Y=C+S+T
Dimana:
Persamaan akan berkembang jika kemudian pemerintah mem- berikan subsidi atau tunjangan
lainnya (transfer payment/Tp) kepada sektor rumah tangga sehingga persamaan berkembang
menjadi:
Y = C+S+T-Tp
Yd = Y-T
Dengan berkurangnya pendapatan disposable tentunya akan me- ngurangi pula tingkat
konsumsi seterusnya akan mengurangi tingkat tabungan. Untuk melihat sampai sejauh mana
pajak dapat mempengaruhi konsumsi, maka dapat dilakukan dengan menggunakan dua
pendekatan pajak yang dikenakan, yaitu:
1) Pengaruh pajak tetap (yaitu, besaran pajak yang jumlahnya sama pada berbagai tingkat
pendapatan) terhadap pengeluaran konsumsi dan tabungan.
2) Pengaruh pajak proporsional (yaitu, besaran pajak yang ditentukan dengan persentase
tertentu dari tingkat pendapatan) terhadap tingkat konsumsi dan tabungan.
Y = a + b(Y - Tx) + I + G
Y = a + bY - bTx + I + G
Y - bY = a - bTx + I + G
1
Y= (a - bTx + I + G)
1−b
dari persamaan terlihat bahwa multiplier perekonomian dengan adanya pajak tetap tidak
mengalami perubahan (sama seperti multiplier dalam perekonomian tertutup tanpa kebijakan
pemerintah).
Berdasarkan asumsi tersebut maka kita dapat menghitung multiplier perekonomian sebagai
berikut:
Y=C+I+G
Y = a + bYd + I + G
Y = a + b(Y - Tx) + I + G
Y = a + bY - btY + I + G
Y – bY + btY = a + I + G
1
Y= (a + I + G)
1−b+ bt
dari persamaant terlihat bahwa multiplier perekonomian dengan adanya pajak proporsional
berbeda dengan multiplier dalam perekonomian tertutup tanpa kebijakan pemerintah dan
perekonomian dengan kebijakan pajak tetap.
Dalam negara Islam, kebijaksanaan fiskal merupakan salah satu perangkat untuk
mencapai tujuan syariah yang dijelaskan Imam Al- Ghazali termasuk meningkatkan
kesejahteraan dengan tetap menjaga keimanan, kehidupan, intelektualitas, kekayaan, dan
kepemilikan.
Pada masa kenabian dan kekhalifahan setelahnya, kaum muslimin cukup berpengalaman
dalam menerapkan beberapa instrumen sebagai kebijakan fiskal, yang diselenggarakan pada
lembaga baitulmal (national treasury). Dari berbagai macam instrumen, pajak diterapkan atas
individu (jizyah dan pajak khusus muslim), tanah kharaj, dan ushur (cukai) atas barang impor
dari negara yang mengenakan cukai terhadap pedagang kaum muslimin, sehingga tidak
memberikan beban ekonomi yang berat bagi masyarakat. Pada saat perekonomian sedang krisis-
yang membawa dampak terhadap keuangan negara karena sumber-sumber penerimaan terutama
pajak merosot seiring dengan merosotnya aktivitas ekonomi maka kewajiban-kewajiban tersebut
beralih kepada kaum muslimin. Semisal krisis ekonomi yang menyebabkan warga negara jatuh
miskin otomatis mereka tidak dikenai beban pajak baik jizyah maupun pajak atas orang Islam,
sebaliknya mereka akan disantuni negara dengan biaya yang diambil dari orang-orang muslim
yang kaya.
Dalam konsep ekonomi Islam, kebijaksanaan fiskal bertujuan untuk mengembangkan
suatu masyarakat yang didasarkan atas distribusi kekayaan berimbang dengan menempatkan
nilai-nilai material dan spiritual pada tingkat yang sama.
C. Zakat, Pajak, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah dalam Kaitanya dengan Multiplier
dalam Prespektif Islam
Multiplier untuk tingkat exemption darii pendapatan upah , pemilik aset dan keuntungan
perusahaan adalah sama yaitu:
Multiplier pajak:
Multiplier zakat: