perlakuan tersebut (Sanjaya, 2011:26). Ciri khusus
bagi guru dan siswa. Penelitian Tindakan Kelas adalah adanya tindakan
Menurut Howard Kingsley (dalam Nana Sudjana, (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi
2008: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni alami dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan –
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan
dan sikap serta cita-cita. suatu kegiatan yang sengaja dilakukan untuk tujuan
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan tertentu dan dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Sedangkan untuk metode penelitian menggunakan
adalah tingkatan kemampuan yang dimiliki peserta didik penelitian deskriptif kuantitatif dengan pola kolaboratif,
dalam menerima, menolak dan menilai informasi- yaitu peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi juga
informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. terlibat langsung dalam suatu proses kegiatan
Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat pembelajaran (action plan).
keberhasilan sesuatu dalam mempelari materi pelajaran Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau setiap bidang adalah guru dan siswa kelas V SDN Waru I Sidoarjo
studi setelah mengalami pembelajaran. Dalam sistem yang berjumlah 31 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki
pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan baik dan 18 siswa perempuan. Alasan peneliti menggunakan
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional subjek guru dan siswa di kelas V SDN Waru I Sidoarjo
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin dikarenakan sudah mengetahui karakteristik guru dan
Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga siswa kelas V di SDN Waru I Sidoarjo, sehingga hal
ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah tersebut membantu penelitian yang akan dilaksanakan
psikomotoris. serta membantu meningkatkan hasil belajar siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM guna memperbaiki
Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing
kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar yang perlu dilakukan peneliti bersama guru kelas , antara
siswa di kelasnya. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah lain: (1) Menganalisis siklus 1 (2) Merangkum hasil
Dasar Negeri Waru I Sidoarjo. observasi (3) Mencatat keberhasilan dan kegagalan yang
Rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian perlu diperbaiki.
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang Apabila dalam siklus I belum memenuhi kriteria
berarti Action Research (penelitian dengan tindakan) ketuntasan, maka dapat dilaksanakan perbaikan siklus II
yang dilakukan dikelas. Setiap siklus dilaksanakan sesuai agar dapat memenuhi kriteria ketuntasan yang telah
dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang ditentukan. Apabila pada siklus II kriteria belum
belum dapat dipecahkan dalam siklus I direfleksikan terpenuhi, dapat dilakukan siklus selanjutnya hingga
bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, target yang diinginkan tercapai dengan kriteria yang
untuk mencari penyebabnya. Selanjutnya tahap-tahap tercantum. Jika dalam siklus kedua peneliti belum merasa
dalam setiap siklus penelitian tindakan kelas penerapan puas karena hasil yang diperoleh belum sesuai yang
model pembelajaran Snowball Throwing yaitu diharapkan, dapat dilanjutkan dengan siklus selanjutnya
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi. yang tahapannya sama dengan siklus terdahulu.
Pada tahap perencanaan, yang peneliti lakukan adalah Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini
(1) Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam adalah data deskriptif kuantitatif. Data yang didapatkan
pembelajaran matematika di Kelas V SDN Waru 1 atas hasil tes belajar siswa yang berupa peningkatan hasil
Sidoarjo melalui observasi pembelajaran dan wawancara belajar siswa pada aspek kognitif dalam pembelajaran
secara terbuka dengan guru yang bersangkutan (2) dengan menggunakan model pembelajaran Snowball
Merancang pembelajaran model pembelajaran Snowball Throwing.
Throwing (3) Merancang instrumen selama proses Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan
pembelajaran model pembelajaran Snowball Throwing. untuk peneliti dalam mengumpulkan data agar
Pada tahap pelaksanaan mengacu pada langkah- pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
langkah pembelajaran yang tertulis dalam Rencana arti lebih cermat, lengkap, sistematis sehingga lebih
Pelaksanaan Pembelajaran. Selama proses kegiatan mudah diolah. Instrumen penelitian dalam penelitian ini
pembelajaran berlangsung, guru kelas dan teman sejawat adalah (1) Lembar observasi aktivitas guru (2) Lembar
bertindak sebagai observer akan melakukan observasi observasi aktivitas siswa (3) Lembar evaluasi hasil
tentang aktivitas guru dan siswa serta segala bentuk belajar siswa terhadap materi yang diajarkan dengan
kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran. menggunakan model pembelajaran snowball throwing.
Sedangkan peneliti melakukan observasi tentang hasil Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Adapun yang penelitian ini adalah dengan teknik observasi dan tes.
harus dilakukan oleh peneliti adalah : (1) Peneliti Kegiatan observasi digunakan untuk mengambil data
melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP tentang aktivitas siswa dan guru pada saat proses
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), (2) Selama proses pembelajaran berlangsung. kegiatan pembelajaran ini
pembelajaran berlangsung, diadakan pengamatan digunakan untuk mengetahui kemampuan guru dalam
terhadap aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
pembelajaran oleh guru kelas (observer). (3) Peneliti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran digunakan pada
memberikan soal lembar kerja siswa dan lembar waktu pembelajaran berlangsung.
penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa. Kegiatan tes hasil belajar siswa digunakan untuk
Sedangkan pada tahap yang dilakukan pada saat tahap ini mengukur tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa
adalah : (1) Mengamati dan mencatat semua gejala yang yang dilaksanakan pada setiap siklus serta pembuatan
muncul baik yang mendukung maupun yang soal memperhatikan tingkat perkembangan kogntitif
menghambat dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran siswa dengan memberikan butir soal berupa uraian. Tes
tersebut (2) Observer (guru kelas) dan teman sejawat ini dilakukan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa
melakukan observasi dengan berpedoman pada instrumen setelah mengikuti proses pembelajaran.
observasi yang telah dibuat. Analisis data dilakukan dalam menerjemahkan data-
Pada tahap refleksi, tahap merupakan kegiatan untuk data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dengan
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. menggunakan teknik analisis data. Analisis data dalam
Peneliti berdisukusi bersama guru kelas untuk penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan
mendiskusikan rancangan tindakan. Inti dari penelitian keseluruhan dari aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan
tindakan, yaitu ketika peneliti bersama guru kelas pembelajaran yang berlangsung pada siklus I dan siklus
melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang II dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai
telah berlangsung Pada saat refleksi, ada beberapa hal berikut :
275
JPGSD.Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016,
277
JPGSD.Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016,
individu dan meningkatnya hasil belajar siswa bail secara mencapai 75% dengan kriteria baik yaitu pada aspek
kelompok ataupun individu. Aktivitas guru memberikan apersepsi dan kegiatan penutup. Aktivitas guru dalam
peran yang sangat penting bagi peningkatan kualitas tahap menjelaskan materi awal dan lanjutan mendapatkan
pembelajaran, kemampuan guru dalam membimbing 62,5%, sedangkan aktivitas guru yang mendapatkan
siswa memperoleh informasi dalam model pembelajaran persentase 75% yaitu pada tahap persiapan apersepsi,
snowball throwing memberikan pengaruh besar terhadap menyampikan kontrak belajar, pembentukan kelompok,
kualitas pembelajaran, Aktivitas guru pada setiap siklus membagikan LKS dan membimbing siswa dalam
disajikan pada table 2 dan diagram 2 berikut ini : menyimpulkan materi pembelajaran yang diperoleh.
Tabel 2 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus Sedangkan pada siklus II, dapat dideskripsikan
I dan II aktivitas guru selama penggunaan model pembelajaran
Aspek Siklus I Siklus II snowball throwing dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut : dalam memberi apersepsi, menjelaskan materi
1 3 4 awal, membentuk kelompok, dan membagikan LKS
2 2,5 3,5 kepada siswa memperoleh 100% dengan kategori sangat
3 2,5 4 baik. Pada saat guru menyampaikan kontrak belajar,
membimbing siswa dalam membuat Snowball (bola
4 3 4 salju), mengkonfirmasi jawaban LKS dan memberikan
5 3 4 reward mendapat persentase 87,5% dengan kategori baik.
6 2,5 3 Sedangkan dalam menjelakan materi lanjutan dan
kegiatan penutup mendapat persentase 75% dengan
7 2,5 3 kategori baik.
8 3 4 Aktivitas guru pada silus II mengalami peningkatan
dari siklus sebelumnya yaitu persentase aktivitas guru
9 2 3,5
mencapai 89% dengan kategori sangat baik. Hal ini
10 3 3 menunjukkan bahwa aktivitas guru pada siklus II sudah
Jumlah 26,5 35,5 menempuh target yang diinginkan. Aktivitas guru sudah
Persentase 66% 89% dikatakan berhasil karena sudah melebihi indikator yang
sudah ditetapkan yaitu lebih besar sama dengan 80%.
Peningkatan persentase keberhasilan aktivitas guru
100% 89%
mencapai 23% dari persentase di siklus I sebesar 66%
80% 66% menjadi 89%. Sehingga tidak dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
60%
Siklus I Selain aktivitas guru, aktivitas siswa dalam mengikuti
40% pembelajaran juga memberikan pengaruh terhadap
Siklus II
20% keberhasilan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa
mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II,
0% peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklus dapat
Presentase Aktivitas Guru dilihat pada tabel dan diagram di bawah ini :
Diagram 2 Persentase Keberhasilan Aktivitas Guru pada Tabel 3 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
Siklus I dan Siklus II dan II
Aspek Siklus I Siklus II
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, menunjukkan 1 3 4
bahwa aktivitas guru pada siklus I mencapai 66%. Hasil
2 2,5 3,5
ini masih belum mencapai indikator keberhasilan dalam
pembelajaran yaitu 80%. Hal ini dikarenakan masih ada 3 2,5 3
beberapa aktivitas guru yang masih belum maksimal 4 2 3,5
tercapai yaitu guru kurang makasimal dalam memberikan
pemahaman materi, guru belum bisa mengelola waktu 5 2,5 4
secara baik dan guru kurang memberikan ice breaking 6 2,5 4
kepada siswa sehingga beberapa siswa terlihat jenuh 7 2 4
dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas guru belum ada
yang mendapatkan nilai sempurna, persentase tertinggi 8 3 3
Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing
279
JPGSD.Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016,
Dari paparan di atas, bisa disimpulkan bahwa model agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu,
pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan guru perlu meningkatkan pemahaman materi pada siswa
aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. dengan cara pemberian LKS berupa kegiatan
100% 89% 91% pengamatan, percobaan atau diskusi kelompok sehingga
83% pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa dari pada
80% 66% berpusat pada guru. Serta dengan menerapkan model
62,5%
60% pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran
42%
40% Siklus I yang akan membuat pembelajaran lebih menarik, lebih
Siklus II menyenangkan, sehingga kualitas belajar siswa, sikap
20%
belajar siswa serta nilai hasil belajar siswa dapat
0% ditingkatkan.
Aktivitas Aktivitas Hasil
Guru Siswa Belajar
DAFTAR PUSTAKA
Diagram 4 Persentase Keberhasilan Aktivitas Guru,
Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.
Secara keseluruhan, model pembelajaran snowball Bandung : CV.Yrama Widya.
throwing pada setiap siklus menunjukkan adanya Dimyati, Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran.
peningkatan kualitas. Aktivitas guru mengajar, aktivitas Jakarta:Rineka Cipta.
belajar siswa, ketuntasan hasil belajar siswa telah
Huda, Miftahul. 2013. Model – Model Pengajaran dan
mengalami peningkatan hingga mencapai persentase Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka Belajar.
yang ditetapkan pada indikator keberhasilan. Dengan
demikian, model pembelajaran snowball throwing pada Indarti, Titik. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan Penulisan Ilmiah. Surabaya: Lembaga Penerbitan
penelitian ini dapat dinyatakan telah berhasil.
Fakults Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Surabaya.
PENUTUP
Simpulan Julianto, Dkk. 2011. Teori dan Implementasi Model-
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah Model Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Unesa
University Press.
dideskripsikan pada bab IV, diperoleh kesimpulan bahwa
model pembelajaran snowball throwing dapat Ngalimun. 2014. Model dan Model Pembelajaran.
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Waru I Yogyakarta:Aswaja Pressindo.
Sidoarjo, hal ini dibuktikan dengan aktivitas guru dalam Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.
model pembelajaran snowball throwing telah mengalami Jakarta:Kencana.
peningkatan, hal ini ditunjukkan dengan : (1) adanya Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif
peningkatan presentase aktivitas guru pada siklus I yang dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ
mencapai 66 % dan pada siklus II mencapai 89 % (2) MEDIA
Aktivitas belajar siswa yang diperoleh melalui Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang
pengamatan observer selama pembelajaran dalam model Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
pembelajaran snowball throwing yang mengalami
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar
peningkatan persentase aktivitas siswa pada siklus I yang
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
mencapai 62,5 % dan pada siklus II mencapai 91 % (3)
Peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V Trianto. 2011. Model – Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
SDN Waru I Sidoarjo melalui model pembelajaran
Pustaka.
snowball throwing mengalami peningkatan, hal ini
ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase hasil Winataputra, Udin, dkk. 2008. Teori Belajar dan
belajar siswa pada siklus I yang mencapai 42 % dan pada Pembelajaran. Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka.
siklus II mencapai 83 %.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka
peneliti mengharapkan guru perlu mengembangkan
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan
memberikan motivasi baik berupa pujian ataupun reward