Pengeluaran Pengeluaran
Pemerintah (G) Pemerintah (G)
Pinjaman
Jusmer Sihotang 22
Keterangan Gambar :
Dalam perekonomian 2 Sektor: pendapatan RT yaitu sebesar Y yang
diperoleh dari menjual FFP ke perusahaan, hanya digunakan untuk C
dan S
Jusmer Sihotang 33
Dalam model perkonomian 2 sektor, hanya ada 4 variabel
makroekonomi yang kita masukkan dalam menentukan
keseimbangan perekonomian, yaitu: Y, C, S, dan I
Jusmer Sihotang 44
I. Pendekatan AS dan AD
Dalam pendekatan ini, perekonomian seimbang apabila
penawaran agregat (AS) = permintaan agregat (AS).
Penawaran Agregat adalah nilai produksi barang/jasa yang
dihasilkan perekonomian selama satu tahun yang disebut
dengan GDP atau Y, sehingga AS = Y. Kemudian dalam
perekonomian tiga sektor, permintaan agregat terdiri dari
konsumsi R.Tangga (C), investasi perusahaan (I), dan
pengeluaran pemerintah (G), sehingga AD = C + I + G
Jusmer Sihotang 55
II. Pendekatan Bocoran (Leakage) dan Suntikan (Injection)
Ingat bahwa:
Bocoran adalah pendapatan RT yang tidak digunakan untuk
membeli barang/jasa ke perusahaan. Dalam perekonomian 3
sektor, bocoran tersebut adalah: Tabungan RT ke LK atau
Bank (S), dan pajak ke pemerintah (T), sehingga Bocoran = S + T
Suntikan adalah uang yang masuk ke sektor perusahaan bukan
karena menjual barang/jasa ke sektor RT. Dalam perekonomian
3 sektor suntikan tersebut adalah: investasi dari penanam
modal (investor) dalam perusahaan (I), dan pembelian
barang/jasa oleh pemerintah ke perusahaan (G), sehingga
Suntikan = I + G
Jusmer Sihotang 66
Pungutan Pajak Pemerintah
Pajak yang kita bahas dalam keseimbangan ini adalah pajak
pendapatan yang dibayar oleh pekerja dalam perekonomian.
Jusmer Sihotang 99
Dampak Pungutan Pajak Pemerintah terhadap C dan S
Berapa besarkah perubahan konsumsi (∆C) dan perubahan tabungan (∆S)
akibat peningkatan Pajak misalnya sebesar ∆T ?
Perubahan Konsumsi :
C akan turun sebesar : ∆C = MPC x ∆T atau
C akan turun sebesar : ∆C = b x ∆T (Ingat MPC = b)
Perubahan Tabungan :
S akan turun sebesar : ∆S = MPS x ∆T atau
S akan turun sebesar : ∆S = (1-b) x ∆T (Ingat MPS = 1-b)
Contoh :
Jika dalam suatu perekonomian MPC = b = 0,8, berapakah perubahan C
dan S jika pemerintah menaikkan pajak sebesar Rp 100.000 ?
Jawab :
C akan turun sebesar : ∆C = MPC x ∆T = 0,8 x Rp 100.000 = Rp 80.000
S akan turun sebesar : ∆S = MPS x ∆T = 0,2 x Rp 100.000 =Rp 20.000
S
S
S S
St St
Y Y
G
G2
Kurva G naik dari G ke G2) bukan karena naiknya Y, tetapi
terjadi karena misalnya naiknya T yang dipungut pemerintah
G
Kurva G turun dari G ke G1) bukan karena turunnya Y, tetapi
terjadi karena misalnya turunnya T yang dipungut pemerintah
G1
0 Y
Jusmer Sihotang 1616
Untuk menentukan keseimbangan perekonomian 3 sektor,
perhatikan catatan berikut :
1. Kita hanya menggunakan 2 jenis pajak, yaitu :
(I) Pajak Tetap (Pajak Regresif).
Dalam hal ini pajak ditulis dalam angka konstanta,
misalnya T = 40, T = 100, T = 500, dsb
(II) Pajak Proporsional (Pajak Sebanding).
Dalam hal ini pajak ditulis dalam persentase,
misalnya T = 10%Y, T = 20%Y, dsb
2. Ingat ada dua pendekatan untuk menentukan keseimbangan, yaitu :
(I) Pendekatan AS dan AD yaitu jika Y = C + I + G
(II) Pendekatan Bocoran dan Suntikan yaitu jika S + T = I + G
3. Keseimbangan dapat digambarkan Secara Tabel, Grafik, dan
Aljabar
4. Untuk menggambarkan keseimbangan dalam Grafik, buatlah skala
sumbu datar dan sumbu tegak dengan skala yang sama. Untuk
membuat skala gunakanlah data pendapatan nasional sesuai data
dalam soal, misalnya 0, 120, 240, 360, 480, 600
5. Dalam Grafik pendekatan AS dan AD, harus dibuat garis 450, yaitu
garis yang menggambarkan titik-titik kesamaan antara Y dengan AD
Jadi, keseimbangan perekonomian dicapai pada saat tingkat pendapatan nasional (Y) = Rp 360.
Perhatikan bahwa keseimbangan tersebut dicapai pada pada saat :
(I) AS = AD (dimana AS = Y = 360 dan AD = C + I + G = 360), dan
(II) Bocoran = Suntikan (dimana Bocoran = S + T = 60 dan Suntikan = I + G = 60
Jika AS < AD, maka terjadi EKSPANSI (perluasan atau perkembangan kegiatan perekonomian)
Jika AS > AD, maka terjasi KONTRAKSI (penciutan atau kemerosotan kegiatan perekonomian)
Jusmer Sihotang 1919
AD (Rp)
2. SECARA GRAFIK Y = AD
(I) 600
AD = C + I + G
540
(I) Pendekatan AS = AD
Dalam pendekatan ini, 480
kesimbangan dicapai E
pada titik E 360
(pada saat garis 450
berpotongan dengan 240
Garis AD)
120
90
450
Y (Rp)
0
(II) Pendekatan S + T = I + G 120 240 360 480 600
Dalam pendekatan ini, (II) S+T, I+G (Rp)
S+ T
kesimbangan dicapai 120
E
pada titik E 60 I+G
(I) Pendekatan AS = AD AS = AD
Y = C+I+G
Dalam Soal : = 60 + 0,75Yd + 25 + 35
= 120 + 0,75 (Y – T)
C = 60 + 0,75 Yd = 120 + 0,75 (Y – 40)
T = 40 = 120 + 0,75Y – 30
I = 25 Y = 90 + 0,75Y
G = 35
Y – 0,75Y = 90
0,25Y = 90
90
Y= = 360
0,25
Jadi, keseimbangan perekonomian dicapai pada saat tingkat pendapatan nasional (Y) = Rp 750.
Perhatikan bahwa keseimbangan tersebut dicapai pada pada saat :
(I) AS = AD (dimana AS = Y = 750 dan AD = C + I + G = 750), dan
(II) Bocoran = Suntikan (dimana Bocoran = S + T = 160 dan Suntikan = I + G = 160
Jika AS < AD, maka terjadi EKSPANSI (perluasan atau perkembangan kegiatan perekonomian)
Jika AS > AD, maka terjasi KONTRAKSI (penciutan atau kemerosotan kegiatan perekonomian)
Jusmer Sihotang 2424
2. SECARA GRAFIK AD (Rp)
Y = AD
(I) 1250
(I) Pendekatan AS = AD 1110 AD = C + I + G
(I) Pendekatan AS = AD AS = AD
Y = C+I+G
Dalam Soal : = 50 + 0,8Yd + 90 + 70
= 210 + 0,8 (Y – T)
C = 50 + 0,8Yd = 210 + 0,8 (Y – 0,1Y)
T = 10%Y = 0,1Y = 210 + 0,8 (0,9Y)
I = 90 = 210 + 0,72Y
G = 70
Y – 0,72Y = 210
0,28Y = 210
210
Y= = 750
0,28