Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perekonomian yang sebenarnya corak kegiatan ekonomi adalah jauh lebih rumit
dari yang kita bayangkan. Unruk memberikan gambaran yang lebih mendekati dari keadaan yang
sebenarnya dalam makalah ini akan di bahas tentang perekonomian tiga sektor. Sistem
Perekonomian tiga sektor merupakan perekonomian yg terdiri dari sektor-sektor rumah tangga,
perusahaan dan pemerintah. Terdapat kelemahan pada sistem persaingan
sempurna pada tahun 1930 terjadi Depresi besar, sehingga campur tangan pemerintah dibutuhkan
untuk mengatur kegiatan ekonomi agar sistem pasar bebas dapat berjalan secara
efisien. Kelemahan tersebut antara lain keadaan yang diasumsikan jauh dari kenyataan, adanya
perbedaan yang mencolok antara keuntungan yang diperoleh masyarakat dengan yang diperoleh
perusahaan, distribusi pendapatan tidak merata, dan tingkat penggunaan tenaga kerja yang tidak
penuh sehingga terjadi pengangguran besar- besaran. Terdapat dua perubahan penting dalam
perekonomian yaitu pungutan pajak akan mengurangi agregat melalui pengurangan konsumsi
rumah tangga dan pajak memungkinkan pemerintah melakukan pembelanjaan dan ini akan
menaikkan pembelanjaan agregat. Peranan pemerintah dalam perekonomian tiga sektor
diantarannya membuat peraturan- peraturan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan ekonomi
antara lain yaitu menciptakan suasana ekonomi dan sosial yang mendorong kearah terciptannya
kegiatan ekonomi yang efisien, menciptakan persaingan bebas, menghapus kekuatan monopoli,
menyelenggarakan sendiri berbagai kegiatan ekonomi dan menjalankan kebijaksanaan moneter
dan fiskal.

B. Rumusan Masalah
1. Syarat keseimbangan ekonomi dalam tiga sector
2. Keseimbangan dengan kebijakan fiscal (pajak lumpsum dan proporsional) dan subsidi
3. Masalah – masalah ekonomi dan kebijakan fiscal
4. Keseimbangan dengan variabel zakat dan infaq
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memperluas wawasan tentang ilmu keseimbangan dengan kebijakan fiscal melalui
ekonomi tiga sector.
2. Untuk mengetahui masalah – masalah ekonomi
3. Mengetahui
BAB II

PEMBAHASAN

A. Syarat Keseimbangan ekonomi dalam tiga sector

Y = AE, atau Y = C + I + G
Keterangan:
Y : penawaran agregat
AE : pengeluaran agregat
C : konsumsi rumah tangga
I : investasi perusahaan
G : pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa
Jika C dikurangi dari setiap ruas, maka dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan
kedalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Sebagai kesimpulan
dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan
berlaku keadaan : I + G = S + T
Contoh :
Jika diket: C = 60 + 0,75 Y dan S = 0,25 Y - 100
I = 120
G = 60
Hitung Y keseimbangan!
(Ingat persamaan C diatas untuk pajak tetap T = 40)
Jawab :
Y=C+I+G
Y = 60 + 0,75 Y + 120 + 60
Y = 0,75 Y + 240
Y – 0,75 Y = 240
0,25 Y = 240
Y = 960
I+G=S+T
120 + 60 = 0,25 Y – 100 + 40
180 = 0,25 Y – 60
Y = 960

B. Keseimbangan dengan kebijakan fiscal (pajak lumpsum dan proporsional) dan subsidi

Selain pemungutan pajak, pemerintah juga melakukan pemberian transfer kepada


masyarakat. Pembayaran transfer akan mempengaruhi pendapatan disposable masyarakat yang
pada akhirnya dapat merubah pendapatan nasional keseimbangan dengan rumus :Yd = Y – T +Tr.

Dalam proses penggandaan untuk model perekonomian untuk model perekonomian tiga sector
kita membedakan dua keadaan yaitu angka penggandaan dengan pajak lumpsum :T =T0(eksogen)
dan angka pengganda dengan pajak proposional T = T0+tY(endogen).

Y=C+I+G

Y = a + b Yd + I + G

Y = a + b(Y-Tx + Tr) + I + G

Y = a + By – bTx + bTr + I + G

(1-b) Y = a – bTx + bTr + I + G

Y = a – bTx + bTr + I + G

(1-b)

a. Pendekatan Pengeluaran
Y=C+I+G
Y = 100 + 0.8 Yd + 50 + 250
Y = 400 + 0.8 (Y-250)
Y = 400 + 0.8 Y -200
Y = 200 + 0.8 Y
(1-0.8) Y = 200
0.2 Y = 200
Yeq = 1000
b. Pendekatan Injeksi Kebocoran
S + Tx = I + G
C = 100 + 0.8 Yd
C = 100 + 0.8 (Y-250)
C = 100 + 0.8 Y – 200
C = -100 + 0.8 Y
S = 100 + 0.2 Y
100 + 0.2 Y = 50 + 250
0.2Y = 200
Yeq = 1000
Jika dari soal di atas, dengan penambahan transfer Tr = 50 maka pendapatan nasional yang
baru adalah :
Y=C+I+G
Y = 100 + 0.8 Yd + 50 + 250
Y = 400 + 0.8 (Y-250 + 50)
Y = 400 + 0.8 Y + 200 + 40
Y = 240 + 0.8 Y
(1-0.8) Y = 240
:
48
0.2 Y = 240
Yeq = 1200
Sedangkan untuk fungsi disposable income (Yd) untuk pajak yang proporsional
sebagai berikut :
Yd = Y –Tx + Tr
Yd = Y – (Tx+tY) + Tr
Yd = Y-Tx-tY+Tr
Subtitusi persamaan Yd diatas dengan persamaa perekonomian 3 sektor adalah sebagai
berikut :
Y=C+I+G
Y = a +b Yd + I + G
Y = a + b (Y-Tx-tY+Tr) + I + G
Y = a + bY – bTx – btY - b Tr + I + G
(1-b+bt) Y = a -bTx+ bTr + I + G
Y = a -bTx+ bTr + I + G
(1-b+bt)
Contoh aplikasi pada kasus soal sebagai beriku

Contoh aplikasi pada kasus soal sebagai berikut :

Diketahui : C = 20 + 0.75 Yd,

I = 10 Milyar,

Go = 15 Milyar,

Tx = 4 Milyar;(t=0,1 Y)dan

Tr = 5 Milyar.

Ditanya:

1. Carilah keseeimbangan pada perekonomian tiga sector


2. Carilah komsumsi keseimbangan
3. Carilah tabungan keseimbangan

Jawab:

1. Saat :Y = C + I + G
Y = 20 + 0.75 Yd + 10 + 15
Y = 45 +0.75Yd………………..(1)
Yd = Y – Tx + Tr
Yd = Y – (Tx+Ty) + Tr
Yd = Y – Tx – Ty + Tr
= Y – 4 – 0.1Y + 5
= 1+0.9 Y………………………(2)
Subsitusi persamaan (1) dengan persamaan (2) hasilnya sebagai berikut:
Y = 45 + 0.75 ( 1+ 0.9Y)
Y = 45 + 0.75 + 0.675Y
(1-0.675) Y = 45,75
Y = 140.769 Milyar
Jadi pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 140.769 Milyar. Sedangkan untuk
kosumsi dan tabungan keseimbangan adalah sebagai berikut:

2. Ceq adalah fungsi dari konsumsi sebagai berikut :


C = 20 + 0.75Yd
C = 20 + 0.75 {1 + 0.9(140.769)}
C = 115.769 Milyar
Jadi untuk membuktikan apakah terjadi keseimbangan pada perekonomian 3 sektor adalah
sebagai berikut:
Y=C+I+G
140.769 = 115.769 + 10 + 15
140.769 = 140.769

3. Seq adalah fungsi dari tabungan (saving) sebagai berikut:


C = 20 + 0.75 Yd
S = -20 + 0.25 Yd
S = -20 + 0.25{1+0.9(140.769)}
S = 11,923

C. Masalah – masalah ekonomi dan kebijakan fiscal

Berikut adalah beberapa kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah guna mengatasi
berbagai permasalahan ekonomi di bidang makro:
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam perpajakan dan
pengeluaran pemerintah/anggaran untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
Contohnya pengenaan pajak penghasilan dan pengenaan cukai rokok.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang ditempuh pemerintah/bank sentral dalam
penawaran uang dan kebijakan suku bunga untuk memengaruhi pengeluaran agregat. Contohnya
pemerintah menerapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat dan peningkatan suku bunga
bank.
3. Kebijakan segi penawaran
Kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi perusahaan, sehingga barang dan jasa yang ditawarkan lebih banyak dan
lebih murah.
Contohnya pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada pengusaha kecil menengah.
4. Kebijakan Energi
Kebijakan energi adalah kebijakan dalam menggunakan energi seefisien dan seoptimal
mungkin yang didalamnya terdapat usaha penghematan energi. Misalnya kebijakan konfersi
minyak tanah ke gas LPG guna penghematan penggunaan bahan bakar minyak oleh masyarakat.
5. Kebijakan Penetapan Harga
Kebijakan penetapan harga adalah kebijakan dalam menentukan harga-harga pada tingkat
tertentu pada komoditas yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Contohnya penetapan tarif dasar listrik oleh pemerintah.
6. Kebijakan Neraca Pembayaran
Merupakan kebijakan yang digunakan untuk memantau keadaan neraca pembayaran guna
memengaruhi nilai tukar.
Contohnya larangan impor atau kuota produk tertentu dilakukan guna melindungi para pengusaha
lokal dari serbuan produk asing.

D. Keseimbangan dengan variabel zakat dan infaq

Dalam perhitungan pendapatan nasional (Y) pada perekonomian sederhana sektor rumah
tangga maka keseimbangannya adalah pendapatan (Y) sama dengan konsumsi C atau ditulis Y =
C.

Fungsi konsumsi dalam ekonomi konvensional terdiri dari besarnya pengeluran konsumsi
apabila tidak ada pendapatan ( simbol a) dan proporsi dari tambahan pendapatan yang
dibelanjakan untuk konsumsi atau hasrat tambahan (marjinal) untuk melakukan konsumsi (simbol
bY).

Sehingga fungsi konsumsi konvensional adalah C = a + bY. Dalam ekonomi Islam,


konsumsi agregat terdiri dari dua karakteristik, yaitu konsumsi orang yang membayar zakat
(muzakki) dan konsumsi orang yang berhak menerima zakat (mustahiq). Fungsi konsumsi
Muzakki ditulis C1 = a+bY (1-Z-F) dimana Z = zakat dan F = Infaq/Shodaqoh. Sementara fungsi
konsumsi Mustahiq diasumsikan tidak memiliki pendapatan, adalah: C2 = Z+F.
Untuk melihat bagaimana zakat meningkatkan pendapatan, mari kita cermati contoh hipotetik
perhitungan sederhana berikut ini (Suprayitno, 2005). Dimisalkan fungsi konsumsi C = 25 +
0,75Y. Kaum Muzakki membayar zakat adalah 0,025Y atau 2,5 persen dari pendapatan dan
Infaq/Shodaqoh juga sebesar 0,025Y atau 2,5 persen dari pendapatan.

Kondisi keseimbangan pada ekonomi konvensional adalah Y = C, maka hasil perhitungan


untuk ekonomi konvensional adalah pendapatan Y = 100. Pada ekonomi Islam, kondisi
keseimbangan adalah Y = C1 + C2, maka hasil perhitungan pendapatan menjadi meningkat
sebesar Y = 105,26. Jelaslah justru zakat meningkatkan pendapatan dimana konsumsi Muzakki
sebesar 100 dan konsumsi Mustahiq sebesar 5,26.

Tambahan konsumsi Mustahiq diserap produsen karena meningkatkan permintaan,


peningkatan permintaan menaikkan investasi, kenaikan investasi menciptakan
tambahan pendapatan dan keuntungan, peningkatan pendapatan menaikkan tabungan, tambahan
tabungan meningkatkan investasi dan seterusnya.

Selanjutnya bagaimana pada kondisi perekonomian sederhana sektor rumah tangga


konsumen (C) dan rumah tangga perusahaan (I).

Menurut ekonomi konvensional, tabungan dimobilisasi untuk pembentukan modal. Oleh


karena itu tabungan diberi bunga, dan dengan demikian investasi tergantung pada bunga.
Keperluan akan modal berbunga timbul karena perkembangan industri dan perdagangan secara
besar-besaran.
sesungguhnya amal soleh termasuk menunaikan zakat akan dibalas dengan ganjaran
berlipat ganda.

"Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta
dan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)" (Q.S. Al-Ma’arij :
24-25).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi dalam sektor perusahaan, rumah
tangga dan pemerintah. Pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan menjadi beberapa cara.
Cara yang pertama adalah membedakannya dengan cara pajak langsung dan pajak tak langsung.
Cara lain adalah pajak regresif, pajak proporsional dan pajak progresif. Keseimbangan PN dapat
ditunjukkan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan pengeluaran agregat, penawaran agregat
dan pendekatan suntikan bocoran. Multiplier dalam ekonomi tiga sektor dapat dibedakan kepada
dua jenis yaitu multiplier dalam sistem pajak tetap dan multiplier dalam sistem pajak proporsional.
Jenis- jenis penstabilan otomatik yang utama adalah pajak proporsional dan pajak progresif
program asuransi pengangguran. Sistem harga minimum kebijakan fiskal diskresioner dilakukan
dengan menambah pengeluaran agregat pada waktu pengangguran mengurangi pada waktu inflasi.

B. Saran
Makalah ini memang jauh dari sempurna dan semoga makalah ini dapat bermanfaat, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kemajuan kita bersama.

Anda mungkin juga menyukai