Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam
hidup. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca (Glenn
Doman). Dengan kemampuan membaca yang membudaya dalam diri setiap
anak, maka tingkat keberhasilan di sekolah maupun dalam kehidupan di
masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik
Rendahnya reading literacy bangsa kita menyebabkan Sumber Daya
Manusia kita tidak kompetitif karena kurangnya penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sebagai akibat lemahnya minat dan kemampuan
membaca dan menulis. Membaca dan menulis belum menjadi kebutuhan
hidup dan belum menjadi budaya bangsa. Jumlah perpustakaan dan buku
buku jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan membaca sebagai basis
pendidikan permasalahan budaya membaca belum dianggap sebagai critical
problem, sementara banyak masalah lain yang dianggap lebih mendesak.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri
nomor 23 tahun 2013 meluncurkan sebuah gerakan literasi sekolah untuk
menumbuhkan sikap budi pekerti luhur kepada anak-anak melalui bahasa.
Sederhananya, setiap anak di sekolah dasar diwajibkan membaca buku-buku
bacaan cerita lokal dan cerita rakyat yang memiliki kearifan lokal dalam
materi bacaannya sebelum pelajaran kelas dimulai.
Secara luas, literasi yang dimaksud disini lebih dari sekedar membaca
dan menulis. Ia juga mencangkup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam
masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait
dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya. (UNESCO, 2003)
Penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur ini penting dilakukan sejak
dini sebab proses pendidikan sejatinya bukan hanya untuk mencetak manusia
yang cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas emosional dan spiritual. Harus
diakui, salah satu kekeliruan besar dalam sistem pendidikan kita adalah
sangat mengedepankan kecerdasan intelektual, namun mengenyampingkan
pelajaran yang mengandung nilai-nilai moral. Tak heran jika saat ini banyak
orang pintar, berpendidikan tinggi, tapi tak tahu sopan-santun, tak punya
sikap tenggang rasa, tak punya empati, dan semacamnya. Padahal dari buku-
buku cerita rakyat misalnya, banyak digambarkan ucap dan laku nenek
moyang kita yang begitu luhur.
Anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar merupakan usia emas
sehingga penting menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur kepada mereka.
Gerakan literasi adalah salah satu cara untuk menanamkan budi pekerti luhur
tersebut. Guru memiliki peran penting dalam merangsang siswa untuk belajar,
sehingga dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus menggunakan
pendekatan yang komprehensif serta progresif agar bisa memotivasi rasa
ingin tahu siswa dan memicu mereka untuk berpikir kritis. Hal ini akan
berhasil jika guru mampu mengembangkan pembelajaran yang tepat sehingga
pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan literasi dan
potensi siswa seutuhnya. Dalam pengembangan pembelajaran, guru juga
harus mampu memilih dan memanfaatkan bahan ajar, seperti mendorong
siswa untuk membaca buku-buku yang berkualitas, karena membaca sejalan
dengan proses berpikir kritis yang memungkinkan siswa untuk kreatif dan
berdaya cipta.

B. Tujuan
Tujuan untuk menjadikan sekolah sebagai komunitas yang memiliki
komitmen dan budaya membaca yang tinggi serta miliki kemampuan untuk
menulis yang komprehensif. Program Aksi dari Gerakan Literasi Sekolah
adalah :
1. Menawarkan, mengajak atau menunjuk sekolah atau masyarakat sekolah
(siswa, guru, manajemen sekolah, kepala sekolah dan komite) agar dapat
melaksanakan kegiatan gerakan literasi sekolah yang merupakan bentuk
aksi/kegiatan;
2. Mengadakan Sosialisasi tentang pemahaman kepada guru, kepala
sekolah, komite atau orang tua siswa tentang apa dan bagaimana gerakan
literasi sekolah;
3. Menyediakan Buku Bacaan Bagi Siswa, merupakan kegiatan yang
dirancang untuk mendapatkan buku bacaan bagi sekolah minimal 3 kali
jumlah siswa di sekolah, setiap kelas di dorong untuk memiliki sudut
baca (reading corner), melalui kerjasama dengan komite sekolah dan
wali murid;
4. Program Membaca Setiap Hari, merupakan kegiatan yang dirancang agar
setiap sekolah mengalokasikan waktu minimal 10-20 menit sehari, guna
membiasakan siswa, guru, manajeman sekolah dan kepala sekolah untuk
membaca di sekolah maupun di rumah;
5. Tantangan Membaca, merupakan kegiatan yang dirancang untuk
mengejar target/jumlah tertentu terhadap buku yang dibaca baik tingkat
sekolah, kabupaten/kota maupun tingkat provinsi;
6. Reading Award, merupakan kegiatan yang dirancang untuk memberikan
penghargaan membaca bagi siswa terbanyak membaca buku baik
bersakala tingkat masing masing sekolah, kabupaten/kota maupun tingkat
provinsi, hal ini bertujuan agar meransang siswa agar terus membaca;
7. Pelatihan Menulis, merupakan kegiatan yang dirancang agar setiap
sekolah melatih/mendidik siswa untuk menulis, dengan pemberian
tugas untuk menulis kembali buku yang telah dibaca dalam bentuk
resume buku atau resensi buku;

C. Sasaran
Sasaran program literasi ini adalah siswa SD Negeri 47 Ampenan
BAB II
PELAKSANAAN

Program literasi di SD Negeri 47 Ampenan tahun 2022/2023 mencakup


lima kegiatan yaitu:
1. Membaca mandiri
Menerapkan membaca pemahaman dengan membaca mandiri.
2. Menulis Diari
Peserta didik menceritakan kejadian yang dialami sehari sebelumnya.
3. Sarapan Ilmu
Peserta didik berkumpul dilapangan sesuai jadwal untuk membaca cerita
bersama-sama
4. Kegiatan PENDOBRAK (Pentas Dongeng dan Bercerita Anak-anak)
Peserta didik unjuk kebolehan mendongeng dan bercerita dipanggung sekolah
5. Reading Award
Sekolah memberi reward peserta didik yang paling banyak mengujungi
perpustakaan.
Secara umum kegiatan literasi di SD Negeri 47 Ampenan dapat terlaksana
dengan baik. Adapun pelaksanaan tiap program adalah sebagai berikut.
1. Membaca Mandiri
Membaca mandiri dilaksanakan setiap hari dikelas masing-masing dengan
durasi waktu selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai
2. Menulis Diari
Kegiatan menulis diari dilaksankan tiap hari Senin, yaitu siswa menuliskan
kegiatan yang dilakukan pada hari Minggu. Kegiatan ini sudah terlaksana.
Hasil kegiatan adalah buku diari siswa.
3. Sarapan Ilmu
Peserta didik dari kelas 1-6 berkumpul di lapangan pukul 0730 – 08.00 setiap
hari selasa dan kamis untuk membaca buku dengan beragam judul. Setelah
membaca peserta didik diminta untuk menuliskan judul, tokoh dan ide pokok
dari cerita tersebut pada buku catatan.
4. Kegiatan PENDOBRAK (Pentas Dongeng dan Bercerita Anak-anak)
Peserta didik unjuk kebolehan mendongeng dan bercerita dipanggung sekolah
yang telah disediakan dan dilaksanakan setiap satu bulan sekali untuk melatih
keberanian dan kepercayaan diri peserta didik dalam membacakan sebuah
cerita
5. Reading Award
Kegiatan ini dilaksanakan tiap satu bulan sekali pada minggu ke 3.
Pelaksanaannya dengan mendata data kunjungan perpus dan merekapnya
untuk mengetahui siswa yang paling sering berkunjung ke perputakaan
Adapun hasil reading award tahun 2022/2023 adalah sebagai berikut.

PERAIH READING AWARD


TAHUN 2022/2023

NO KELAS NAMA KET.

BULAN: AGUSTUS

3
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program literasi di SD Negeri 47 Ampenan sudah dapat terlaksana
dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari 5 program yang direncanakan pada
awal tahun pelajaran 2022/2023 dapat terlaksana dengan baik. Program
literasi dapat terlaksana dengan dengan bimbingan guru kelas masing-masing.

B. Saran
Terlaksananya Program Literasi sangat baik dalam meningkatkan
minat baca dan kemampuan menulis anak, sehingga sangat baik dilaksanakan
di sekolah dasar. Dengan meningkatnya minat baca dapat meningkatkan mutu
pendidikan di sekolahn
kami menyadari dalam pelaksanaan program literasi ini masih jauh
dari sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk pelaksanaan
program ini lebih baik lagi.
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN SARAPAN ILMU
No. Hari /tanggal Kegiatan Keterangan
1. Selasa Peserta didik membaca buku cerita Kegiatan ini
dan kemudian menuliskan judul dan dilakukan oleh
tokoh beserta ide pokok yang ada peserta didik dari
didalam cerita kelas 3 sampai
kelas 6
2. Selasa Peserta didik menceritakan Peserta didik dari
Kembali, isi cerita yang dibaca kelas 3 sampai
dengan Bahasa sendiri kelas 6
Peserta didik menyebutkan gambar Kegiatan ini
apa saja yang dilihat dari buku yang dilakukan oleh
dibaca peserta didik kelas
1 dan 2

Lampiran 2
JADWAL KEGIATAN “PENDOBRAK”
(PENTAS DONGENG DAN BERCERITA ANAK)
AGUSTUS
NO Hari/Tanggal Kegiatan Tema
1 Sabtu, 27 Agustus Peserta didik unjuk kebolehan Cerita Rakyat NTB
mendongeng dan bercerita
dipanggung sekolah
2 Sabtu, 24 Agustus Peserta didik unjuk kebolehan Cerita Fabel
mendongeng dan bercerita
dipanggung sekolah
Dst. . .
Lampiran 3
PERAIH READING AWARD
TAHUN 2022/2023

NO KELAS NAMA KET.

AGUSTUS

1 III SANDRA FEBRIANA

2 IV YUNITA ANGGRAINI

Kepala Sekolah

SITI KHAIRONI, S.Ag


NIP. 19780228 200901 2 005
Lampiran 3
FOTO KEGIATAN LITERASI
1. Membaca mandiri

Peserta didik membaca buku selama 15 menit sebelum kegiatan belajar dimulai

Untuk peserta didik kelas satu, kegiatan membaca mandiri, dilakukan dengan
membacakan buku cerita oleh guru kelas karena masih banyak yang belum bisa
membaca, dan kemudian guru bertanya apa yang sudah didengar dan dilihat dari
kegiatan tersebut
2. Menulis Diari

Kegiatan menulis diari ini dilakukan setiap hari senin, peserta didik menulis
tentang kegiatannya pada saat libur sekolah hari minggu. Setelah menulis, peserta
didik dapat menempel hasilnya pada dinding kelas maupun di Mading sekolah

Hasil kegiatan menulis peserta didik yang ditempel didinding kelas


3. Sarapan Ilmu

Kegiatan Sarapan Ilmu adalah program Literasi sekolah yang dilaksanakan selama
2 kali dalam seminggu pada hari selasa dan kamis, peserta didik dari kelas 1
sampai kelas 6 berkumpul dilapangan sesuai kelas masing-masing, membuat
lingkaran atau berkumpul dengan peserta didik yang lain. Setelah membaca buku,
peserta didik kemudian menuliskan judul, tokoh dan isi dari cerita yang dibaca
dengan Bahasa sendiri.

Untuk peserta didik kelas 1 yang belum lancar membaca, siswa memperhatikan
apa saja gambar yang ada didalam buku, dan menjelaskan kepada wali kelasnya.
4. Reading a ward
Kegiatan reading a ward ini dilakukan setiap 3 bulan sekali, untuk mengapresiasi
peserta didik yang paling sering berkunjung ke perpustakaan.

Anda mungkin juga menyukai